UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Pasal 1 angka 1). Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara siswa dan guru serta sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Poin 20).
Sedangkan penjelasan Pasal 15 menegaskan bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antar siswa, antara siswa dengan guru, antara peserta didik dan sumber belajar lainnya dalam suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara pedagogis sehingga siswa dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Konsep ketiga dari Charles A. Prosser. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan efektif kaitannya jika pembelajaran tersebut dilatihkan secara langsung dan individual kepada siswa dalam kebiasaan berpikir dan diperlukan kebiasaan memanipulasinya sesuai kompetensi keterampilan itu sendiri.
Menerapkan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan serta memperhatikan karakteristik siswa; Dan. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan tentang kelayakan suatu keadaan sebagai akibat dari perubahan apa yang dipelajari siswa atau suatu pernyataan sebagai hasil pendidikan dan pelatihan.
Karakteristik Pembelajaran di SMK
Prosser bahwa ciri-ciri pembelajaran pada pendidikan kejuruan dalam kaitannya hanya mempersiapkan peserta didik secara nyata untuk melakukan pekerjaan dengan membentuk (membentuk) kebiasaan berpikir yang benar dan bekerja secara tepat melalui pembelajaran atau pelatihan yang berulang-ulang dalam lingkup kompetensi keterampilan yang dipelajarinya.
Model-model Pembelajaran Berpendekatan Saintifik 1. Konsep Saintifik
Siswa dapat bertanya kepada guru, tutor, siswa lain, dan/atau diri sendiri di bawah bimbingan guru hingga siswa menjadi mandiri dan menjadi suatu kebiasaan. Berkomunikasi yaitu kegiatan siswa menguraikan dan menyampaikan hasil temuannya dalam observasi, bertanya, mengumpulkan dan mengolah data serta membuat asosiasi yang ditujukan kepada orang lain secara lisan atau tertulis dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan lain-lain dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan/atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar kegiatan komunikasi adalah siswa dapat merumuskan dan menjelaskan proses dan hasil pembuktian hipotesis.
Untuk memperkuat pendekatan saintifik dan pendekatan rekayasa-teknologi serta mendorong kemampuan siswa dalam menghasilkan karya nyata, baik secara individu maupun kelompok, strategi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri, pembelajaran penemuan, dan pembelajaran berbasis kerja, termasuk pembelajaran. Sedangkan menurut Arends dalam Trianto, “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk memandu perencanaan pembelajaran di kelas.” Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk apa dan bagaimana siswa belajar paling baik serta bagaimana menyelesaikan suatu masalah pembelajaran.
Model pembelajaran mempunyai perilaku mengajar yang diperlukan agar apa yang selama ini menjadi cita-cita pengajaran dapat berhasil dalam pelaksanaannya. d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang telah menjadi tujuan pembelajaran.
Jenis dan Sintaksis Model Pembelajaran
Pada fase ini siswa mengumpulkan data tentang materi/bagian/kondisi yang berkaitan dengan masalah. Pada fase ini siswa membuat rumusan berdasarkan hasil percobaan yang berkaitan dengan masalah. Pada tahap ini siswa diperkenalkan dengan bidang penelitian seperti “pencemaran sungai”, termasuk metodologi yang digunakan dalam penelitian.
Pada tahap ini, siswa didorong untuk membuat daftar sejumlah fakta pendukung yang berkaitan dengan masalah, dan pengetahuan yang perlu diketahui (pengetahuan deklaratif berupa konsep dan prinsip) tentang masalah tersebut. Pada tahap ini siswa dihadapkan pada kasus-kasus, mengidentifikasi masalah dan merumuskan kemungkinan penyebab masalah tersebut. Pada tahap ini, siswa mengerjakan proyek sesuai dengan desain dan distribusi pekerjaan serta mengkomunikasikan kemajuan dalam pekerjaan proyek.
Pada langkah ini, siswa diajak untuk memeriksa hasil produk dengan membandingkannya dengan persyaratan rencana teknis. Mahasiswa diajak untuk menyusun dan mempresentasikan rencana pemasaran dalam bentuk brosur/pamflet baik secara online maupun offline.
Analisis Pemilihan Model Pembelajaran
Siswa menyatakan kesediaannya untuk melakukan pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensinya, mengedepankan motivasi dan tanggung jawab. Ia harus benar-benar mematuhi keselamatan kerja dan langkah kerja untuk menghasilkan benda kerja yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan. Siswa mengajukan pesanan barang/jasa pekerjaan setelah memastikan semua persyaratan spesifikasi pesanan telah dipenuhi, sehingga menghasilkan komunikasi yang produktif dengan pelanggan.
Rumusan KD yang mengarah pada terbentuknya penguasaan konsep dan prinsip tentunya sangat tepat menggunakan model pembelajaran Inquiry atau model pembelajaran Discovery Learning, karena kedua model pembelajaran tersebut membentuk kemampuan menjelaskan konsep fenomena alam dan sosial yang terjadi. Ketika seorang guru harus memilih model pembelajaran, ia harus melakukan dan memperhatikan hal-hal berikut. Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan KD dari KI-4) pada kelompok mata pelajaran Kompetensi Keahlian (C3) yang cenderung membentuk kapasitas terhadap solusi teknologi dan rekayasa atau hasil kerja, dapat menggunakan pembelajaran berbasis masalah, pelatihan berbasis produksi , model pembelajaran Pabrik pembelajaran dan pengajaran berbasis proyek.
Berdasarkan pedoman pemilihan model di atas, maka dapat digunakan tabel pemilihan model pembelajaran, seperti pada contoh di bawah ini.
Penyusunan Kegiatan Pembelajaran (menggunakan matrik perancah)
Guru menugaskan siswa untuk membuat daftar peralatan yang dibutuhkan untuk merawat sistem injeksi bahan bakar Yamaha Vixion. Siswa mendiskusikan hasil bacaannya mengenai gambar cara merawat sistem dan perlengkapan injeksi bahan bakar Yamaha Vixion. Dari langkah-langkah kerja yang dilakukan, mahasiswa dapat mengartikulasikan apa saja yang dilakukan saat merawat sistem injeksi bahan bakar Yamaha Vixion.
Berdasarkan hasil diskusi, siswa mengidentifikasi peralatan dan bahan yang digunakan untuk merawat sistem injeksi bensin Yamaha Vixion. Siswa membuat laporan hasil perawatan sistem injeksi bensin Yamaha Force sesuai gambar kerja pada lembar kerja.