• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.BUKU ISBN Drainase Perkotaan

N/A
N/A
Lalala Land

Academic year: 2024

Membagikan "3.BUKU ISBN Drainase Perkotaan"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

DRAINASE PERKOTAAN

Pengertian Drainase Perkotaan

Kata drainase berasal dari bahasa Inggris Drainage yang berarti membuang kelebihan air atau limbah. Cara pembuangan kelebihan air dapat berupa saluran-saluran yang berada di permukaan tanah maupun saluran-saluran yang berada di bawah permukaan tanah.

Jenis Drainase Perkotaan

Contoh saluran drainase adalah saluran yang hanya mengalirkan air hujan atau air limbah. Talang terbuka merupakan saluran drainase yang mengalirkan air hujan atau air limbah lainnya dan dibangun tanpa penutup talang.

Gambar 1.1 Sungai sebagai saluran drainase alami  (sumber : Kompas megapolitan.com)
Gambar 1.1 Sungai sebagai saluran drainase alami (sumber : Kompas megapolitan.com)

Sistem Drainase Perkotaan

Pola Jaringan Drainase

Pola jaringan ini dirancang jika saluran utama berupa sungai terletak jauh dari perkotaan sehingga air dari saluran cabang ditampung terlebih dahulu di saluran kolektor. Apabila wilayah perkotaan mempunyai topografi yang berbukit-bukit maka pola jaringannya dapat berbentuk pola radial karena arah alirannya dapat mengalir ke segala arah.

Gambar 1.5 Pola aliran paralel
Gambar 1.5 Pola aliran paralel

Urbanisasi Dan Drainase Perkotaan

Dimana siklus hidrologi pada kondisi alamiah, hujan yang jatuh pada lahan terbuka meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi menjadi air tanah. Proporsi kejadian dalam siklus hidrologi bergantung pada tutupan lahan dan lamanya kejadian hujan.

Sejarah Drainase Perkotaan

Sementara itu, saat ini sedang dilakukan upaya untuk mengembalikan air hujan ke akuifer melalui sumur dalam. Titik balik penting dalam drainase perkotaan terjadi pada pertengahan abad ke-19, ketika saluran terpisah dibuat antara drainase air hujan dan pembuangan limbah.

Gambar 1.10 Saluran drainase pada reruntuhan kota  Mahenjo-Daro
Gambar 1.10 Saluran drainase pada reruntuhan kota Mahenjo-Daro

Paradigma Baru Drainase Perkotaan

Mengurangi aliran air dengan menyalurkan air limpasan, baik air hujan maupun air banjir, dan mengintegrasikannya ke dalam lanskap lingkungan. SUD terdiri dari berbagai teknologi dan teknik yang digunakan untuk menyalurkan limpasan air dengan cara yang lebih berkelanjutan dibandingkan metode konvensional.

Gambar 1.13 Elemen Kunci dalam LID  (sumber : (Darsono, 2007))
Gambar 1.13 Elemen Kunci dalam LID (sumber : (Darsono, 2007))

Kebijakan Drainase Perkotaan Di Indonesia

Menurut Asdak (2010), limpasan atau debit air permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju sungai, danau, dan lautan. Limpasan air permukaan atau limpasan terjadi bila jumlah curah hujan melebihi laju infiltrasi air.

ANALISA HIDROLOGI

Pendahuluan

Oleh karena itu Hidrologi berarti ilmu yang mempelajari air yang ada di permukaan bumi dalam bentuk cair, padat atau gas. Siklus air ini merupakan siklus perputaran dan pergerakan air di permukaan bumi yang biasa dikenal dengan siklus hidrologi.

Siklus Hidrologi

Pada Gambar 2.1 dijelaskan bahwa siklus hidrologi merupakan suatu proses yang berkesinambungan, dimana air diedarkan melalui bumi dan atmosfernya. Perbedaannya terletak pada wilayah yang dilalui, siklus hidrologinya panjang, cakupan wilayahnya sangat luas, hingga wilayah subtropis.

Analisa Hidrologi

  • Perhitungan Hujan Rata-Rata Daerah Aliran
  • Analisa Periode Ulang Curah Hujan
  • Analisa Frekuensi Hujan
  • Perhitungan Curah Hujan Rencana
  • Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi
  • Analisis Intensitas Hujan
  • Analisa Debit Banjir Rencana

Sebaliknya, daerah drainase yang kecil dapat mengalami puncak aliran puncak akibat curah hujan yang tinggi dengan daerah curah hujan yang sempit. Limpasan adalah bagian curah hujan yang mengalir melalui daratan ke sungai, danau, dan lautan.

Gambar 2.2 Metode Rata-rata Aljabar   (Hadisusanto, 2011)
Gambar 2.2 Metode Rata-rata Aljabar (Hadisusanto, 2011)

ANALISIS FREKUENSI DAN PROBABILITAS

Aplikasi Sebaran Normal

Metode plotting data untuk menentukan probabilitas yang umum digunakan untuk menghitung periode ulang kejadian curah hujan harian maksimum adalah metode California dan metode Weibull (Davis, M., 2012). a) Metode Kalifornia. Berdasarkan rumus California dan rumus Weibull, penghitungan periode ulang kejadian curah hujan harian maksimum dapat dipermudah dengan persamaan tersebut.

Gambar 3.1 Kurva Sebaran Frekuensi Normal
Gambar 3.1 Kurva Sebaran Frekuensi Normal

Aplikasi Sebaran Log Normal Dua Parameter

Koefisien kortuari Ck = Cv⁸ + 6 Cv⁶ + 15 Cv4 + 16 Cv Distribusi normal logaritmik dua parameter juga sering digunakan untuk menganalisis frekuensi maksimum curah hujan harian, dimana distribusi tersebut mempunyai persamaan transformasi sebagai berikut. Distribusi log normal dua parameter mempunyai sifat khusus yaitu besarnya koefisien asimetris (skenmess) adalah Cs = + (positif) atau log Cs ≈ 0 atau Cs = Cv³ + 3 Cv, dengan koefisien korelasi Ck ≈ 3.

Aplikasi Sebaran Log Normal Tiga Parameter

Distribusi log-normal tiga parameter juga sering digunakan untuk menganalisis frekuensi curah hujan harian maksimum, dimana distribusi tersebut mempunyai persamaan transformasi sebagai berikut. Distribusi logaritma normal ketiga parameter mempunyai sifat khusus yaitu besarnya koefisien korelasi Ck = 1,50 Cs² + 3.

Aplikasi Sebaran Log – Pearson Tipe III

Jika nilai variabel X direpresentasikan pada kertas logaritma, maka bentuk persamaan matematikanya adalah persamaan lurus sebagai berikut. Parameter statistik yang diperlukan untuk distribusi log-Pearson tipe III adalah: Harga rata-rata, Standar deviasi dan koefisien skewness, nilai nilai efisien kortuistik mendekati Ck = 1,50 Cs² + 3.

Aplikasi Sebaran Log – Pearson Tipe III

Gumbel tipe I mempunyai nilai koefisien skewness sebesar ≈ 1,1396 dan kortusis ≈ 5,4002, sedangkan nilai Y faktor reduksi Gumbel merupakan fungsi dari besar kecilnya peluang atau return period seperti terlihat pada Tabel 3.2. Hubungan antara banyaknya data kejadian (n) dengan penurunan mean variabel (𝑌𝑛) dan standar deviasi variabel (𝑆𝑛) dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Faktor reduksi Gumbel  Periode Ulang  Peluang
Tabel 3.2 Faktor reduksi Gumbel Periode Ulang Peluang

Uji Kesesuaian Distribusi Frequensi

Uji Kesesuaian Distribusi Frequensi

Sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi langsung masuk ke dalam tanah atau disebut infiltrasi. Koefisien distribusi merupakan harga curah hujan maksimum dibagi dengan harga rata-rata curah hujan pada suatu wilayah drainase.

Tabel 3.4 Nilai Δ kritis Uji Smirnov-Kolmogorov
Tabel 3.4 Nilai Δ kritis Uji Smirnov-Kolmogorov

LIMPASAN

Elemen-elemen Meteorologi

Untuk curah hujan jangka panjang, limpasan permukaan menjadi lebih besar meskipun intensitasnya relatif sedang. Curah hujan deras yang mengalir di sepanjang sistem sungai mempunyai pengaruh besar terhadap debit puncak dan durasi limpasan.

Elemen Daerah Pengaliran

Jika semua faktor, termasuk jumlah curah hujan, intensitas curah hujan, dan lain-lain, adalah konstan, maka debit (yang dinyatakan dalam rata-rata kedalaman air) selalu sama dan tidak bergantung pada luas daerah drainase. Berdasarkan asumsi tersebut, mengingat satuan alirannya konstan, maka hidrografnya sebanding dengan luas daerah drainase.

Koefisien Air Larian atau Limpasan air permukaan

Untuk mempelajari keberadaan puncak banjir, debit air rendah, debit rata-rata dan lain sebagainya, diperlukan penyelidikan dan perkiraan yang akurat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pendugaan Limpasan Permukaan

  • Metode Rasional
  • Metode Pengukuran Langsung
  • Metode US Soil Conservation Service

Pengoperasian dan pemeliharaan dilakukan untuk menjamin kelangsungan pengoperasian sistem drainase kota dengan prinsip aman dan bersih. TIDAK. Tipe O&M Prasarana dan prasarana drainase perkotaan..yang dilakukan setelah air saluran masuk ke kolam.

Tabel 4.1 Nilai Koefisien Limpasan (C) dari berbagai tipe  penutup tanah dengan topografi dan tekstur yang
Tabel 4.1 Nilai Koefisien Limpasan (C) dari berbagai tipe penutup tanah dengan topografi dan tekstur yang

HIDROLIKA SALURAN

Klasifikasi Aliran

  • Aliran Tunak dan Tidak Tunak
  • Aliran Seragam dan Tidak Seragam
  • Aliran Laminer dan Turbulen
  • Aliran Subkritis, Kritis dan Superkirits

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka aliran tersebut disebut aliran tunak, jika kecepatan pada suatu titik berubah terhadap waktu maka aliran tersebut disebut aliran tidak tunak. Jika kecepatan arus tidak berubah pada saat tertentu di sepanjang saluran yang dipertimbangkan, arus tersebut disebut arus tunak.

Geometri Saluran

Kedalaman aliran vertikal adalah jarak vertikal antara titik terendah dasar saluran dengan permukaan air (m), dilambangkan dengan h. Keliling basah (P) adalah panjang garis kontak antara air dengan dinding dan/atau dasar saluran, diukur tegak lurus terhadap arah aliran.

Gambar 5.1 Definisi potongan melintang dan memanjang  saluran
Gambar 5.1 Definisi potongan melintang dan memanjang saluran

Rumus Empiris Kecepatan Rata-rata

  • Rumus Chezy (1769)
  • Persamaan Manning

Asumsi yang digunakan dalam persamaan ini adalah aliran tunak, kemiringan dasar saluran kecil, dan primatik. Misalnya, untuk saluran yang dinding dan dasarnya terbuat dari bahan berbeda, maka nomor Manning n untuk dinding dan dasar saluran akan berbeda.

Gambar 5.2 Pias aliran seragam   (Suripin,2004)
Gambar 5.2 Pias aliran seragam (Suripin,2004)

Bentuk Saluran yang Paling Ekonomis

  • Penampang Berbentuk Persegi yang Ekonomis
  • Penampang Berbentuk Segitiga yang Ekonomis

Sistem drainase perkotaan merupakan suatu kesatuan sistem sarana dan prasarana drainase perkotaan yang bersifat teknis dan non teknis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring dan evaluasi pekerjaan O&P Drainase Perkotaan adalah sebagai berikut.

Gambar 5.3 Penampang persegi panjang
Gambar 5.3 Penampang persegi panjang

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Gambaran Umum

Tahapan Perencanaan Drainase

Kriteria Teknis Perencanaan Drainase

  • Aspek Teknis
  • Aspek Biaya

Fungsi saluran ini adalah untuk menyalurkan air domestik pada kondisi tidak hujan, jika terjadi hujan kelebihan air dapat ditampung di saluran atas. Memerlukan ruang yang cukup dan dapat digunakan untuk air hujan, air rumah tangga dan air irigasi.

Tabel 6.1 Koefisien pengaliran (C) secara umum   (Wesli, 2008)
Tabel 6.1 Koefisien pengaliran (C) secara umum (Wesli, 2008)

Perencanaan Saluran

Pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan drainase perkotaan di lapangan berlangsung sesuai dengan rencana dan batas waktu yang telah ditentukan. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan mempelajari seluruh hasil pemantauan yang diperoleh dari awal perencanaan sampai dengan akhir pengelolaan sistem drainase perkotaan, yaitu manfaat dari pembangunan prasarana dan sarana drainase.

Gambar 6.7 Bentuk penampang persegi empat tertutup
Gambar 6.7 Bentuk penampang persegi empat tertutup

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Sistem Drainase

Pengertian dalam bidang teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan atau kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tersebut tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan atau kelebihan air irigasi suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tersebut tidak terganggu (Nurhapni, 2011).

Drainase Berwawasan Lingkungan

Berdasarkan beberapa literatur dapat diketahui bahwa ciri-ciri drainase perumahan dapat dilihat dari konstruksinya yang dapat menyerap air (biasanya menggunakan pasangan batu), dimensi yang sesuai (dapat menampung, menyalurkan dan menyerap air hujan), dilengkapi dengan sumur hisap, instalasi . keberadaan paving block pada pekarangan atau taman rumah dan jalan lingkungan serta adanya ruang terbuka hijau pada kawasan tersebut. Drainase berwawasan lingkungan dimaksudkan sebagai upaya pengelolaan kelebihan air dengan cara menyerap air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah secara alami atau menyalurkan air tersebut ke sungai tanpa melebihi daya tampung sungai sebelumnya (Kementerian Pekerjaan Umum, 2011).

Konsep Drainase Berwawsan Lingkungan

Dengan konsep drainase ramah lingkungan ini, kelebihan air hujan tidak langsung dibuang ke sungai terdekat. Konsep drainase ramah lingkungan ini merupakan konsep yang sangat diperlukan di masa depan dan erat kaitannya dengan perubahan iklim.

Metode Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan

Metode sumur resapan merupakan cara praktis dengan membuat sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh di atap pemukiman atau kawasan tertentu. Tujuan utama dari sumur resapan ini adalah untuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah sebagai air resapan.

Jenis Drainase yang dapat di bangun pada Kawasan

Air hujan tidak mempunyai waktu untuk masuk ke dalam tanah sehingga mengalir di atas permukaan tanah ke daerah yang lebih rendah. Sumur resapan air hujan berfungsi memberikan pengisian air buatan dengan cara menyuntikkan air hujan ke dalam tanah.

Tabel 7.2 Penerapan Sumur Resapan Air Hujan Pada  Areal Maksimal 5 Ha
Tabel 7.2 Penerapan Sumur Resapan Air Hujan Pada Areal Maksimal 5 Ha

Perbedaan Drainase Konvensional dan Eko-Drainase

Untuk mencapai hasil yang optimal, perlu dilakukan perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan, pemrograman, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi (monev). Pekerjaan O&M meliputi pengoperasian beberapa saluran air dan beberapa saluran air serta pemeliharaan saluran, yang dilakukan pada seluruh prasarana dan sarana drainase perkotaan yang beroperasi untuk mempertahankan tingkat pelayanan sesuai dengan rencana.

OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE 139

Perencanaan O&P Drainase Perkotaan

Luasnya pekerjaan O&M prasarana dan sarana drainase dapat dilihat pada Tabel 8.1. Untuk prasarana dan sarana drainase baru, pekerjaan pemeliharaan dilakukan setelah proyek pembangunan drainase selesai.

Pelaksanaan O&P Drainase Perkotaan

Untuk kegiatan O&M yang memerlukan pengoperasian seperti pintu air, kolam retensi/tahanan/tondon, sistem polder, pompa dan rak sampah, serta pengelolaan endapan sedimen pada saluran, terdapat pedoman pelaksanaan operasional yang diatur dalam (Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2014).

Tabel 8.2 Pemeliharaan Prasaraana dan Sarana Drainase  Perkotaan
Tabel 8.2 Pemeliharaan Prasaraana dan Sarana Drainase Perkotaan

Monitoring dan Evaluasi (Monev) O&P Drainase

Pemantauan dan evaluasi terhadap pekerjaan O&M drainase perkotaan dilakukan oleh penanggung jawab/penyelenggara pengelolaan sistem drainase perkotaan, dengan menggunakan sistem informasi pengelolaan sistem drainase perkotaan dan data elektronik lainnya. Melaksanakan pekerjaan O&M drainase perkotaan memerlukan keterlibatan masyarakat mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pemantauan, terutama pada sistem drainase lokal. Masyarakat diharapkan ikut serta dalam pengoperasian dan pemeliharaan sistem drainase di wilayahnya masing-masing.

Gambar

Gambar 1.1 Sungai sebagai saluran drainase alami  (sumber : Kompas megapolitan.com)
Tabel 1.1 Bentuk saluran terbuka dan fungsinya
Gambar 1.4 Pola jaringan siku
Gambar 1.5 Pola aliran paralel
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Kesadaran masyarakat dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase. Dana pemeliharaan saluran drainase masih belum memadai terutama pada

Sistem drainase merupakan bagian dari infrastruktur perkotaan yang sangat penting, sehingga sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air hujan,

■ Waktu drainase adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam saluran drainase yang diamati1. ■ Waktu konsentrasi adalah

(2) Sistem teknis drainase perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan jaringan drainase perkotaan yang terdiri dari saluran induk/primer,

“ KAJIAN KAPASITAS SALURAN DRAINASE PERKOTAAN TERHADAP CURAH HUJAN RANCANGAN DENGAN BEBERAPA PERIODE ULANG (Studi Kasus Drainase Jalan Sriwijaya Bagian Selatan Kota

Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b disusun untuk mengukur tingkat kelayakan rencana pembangunan prasarana dan sarana

Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage)

Saluran Drainase - tata jaringan drainase kota kurang sesuai dan dimensi saluran di sebagian besar lokasi kurang memenuhi syarat teknis - terhambatnya aliran air akibat rusaknya