• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkenalkan Digitasi

N/A
N/A
Natasha Arfiani

Academic year: 2023

Membagikan "Perkenalkan Digitasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1243P-RAB03-NAA4401211101

DIGITASI

DIGITATION

Natasha Arfiani1) Rabu

1) Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680

Email: [email protected]1)

Abstrak: Kemudahan akses informasi mendorong manusia untuk mengembangkan salah satu teknologi informasi yaitu SIG. Pembuatan peta yang menggunakan sistem proyek dan sistem koordinat dan satelit atau foto udara memerlukan adanya proses digitasi atau penandaan suatu wilayah yang diinginkan berupa titik, garis maupun wilayah dengan luasan tertentu. Digitasi adalah pengambilan data dengan cara menelusuri peta yang telah ada dengan menggunakan meja gambar yang disebut Digitizer Tablet atau mengikuti gambar hasil scanner/penyiaman di layar monitor. Data raster yang biasa diperoleh dari hasil scanning peta, foto udara, dan citra satelit belum berisi informasi yang menunjukkan referensi spasial. Data vektor merupakan data yang berupa titik, garis dan area yang berbentuk polygon. Ekstensi file memiliki banyak jenis format penamaan ekstensi filenya diantaranya .shp, .prj, .dbf, .shx, .sbn, dan .sbx. Ekstensi file menjadi penanda yag ditetapkan sebagai akhiran sebuah nama file dalam komputer atau laptop.Praktikum

“Digitasi” bertujuan melakukan digitasi tutupan lahan dengan menggunakan peta raster hasil foto citra dan menghitung luas setiap tutupan lahan tersebut. Pada praktikum ini dilakukan percobaan digitasi pada wilayah daerah Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau yang didapat beberapa data spasial yang diubah menjadi data vektor, yaitu jalan, vegetasi, lahan kosong dan bangunan yang tercakup pada satu grid. Hasil perhitungan luas total masing-masing poligon sebesar 1.398 m2 untuk jalan, 9.831 m2 untuk vegetasi, 1.069 m2 untuk lahan kosong dan 236.757 m2 untuk bangunan. Sehingga luas total pada satu grid sebesar 249.055 m2.

Kata Kunci: Digitasi, Ekstensi, Raster, Vektor

Abstrack: Ease of access to information encourages people to develop one of the information technologies, namely GIS. Making a map using the project system and coordinate system and satellite or aerial photography requires a process of digitizing or marking a desired area in the form of points, lines or areas with a certain area. Digitization is data retrieval by tracing an existing map using a drawing table called a Digitizer Tablet or following a scanned/swept image on the monitor screen. Raster data, which is usually obtained from scanned maps, aerial photographs and satellite images, does not yet contain information that shows spatial references.

Vector data is data in the form of points, lines and areas in the form of polygons. File extensions have many types of file extension naming formats including .shp, .prj, .dbf, .shx, .sbn, and .sbx. The file extension is a marker that is specified as the suffix of a file name on a computer or laptop.The

"Digitization" practicum aims to digitize land cover using raster maps from imagery photos and calculate the area of each land cover. In this practicum, a digitization experiment was carried out in the Bagansiapiapi area, Bangko District, Rokan Hilir Regency, Riau Province, which obtained some spatial data that was converted into vector data, namely roads, vegetation, vacant land and buildings covered on one grid. The results of the calculation of the total area of each polygon are 1.398 m2 for roads, 9.831 m2 for vegetation, 1.069 m2 for vacant land and 236.757 m2 for buildings.

So that the total area on one grid is 249.055 m2. Keywords: Digitation, Extension, Raster, Vector

(2)

1243P-RAB03-NAA4401211101 PENDAHULUAN

Kehadiran teknologi informasi saat ini sudah sangat berkembang pesat, sehingga informasi mudah untuk diakses baik melalui handphone, televisi, dan internet. Kemudahan akses informasi mendorong manusia untuk mengembangkan salah satu teknologi informasi yaitu SIG (Sistem Informasi Geografis). Sistem Informasi Geografis atau disingkat (SIG) dikenal sebagai sistem yang berbasiskan komputer (CBIS) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi- informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. SIG memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis seperti masukan, manajemen data, analisis dan manipulasi data, serta keluaran (Putra dan Sugiartawan 2019).

Data raster yang biasa diperoleh dari hasil scanning peta, foto udara, dan citra satelit belum berisi informasi yang menunjukkan referensi spasial, baik yang tersimpan dalam file atau yang disimpan sebagai suatu file yang terpisah. Sehingga untuk menggunakan beberapa data raster secara bersamaan dengan data spasial yang lain yang sudah ada, diperlukan proses georeferencing ke dalam sebuah sistem koordinat (Irwansyah 2019). Salah satu aplikasi untuk mengolah data yang berupa data GIS dikenal dengan ArcGIS dimana ArcGIS ini merupakan salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web (Nirwansyah 2017).

Mengelola lahan dengan mengubah penggunaan lahan menjadi fungsi lain dikenal dengan konversi lahan. Konversi lahan dapat mempengaruhi lingkungan dan masyarakat baik secara negatif maupun positif. Contohnya seperti tutupan lahan yakni perubahan penggunaan lahan dari area terbuka menjadi area tertutup bangunan atau jalan. Dalam analisis penggunaan lahan dan penggunaan lahan digunakan data spasial. Informasi lingkungan seperti jenis tanah, kemiringan lereng, erosi, dan kedalaman efektif tanah akan mempengaruhi kategori kapasitas tanah. Data lingkungan dikumpulkan, dievaluasi, dan dikelompokkan untuk menentukan kategori penggunaan lahan (Amri 2020). Saat ini dengan berkembangnya teknologi, proses ini dilakukan dengan komputer dan teknologi GIS (Geographic Information System).

Model data pada SIG sangat penting karena dapat memberikan ide dalam melakukan penyimpanan data dalam komputer. SIG menggunakan dua model data primer untuk memanipulasi dan menyusun data geografis yaitu model data raster dan model data vektor. Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan

(3)

1243P-RAB03-NAA4401211101 menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau polygon beserta atribut-atributnya (Adil 2017).

Dalam SIG, pembuatan peta yang menggunakan sistem proyek dan sistem koordinat dan satelit atau foto udara memerlukan adanya proses digitasi atau penandaan suatu wilayah yang diinginkan berupa titik, garis maupun wilayah dengan luasan tertentu. Hal ini digunakan untuk mempermudah pembacaan peta dalam menemukan lokasi penting dalam peta. Hasil proses digitasi dapat ditampilkan menggunakan warna sehingga dapat dengan mudah untuk ditemukan.

Oleh karena itu, praktikum “Digitasi” bertujuan melakukan digitasi tutupan lahan dengan menggunakan peta raster hasil foto citra dan menghitung luas setiap tutupan lahan tersebut.

METODOLOGI

Praktikum “Digitasi” dilaksanakan pada Hari Rabu, 8 Februari 2023.

Praktikum dilakukan pada pukul 16.00-19.00 WIB di ruang Laboratorium Komputer, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat laptop yang sudah dilengkapi dengan software ArcGIS, Google Earth, Microsoft Excel dan hasil foto citra dengan drone yang telah dilakukan georeferencing. Praktikum diawali dengan penjelasan materi dari dosen praktikum. Selanjutnya dilanjutkan oleh asisten praktikum dengan kuis dan penjelasan mengenai praktikum serta prosedur praktikum yang akan dilakukan.

Berikut prosedur pada praktikum ini, sebagai berikut.

Aplikasi google earth dibuka seperti tampilan Gambar 1. Kemudian, dicari alamat rumah masing-masing praktikan yang bila telah didapatkan dihasilkan tampilan Gambar 2. Selanjutnya, menu add placemark dan buat 4 titik koordinat yang diberi nama titik A,B,C, dan D seperti gambar 3. Lalu, resolusi diubah dan di-unchecklist semua opsi. Kemudian, diklik save image serta diberikan nama file.

Setelah itu, jenis file diubah berupa .kml.

Gambar 1 Tampilan awal Google Earth

(4)

1243P-RAB03-NAA4401211101

Gambar 2 Tampilan alamat yang dicari

Gambar 3 Tampilan setelah diberi 4 titik koordinat

Aplikasi ArgGIS dibuka seperti tampilan Gambar 4. Kemudian menu ArcToolbox diklik serta pilih submenu Conversion Tool dengan cara tanda + diklik. Selanjutnya, submenu From KML dan KML to layer diklik serta data file kml dari Google Earth diinput dan diklik ok sehingga menghasilkan tampilan Gambar 5. Lalu, area zona diubah sesuai dengan wilayah praktikan. Setelah itu data dinput dengan cara menu add data diklik lalu pada menu layer diklik kanan dan dipilih add data. Selanjutnya, sub menu coordinate system diklik dan dipilih koordinat sesuai tempat tinggal sendiri dan ditampilkan pin seperti pada gambar 6. Kemudian, menu add control point diklik dan dihubungkan titik sistem koordinat dengan titik koordinat pada peta sesuai dengan pin yang sama dan akan menghasilkan seperti pada tampilan gambar 7. Lalu, menu georeferencing diklik dan dipilih menu update georeferencing. Setelah itu menu rectify diklik untuk menyimpan data koordinat serta save diklik seperti pada gambar 8. Setelah itu, bagian catalog diklik dan pada bagian folder diklik kanan yang akan dilakukan digitasi dan dipilih opsi new lalu shapefile seperti tampilan Gambar 9. Kemudian diberi nama shapefile yang akan dibuat seperti jalan, bangunan, lahan kosong dan vegetasi serta pada bagian feature type dipilih polygon untuk bangunan, lahan kosong dan vegetasi sedangkan polyline untuk jalan dan bagian edit diklik serta sistem koordinatnya dibuat menjadi sesuai area zona masing-masing. Selanjutnya,

(5)

1243P-RAB03-NAA4401211101 diklik ok sehingga dihasilkan tampilan seperti Gambar 10.

Gambar 4 Tampilan awal ArcGIS

Gambar 5 Tampilan saat diinput file .kml dari Google Earth

Gambar 6 Tampilan titik koordinat

(6)

1243P-RAB03-NAA4401211101

Gambar 7 Tampilan saat sistem koordinat disesuaikan

Gambar 8 Tampilan menu rectify

Gambar 9 Tampilan opsi catalog

(7)

1243P-RAB03-NAA4401211101

Gambar 10 Tampilan setting untuk new shapefile

Start Editing dinyalakan pada bagian editor. Dilanjutkan shapefile dibuat sesuai dengan data spasial daerah masing-masing. Kemudian pada masing-masing shapefile diklik bagian warnanya dan sesuaikan warna tersebut sesuai dengan keinginan pada bagian fill color, outline width serta outline color. Selanjutnya setiap shapefile dengan polygon sesuai dengan kondisi data spasial aktual digambar hingga dihasilkan Gambar 11. Setelah itu, diklik kanan pada bagian shapefile lalu dipilih opsi open attribute table. Kemudian diklik opsi table option, lalu dipilih opsi add field. Selanjutnya diubah opsi type menjadi float. Setelah itu diklik kanan pada opsi ‘ld’ dan dipilih calculate geometry hingga dihasilkan seperti Gambar 12. Kemudian dengan cara yang sama dilakukan pada masing- masing shapefile hingga semua selesai. Terakhir, seluruh data luasan dipindahkan ke Microsoft Excel dan luasan masing-masing daerah dijumlahkan seperti tampilan pada Gambar 13.

Gambar 11 Tampilan pembuatan polygon pada setiap shapefile

(8)

1243P-RAB03-NAA4401211101

Gambar 12 Tampilan setelah dilakukan calculate geometry

Gambar 13 Tampilan setelah dilakukan penjumlahan luasan area

PEMBAHASAN

Digitasi adalah pengambilan data dengan cara menelusuri peta yang telah ada dengan menggunakan meja gambar yang disebut Digitizer Tablet atau mengikuti gambar hasil scanner di layar monitor. Dengan digitasi maka obyek–

obyek di peta digambarkan ulang dalam bentuk digital menggunakan peralatan meja digitasi atau bantuan mouse dan monitor (Buana 2010). Digitasi sendiri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan featured tipenya, yakni point, polyline, dan polygon. Digitasi point menjadikan titik sebagai acuan informasi koordinatnya berupa nilai x dan y. Digitasi Polyline menjadikan garis sebagai acuan informasi koordinat geografisnya, digitasi ini setidaknya memerlukan informasi 2 titik yang terhubung untuk membuat garis. Digitasi Polygon menjadi areal atau luas sebagai acuan informasi koordinat geografisnya, jenis ini membutuhkan minimal 3 titik informasi untuk membuat luas area (Nugroho dan Kusuma 2018; Awaludin 2010).

Dalam digitasi dapat dibedakan menjadi menjadi dua metode yakni digitasi dengan digitizer dan melalui digitasi on screen di layar monitor. Metode digitasi dengan digitizer biasanya memerlukan sebuah meja digitasi. Metode digitasi melalui digitasi on screen di layar monitor memerlukan perangkat tambahan sehingga sangat mudah untuk dikoreksi jika terjadi kesalahan (Asriani et al. 2020).

Proses digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan software ArcView (Adil 2017).

(9)

1243P-RAB03-NAA4401211101 Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), terdapat data spasial yang dibedakan menjadi dua jenis yakni data raster dan vektor. Data raster merupakan data sederhana yang dihasilkan dalam penginderaan jauh yang memberikan informasi spasial yang sedang terjadi di manapun berupa gambar yang digeneralisir di mana dalam data tersebut disimpan setiap informasi berupa petak- petak atau bujursangkar (grid) yang membentuk sebuah bidang (Sekeon et al.

2016). Petak-petak bujur sangkar tersebut disebut pixel (picture element) dan data yang disimpan berupa data hasil scanning, seperti citra satelit digital (landsat, SPOT) serta gambar digital (citra dengan format BMP, JPG) (Sitorus 2018).

Dengan data raster ini, bumi disajikan sebagai elemen matrik atau sel-sel grid yang homogen dan menandai data geografi oleh nilai-nilai elemen matrik persegi panjang dari suatu objek. Setiap piksel atau sel pada data raster memiliki atribut tunggal. Akuransi horizontal model data ini bergantung pada resolusi spasial atau ukuran pikselnya (Ilham dan Setiawan 2020). Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya (Sekeon et al. 2016).

Data vektor merupakan data yang berupa titik, garis dan area yang berbentuk polygon. Data vektor akan menampilkan, menempatkan dan menyimpan sebuah data spasial berupa titik, garis atau kurva, polygon serta atributnya (Ilham dan Setiawan 2020). Dalam data vektor, terdapat beberapa jenis entity data yakni entity model data vektor titik, entity data vektor garis dan entity data vektor polygon. Keuntungan dalam penggunaan data vektor yaitu ketepatan dalam mempresentasikan fitur titik, batasan dan garik lurus. Hal ini tentu saja berguna dalam menganalisa suatu objek dengan ketepatan posisi. Kelemahan dari data vektor yaitu ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual atau secara bertahap (Rosari et al. 2014).

Data raster dan data vektor memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada struktur data raster dapat mempersingkat waktu tumpeng susun namun informasi data yang ditampilkan tidak selegkap data vektor. Struktur dari data raster juga memerlukan adanya ruang penyimpanan yang lebih besar jika dibandingkan dengan data vektor. Namun, struktur data raster akan memberikan keuntungan diantaranya kemampuan dalam berintegrasi dengan data penginderaan jauh yang dimana sebagian besar data dasar Sistem Informasi Geogafis (SIG) berasal dari penginderaan jarak jauh (Adnyanya dan As-Syakur 2012). Data raster akan mempermudah pengguna dalam mengkombinasikan data SIG dengan data yang berasal dari penginderaan jauh.

Ekstensi file merupakan sebuah penanda yang ditetapkan sebagai akhiran untuk sebuah nama file komputer yang memperlihatkan karakteristik dari isi file serta tujuan penggunaannya. Secara umum, ekstensi file mengandung 3 (tiga) karakter yang terdiri dari gabungan antara huruf dan angka yang secara textual mewakili jenis dari file tersebut (Santoso dan Siambaton 2020). Misalnya

(10)

1243P-RAB03-NAA4401211101 penyebutan file dalam proses ekspor format dwg dari AutoCAD menjadi file .shp (shapefile) untuk kepentingan pemetaan dalam aplikasi ArcGIS (Shiddiq et al.

2019). Dalam vektor, format file bisa berupa .shp (shapefile) yang berisi definisi geometri dan atribut-atribut dari referensi geografi. Shapefile merupakan sebuah format data yang digunakan untuk menyimpan data spasial nontopologis berbasis vektor. Format data ini mampu menyimpan data spasial seperti bidang , garis, titik dan informasi mengenai ketiga data spasial. Sebuah shapefile terdiri dari 3 file yang memiliki nama yang sama namun ekstensi file yang berbeda, yaitu file utama (shp), file indeks (shx), dan tabel dBase (dbf) (Santoso dan Nurhidayat 2018)..

File utama (shp) berfungsi untuk menyimpan data spasial berupa point (titik), multipoint (kumpulan titik), polyline (satu atau kumpulan garis) dan polygon (satu atau kumpulan bidang). File indeks (shx) berfungsi untuk mempercepat akses untuk mendapatkan suatu data spasial tertentu. Sementara itu, tabel dBase (dbf) ini berisikan informasi tambahan mengenai suatu data spasial (Santoso dan Nurhidayat 2018). File “.prj” (projection file) merupakan file opsional yang mengandung metadata terasosiasi dengan shappefiles coordinate dan projection system yang jika tidak ada akan menyebabkan errorunknown coordinate system”. File “.sbn” (spatial indeks) merupakan file indeks spasial opsional yang mengoptimasi pertanyaan spasial yang disimpan bersamaan dengan file “.sbx”. File “.sbx” mirip dengan “.sbn” yang mempercepat waktu pemuatan (loading) (Franto dan Bahri 2015).

Gambar 14 Data raster yang telah menjadi data vektor melalui proses digitasi

Pada gambar 14 hasil data vektor ini terdapat beberapa poligon dari shapefile yang berbeda-beda, yaitu shapefile yang merepresentasikan data spasial berupa jalan dengan warna merah, vegetasi dengan warna hijau muda, bangunan dengan warna abu muda dan lahan kosong dengan warna coklat. Setelah keseluruhan daerah gambar tertutup, digunakan perintah calculate geometry untuk mengetahui ukuran masing-masing poligon yang dibuat. Setelahnya, data yang

(11)

1243P-RAB03-NAA4401211101 didapat diolah dan dijumlahkan untuk mendapatkan ukuran wilayah seperti gambar 15

Gambar 15 Hasil luas Masing-masing Poligon pada shapefile menggunakan Ms. Excel

Berdasarkan gambar 15 didapatkan hasil luas total jalan pada data raster sebesar 1.398 m2 . Sedangkan pada hasil luas total vegetasi didapatkan data raster sebesar 9.831 m2. Sementara itu, hasil luas total lahan kosong didapatkan data raster sebesar 1.069 m2. Selain itu, hasil luas bangunan didapatkan sebesar 236.757 m2. Sehingga didapatkan hasil luas total seluruh data vektor pada satu grid ini sebesar 249.055 m2.

SIMPULAN

Proses digitasi mengubah data spasial pada SIG berupa format data raster menjadi format data vektor. Data vektor yang dihasilkan mempermudah perhitungan data spasial yang ada pada data raster. Pada proses digitasi ini data vektor berupa shapefile yang dibentuk melalui poligon. Pada praktikum ini terdapat beberapa data spasial yang diubah menjadi data vektor, yaitu jalan, vegetasi, lahan kosong dan bangunan yang tercakup dalam satu grid. Hasil perhitungan luas total masing-masing poligon sebesar 1.398 m2 untuk jalan, 9.831 m2 untuk vegetasi, 1.069 m2 untuk lahan kosong dan 236.757 m2 untuk bangunan.

Sehingga luas total pada satu grid sebesar 249.055 m2.

SARAN

Praktikan hendaknya menyimak dengan baik pemaparan materi oleh dosen dan asprak, untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum.

Ketika mengoperasikan software ArcGis di butuhkan ketelitian dan konsterasi yang baik untuk menghindari terjadinya error karena kesalahan dalam mengolah software.

(12)

1243P-RAB03-NAA4401211101 DAFTAR PUSTAKA

Adil A. 2017. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta (ID): CV. Andi Offset.

Adnyana IWS, As-syakur AR. 2012. Aplikasi sistem informasi geografi (sig) berbasis data raster untuk pengkelasan kemampuan lahan di provinsi bali dengan metode nilai piksel pembeda. Jurnal Manusia dan Lingkungan.

19(1):21–29.

Amri MA. 2020. Analisis tingkat bahaya erosi pada kemiringan lereng yang berbeda di Desa Girirejo, Imogiri, Yogyakarta [Disertasi]. Yogyakarta (ID): Universitas Pembangunan Nasional " Veteran" Yogyakarta.

Asriani I, Sudarsono B, Wahyuddin Y. 2020. Analisis kesesuaian penggunaan lahan mangrove dan tambak dengan rencana tata ruang wilayah (studi kasus: Kab. Pati). Jurnal Geodesi Undip. 10(1): 241-249.

Awaludin, N. 2010. Geographical Information Systems with ArcGIS 9. X Principles, Techniques, Applications, and Management. Yogyakarta (ID):

AndiPublisher.

Buana PW. 2010. Penemuan rute terpendek pada aplikasi berbasis peta. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi. 1(1): 1-8.

Franto, Bahri A. 2015. Window dan geoserver dalam rangka penyusunan peta geologi pulau bangka digital berbasis web. Jurnal Promine. 3(2):18–29.

Ilham W, Setiawan DK. 2020. Penerapan sistem informasi geografis lokasi pembayaran listrik, air dan telepon berbasis android. Jursima. 8(1):26.

doi:10.47024/js.v8i1.188.

Irwansyah E. 2019. Sistem Informasi Geografis Dengan ArcGIS Pro. Depok (ID):

PT Artifisia Wahana Informa Teknologi.

Nirwansyah AW. 2017. Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya Menggunakan ARCGIS 9.3. Yogyakarta (ID): Deepublish.

Nugroho A, Kusuma WA. 2018. Sistem informasi geografis pemetaan lokasi bird contest Kota Malang berbasis android. SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi. 7(3): 212-219.

Putra DUD, Sugiartawan P. 2019. Sistem informasi geografis tata guna lahan di Kabupaten Sleman. Jurnal Sistem Informasi Dan Komputer Terapan Indonesia. 1(3): 175-184. Doi: 10.33173/jsikti.32.

Rosari TO, Priyono KD, Jumadi SS. 2014. Evaluasi rencana tata ruang wilayah (rtrw) Kabupaten Sleman berdasarkan analisis risiko bencana gunung merapi [Disertasi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Santoso CS, Nurhidayat andi irawan. 2018. Sistem informasi real time gis untuk monitoring sistem cors (continously operating reference station) di kantor wilayah badah pertanaman Provinsi Jawa Timur. Jurnal Manajemen Informasi. 9(1):1–9.

Santoso H, Siambaton MZ. 2020. Aplikasi pengamanan ekstensi file menggunakan kriptografi one time pad (otp) dan elliptic curve cryptography (ecc).

JISTech. 5(1):22–38.

(13)

1243P-RAB03-NAA4401211101 Sekeon ND, Rindengan YD, Sengkey R. 2016. Perancangan sig dalam pembuatan

profil desa se-Kecamatan Kawangkoan. Jurnal Perencanaan Geospasial.

5(1):49–59.

Sitorus S. 2018. Sistem infromasi geografis peningkatan infrastruktur jalan di kota bandung (studi kasus di dinas Bappeda Kota Bandung). Jurnal Komputer dan Informasi. 1(2): 2-14.

(14)

1243P-RAB03-NAA4401211101 LAMPIRAN

Gambar 16 Laptop

Gambar 17 Aplikasi ArcMap 10.4.1

Gambar 18 Aplikasi Google Earth

Gambar 19 Aplikasi Microsoft Excel

Referensi

Dokumen terkait

Entity poligon dapat direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data vektor. Karena kebanyakan peta tematik yang digunakan oleh SIG berurusan dengan

Gambar 4.4 False Nearest Neighbours dengan dimensi yang berbeda-beda untuk k=24 63 Gambar 4.5 False Nearest Neighbours dengan dimensi yang berbeda-beda untuk k=48 64

Gambar 22 menunjukkan bahwa kelas Akar Kuning memiliki data latih dan data uji dengan tekstur atau tingkat pencahayaan yang berbeda sehingga vektor ciri dari tekstur citra

1. Dibawah ini software pengolah gambar vektor/digital illustrator adalah…A. CorelDraw B. Photoshop C. Paintbrush D. Adobe After Effect E. Adobe Flash 2. Di bawah ini software pengolah gambar raster/digital imaging

Lakukan kontrol kualitas data sesuai dengan format data (vektor, raster, teks, tabular, atau gambar) dari data yang akan diusulkan ke tingkat kabupaten/provinsi.

Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris Contoh tipe data titik adalah

Data 7038 poligon digitasi yang didapat, dianalisis secara statistik deskriptif menghasilkan nilai parameter deskriptor akustik yang terdiri dari 7 variabel yang terbagi dalam 3

Gambar 2.6 fungsi buffer Sumber: Aqli ,2010 2.11 Digitasi Peta Digitasi adalah proses penggambaran peta yang menghasilkan sebuah data vektor yang nantinya akan menjadi peta