Syarif Beddu, MT., dan Ibu Syamfitriani Asnur, ST., M.Si., selaku pembimbing penulisan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan terbaiknya hingga selesainya tugas akhir ini. Bapak Arief Sudyatmoko, ST., selaku Kepala Bagian Operasi dan Pemeliharaan Pusat Kereta Api Sulawesi Selatan, yang membantu memberikan data perencanaan pada proyek terbaru.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Stasiun Kereta Api Parangloe akan menjadi pusat transit utama kereta api di Kota Makassar jalur KA Makassar – Parepare. Prasarana perkeretaapian, termasuk stasiun kereta api, tentu menjadi sesuatu yang baru bagi sebagian besar masyarakat Kota Makassar.
Rumusan Masalah
Dalam hal ini Stasiun Kereta Api Parangloe yang mempunyai nilai estetika yang tinggi namun tetap mencerminkan identitas daerah Kota Makassar, dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan tujuannya, dan diharapkan dapat menunjang aktivitas dan kebutuhan masyarakat, serta kualitas pelayanan. lingkungan dan kualitas hidup masyarakat sekitar. Berdasarkan latar belakang yang berbeda tersebut, maka permasalahan perencanaan stasiun kereta api Parangloe dirumuskan dari segi arsitektural dan non arsitektural.
Tujuan dan Sasaran Pembahasan
Selain itu juga menerapkan unsur kedaerahan dalam perancangannya untuk menjadikan stasiun sebagai pintu gerbang yang menjadi identitas daerah sekaligus kebanggaan masyarakat Kota Makassar. Selain itu juga menekankan peran bangunan sebagai prasarana transportasi yang menunjang aktivitas dan kebutuhan masyarakat di bidang transportasi, ekonomi, sosial dan budaya serta dapat memberikan manfaat lainnya.
Lingkup dan Batasan Pembahasan
Lokasi dan perencanaan wilayah Stasiun Kereta Api Parangloe tersedia dan ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan rencana tata ruang, rencana strategis, dan rencana jalur kereta api yang ada. Data lokasi diperoleh dari instansi terkait dalam hal ini Pusat Pengelolaan Perkeretaapian Sulawesi Selatan.
Metode Pembahasan
Sistematika Pembahasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Transportasi
Transportasi darat terdiri atas prasarana jalan dengan kendaraan bermotor (mobil, bus dan sepeda motor dan lain-lain), jalur kereta api dengan kereta api, perairan pedalaman (sungai), hingga sarana transportasi khusus seperti pipa dan kabel. Moda angkutan udara adalah sarana angkutan yang beroperasi di udara, yaitu pesawat udara yang dikelompokkan berdasarkan fungsi dan tujuannya, seperti pesawat penumpang sipil, pesawat militer, pesawat angkut/kargo.
Tinjauan Perkeretaapian
Definisi Kereta Api
Sarana angkutan laut seperti kapal laut, yang dibedakan menjadi kapal penumpang dengan fungsi utama mengangkut orang, kapal barang seperti kapal tanker dan kapal kontainer. Prasarana transportasi laut berupa pelabuhan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal untuk menaikkan atau menurunkan penumpang dan barang.
Kereta Api Sebagai Moda Transportasi
Tingginya efisiensi penggunaan listrik atau bahan bakar menjadikan kereta api sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan dibandingkan kendaraan bermotor lainnya. Keamanan perjalanan lebih terjamin karena kereta api mempunyai jalur tersendiri dan hampir tidak terpengaruh oleh aktivitas lalu lintas kendaraan lain, apalagi jika jalur kereta api dibuat tanpa perlintasan sebidang.
Klasifikasi Kereta Api
Yakni kereta api yang menggunakan lokomotif bertenaga mesin uap berbahan bakar batu bara atau kayu bakar. Kereta api menggunakan penggerak motor traksi dengan energi listrik yang berasal dari kabel kontak yang terletak di atas kereta (Listrik Hulu) atau pada rel konduktor.
Tinjauan Stasiun Kereta Api
- Definisi Stasiun Kereta Api
- Fungsi dan Tujuan Stasiun Kereta Api
- Manfaat Stasiun Kereta Api
- Emplasemen dan Bangunan Stasiun Kereta Api
- Klasifikasi Stasiun Kereta Api
Menurut Utomo (2013), berdasarkan peruntukannya, stasiun kereta api dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu: . 1) Stasiun penumpang. Menurut Utomo (2013), berdasarkan bentuknya, stasiun kereta api dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: . 1) Stasiun siku.
Persyaratan Stasiun Kereta Api
36 Dalam upaya menjamin terselenggaranya pelayanan kereta api di stasiun kereta api yang memenuhi aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan, telah disusun pedoman standar minimum yang harus dipatuhi. Semua aspek tersebut harus dipenuhi untuk mencapai kelancaran operasional dan memaksimalkan fungsi gedung sebagai stasiun kereta api.
Standar Pelayanan Stasiun Kelas Besar
- Pelayanan Informasi
- Pelayanan Tiket
- Pelayanan Keselamatan
- Pelayanan Keamanan
- Pelayanan Kesehatan
- Pelayanan Umum
- Fasilitas Pelayanan Khusus
- Ketentuan Zona Pelayanan dan Sirkulasi
Penunjuk waktu juga digunakan untuk menjadwalkan keberangkatan dan kedatangan kereta api sesuai waktu setempat. D. Pelayanan ini disesuaikan dengan jenis perjalanan kereta api yang terdiri dari ruang loket kelas eksekutif-bisnis, kelas ekonomi.
Standar Perangkat Stasiun
- Media Informasi
- Transportasi Vertikal
- Instalasi Listrik / Elektrikal
- Instalasi Perpipaan
- Furnitur dan Perabot
- Instalasi Pemadam Kebakaran
- Perangkat Keamanan
Sebagai peralatan dan komponen yang fungsinya menyuplai dan menyalurkan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan operasional stasiun. Instalasi air dalam hal ini dibedakan menjadi instalasi air bersih dan instalasi air limbah atau limbah, dengan memperhatikan lokasinya pada kawasan yang strategis dan terjangkau serta memenuhi standar persyaratan instalasi air dan tidak menghambat pergerakan penumpang dan operasional kereta api. A. Pompa air digunakan untuk menyalurkan air dari dalam tanah ke permukaan tanah atau ke tangki penyimpanan air.
Instalasi dan peralatan pemadam kebakaran ditempatkan di tempat-tempat strategis dengan tetap memperhatikan letaknya di dalam gedung agar tidak mengganggu pergerakan penumpang dan operasional kereta api.
Standar Bangunan Stasiun
- Asas Aksesibilitas
- Fungsi dan Kebutuhan Ruang
- Luas dan Kapasitas Ruang
- Peron
- Jalur Pedestrian
- Tangga
- Ramp
- Pintu
- Kamar Kecil
- Parkir Kendaraan
Jalur pejalan kaki digunakan sebagai permukaan berjalan bagi pejalan kaki atau pengguna kursi roda, dan lain-lain. Tepi pengaman ramp memiliki lebar minimal 10 cm untuk mencegah kursi roda meninggalkan ramp. Pada bagian bawah pintu terdapat penjaga wajib yang dapat digunakan oleh pengguna kursi roda maupun tunanetra.
Area parkir terbuka dilengkapi dengan lorong tertutup bagi pejalan kaki hingga pintu utama gedung stasiun.
Tinjauan Pendekatan Arsitektur Neo-futuristik
Studi Preseden Arsitektur Neo-futuristik
- Takanawa Gateway Station Tokyo
- Napoli Afragola Station
- Guillemins TGV Railway Station
- Kesimpulan Studi Preseden
Perancangan Stasiun Takanawa menggunakan gaya universal bangunan stasiun pada umumnya, yaitu bangunan luas dengan satu ruangan besar atau atrium dengan bentuk bangunan ditonjolkan oleh atap. 79 Untuk memasuki Stasiun Takanawa, Anda dapat menggunakan eskalator dan tangga atau elevator yang terletak di halaman stasiun dan dihubungkan dengan jembatan layang menuju resor, kemudian melalui gerbang elektronik. Stasiun Takanawa dilengkapi dengan 8 eskalator dan tangga, serta 6 elevator untuk kebutuhan pergerakan antara lantai dasar dan concourse.
Selain itu, sejumlah bagian atap Stasiun Takanawa juga telah dipasang panel surya sebagai sumber energi terbarukan.
Studi Preseden Bangunan Stasiun di Indonesia
Stasiun Gambir Jakarta
Di lantai dasar Stasiun Gambir terdapat aula/lobi utama yang berfungsi sebagai ruang tunggu umum. Untuk menunjang pelayanan informasi dan komunikasi di Stasiun Gambir dilengkapi dengan instalasi media visual berupa layar dan rambu penunjuk arah. Stasiun Gambir diklaim memiliki infrastruktur ramah disabilitas, dengan tersedianya fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas seperti lift khusus, tempat duduk prioritas, serta mesin check-in dan tiket yang dapat memberikan bantuan audio dan visual.
Stasiun Gambir terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti Trans-Jakarta. Terdapat halte BRT di wilayah barat dan timur stasiun yang dapat diakses dengan berjalan kaki.
BAB III TINJAUAN LOKASI PERENCANAN STASIUN KERETA API
Kota Makassar
- Geografis & Topografis
- Hidrologi & Klimatologi
- Administratif & Kependudukan
- Infrastruktur Transportasi Kota
- Tata Ruang Kota
Sungai Je'neberang mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa dan mengalir ke bagian selatan Kota Makassar dan merupakan sungai berkapasitas sedang (aliran air 1-2 m3/detik). Iklim di Makassar termasuk tropis atau tergolong Am (Muson Tropis) berdasarkan sistem Köppen-Geiger. Merupakan jalan umum yang menghubungkan tempat dan wilayah dalam kota Makassar dengan wilayah sekitarnya.
Hingga tahun 2021, Kota Makassar memiliki jaringan jalan Tol Ujung Pandang sepanjang 21,92 km yang terbagi menjadi 4 seksi.
Tinjauan Perkeretaapian di Kota Makassar
Tinjauan Lokasi Tapak
- Kecamatan Tamalanrea
- Kelurahan Bira
- Lokasi Tapak
- Aksesibilitas
- Konektivitas Fasilitas dan Utilitas Kota
- Sarana Transportasi Umum
- Potensi dan Hambatan
- Kebijakan Pengembangan
- BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
119 Selain akses jalan yang sudah ada, direncanakan juga jaringan jalan untuk mencapai lokasi stasiun Parangloe. Kawasan sekitar lokasi stasiun sudah tercakup dalam jaringan internet fiber optik dan kabel telepon, yang juga melayani kawasan pemukiman di sekitarnya. Terdapat satu stasiun BRT terdekat yaitu stasiun Bira yang terletak di Jl. Ir. Sutami.
Antara halte dan lokasi stasiun jaraknya 1,4 km melalui Jl. Lantebung, jarak ini relatif jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki, sehingga masih membutuhkan kendaraan untuk mencapainya.
Analisis Makro
- Tapak Terpilih
- Sistem Lingkungan
- Pencapaian
- Orientasi Bangunan dan View
- Arah Angin dan Orientasi Matahari
- Kebisingan
- Sirkulasi
- Zonasi Tapak
Keberadaan stasiun kereta api sebagai pusat kegiatan juga dapat meningkatkan jumlah pengunjung kawasan wisata Mangrove Lantebung (A). Pemandangan persawahan dan jalur kereta api bagian utara dapat menjadi tempat rambu-rambu jalan dan perlintasan antar jalur kereta api menuju ke masing-masing gerbong. Pemandangan kawasan depo dan jalur kereta api bagian selatan yang dapat menjadi tempat persinyalan kereta api dan persimpangan antar jalur kereta api menuju ke masing-masing gerbong.
Stasiun kereta api merupakan bangunan yang termasuk dalam Zona D dengan batas kebisingan maksimal 60 – 70 desibel.
Analisis Mezo
- Kebutuhan Ruang
- Pola Hubungan Ruang
- Zonasi
- Analisis Tatanan Massa
- Analisis Pencapaian
- Tata Ruang Luar
Mini market Semua Orang Belanja Restoran/Kafe Semua Orang Makanan dan minuman Toko suvenir Semua orang Penjualan suvenir Penyewaan tempat. Kereta Api Indonesia (KAI) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam Ulfah & Triana (2018), dengan menggunakan data calon penumpang yang diperoleh. Aktivitas utama penumpang di suatu stasiun kereta api adalah naik dan turun kereta.
Di zona ini juga terdapat ruang kendali terkait operasional platform dan awak kereta.
Analisis Mikro
- Tampilan Bangunan
- Material
- Struktur
- Utilitas
- BAB V KONSEP PERENCANAAN
Pemilihan material yang digunakan pada bangunan dan lingkungan stasiun tetap berpedoman pada standar dan disesuaikan dengan pendekatan yang dipilih. Material baru dapat berasal dari pengembangan material yang sudah lama digunakan seperti beton, batu bata, baja, kaca, alumunium dan kayu. Bahan ramah lingkungan adalah bahan yang penggunaannya mempunyai dampak negatif seminimal mungkin terhadap lingkungan.
Berikut ini pertimbangan struktur atas : 1) Sistem struktur yang digunakan harus mampu menahan beban angin, beban. dari getaran kereta api dan pemuatan sendiri dari perluasan dimensi atap.
Konsep Dasar
Konsep Pengguna dan Aktivitas
Identifikasi jenis kegiatan berdasarkan kelompok kegiatan yang dilakukan. Area-area tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan pedoman standardisasi stasiun. Kegiatan niaga (barang dan jasa) Penjualan cinderamata Menerima tamu atau pengunjung umum Manajemen dan.
Konsep Kebutuhan & Zonasi Ruang
Konsep Besaran Ruang
Konsep Sirkulasi
Penumpang Berangkat
Penumpang Datang
Pengantar, Penjemput & Pengunjung
Pengelola
Konsep Hubungan dan Organisasi Ruang
Konsep Pencapaian Bangunan
Konsep Orientasi Bangunan
Konsep Zonasi Tapak
Konsep zonasi meliputi zona terbangun (bangunan induk dan peron), serta ruang terbuka atau RTHKP, meliputi area parkir terbuka, taman, pejalan kaki, dan penempatannya. Parkir ditempatkan di antara jalur sirkulasi kendaraan, kemudian taman stasiun dan jalur pejalan kaki yang mengelilingi zona terbangun.
Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan
Gubahan Massa
Kemudian, hilangkan sudut-sudut pada titik persimpangan antar massa bangunan yang saling berhubungan agar menyatu lebih serasi dan menjadikan bentuk bangunan lebih dinamis. Pada transformasi berkelanjutan, bentuk bangunan menjadi lebih dinamis dengan menggunakan prinsip aerodinamis, mengubah sudut-sudut yang ada menjadi lekukan yang lebih halus. Bentuk yang lebih dinamis dapat memperlancar pergerakan udara di sekitar bangunan, meratakan sirkulasi pada seluruh permukaan yang mendapat angin.
Selain itu, dengan menonjolkan bentuk yang lebih dinamis dan asimetris, juga mewujudkan ciri arsitektur neo-futuristik.
Konsep Tampilan Bangunan
Sebagai upaya menghadirkan identitas daerah, bentuk pintu masuk utama terinspirasi dari garis-garis ciri khas atap rumah adat Balla Lompoa. Bentuk atap dikembangkan lebih dinamis, dengan motif kain tenun Bugis-Makassar dan aksara lontara pada fasad sekitar bangunan. 178 Atrium utama yang besar dan panjang atrium dari kedua ujung bangunan ditutupi oleh atap ETFE semi transparan dengan sifat emisivitas rendah (Low-E) yang dapat mentransmisikan hingga 95% sinar matahari namun tetap menghalangi sebagian besar cahaya. radiasi panas dan sinar ultraviolet yang berbahaya.
Material Bangunan
Merupakan bahan polimer terkini, memiliki karakteristik ringan dan semi transparan, mampu mentransmisikan sinar matahari hingga 95%, namun tetap menghalangi sebagian besar radiasi panas dari infra merah (Emisivitas rendah). Kaca yang dapat menghalangi sebagian besar sinar UV dan inframerah yang masuk ke dalam ruangan, namun tetap memberikan pencahayaan alami (emisivitas rendah). Panel ACP (Aluminium Compost Panel) dengan motif kain tenun Bugis - Makassar dan aksara lontara digunakan sebagai elemen peneduh pada fasad sekitar bangunan.
Konsep Tata Ruang Luar
Konsep Tata Ruang Dalam
Konsep Sistem Struktur
Sub struktur (Struktur Bawah)
Super struktur (Struktur Tengah)
Upper struktur (Struktur Atas)
Konsep Sistem Utilitas
Sistem Kelistrikan
Sistem Penghawaan
Sistem Pencahayaan
Sistem Perpipaan
Sistem Kebakaran
Sistem Komunikasi
Sistem Transportasi Vertikal
Sistem Keamanan dan Pengawasan
Sistem Pengolahan Sampah dan Limbah Padat
Kesimpulan
Saran