SAMPLE PREPARATIONS
Prof. Dr. Sudjarwo., MS
Fak. Farmasi Unair
komponen yang kompleks
kalo bentuk padatan kita kecilkan dulu memperluas luas
permukaan menghilangkan
kontaminan
merubah sampel yang kompleks analitnya menjadi bahan yang siap untuk di analisis
METODE INSTRUMENTAL pertimbangan :
1. Sensitifitas (krn kalo tidak memenuhi syarat u/ detect sampel ya ndak bisa)
matriks yang tidak mengandung padatanvvu
Teknik adisi pada sampel adisi
melarutkan
but
but
reaksi antigenj0
METODE ANALISIS YG BAIK
◼ Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
◼ Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.
◼ Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)
◼ Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain.
◼ Kasar (ruggrudness), perubahan komposisi pelarut / variasi lingkungan tidak menyebabkan perubahan hasil.
◼ Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan waktu dan biaya.
PEMILIHAN METODE ANALISIS
◼ Berbagai metode analisis baku telah banyak dipublikasikan.
◼ Hal-hal yang harus diperhatikan :
▪ Tujuan analisis, biaya, dan waktu .
▪ level analit yang diharapkan.
▪ macam sampel dan pretreatment yang diperlukan.
▪ jumlah sampel yang dianalisis.
▪ ketepatan dan ketelitian yang diinginkan.
▪ ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-bahan kimia, dan pelarut yang dibutuhkan.
▪ Peralatan yang tersedia.
▪ kemungkinan gangguan yang dapat terjadi.
MUTLAK TIDak BISA DITAWAR
SAMPLING
• Sampel dalam analisis harus dapat mewakili (representatif) materi yang akan dianalisis secara utuh dan harus homogen.
• Cara pengambilan sampel yang salah meskipun metode analisis yang digunakan tepat dan teliti hasilnya tidak akan memberikan hasil yang benar.
• Pengambilan sampel dapat secara :
– Pengambilan sampel random (Cara pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan yang sama homogen atau dianggap sama, contoh : larutan sejati, batch tablet, ampul, dsb.)
– Pengambilan sampel representatif (Jika bahan yang dianalisa tidak homogen. Sampel diambil dari bagian yang berbeda dari setiap wadah, Contoh : sampel dalam jumlah besar)
PRE-TREATMENT SAMPEL
◼ Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk mengkondisikan sampel sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan metode tertentu.
◼ Contoh-contoh pra-perlakuan sampel :
▪ memanaskan sampel (100 – 120ºC) jika analit tahan panas untuk menghilangkan pengaruh variasi kandungan air.
▪ menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan.
▪ memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, dsb).
▪ menghilangkan komponen pengganggu.
▪ memekatkan sampel (penguapan, distilasi, ko-presipitasi, ekstraksi, elektrolisis, dsb).
PENYIMPANAN
◼ Setelah diperoleh sampel yang representatif jika tidak segera dilakukan analisis, sampel harus diberi label dan disimpan dalam tempat yang sesuai untuk menjamin sifat fisika kimia sampel tidak berubah.
◼ Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel
▪ kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang volatil, degradasi analit, peningkatan reaktifitas kimiawi.
▪ suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang kelarutannya rendah.
▪ perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan meningkatnya kandungan air bagi analit higroskopis.
▪ Radiasi UV akan menginduksi reaksi fotokimia, fotodekomposisi, atau polimerasi.
▪ Oksidasi oleh udara akan merusak sampel yang sensitif terhadap oksidasi.
ARTINYA STABIL
SAMPLE PREPARATIONS
TEHNIK SAMPLING
PREPARASI SAMPEL
TEHNIK SAMPLING
WAKTU SAMPLING
PENGAMBILAN SAMPEL JUMLAH SAMPEL, DLL
TERGANTUNG JENIS SAMPEL
Biologis --> Kapan diambil, dimana diambil, berapa banyak diambil
HARUS DI DAERAH YANG TERLOKALISIR / SAMA
PREPARASI SAMPEL
KONVENSIONAL
ADVANCE/NEW TREND
KONVENSIONAL
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
ADA 2 FASE : FASE DIAM : CAIR GERAK : CAIR
(SYARAT 2 CAIRAN YG SALING TIDAK CAMPUR)
Memisahkan sampel dari matriks
Dipilih pelarut polar sama non-polar sisanya
• FAKTOR2 YG BERPENGARUH PD EKTRAKSI CAIR-CAIR :
• 1. KOEF. PARTISI (Kp)
C
O= KONS DLM OIL Kp = C
O/C
WC
W= KONS DLM AIR
• 2. pH
• 3. t (WAKTU)
• 4. VOLUME PELARUT ORGANIK PENGEKTRAKSI
Fraksi dari analit yang ada di fase organik / fase air
Kp itu nilainya
Kalo kp 1 artinya terekstraksi 50%
pH akan merubah senyawa bahan aktif dalam bentuk base --> Non-polar (Waktu tertarik ke fase organik)
Kecepatan melarut -->rpm tertentu, waktu tertentu, suhu tertentu
Kelarutan
Jangan sampe tepat jenuh --> karena pelarut organik mudah menguap --> harus dilebihkan tapi terukur (pake alat)
pH memengaruhi Kp
Kp itu spesifik ph tertentu dan pelarut tertentu
Destruksi Basah
Destruksi basah adalah perombakan sampel
• dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun
• campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator.
• Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat, asam sulfat, asam
perklorat, dan asam klorida.
• Semua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran.
HCL, HNO3 H2SO4
Contoh cara destruksi basah
.*Sebanyak 1 gram sampel sayuran dimasukkan ke dalam gelas beker 100 mL
* Ditambahkan larutan aqua regia atau campuran HNO3pekat : HCl pekat (1:3) sebanyak 3 mL.
* Dipanaskan di atas hotplate selama kurang lebih 30 menit sampai tidak terbentuk gas.
*Setelah semua sampel terdestruksi dan terbentuk larutan kemudian disaring dan disimpan di dalam botol sampel.
* Diperoleh larutan sampel hasil destruksi basah, siap dianalisis.
Destruksi Kering
Destruksi kering merupakan perombakan organic logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan
• pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu.
• Pada umumnya dalam destruksi kering ini
• dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-8000 C, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.
Contoh cara destruksi kering
• Ditimbang sampel sebanyak 1 gram tempatkan pada cawan porselin.
• Diuapkan dengan oven sampai temperatr 105 – 1100 C selama 30menit.
• Diabukan didalam tanur selama 8 jam pada suhu 450 0 C sampai sampel mengering.
• Sampel yang telah mejadi abu, kemudian ditambahkan HCl 10 M sebanyak 2 mL.
• Kemudian dipanaskan di atas hotplate sampai abu larut.
• Abu yang telah larut kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 50 mL kemudian diencerkan dengan larutan HNO 3 0,1M sampai tanda batas.
• Larutan siap dianalisis.
ADVANCE PREPARATIONS
• 1. CLEAN-UP
• 2. HEADSPACE
• 3. SPE
• 4. SPME
• 5. TURBULENT FLOW CHROMATOGRAPHY
• 6. MONOLITHIC-HPLC
• CLEAN-UP
PREPARASI SAMPEL UTK MEMPEROLEH SAMPEL BEBAS KONTAMINAN TERUT PD MATRIK MAKANAN DAN BIOLOGIS
FOKUS : SEC (SIZE EXCLUSION CHROMATOGRAPHY) GELC (GEL CHROMATOGRAPHY)
SEC/GELC TERMASUK KROMATOGRAFI, MEMPUNYAI 2 SISTEM FASE :
FASE GERAK FASE DIAM
BLOM MURNI --> CUMAN MENGURANGI KONTAMINAN
KLT INI
Dalam bentuk Gel
Digerus dan diayak --> UKuran yang homogen
Polihidroksisilikat --> Silica Gel
ilica gel --> Pre kondisi (Dialirin fase gerak) --> mengalami polimerisasi --> Gugus2 OH akan aktif
• MEKANISME SEC/GELC
PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN SOLUT TRANSFER MASSA SEC :
DIFUSI
SORPTION/DESORPTION
LOADING SAMPEL YG PENTING VISKOSITAS SOLVEN (USAHAKAN SEMINIMAL MUNGKIN) VISKOSITAS BERPENGARUH :
1. KOEF DISTRIBUSI 2. ALIRAN (FLOW)
Kalo terlalu viskos nanti tidak terdistibute ke fase diam tidak merata --> tidak terdistribusi Ngarunya ke flow --> Koef. Distribusi
Homogen yang kanan --> Makanya di gerus dulu
• SOLVEN PD CLEAN-UP ADL YG MUDAH MENGUAP (DIMETILFORMAMID (DMF)
• TEKNOLOGI MAJU, CLEAN-UP (SEC/GELC) DIHUB DG INSTRUMENT (HPLC)
• APLIKASI :
PD ANALISIS TRACE, KONTAMINAN PD
SAMPEL LINGKUNGAN/BIOLOGIS
HEADSPACE
PEMISAHAN SENYAWA ORG MUDAH MENGUAPATAU SENYAWA YG
MENGANDUNG KOMPONEN MUDAH MENGUAP.
KADANG2 DIPERLUKAN CLEAN-UP
TERLEBIH DAHULU SBL HEADSPACE DPT ON-LINE INSTRUMENT (GC), HSGC
u/ yang volatile
MULTIPLE HEADPSACE EXCRACTION
• APLIKASI HEADSPACE
ANALISIS KONTAMINAN PD
MAKANAN/MINUMAN (PESTISIDA, BHN
PLASTIK)
SPE
(SOLID PHASE EXTRACTION)
TEKNOLOGI MAJU (PEMISAHAN/PEMURNIAN) CEPAT
SELEKTIF
PRINSIP : SENY AKTIF DIIKAT FASE DIAM
ELUSI, DIPEROLEH EKSTRAK MURNI
• ALIRAN KOLOM
1. VACUM 2. TEKANAN
3. SENTRIFUGASI
SORBENT SPE
BAHAN DASAR UMUMNYA SILIKA ATAU RESIN ORGANIK
SIFAT POLARITAS : NON POLAR
POLAR
PERTUKARAN ION (ANION/KATION)
paling konvensional
KEGUNAAN
PURIFIKASI
ELIMINASI KONTAMINAN DESALTING
DERIVATISASI FRAKSINASI PENYIMPANAN
KEUNTUNGAN
RECOVERY TINGGI
KONSENTRASI TINGGI KEMURNIAN TINGGI EFISIENSI SOLVEN
ON LINE INSTRUMENT
SPME (SOLID PHASE MICRO EXTRACTION)
PROSES PEMISAHAN DG JUMLAH SAMPEL YG KECIL (μl)
BIASANYA PD SAMPEL BIOLOGIS (PLASMA, MIKROORGANISME, DNA, RNA DLL)
DILAKUKAN DLM TUBE2 SEBAGAI TEMPAT PROSES PEMISAHAN
DI DLM TUBE2 TERDPT FASE DIAM
DIPEROLEH HASIL PROSES PEMISAHAN
(EXTRACT) DALAM JML KECIL
TURBULENT FLOW CHROMATOGRAPHY
Postprocessing software
MONOLITHIC-HPLC
CELL SEPARATION
POLYMERIZATION MONOLITHIC
KOLOM MONOLITIK