• Tidak ada hasil yang ditemukan

15.A1.0186-JUANITA RATIH ARTANTI-BAB V

N/A
N/A
Novia Pebriyanti

Academic year: 2025

Membagikan "15.A1.0186-JUANITA RATIH ARTANTI-BAB V"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

LANDASAN TEORI

5.1. Pengertian Arsitektur Neo Vernakular

Arsitektur Neo-Vernacular merupakan konsep arsitektur yang berkembang pada era Post Modern, mulai muncul pada tahun 1960-an. Kata “Vernakular” berasal dari Bahasa latin yang memiliki arti bahasa setempat/pribumi, dan kata “Neo” sendiri berasal dari bahasa yunani yang memiliki arti baru. Menurut Arsimedia (2019) Arsitektur Neo-Vernakular dapat diartikan sebagai bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang memiliki prinsip mempertimbangkan peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat, kaidah-kaidah normative, kosmologis serta keselarasan antara bangunan, lingkungan, dan alam.

Arsitektur vernakular yang ada pada masa arsitektur modern awal, berkembang menjadi arsitektur neo vernakular pada masa modern akhir setelah adanya berbagai macam kritikan terhadap arsitektur modern.

Menurut Arsimedia (2019) Berikut ini adalah kriteria-kriteria dari arsitektur neo vernacular : 1. Memiliki bentuk-bentuk dengan unsur budaya dan lingkungan, termasuk iklim setempat,

yang digambarkan melalui ornamen, tata letak denah, struktur dan detail

2. Menerapkan elemen fisik maupun elemen nonfisik seperti kepercayaan, budaya, pola pikir, tata letak dalam bentuk yang lebih modern

3. Produk dari Arsitektur neo vernacular ini akan menghasilkan karya yang baru dan tidak menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular secara murni

Berikut ini merupakan beberapa karya arsitektur yang menerapkan konsep Arsitektur neo- vernakular, antara lain :

1. Bandara Soekarno Hatta

Bandara Soekarno Hatta berada di Tangerang, Banten. Merupakan hasil karya dari Arsitek Perancis Paul Andreu. Beliau menekankan budaya Indonesia yang di kemas secara modern. Salah satunya adalah adanya pendopo-pendopo yang di gunakan sebagai ruang tunggu yang menghubungkan antar selasar.

(2)

Gambar 5.1. Foto Bandar Soekarno Hatta, sumber : google

2. Asakusa Tourist Information Center

Asakusa Tourist Information Center adalah bangunan yang didesain oleh Arsitek Kengo Kuma. Bangunan ini merupkan hasil dari sayembara desain Tourist Hotpsot pada tahun 2008 oleh pemerintah Distrik Taito. Sayembara ini diikuti oleh kurang lebih 300 peserta.

Bangunan ini sendiri terletak di seberang Kuil Kinruzan Sensoji yang merupakan objek wisata utama di daerah Asakusa, Tokyo.

Gambar 5.2. Foto Asakusa Tourist Information Center, sumber : google

(3)

Gambar 5.3. Sketsa Asakusa Tourist Information Center, sumber : google

5.1. Arsitektur Tradisonal Jawa dan Yogyakarta

(Wibowo et al., 1998) Bangunan selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup dan juga terbentuknya suatu kebudayaan, dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks. Begitu juga dengan rumah tradisional Jawa yang merupakan penggambaran konsep hidup dan lambang jati diri masyarakat Jawa. Dalam kebudayaan Jawa, rumah atau tempat tinggal banyak menggunakan ornamen- ornamen yang menggambarkan dari karakter kebudayaan jawa itu sendi ri.

(Wibowo et al., 1998) Berdasarkan sejarah perkembangannya, rumah tempat tinggal dapat dibagi menjadi beberap, antara lain :

1. Panggangpe

Rumah panggangpe merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan dasar.

Bangunan ini bentuk pokoknya mempunyai 4 atau 6 buah tiang atau saka.

Berikut ini adalah gambar dari panggape pokok :

(4)

Gambar 5.4. panggape, sumber : ebook

1. Kampung

Bangunan ini merupakan bangunan yang sedikit lebih sempurna dari panggape.

Bangunan pokoknya terdiri dari 4, 6 ,8 tiang atau "saka-saka". Berikut ini adalah gambar dari kampung pokok :

Gambar 5.5. panggape, sumber : ebook

2. Limasan

Bangunan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari bentuk bangunan yang sebelumnya. Kata limasan sendiri berasal dari kata lima-lasan, yang merupakan hasil dari perhitungan penggunaan ukuran-ukuran : mojo 3 m dan blandar 5 m. Berikut ini adalah gambar dari Limasan pokok :

Gambar 5.6. panggape, sumber : ebook

(5)

3. Joglo

Bangunan joglo ini memiliki ciri-ciri penggunakan blandar bersusun ke atas yang disebut blandar tumpangsari. Semakin ke atas maka akan semakin melebar.

Bangunan joglo ini memiliki 4 tiang pokok yang disebut saka guru yang terletak di tengah, sunduk ini merupakan penguat atau penyiku bangunan agar bangunan lebih kokoh dan tidak berubah posisinya.

Gambar 5.7. panggape, sumber : ebook

5.2. Perbandingan Arsitektur Tradisional, Vernakular dan neo vernacular

Berdasarkan dari data-data yang diperoleh, maka bisa kita simpulkan perbedaan dari arsitektur tradisional, vernacular dan neo vernacular sebagai berikut :

No Perbandingan Tradisional Vernakular Neo Vernakular 1 Ideologi Terbentuk dari

tradisi yang diwariskan secara turun temurun berdasarkan kebudayaan lokal yang ada

Perkembangan dari Arsitektur tradisional yang sudah mendapat berbagai pengaruh dari luar baik fisik maupun non fisik

Arsitektur vernacular yang sudah

mengalami

pembaruan kea rah yang lebih modern

2 Prinsip Menganut norma- norma tertentu dan tertutup terhadap perubahan zaman

Berkembang

menyesuaikan budaya dan lingkungan yang berubah mengikuti

Kelanjutan dari arsitektur vernacular dimana bertujuan untuk melestarikan

(6)

suatu arsitur yang lebih modern 3 Ide desain Sangat

mementingkan fasad atau bentuk dan oranmen- ornamen lokal

Ornamen lokal hanya sebagai pelengkap

Bentuk desainnya lebih modern

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dijelaskan juga bahwa cara pengumpulan data dapat dikerjakan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Pada penelitian arsitektur data yang diperoleh

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan komunikasi tulis dan lisan matematika siswa pada materi perbandingan adalah untuk mencari

Berdasarkan hasil uji perbandingan One-Way ANOVA terhadap nilai rata- rata Indeks Treynor yang dikaitkan dengan hipotesis dalam penelitian ini, maka hipotesis H0 (tidak ada

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dengan tidak terlalu signifikan secara statistik pada F2 dengan nilai p <

Grafik perbandingan torsi Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan daya yang diperoleh pada motor

Setelah mendapatkan data serta melakukan analisis, diperoleh hasil analisis yang dapat ditarik kesimpulan bahwa arsitektur Kompleks Taman Air Gua Sunyaragi dipengaruhi oleh berbagai

10 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, penulis dapat simpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1 Berdasarkan hasil uji perbedaan menggunakan uji t disimpulkan

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi terhadap lembar kerja siswa berbantu android pada materi perbandingan kelas VII diperoleh rata-rata persentase sebesar 83,56% yang termasuk