• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Hukum Piutang dan Jaminan dalam Perjanjian Keuangan

N/A
N/A
Tahan Ldr

Academic year: 2023

Membagikan "Prinsip Hukum Piutang dan Jaminan dalam Perjanjian Keuangan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Akmal Khalqi (201810110311063)

Mata Ujian : Hukum Perdata IV Hari/Tanggal : Senin, 25 Januari 2021 Jam : 19.00 s/d 20.30

Semester : III A ,B, C, D, E, F Waktu : 90menit

Sifat : On line

Dosen Pembina : Komariah, SH, M.Si, M.Hum

ِ ميِحّرل ِنَٰمّرل ِهّلل ِم ِب ٱ ۡح ٱ ٱ ۡس

Soal-Soal :

1

. Jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Kreditor agar piutangnya kepada Debetor Save return (kembali dengan selamat) ke tangan Kreditor.

2. Jelaskan perbedaan Jaminan kebendaan dengan Jaminan Perorangan.

3. Jelaskan prosedur pembebanan jaminan Gadai, Jaminan Fidusia, Jaminan HT dan Jaminan Hipotik.

4. Jelaskan apa tujuan atau motif tujuan fihak ketiga bersedia menjadi Borg utang Debetor kepada Kreditor.

5. Tgl. 25 Januari 2021 Charli memberi pinjaman uang kepada Dani sebesar Rp. 500 juta dimana Eduard berlaku sebagai Borg utang Dani kepada Charli tersebut.

Jatuh tempo utang piutang tersebut tagl. 25 Januari 2022.

Jelaskan akibat hukum dari perjanjian penanggungan tersebut.

************************

(2)

Jawab Nomor 1.

-membuat perjanjian jaminan kebendaan -membuat perjanjian penanggungan -membuat perjanjian tanggung renteng

-membuat perjanjian penanggungan tanggung renteng

Nomor 2.

Dari Segi Pengertian

Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapa pun, selalu mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan (contoh: hipotik, hak tanggungan, gadai, dan lain- lain).

Jaminan perseorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan lansung pada perseorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur umumnya ( contoh: borgtocht).

Dari Segi Dasar Hukum

Jaminan kebendaan diatur dalam Buku II KUH Perdata serta Undang-undang lainnya, dengan bentuk, yaitu:

-Gadai diatur dalam KUH Perdata Buku II Bab XX Pasal 1150-1161, yaitu suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh debitur untuk mengambil pelunasan dan barang tersebut dengan

mendahulukan kreditur dari kreditur lain.

-Hak tanggungan; UU No.4/1996, yaitu jaminan yang dibebankan hak atas tanah, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan suatu ketentuan dengan tanah untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang

diutamakan pada kreditur terhadap kreditu lain.

Fiducia, UU No.42/1999, yaitu hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud -maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan sebagai agunan bagi pelunasan hutang tertentu yang memberikan kedudukan utama terhadap kreditur lain.

Jaminan perorangan diatur dalam Buku III KUH Perdata, dalam bentuk:

Penanggungan hutang (Borgtoght) Pasal 1820 KUH Perdata, yaitu suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berhutang mana hak orang tersebut tidak memenuhinya.

(3)

Dari Segi Jenis

Jaminan Kebendaan terdiri dari hipotik, hak tanggungan, gadai.

Jaminan Perorangan terdiri dari Penanggungan hutang (Borgtoght), Perjanjian garansi

Dari Segi Sifatnya Jaminan Kebendaan :

1.Mengikuti bendanya (Droit de suite) dalam arti bahwa yang mengikuti bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan untuk menjual bendanya dan hak eksekusi.

2.Dapat dipertahankan (diminta pemenuhan) terhadap siapapun juga,yaitu terhadap mereka yang memperoleh hak baik berdasarkan atas hak yang umum maupun yang khusus, juga terhadap para kreditur dan pihak lawannya.

3.Dapat diperalihkan, contoh Hipotik, gadai, dan lain-lain.

4.Menganut Azas prioriteit yakni hak kebendaan yang lebih tua (lebih dulu terjadi ) lebih di utamakan daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.

Jaminan Perorangan :

1.Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadeap kekeyaan debitur pada umumnya.

2.Menganut Asas kesamaan dalam arti tidak membedakan mana piutang yang terjadi lebih dulu dan piutang yang terjadi kemudian.

Dari Segi Masalah Kepailitan

Ditinjau dari sudut hak kebendaan misal : A mempunyai hak memungut hasil dari tanah milik B, ternyata B pailit, walaupun B pailit sebagai akibat dari sifat hak kebendaan

mutlak, maka A tdk kehilangan hak untuk menungut hasil, walaupun tanah itu dijual oleh debitor.

Ditinjau dari hak perorangan missal : X mempunyai piutang 1juta pada Y; Y sudah pailit

Menurut aturan kepailitan harta Y harus dijual lelang hasilnya digunakan untuk menutupi utang – utangnya (Y). X dapat mengajukan tuntutan untuk pembayaran tagihannya. Tetapi belum tentu akan terpenuhi jika ternyata harta Y tdk cukup untuk membayar hutang – hutangnya, jika ternyata terdapat banyak kreditur Y.

Dari Segi Tujuan

Tujuan dari jaminan yang bersifat kebendaan bermaksud memberikan hak verhaal (hak untuk meminta pemenuhan piutangnya) kepada si kreditur, terhadap hasil penjualan benda-benda tertentu dari debitur untuk pemenuhan piutangnya.

(4)

Jaminan yang bersifat perorangan memberikan hak verhaal kepada kreditur, terhadap benda keseluruhan dari debitur untuk memperolehpemenuhan dari piutangnya.

Nomor 3.

Jaminan Gadai: Membuat perjanjian utang piutang, antara kreditur dan debitur (bentuknya bebas) diikuti dengan penyerahan benda gadai ke penguasaan kreditur.

1. Jaminan Fidusia : Proses pertama, dengan membuat perjanjian pokok berupa perjanjian kredit; atau utang piutang (bentuknya bebas)

2. Proses kedua, pembebanan benda dengan jaminan fidusia yang ditandai dengan pembuatan Akta Jaminan FIdusia (AJF), yang dibuat oleh notaris pasal 5 ayat 1 UUF. Yang didalamnya memuat hati, tangal, waktu pembuatan, identitas para pihak, data perjanjian pokok fidusia, uraian objek fidusia, nilai penjaminan serta nilai objek jaminan fidusia (pasal 6 UUF).

3. Proses ketiga adalah pendaftaran fidusia oleh notaris secara online Kantor Pendaftaran Fidusia mencatat pendaftaran fidusia di Buku Daftar Fidusia (pasal 13 ayat 3) merupakan perlindungan hukum kepada penerima fidusia/masyarakat pada umumnya (Azas Publiciteit) 1. Jaminan HT : Proses pertama, dengan membuat perjanjian pokok berupa perjanjian kredit;

atau utang piutang (bentuknya bebas)

2. Dibuatnya Akta Pemberian Hak Tanggungan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (APHT), oleh PPAT (pasal 10 ayat 2 UUHT), isi APHT terdapat dalam pasal 11 ayat 1 dan 2 UUHT 3. Kemudian APHT itu di daftarkan ke Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten ([asal 13 ayat 1) 4. Kantor Pertanahan mencatat APHT di data di dalam Buku Hak Atas Tanah (pasal 13 ayat 3) Kemudian Kantor Pertanahan mengaluarkan sertifikat HT (pasal 14 ayat 1)

1. Jaminan Hipotik: Prosedur hipotek atas mesin pabrik dan pesawat terbang belum diatur dalam UU

2. Pembuatan akta hipotek kapal oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal di tempat kapal di daftarkan dan di catat dalam daftar induk kapal yang bersngkutan (pasal 28 ayat 1 dan Peraturan Menteri Peehubungan Nomor PM 13 tahun 2012 )

Nomor 4.

tujuan atau motif tujuan dari pihak ketiga bersedia menjadi Borg utang Debitur kepada Kreditor, antara lain:

-Karena Adanya Hubungan Keluarga -Kesamaan Kepentingan

-Kepentingan Ekonomi

-Upaya negara untuk mewujudkan kesejahteraan warga negara yang memiliki ekonomi lemah

(5)

Nomor 5.

dalam Pasal 1820 KUH Perdata bahwa penanggungan didasarkan atas suatu perjanjian, dan perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian antara kreditur dan pemberi jaminan pribadi (borg). Konsekuensinya ialah bahwa perjanjian penanggungan sebagai juga semua perjanjian pada umumnya harus memenuhi unsur-unsur Pasal 1320 KUH Perdata agar menjadi perjanjian yang sah; sah dalam arti bahwa hanya atas persetujuan kedua belah pihak yang bersangkutan saja, perjanjian penanggungan dapat dibatalkan (Pasal 1338 KUH Perdata:

dengan tidak mengurangi bahwa perjanjian itu juga batal, kalua perikatan pokoknya telah hapus). borg harus melunasi utang dari debitur, lalu apabila borg sudah melunasi utang debitur maka hak dan kewajiban kerditur beralih kepada borg dalam artinya borg menjadi kreditur baru

Referensi

Dokumen terkait

penyelesaian kasus wanprestasi dalam perjanjian hutang piutang dengan jaminan tanah atau bangunan adalah melalui ganti rugi yang akan diberi kepada penggugat atau kreditur

Dinar MV Situmorang : Hukum Perjanjian Dalam Kaitannya Dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara…, 2006 USU Repository © 2008... Dinar MV Situmorang : Hukum Perjanjian Dalam

Barang Jaminan dalam Perjanjian Kredit di Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Wilayah Kerja Salatiga)”..

Adapun permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana kedudukan hukum daftar piutang sebagai jaminan fidusia, perlindungan hukum terhadap kreditur penerima

Adapun permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana kedudukan hukum daftar piutang sebagai jaminan fidusia, perlindungan hukum terhadap kreditur penerima

Jaminan kebendaan dan jaminan perorangan timbul dari perjanjian yang bertujuan untuk adanya kepastian hukum bagi kreditor atas pelunasan utang atau

Dokumen ini menyatakan kekuatan penuh kepada Monalisa, S.H., M.H & PARTNER sebagai penasehat hukum bagi PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam mengadakan perjanjian

Perlindungan hukum terhadap pemilik hak atas tanah akibat peralihan perjanjian utang piutang menjadi perjanjian jual