KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 44 TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN LEMBAR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan;
b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota mengenai kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Lembar, Provinsi Nusa Tenggara Barat disusun dengan telah memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat, keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi Pelabuhan Lembar, kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan serta keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal;
d. bahwa ...
k
Mengingat
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Lembar perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Pelabuhan Lembar Provinsi Nusa Tenggara Barat.
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
5. Peraturan Menteri ...
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1183);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1867);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
Memperhatikan ...
Memperhatikan:
Menetapkan :
PERTAMA
KEDUA
1. Rekomendasi Sekretaris Daerah selaku Ketua Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor: 050/42-TKPRD.NTB/2020 tanggal 30 November 2020 tentang Kesesuaian Tata Ruang Untuk Penyusunan Batas - Batas DLKr dan DLKp Pelabuhan Laut Lembar dan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Lembar di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat;
2. Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor: 011/344/PUTR/2020 tanggal 9 November 2020 perihal Rekomendasi Kesesuaian Ruang.
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LEMBAR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.
Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Lembar, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai pedoman dalam pembangunan, pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Lembar.
Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada Pelabuhan Lembar, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang meliputi pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan Lembar, dibutuhkan areal daratan seluas 206,22 Ha serta areal perairan seluas 1.561,21 Ha terdiri atas:
a. areal daratan Terminal Lembar seluas 182,81 Ha dan areal daratan Terminal Gilimas seluas 23.41 Ha;
b. areal perairan
KETIGA
b. areal perairan, terdiri atas:
1) areal tempat labuh kapal ferry seluas 34 Ha;
2) areal tempat labuh kapal penumpang/emise seluas 35 Ha;
3) areal tempat labuh kapal kargo/peti kemas seluas 35 Ha;
4) areal tempat labuh kapal tangker seluas 23 Ha;
5) areal tempat sandar Pelabuhan Lembar seluas 25 Ha;
6) areal tempat sandar Terminal Gilimas seluas 22 Ha;
7) areal kolam putar Pelabuhan Lembar seluas 3,5 Ha;
8) areal kolam putar Terminal Gilimas seluas 28,3 Ha;
9) areal alur pelayaran seluas 142,26 Ha;
10) areal keperluan darurat seluas 7 Ha;
11) areal percobaan berlayar seluas 77 Ha;
12) areal penunjang keselamatan pelayaran seluas 1.129,15 Ha.
: Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Lembar untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan
angkutan laut, sebagai berikut:
a. jangka pendek, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2023;
b. jangka menengah, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2028; dan
c. jangka panjang, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2038;
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEEMPAT ...
KEEMPAT : Penyelenggara Pelabuhan Lembar menyusun dokumen desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Lembar.
KELIMA : Fasilitas Pelabuhan Lembar yang direncanakan untuk dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini, dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat penggunaan fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang- undangan serta wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan.
KEENAM : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya serta pengembangan Pelabuhan Lembar sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KETUJUH : Dalam hai penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat areal yang dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang- undangan.
KEDELAPAN : Rencana Induk Pelabuhan Lembar dapat ditinjau dan dikaji ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai kebutuhan.
KESEMBILAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini.
KESEPULUH ...
KESEPULUH : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 896 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Lembar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KESEBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Februari 2021 MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BUDI KARYA SUMADI SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Perdagangan;
7. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
9. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
10. Gubernur Nusa Tenggara Barat;
11. Bupati Lombok Barat;
12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
13. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Lembar.