• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 Metode HP Pesanan Satu Departemen

N/A
N/A
Yusuf Putra

Academic year: 2024

Membagikan "3 Metode HP Pesanan Satu Departemen"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

METODE

HARGA

POKOK

PESANAN

(2)

Pokok Bahasan

1. Konsep Pengumpulan Biaya berdasarkan Pesanan 2. Manfaat informasi Harga Pokok Pesanan

3. Kartu Pesanan bahan baku, tenaga kerja dan BOP

4. Metode Harga Pokok Pesanan

(3)

Pengertian

Metode Harga Pokok Pesanan

• Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan.

• Biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan

harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara

membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut

dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang

bersangkutan

(4)

Pengolahan Bahan baku

Menjadi produk jadi

Penyimpanan Produk jadi dalam gudang

Penentuan harga pokok bahan baku

yang dibeli

Pembelian &

Penyimpanan Bahan baku

Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai

Pengumpulan biaya produksi

Penentuan harga pokok produk jadi Biaya tenaga kerja

langsung Biaya overhead

pabrik

Siklus

Pembuatan Produk

Siklus

Akuntansi Biaya

(5)

SIKLUS PEMBUATAN PRODUK

Gudang Barang Pembelian

Pabrik Gudang

bahan baku

Produk Jadi

Produk Dalam Proses

(6)

Biaya Overhead

Penentuan harga pokok

Bahan baku yang dipakai

Tenaga kerja langsung

Pengumpulan biaya produksi

Penentuan harga pokok produk jadi Penentuan harga

pokok

Bahan baku yang dibeli

SIKLUS PEMBUATAN PRODUK

(7)

Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar

Persediaan Bahan Baku

Gaji Dan Upah

Biaya Overhead Pabrik Yang

Dibebankan

Barang Dalam

Proses

Persediaan

Produk Jadi

(8)

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan :

a. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.

b. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diminta pemesan.

c. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persedian di gudang.

Contoh Perusahaan Job Order :

Tukang Ojek Online, Tukang

Sepatu, Penjahit, Tukang Cukur,

Penerbangan Pribadi, Taxi,

konstruksi, Rumah

(9)

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individu.

2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung 3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut biaya overhead pabrik

4. Biaya produksi langsung dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi. Sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

5. Harga pokok produksi per unit dihitung saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

(10)

Manfaat

Informasi Harga Pokok Pesanan

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan ke pemesan.

2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

3. Memantau realisasi biaya produksi.

4. Menghitung laba/rugi tiap pesanan.

5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan

produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

(11)

1. Menentukan harga jual

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp. xx

Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pesanan

xx +

Taksiran total biaya pesanan Rp. xx

Laba yang diinginkan Rp. xx +

Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp. xx

Menaksir biaya produksi dengan unsur-unsur biaya sbb:

Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx

Taksisran biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx

Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +

Taksiran biaya produksi Rp. xxx

Formula menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan:

(12)

2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

Jumlah harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sbb:

Biaya produksi pesanan

Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx Taksiran biaya tenaga kerja Rp. xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +

Taksiran total biaya produksi Rp. xxx

Biaya memproduksi

Taksiran biaya administrasi & umum Rp. xxx Taksiran biaya pemasaran Rp. xxx +

Taksiran biaya memproduksi Rp. xxx +

Taksiran total harga pokok pesanan Rp. xxx

(13)

3. Memantau realisasi biaya produksi.

Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan:

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp. xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx + Total biaya produksi sesungguhnya Rp. xxx

4. Menghitung laba/rugi tiap pesanan.

Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sbb:

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp.xxx Biaya produksi pesanan tertentu

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp. xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +

Total biaya produksi pesanan Rp. xxx -

Laba bruto Rp. xxx

(14)

Hubungan Pengumpulan biaya, Pengukuran biaya, dan Pembebanan Biaya

Pengumpulan Biaya

Pengukuran Biaya

Pembebanan Biaya Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya: Pembebanan ke Objek:

Produk 2 Produk 1

Pembelian Bahan Bahan Baku

Gaji TK

Gaji TK bag finishing TK Langsung

Overhead

Gaji mandor Depresiasi

Bahan habis pakai PBB

(15)

Rekening Kontrol & Rekening Pembantu

1. Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya-biaya produksi

2. Rekening pembantu (subsidiary account) dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan rekening control (controlling account) didalam buku besar.

3. Rekening control menampung data yang bersumber dari jurnal,

sedangkan rekening pembantu data bersumber dari dokumen

sumber

(16)

Hubungan Rekening Kontrol & Rekening Pembantu

Dokumen

sumber Jurnal

Buku Besar Rekening

kontrol

Buku Pembantu

Rekening Pembantu

Rekonsiliasi

(17)

Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet)

1. Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.

2. Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.

3. Biaya produksi untuk

mengerjakan pesanan tertentu

dicatat secara rinci didalam kartu

harga pokok pesanan yang

bersangkutan.

(18)

Prosedur Pencatatan Bahan Baku

Prosedur yang menyangkut bahan baku : 1. Pembelian bahan baku

2. Penggunaan bahan baku

Jurnal – Jurnal Yang Diperlukan

1. Mencatat pembelian bahan baku:

Persediaan bahan baku xxx

Utang dagang / Kas xxx

2. Mencatat pembelian bahan penolong:

Persediaan bahan penolong xxx

Utang dagang / Kas xxx

3. Mencatat pemakaian bahan baku : BDP – Biaya bahan baku xxx

Persediaan bahan baku xxx

4. Mencatat pemakain bahan penolong:

BOP sesungguhnya xxx

Persediaan bahan penolong xxx

(19)

Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

Prosedur biaya tenaga kerja dapat dibagi dalam dua tahap:

1. Mengumpulkan data-data upah, penjabaran pendapatan karyawan dan pembayaran gaji dan upah.

2. Pembagian dan pembebanan biaya upah kepada masing-masing job, bagian perusahaan dan kelompok-kelompok biaya lainnya.

Jurnal yang diperlukan :

5. Biaya tenaga kerja :

a. Mencatat yang terutang oleh perusahaan:

Gaji dan upah xxx

Utang gaji dan upah xxx

b. Mencatat distribusi

BDP – BTKL xxx BOP sesungguhnya xxx Biaya adm. & umum xxx Biaya pemasaran xxx

Gaji dan upah xxx c. Pembayaran Biaya Gaji & Upah

Utang gaji dan upah xxx

Kas xxx

(20)

Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif ditentukan dimuka.

Tarif Ditentukan Dimuka :

Suatu jumlah yang diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang dengan total dasar alokasi biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang.

Estimasi BOP

Tarif BOP =

Dasar Alokasi Biaya

BOP Dibebankan = Tarif BOP x Dasar Pembebanan

(21)

Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

6. Mencatat BOP yang dibebankan :

BDP – BOP xxx

BOP yg dibebankan xxx

7. Mencatat BOP yang sesungguhnya :

BOP yg sesungguhnya xxx Macam-macam rek. Yg dikredit xxx

8. Penutup BOP yg dibebankan :

BOP yg dibebankan xxx

BOP yg sesungguhnya xxx

9. Selisih BOP :

Selisih (kurang) BOP xxx

BOP yg sesungguhnya xxx BOP yg sesungguhnya xxx

Selisih (Lebih) BOP xxx

(22)

Pencataan Akuntansi Untuk Produk Selesai dan Penjualan

10. Pencatatan harga pokok produk jadi : Persediaan produk jadi xxx

BDP - Biaya bahan baku xxx BDP – Biaya tenaga kerja langsung xxx BDP – Biaya overhead pabrik xxx

11. Pencatatan harga pokok produk yang dijual : Harga pokok penjualan xxx

Persediaan produk jadi xxx

12. Pencatatan pendapatan penjualan :

Piutang dagang / Kas xxx

Hasil Penjualan xxx

(23)

Metode

Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok produksi diawali dengan pencatatan

biaya bahan baku dilanjutkan pencatatan biaya tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik dan barang jadi yang

ditransfer ke bagian gudang.

(24)

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

1. Akuntansi Pembelian Bahan

Tanggal 1 Maret 2020 perusahaan membeli 5000 unit bahan baku dan 1000 unit bahan baku pembantu dengan harga masing-masing Rp. 5 juta dan Rp. 500ribu

Persediaan bahan baku Rp. 5.000.000 Persedian pembantu Rp. 500.000

Kas/Hutang Rp. 5.500.000

Pembelian bahan baku utama dan pembantu tidak dipisahkan,

karena umumnya saat beli salalu bersamaan.

(25)

Lanjut…AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

2. Akuntansi Pemakaian Bahan

Perusahaan menggunakan 1000 unit bahan baku dan 250 unit bahan pembantu dengan harga pokok 1 juta dan 125 ribu

BDP – bahan baku Rp. 1.000.000

BOP sesungguhnya Rp. 125.000

Persediaan bahan baku Rp. 1.000.000 Persedian pembantu Rp. 125.000

!!!! Pencatatan penggunaan bahan baku pembantu →BOP

(26)

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA

1. Akuntansi Pembebanan Gaji dan Upah

Untuk membuat produk, dikeluarkan biaya gaji dan upah sebesar 1,6 juta sebagai BTKL dan 400 ribu sebagai BTKTL

BDP – BTKL Rp. 1.600.000

BOP – sesungguhnya Rp. 400.000

Hutang gaji dan upah Rp. 2.000.000

!!! BTKTL di catat sebagai komponen BOP rill

(27)

2. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

BOP Sesungguhnya tidak dibebankan ke produk

Dalam suatu periode tertentu, BOP Sesungguhnya yang dikeluarkan berupa :

Penyusutan 100.000 Asuransi 50.000

Bahan pembantu 125.000 Lain-lain 100.000

BTKTL 400.000 Total 775.000

BOP – sesungguhnya Rp. 250.000

Biaya Penyusutan Rp. 100.000

Biaya Asuransi Rp. 50.000

Lain-lain Rp. 100.000

(28)

3. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Tarif BOP/JKL Rp. 1.000

Jumlah jam kerja langsung 800 jam

BOP yang dibebankan 800 JKL x Rp. 1000/JKL = Rp.

800.000

BDP – BOP Rp. 800.000

BOP yang dibebankan Rp. 800.000

(29)

BOP Sesungguhnya vs BOP Dibebankan

Selisih BOP → dihitung tiap akhir periode Dari contoh sebelumnya :

Jumlah BOP Sesungguhnya Rp. 775.000 Jumlah BOP yang dibebankan Rp. 800.000 Terjadi selisih BOP Rp. 25.000

Pencatatan selisih :

BOP yang dibebankan Rp. 800.000

BOP Sesungguhnya Rp. 775.000

Selisih BO (menguntungkan) Rp. 25.000

Selisih BOP Rp. 25.000

Laba Selisih BOP Rp. 25.000

(30)

AKUNTANSI HARGA POKOK PRODUKSI

Harga Pokok Produksi :

Bahan Baku Rp. 1.000.000

Tenaga Kerja Rp. 1.600.000 Rp. 3.400.000 BOP Rp. 800.000

Pesanan diambil dan dibayar seharga Rp. 5.000.000

Pemindahan ke rekening barang jadi

Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000

BDP - BB Rp. 1.000.000

BDP – BTK Rp. 1.600.000

BDP – BOP Rp. 800.000

(31)

AKUNTANSI PENJUALAN

Penjualan / saat terjadi kesepakatan penjualan :

Harga pokok penjualan Rp. 3.400.000

Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000

Saat barang pesanan dibayar

Kas / piutang Rp. 5.000.000

Hasil Penjualan Rp. 5.000.000

(32)

METODE

HARGA POKOK PESANAN

(33)

• PT ABC berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima.

• Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah full costing.

• Dalam bulan november 2020, PT ABC mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT Melati. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp 3.000,- per lembar.

• Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebesar Rp 1.000,- per lembar dari PT Mawar.

• Pesanan dari PT Melati diberi nomor 101 dan pesanan PT Mawar diberi nomor 102.

Soal

(34)

Berikut adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut:

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.

Pada tgl 3 nov perusahaan membeli bahan baku dan penolong:

Bahan baku:

Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000 Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000 Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000 Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000

Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000 Bahan penolong:

Bahan penolong P 17kg @ Rp 10.000 Rp 170.000 Bahan penolong Q 60 L @ Rp 5.000 Rp 300.000

Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000

Jumlah total Rp 5.945.000

(35)

2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi

Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 101

Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000 Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000

Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp1.350.000

Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 102

Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000 Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000

Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp 4.125.000 Jumlah bahan baku yang dipakai Rp 5.475.000

Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sebagai berikut:

Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp 100.000 Bahan penolong Q 40 L @ Rp 5.000 Rp 200.000 Jumlah bahan penolong yg dipakai Rp 300.000

(36)

Penyelesaian :

1. Pencatatan Bahan Baku

Jurnal 1

Persediaan bahan baku Rp 5.475.000

Utang dagang Rp 5.475.000 Jurnal 2

Persediaan bahan penolong Rp 470.000

Utang dagang Rp 470.000

Jurnal 3

BDP-BBB Rp 5.475.000

Persediaan Bahan baku Rp 5.475.000 (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)

Jurnal 4

BOP Sesungguhnya Rp 300.000

Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000 (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)

(37)

2. Pencatatan Bahan Tenaga Kerja

Upah langsung pesanan 101 = 225jam @Rp4000 Rp 900.000 Upah langsung pesanan 102 = 1.250jam @Rp4000 Rp 5.000.000

Upah tidak langsung Rp 3.000.000

Jumlah upah Rp 8.900.000

Gaji karyawan adm & umum Rp 4.000.000 Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000

Jumlah gaji Rp11.500.000

Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000

Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut:

1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan 2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja

3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah

(38)

2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

Upah langsung pesanan 101 = 225jam @Rp4000 Rp 900.000 Upah langsung pesanan 102 = 1.250jam @Rp4000 Rp 5.000.000

Upah tidak langsung Rp 3.000.000

Jumlah upah Rp 8.900.000

Gaji karyawan adm & umum Rp 4.000.000 Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000

Jumlah gaji Rp11.500.000

Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000

(39)

Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut:

1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Jurnal 5

Gaji dan upah Rp 20.400.000

utang gaji dan upah Rp 20.400.000 2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja

Jurnal 6

BDP-BTKL Rp5.900.000

BOP Sesungguhnya Rp3.000.000 B. Adm & Umum Rp4.000.000 B. Pemasaran Rp 7.500.000

Gaji dan upah Rp 20.400.000

3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah Jurnal 7

Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000

(40)

3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL.

BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb:

Pesanan 101 150% xRp 900.000 Rp 1.350.000 Pesanan 102 150% xRp 5.000.000 Rp 7.500.000

Rp 8.850.000

Jurnal 8

BDP-BOP Rp 8.850.000

BOP yang dibebankan Rp 8.850.000

(41)

Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan BTKL:

Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000

Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000 Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000 Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000

Jumlah Rp 5.700.000

Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:

Jurnal 9

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000

Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000

Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000

Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000

Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000

Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000

(42)

Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya.

Jurnal 10

BOP yang dibebankan Rp 8.850.000

BOP Sesungguhnya Rp 8.850.000

Debit :

Jurnal 4 Rp 300.000

Jurnal 6 Rp 3.000.000

Jurnal 9 Rp 5.700.000

Rp 9.000.000 Kredit :

Jurnal 10 Rp 8.850.000

Selisih pembebanan kurang Rp 150.000 Jurnal 11

Selisih BOP Rp 150.000

BOP Sesungguhnya Rp 150.000

(43)

4. Pencatatan harga pokok produk jadi HPP dihitung sbb:

B Bahan baku Rp 1.350.000

BTKL Rp 900.000

BOP Rp 1.350.000

Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp 3.600.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi:

Jurnal 12

Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000

BDP-BBB Rp 1.350.000

BDP-BTKL Rp 900.000

BDP-BOP Rp 1.350.000

(44)

5. Pencatatan Harga Pokok Produk Dalam Proses

Pesanan 102 pada akhir periode belum selesai dikerjakan.

Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum selesai

Jurnal 13

Persediaan Produk dalam Proses Rp 16.625.000

BDP-BBB Rp 4.125.000

BDP-BTKL Rp 5.000.000

BDP-BOP Rp 7.500.000

(45)

5. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual Jurnal 14

Harga pokok penjualan Rp 3.600.000

Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000

(46)

PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BARANG DALAM PROSES

PERSEDIAAN PRODUK JADI

TENAGA KERJA 5.475 5.475

5.900 5.900 BOP Ses

BOP db 8.850

3.000 300

8.850 300

3.000 5.475 5.900 8.850

3.600

5.700

8.850 1

2a 2b

3

4a 4b

5

6 7

HPP 8

470 9

3.000 4.000 7.500 BIAYA LAIN 5.700 5.700

16.625

3.600 3.600

3.600

(47)

PT. Eliona

Kartu Harga Pokok

Pesanan : 101 Pemesan : PT. Rimendi

Jenis Produk : Undangan Sifat pesanan : Segera

Tgl Pesan : 2 Nov 1986 Jumlah : 1.500

Tgl Selesai : 22 Nov 1986 Harga Jual : Rp 4.500.000

BBB BTKL BOP

Tgl No

BPBG Ket Jumlah Tgl

Kartu No.

JK

Jumlah Tgl Dasar Tarif

% Jumlah

1.350.000 900.000 BTKTL 150% 1.350.000

Jumlah 1.350.000 Jumlah 900.000 Jumlah 1.350.000

Jumlah Total Biaya Produksi 3.600.000

(48)

PT. Eliona

Kartu Harga Pokok

Pesanan : 102 Pemesan : PT.Rimendi

Jenis Produk : Pamflet iklan Sifat pesanan : Biasa

Tgl Pesan : 15 Nov 1986 Jumlah : 20.000 lbr

Tgl Selesai : 16 Des 1986 Harga Jual : Rp 20.000.000

BBB BTKL BOP

Tgl

No BPB

G

Ket Jumlah Tgl No.

Kartu

JK Jumlah Tgl Dasar Tarif

%

Jumlah

4.125.000 5.000.000 BTKTL 150 7.500.000

Jumlah 4.125.000 Jumlah 5.000.000 Jumlah 7.500.000

Jumlah Total Biaya Produksi Adalah 16.625.000

Referensi

Dokumen terkait

Asisten manager bagian pembelian dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 7 orang supervisor, yaitu supervisor gudang bahan baku, supervisor gudang bahan kemas, supervisor

Untuk menghitung harga pokok produk jadi departemen B yang ditransfer gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses di departemen B pada akhir bulan Januari 20X1,

 BOP pada Metode Harga Pokok Proses adalah biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong, dan biaya tenaga kerja, baik langsung maupun

Melakukan pencatatan pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan (bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan BOP) Membuat kartu harga

Munawir (2003:331) berpendapat bahwa “penentuan harga pokok produk adalah proses pembebanan biaya produksi, yang terjadi dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya

Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK DALAM PROSES PERSEDIAAN PRODUK JADI TENAGA KERJA LANGSUNG BOP.. Biaya bahan baku : biaya yang

Total harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga

Gedung sefalosporin terletak terpisah dari bangunan produksi lainnya, begitu juga dengan gudang penyimpanan bahan pengemas, bahan baku serta produk jadi yang letaknya