BAB III
PEKERJAAN DRILLING dan GROUTING
Umum
Pekerjaan grouting merupakan bagian pekerjaan konstruksi, yaitu sebagai salah satu cara dalam perbaikan pondasi (foundation -treatment) pada bangunan air terutama bendungan. Perbaikan pondasi dengan cara grouting ini diperlukan pada semua tipe bendungan.
Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air diinjeksikan dengan tekanan kedalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. Grouting pondasi adalah proses grouting bubur semen atau bubur grouting yang terdiri dari campuran semen plus aditif dan lempung yang dimasukkan kedalam batuan pondasi bawah permukaan melaui lubang bor untuk menyumbat atau mengisi kekar, retakan, rekahan atau lubang - lubang bawah tanah (goa) atau void.
Ilustrasi Pekerjaan Grouting
Tujuan Utama :
Metode grouting (grouting) dinilai cocok untuk memperbaiki pondasi bawah permukaan yang lebih dalam 10 m hingga 100 m tanpa melakukan penggalian dan cukup dengan pengeboran dari permukaan pondasi.
Adapun tujuan utama perbaikan pondasi dengan grouting adalah :
a) Mengurangi intensitas aliran filtrasi (kebocoran-kebocoran) dari waduk yang mengalir keluar melalui rekahan yang terdapat pada pondasi bendungan.
c) Meningkatkan daya dukung batuan yang membentuk lapisan Pondasi calon bendungan.
Lingkup Pekerjaan :
1. Drilling untuk lubang tirai kedalaman dari 0 m sampai 25 m 2. Drilling untuk lubang tirai keadalaman dari 25 m sampai 50 m
3. Drilling ulang (Re-drilling) untuk lubang tirai kedalaman dari 0 m sampai 25 m 4. Drilling ulang (Re-Drilling) untuk lubang tirai kedalaman dari 25 m sampai 50 m
5. Drilling, untuk check hole dan pilot hole, termasuk pengambilan core sampel kedalaman dari 0 m sampai 25 m
6. Drilling untuk check hole dan pilot hole, termasuk pengambilan core sampek kedalaman dari 25 m sampai 50 m
7. Grouting Operation 8. Material Grouting
9. Tes Tekanan air (Water Test)
10.Drilling dengan casing, pada tanah lunak kedalaman 0 smpai 10 m
Peralatan Grouting
Peralatan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan grouting pondasi adalah : a) Mesin bor
Dipakai untuk pembuatan lubang grout, dengan diameter antara 46 mm (AX) sampai 76 mm (NX).
Mesin bor yang dipakai untuk keperluan grouting sebaiknya jenis bor putar (rotary type drill).
Mesin bor yang digunakan adalah mesin bor ex. Toho dan Jacro.
b) Peralatan grouting
Meliputi 'packer', stang grouting, 'by pass',manometer, kran pengatur tekanan, pipa pemasukan dan pengembali serta pengukur debit. Semua peralatan harus dikalibrasi sebelum mobilisasi ke lapangan.
c) Grout mixer dan agigator
Untuk mencampur bahan grout sesuai dengan perbandingan yang ditentukan, kemudian dialirkan kedalam 'agitator' sebagai tempat grout siap untuk diambil oleh pompa.
d) Pompa grout
Untuk memompakan grout yang tersimpan di agitator ke lubang grout melalui unit peralatan grouting. Pompa grout yang baik adalah yang memiliki debit dan tekanan konstan. Karena itu umumnya dipakai pompa jenis 'duplex double acting.
Lokasi pekerjaan grouting pada spillway
Metode Pekerjaan Grouting 1. Metode Upstage Grouting
Metode ini digunakan jika tidak terjadi keruntuhan tanah pada waktu pengeboran lubang grouting. Pada metode upstage grouting, pekerjaan grouting dilakukan dari bawah ke atas. Tahapan metode upstage grouting :
a) Pengeboran lubang grouting sampai kedalaman yang ditentukan b) Flushing (Pencucian lubang grouting)
c) Pemasangan packer d) Pelaksanaan grouting
Bangunan Pelimpah/Spillway
Lokasi Grouting
Tahapan Metode Upstage Grouting (Sumber : PT. Prisma Sarana Jaya Utama)
2. Metode Downstage Grouting
Metode ini digunakan saat pengeboran lubang grouting di area yang rawan runtuh.
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengeboran sedalam 5 m, kemudian dilakukan penutupan lubang bor dengan grouting agar lubang bor aman dari keruntuhan. Setelah pasta semen injeksi mengeras (± 4 jam), dilakukan redrilling (pengeboran kembali) sampai pada kedalaman yang ditentukan (jika kembali menemukan area yang rawan runtuh agar di grouting dan kemudian di redrilling lagi, namun jika aman dari keruntuhan, tidak perlu dilakukan grouting). Hal ini dilakukan terus sampai kedalaman yang ditentukan.
Tahapan Metode Downstage Grouting (Sumber : PT. Prisma Sarana Jaya Utama)
3. Tahapan Groutinga) Lubang bor telah siap dan sesuai dengan kedalaman rencana, untuk pengeboran di lokasi tanah, digunakan casing.
b) Untuk metode pengerjaan grouting, diutamakan untuk menggunakan metode upstage, namun apabila ditemukan kondisi dilapangan yang rawan runtuh, maka akan digunakan metode downstage.
c) Pasang packer dengan kedalaman 5 meter di atas dasar lubang bor d) Tiup karet packer sehingga menekan lubang bor
e) Masukkan pasta semen grouting dengan pompa berkekuatan …..
f) Ulangi proses ini setiap kedalaman 5 m
g) Lubang grouting sedalam …. m dari top elevasi pengeboran di kosongkan, diisi dengan tanah.
Pemeriksaan dan Pelaporan Hasil Grouting
a) Pemeriksaan hasil grouting dilakukan dengan membuat check hole pada titik yang dipilih dan biasanya di bor miring agar mewakili zona grouting. Untuk titik check hole akan ditentukan kemudian oleh konsultan.
b) Pengambilan contoh inti (core sampling) untuk melihat secara visual efektivitas penetrasi grouting dan dapat diperiksa dengan membubuhkan phenolptalein 0.1 n. Warna merah
Grouting
…. m
c) Pengujian permeabilitas setelah grouting dengan water pressure test atau lugeon test.
Tekanan diatur seperti uji permeabilitas secara naik dan turun. Setiap tekanan dilakukan selama 10 menit dan kondisi air yang digunakan tidak keruh.
Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai tekanan Lugeon untuk menyatakan kelolosan air adalah Metode Holsby (1976) :
Lu=10×Q L× T
Lu=Tekanan Efektif pada Zona yang diuji
(
cmkg2)
Q=Air yang terinjeksi(liter) L=Panjang Lubang yang diuji(m)
T:Waktu Pengujian
No Kedalaman (m) Satage Tekanan (kg/cm2)
1 0 – 5 1 0.5 ; 1 ; 1.5 ; 1 ; 0.5
2 5 – 10 2 0.5 ; 1 ; 2 ; 1 ; 0.5
3 10 – 15 3 0.5 ; 1.5 ; 2.5 ; 1.5 ; 0.5
4 15 – 20 4 1 ; 2 ; 3 ; 2 ; 1
5 20 – 25 5 1 ; 2 ; 3 ; 2 ; 1
6 25 – 30 6 1 ; 2 ; 3 ; 2 ; 1
7 30 – 35 7 1 ; 2 ; 3 ; 2 ; 1
8 35 – 40 8 1 ; 2 ; 3 ; 2 ; 1
9 45 - 50 9 1 ; 2 ; 3 ; 2 ; 1
Tabel Variasi Tekanan pada Tes Tekanan Air (Water Pressure Test) (Sumber : PT. Prisma Sarana Jaya Utama)
Tabel Rasio Campuran Semen Air yang Digunakan (Sumber : PT. Prisma Sarana Jaya Utama)
d) Setelah selesai check hole diisi dengan campuran bahan grouting yang kental 1:1 atau 1:0.5 hingga jenuh.
Material Grouting
Material grouting terdiri atas campuran semen Portland Tipe I sesuai dengan Spesifikasi ASTM C 150. Campuran yang digunakan hanya semen dan air tanpa menggunakan admixture. Campuran tersebut akan didesain dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan .Semen yang dipakai harus disimpan dan terbebas dari kelembaban sebelum dituangkan ke dalam mesin pencampur.