MODEL
PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
(Studi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Surabaya)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Ke-Islaman
Prodi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
MUHAMMAD SYAFI’I ANAM
NIM. F0.3.2.1.20.50
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
MODEL
PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
(Studi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Surabaya)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Ke-Islaman
Prodi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
MUHAMMAD SYAFI’I ANAM
NIM. F0.3.2.1.20.50
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
ABSTRAK
Tesis ini berjudul “Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan Saintifik (Studi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Surabaya)”,di susun oleh Muhammad Syafi‟i Anam, NIM. F03212050.
Kata kunci: Model Problem Based Learning, Pendekatan saintifik, PAI
Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu, Bagaimanakah Model problem based learning dengan Pendekatan saintifik Dalam Pembelajaran PAI?, Bagaimana Hasil penerapan Model problem based learning dengan Pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI?, Apa kendala dalam Model problem based learning dengan Pendekatan saintifik Dalam Pembelajaran PAI Di SMK Negeri 6 Surabaya?.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surabaya. Dengan penerapan Model problem based learning dengan Pendekatan saintifik mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di SMK Negeri 6 Surabaya. Peningkatan dapat dibuktikan yakni dengan meningkatnya nilai ujian dari pada saat pretest, siklus I dan siklus II. Dan |Siklus III Jumlah nilai rata-rata pada pelaksanaan pretest adalah 74, kemudian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah nilai rata-rata meningkat menjadi 76,8 atau meningkat menjadi 3,01 % atau sekitar 79% keberhasilan. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II 6,5% dengan rata rata nilai 83.3%, dan pada Siklus III terjadi peningkatan 5.3% atau sekitar 90% keberhasilan. Dengan rata rata nilai 88.6%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
ABSTRAK ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 9
F. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II : LANDASAN TEORI A. Model Problem Based learning ... 12
2. Karakteristik dalam Model Problem Based Learning ... 15
3. Manfaat Pengajaran Berbasis Masalah ... 16
4. Berfikir Kritis Untuk Memecahkan Masalah ... 17
5. Keunggulan Model Problem Based Learning ... 18
6. Langkah langkah Model Problem Based Learning ... 19
B. Pendekatan Saintifik 1. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 24
2. Kriteria Pendekatan Saintifik ... 25
3. Langkah langkah Pendekatan saintifik... 27
C. Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 29
1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 29
2. Sumber - sumber ajaran, Tujuan dan Ruang Lingkup ... 32
D. Mata Pelajaran PAI Untuk SMK ... 36
1. Latar belakang ... 36
2. Tujuan ... 38
3. Ruang lingkup ... 38
4. Kerangka Dasar Kurikulum ... 38
E. Penerapan Model Problem Based Learning dengan pendekatan Saintifik ... 41
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian ... 45
B. Rencana Tindakan ... 47
2. Memeriksa lapangan ... 50
3. Perencanaan (planning) ... 51
4. Pelaksanaan Tindakan (Acting) ... 52
5. Pengamatan (observing) ... 53
6. Refleksi (reflection) ... 53
C. Kehadiran Penelitian ... 54
D. Siklus Penelitian ... 55
E. Pembuatan Instrumen ... 55
F. Sumber Data ... 56
G. Tekhnik Pengumpulan Data ... 58
1. Observasi ... 58
2. Interview ... 59
3. Dokumentasi ... 60
H. Analisis Data ... 60
1. Redukasi Data ... 61
2. Penyajian Data ... 62
I. Pengecekan Keabsahan Data ... 63
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Kondisi Objek Sasaran Penelitian ... 64
1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 6 Surabaya ... 64
2. Visi dan Misi SMK Negeri 6 Surabaya... 64
3. Tujuan Sekolah... 65
5. Struktur organisasi ... 66
6. Keadaan Sarana Prasarana Sekolah ... 67
7. Tenaga Pendidikan ... 67
8. Keadaan siswa ... 67
B. Paparan Data Dan Analisis Hasil Penelitian ... 1. Penerapan Model problem based learning dengan Pendekatan saintifik ... 68
a. Deskripsi siswa ... 68
b. Pra penelitian ... 68
c. Pre test ... 69
d. Siklus I ... 70
e. Siklus II ... 80
f. Siklus III ... 90
2. Hasil Penerapan Model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik ... 98
3. Kendala - kendala Dalam Pembelajaran ... 104
C. TemuanHasilPenelitian ... 105
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 113
B. Implikasi Teoritik ... 115
C. Saran-saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel I : sintaks pembelajaran berbasis masalah ... 22
Tabel II : Kendala proses pembelajaran di SMK Negeri ... 50
Tabel III : Perencanaan penelitian tindakan kelas... 51
Tabel IV : Jumlah siswa siswi kelas XI JB 5 ... 68
Tabel V : Interval skor pretest ... 69
Tabel VI : Instrument Pelaksanaan ... 72
Tabel VII : Hasil diskusi masing - masing kelompok ... 74
Tabel VIII : Interval skor siklus I ... 77
Tabel IX : Isi kandungan kitab-kitab Allah SWT ... 82
Tabel X : Petunjuk Diskusi ... 84
Tabel XI : Hasil Diskusi kelompok ... 85
Tabel XII : Interval skor siklus II ... 86
Tabel XIII : Hasil diskusi ... 92
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang
sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa,
karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia.1
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan
masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari
perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.2
Tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan anak-anak didik yang
cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercipta
kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridhai Allah Swt..
Seorang Guru, mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembelajaran, guru sebagai sebagai tenaga pendidik mempunyai tugas sebagai
pelaksana pembelajaran yang paling penting, dengannya guru merupakan
penggerak utama dalam pembelajaran.
1
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetens;Konsep,Karakteristik Dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), 15.
2
Tuntutan bagi seorang guru tidaklah semata untuk menyampaikan
materi pelajaran kepala siswa, namun lebih daripada itu, guru diharuskan
mempunyai kompetensi yang menunjang kepribadiannya untuk menjadi guru
yang professional. Antara lain guru harus mampu menguasai materi pelajaran
dengan baik, dan dalam pelaksanaanya guru diharuskan mampu
mengintegrasikan materi pelajaran dengan metode yang akan digunakan
dalam pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran tercipta suasna
pembelajaran yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Pengalaman pembangunan di Negara-negara yang sudah maju,
khususnya Negara-negara Barat membuktikan bahwa betapa besar peran
pendidikan dalam proses pembangunan.3
Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di
sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kegagalan ini disebabkan
karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata
dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan
aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk
mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara
pengetahuan dan pengamalan, antara gnosis dan praxis dalam kehidupan nilai
agama. Atau dalam praktik pendidikan agama berubah menjadi pengajaran
agama, sehingga tidak mampu membentuk pribadi - pribadi bermoral, padahal
intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral.4
3
Nana Sudjana, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Rosda Karya, 2000), 94. 4
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama
dalam dunia pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin
kompleks maka pendidikan dengan segala cara membentuk suatu sistem,
strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam. Namun walaupun
demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu
sistem, strategi serta proses di dalamnya, tiada lain hanya untuk mencaPAI
salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya,
serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon
guru sebagai fasilitatornya dan peserta didik sebagai objek dimana proses
belajar mengajar berlangsung.5
Berbagai masalah dalam proses pembelajaran sangat berdampak pada
hasil belajar siswa, di saat ujian siswa banyak ditemukan mempunyai jawaban
yang sama, hal ini dapat diduga siswa pada tahapan evaluasi lebih banyak
mengandalkan jawaban temannya.
Minat siswa adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan, yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena jka bahan pelajaran yang diberikan tidak sesuai
dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
Karena tidak ada daya tarik baginya.6
5
Muhammad Rohman Dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembngan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), 1.
6
Ada berbagai strategi pembelajaran yang ditawarkan sebagai suatu
konsep atau pendekatan yang dapat digunakan di dalam proses belajar
mengajar (PBM) salah satu strategi pembelajaran tersebut yakni dengan
pendekatan kontekstual pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning). Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.7
Menurut Madjid, menguatkan bahwa Problem Based Learning
merupakan cara yang baik dengan memberikan pengertian dengan
menstimulus siswa untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang
suatu masalah untuk selanjutnya memecahkan masalah. Problem Based
Learning ini bukan hanya sekedar model ataupun metode mengajar, melainkan
juga menerapkan metode berpikir karena diawali dengan pencarian data,
menganalisa kemudian menarik kesimpulan. Model ini akan sangat membantu
peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah utamanya diseputar
kehidupan remaja.8
Berdasarkan pengertian diatas maka Problem Based Learning adalah
salah satu model yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan
para peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam
7
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Pesipan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007), 332.
8
kehidupannya. Melalui Problem Based Learning ini seorang siswa akan
memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat ia
terapkan pada ini sat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.
Model harus berorientasi pada peserta didik, berorientasi pada tujuan,
terfokus pada pengembangan dan peningkatan kinerja, hasil belajar dapat
diukur dengan cara yang valid dan terpercaya. Selain itu model mengandung
hal-hal yang empiris, berulang, dapat dikoreksi sendiri, dan merupakan usaha
yang dilakukan secara bersama.9
Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang
sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Sebagaimana
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang
dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ ilmiah. Pendekatan
ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan
pembelajaran tradisional.10
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam tentang penerapan model Problem Based Learning
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada Mata pelajaran Pendidikan
9
Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012 ) 12.
10
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, “Pendekatan-Pendekatan Ilmiah Dalam
Pembelajaran “Dalam Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013; Konsep
Agama Islam. Penulis memilih SMK Negeri 6 Surabaya sebagai objek
penelitian dikarenakan SMK Negeri 6 Surabaya merupakan salah satu dari
enam SMK disuraba yang ditunjuk oleh Kemendikbud menggunakan
Kurikulum 2013, sehingga dalam pembelajarannya pun sudah disesuaikan
dengan kurikulum 2013. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Munir
selaku guru PAI SMK Negeri 6 Surabaya.11
Proses pembelajaran di SMK Negeri 6 Surabaya dan guru PAI
khususnya telah menerapkan pendekatan saintifik dikarena sudah
mempersiapkan dengan perubahan kurikulum yang telah dicanangkan oleh
pemerintah. Tujuan digunakannya pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PAI yaitu, supaya pembelajaran lebih menarik, peserta didik lebih aktif,
wawasan peserta didik semakin luas, interaksi guru dan peserta didik terjalin,
dapat memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar, serta
materi yang disampaikan guru dapat tersimpan lama dalam memori peserta
didik.12
Namun dalam hal ini SMK Negeri 6 Surabaya baru menggunakan
pendekatan saintifik saja, belum mengkolaborasikan dengan model dalam
pendekatan saintifik lainnya. Maka peneliti akan menawarkan pembelajaran
PAI dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem Based
Learning agar pembelajaran menggunkan pendekatan saintifik lebih menarik
minat peserta didik, dan menjadikan mereka lebih aktif dalam pembelajaran
11
Hasil wawancara dengan Bapak Misbahul Munir, Guru PAI SMKN 6 Surabaya, pada tanggal 18 november 2014, pukul 13.00 Wib di Ruang Guru.
12
PAI. Hal inilah yang menjadikan alasan penulis untuk melakukan penelitian
dengan judul :
“Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Pengembangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Surabaya)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka
masalah daam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model problem based learning dengan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 surabaya ?
2. Bagaimana hasil penerapan model problem based learning dengan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 surabaya ?
3. Apa kendala - kendala dalam penerapan model problem based learning
dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6
surabaya?
C. Tujuan Peneltitan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah:
1. untuk menegetahui penerapan model Problem Based Learning dengan
pendekatan saintifik pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 Surabaya.
2. Untuk mengetahui hasil penerapan model Problem Based Learning dengan
3. Untuk mengetahui kendala - kendala dalam penerapan model problem
based learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di
SMK Negeri 6 surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan mempunyai manfaat bagi peneliti,
dan guru-guru disekolah serta perkembangan pendidikan Agama Islam pada
umumnya, manfaat tersebut digolongkan menjadi dua jenis, yakni manfaat secara
teoritis dan manfat secara praktis, lebih jelasnya dipaparkan secara terpisah
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat
digunakan oleh guru lainnya sebagai masukan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut, dan untuk memodifikasi model model problem based
learning sendiri agar menjadi lebih sempurna dalam pembelajara
pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat praktis.
Manfaat praktis penelitian ini adalah manfaat yang secara langsung dapat
dirasakan dalam praktif kegiatan pembelajaran, yaitu;
a. Bagi kepala sekolah; sebagai hasil evaluasi kompetensi guru dalam
usaha memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu
b. Bagi guru; untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam
menumbuh kembangkan budaya menulis dan meneliti dikalangan
pendidik.
c. Bagi peserta didik; menjadi motivasi dan perbaikan dalam
pembelajaran materi beriman kepada malaikat untuk mencapai hasil
belajar yang optimal.
E. Ruang Lingkup Dan Batasan Istilah
Dari pembahasan latar belakang di atas,: Ruang lingkup pada
penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surabaya, di Kelas XI JB 5.
2. Pembelajaran PAI kompetensi Aqidah Akhlak Semester Genap dengan
standar kompetensi I “Menghindari Perilaku Tercela” kompetensi dasar 1)
menjelaskan pengertian dosa besar; 2) menyebutkan contoh perbuatan
dosabesar; 3) menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan
sehari-hari. dan standar kompetensi II “Meningkatkan Keimanan Pada Kitab
-kitab Allah” kompetensi dasar 1) menampilkan perilaku yang
mencerminkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah; 2) menerapkan
hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah.
3. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus 3 pertemuan dan sebelum
melaksanakan siklus 1, 2 dan 3 dilaksanakan pre test sebagai pembanding
antara metode yang digunakan guru pelajaran dengan model problem
Sedangkan batasan istilah dalam penelitian ini adalah:
1. Model Problem based Learning adalah metode instruksional yang
menantang siswa agar “belajar untuk belajar,” bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata;
2. Pendekatan saintifik adalah strategi pembelajaran yang menyatakan
bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks yang dia dapatkan kemudian di konstruksikan secara aktif;
3. Pembelajaran PAI Aspek Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan sistematika pembahasan penulisan skripsi ini,
terdiri dari lima bab yang terdiri dari; pendahuluan, landasan teori, metode
penelitian, paparan hasil penelitian, dan penutup
Dalam Bab pendahuluan ini di jelaskan bagaimana Latar Belakang
Masalah penelitian, Kemudian dari latar belakang masalah tersebut dapat
dirumuskan masalah, Tujuan dari penelitian action (tindakan) dengan
memecahkan masalah tersebut, Manfaat Penelitian secara teoretis dan praktis,
Pembatasan Pembahasan dan
Dalam bab Landasan Teori telah dibahas mengenai kajian teori yang
berhubungan dengan selanjutnya pengertian tentang model problem based
learning, manfaat, keunggulan dan langkah-langkah model problem based
learning serta pendekatan Saintifik, selanjutnya pembelajaran Aqidah
Akhlak,.
Sajian Metode Penelitian ini Membahas mengenai waktu dan tempat
penelitian, subjek penelitian, serta membicarakan tata kerja dan cara
pemecahannya secara sistematis yang ditempuh seorang peneliti..
Pada bab Paparan Data dan analisis hasil penelitian diuraikan menngenai
Tinjauan Latar Belakang Obyek Penelitian yakni di SMK Negeri 6 Surabaya
secara khusus adalah di kelas XI JB 5. Serta Penyajian, Analisis Data dan
temuan hasil penelitian, Serta menjelaskan analisis temuan penelitian dengan
memperhatikan kajian teori yang meliputi: bagaimana penerapan prolem
based learning, penerapan dan kendala kendala.
Sebagai penutup adalah Kesimpulan, Implikasi Teoritik, dan Saran,
Sebagai bab terakhir, dalam bab ini diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian
secara keseluruhan yang telah dilakukan peneliti serta Implikasi dai hasil
penelitian ini. Selain itu berisi saran-saran yang berhubungan dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan tindakan maka dapat disimpulkan proses-proses
sebagai berikut:
1. Penerapan Model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran dengan langkah - langkah :
a. Mengamati: siswa membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat) untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui -
Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat,
menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.
b. Menanya: siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang dipermasalahkan.
c. Mengexplorasi: Siswa Mencoba / mengumpulkan data (informasi)
melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber untuk
menemukan suatu masalah.
d. Mengasosiasikan/Mengolah informasi: Siswa mengolah informasi yang
menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
e. Mengkomunikasikan: Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya lalu
menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun
laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan.
Dimana pada setiap langkah langkah pembelajaran terkandung
barbagai masalah dan pemecahan masalah yang berasal dari siswa itu sendiri.
Sehingga siswa bias menggali potensi diri mereka sendiri.
2. Hasil Penerapan Model problem based learning dengan pendekatan saintifik
terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di SMK Negeri 6 Surabaya. yakni dengan meningkatnya nilai ujian
dari pada saat pretest, siklus I dan siklus II. Dan |Siklus III Jumlah nilai
rata-rata pada pelaksanaan pretest adalah 74, kemudian setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah nilai rata-rata meningkat menjadi
76,8 atau meningkat menjadi 3,01 % atau sekitar 79% keberhasilan.
Sedangkan pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan dari siklus I
ke siklus II 6,5% dengan rata rata nilai 83.3%, dan pada Siklus III terjadi
peningkatan 5.3% atau sekitar 90% keberhasilan. Dengan rata rata nilai
3. Kendala - kendala Penerapan Problem based learning dengan pendekatan
saintifi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Aqidah
Akhlak di SMK Negeri 6 Surabaya adalah sebagai berikut:
a. Siklus I Siswa-siswi masih terlihat bingung dengan instruksi guru, karena
pada saat proses pembelajaran, peneliti menggunakan model diskusi yang
di dalamnya peneliti memberikan sebuah permasalahan untuk diselesaikan
kelompok masing-masing,
b. Siklus II Kurangnya konsentrasi siswa untuk melaksanakan diskusi
menjadi faktor penghambat dalam proses diskusi, sehingga diskusi
berjalan kurang maskimal.
c. Siklus III Kurangnya waktu untuk melaksanakan diskusi menjadi faktor
penghambat dalam proses diskusi, sehingga diskusi berjalan kurang
maksimal.
B. Implikasi Teoritik
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pendidikan Multicultural penting
diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan akademik sosial siswa Sekolah
Menengah kejuruan (SMK). Dengan demikian rumusan kompetensi standar dan
kompetensi dasar yang relevan dengan kebutuhan akademik sosial siswa, menjadi
komponen utama untuk mewujudkan pendidikan multikultural.Berdasarkan
multicultural yang dapat mendukung tercapainya kompetensi-kompetensi
tersebut. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain:
1. Implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikan
multikultural yang berbasis kompetensi untuk Siswa Sekolah Menengah
kejuruan (SMK),
2. Implikasi terhadap pengembangan dan penyusunan silabus pendidikan
multikultural,
3. Implikasi terhadap cara pandang guru terhadap siswa,
4. Implikasi terhadap pendidikan tenaga kependidikan dan
5. Implikasi terhadap usaha sadar sebagai peran penting intitusi pendidikan
dalam turut merumuskan, mengembangkan serta mewujudkan masyarakat
multikultur, melalui sekolah sebagai pilar utama.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan penerapan problem based
learning dengan pendekatan saintifikmenunjukkan adanya peningkatan dalam
kemampuan memecahkan masalah siswa, maka dapat diajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Inovasi pembelajaran berbasis masalah perlu dikembangkan guna
meningkatkan kegiatan-kegiatan belajar mengajar;
3. Guru memerlukan pendekatan untuk memberikan motivasi terhadap setiap
siswa agar dalam pelaksanaannya siswa dapat memahami instruksi guru dan
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana, 2009.
Anwar, Syaifudin, Tes Prestasi, Yogyakarta: Liberty, 1987.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Abdil, Abdullah bin –Atsari. Panduan AqidahHamidLengkapal.Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005.
al-Jibrin, Abdullah bin Abdul Aziz. Cara Mudah Memahami Aqidah Jakarta:Pustaka at-Tazkia, 2007.
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Prosedur, Tehnik, dan Teori. Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 1997.
Badaruddin, Kemas, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Airlangga University Press, 2001
Colin Rose, Malcolm J. Nicholl. Accelerated Learning. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2006.
DEPAG, Kurikulum Dan Hasil Belajar Aqidah Akhlak , Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Agama, 2003
Elaine B. Johnson. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC, 2007.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Bumi Aksara, 1995.
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press, 2004.
Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompeten, Konsep, Karakteristik Dan Implementasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003.
MEDIA GROUP, 2008.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persaipan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Kardi Dan Nur, Pengantar Pada Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas. Surabaya: Uni Press. 2003.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Pendekatan - Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran “dalam Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan Scientific, Bandung, 2013.
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2007.
Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
Patton, M.Q. Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publications. 2001.
Rohman, Muhammad dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembngan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013.
Nur, Muhamad dkk. Teori-teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: University Press, 2004.
Sudjana, Nana, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Rosda Karya, 2000.
Sutiah. Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Negeri Malang, 2003.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2000.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Memperngaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Tim Penyusun BPPS Fakultas Tarbiyah, Pedoman Penulisan Skripsi, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2004
Umary, Barmawie. Materi Akhlak. Solo: CV. Ramadhani, 1991.
W. Kamdi, Model - Model Inovatif, Malang : Universitas Negeri Malang, 2007
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2007.