• Tidak ada hasil yang ditemukan

(3) Politik Perda Syariah.pdf - Repository UMJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(3) Politik Perda Syariah.pdf - Repository UMJ"

Copied!
485
0
0

Teks penuh

Buku ini membuka topik besar Perda Syariah dan juga peran Muhammadi dan NU dalam proses pembentukan Perda Syariah. Komitmen saya selama ini adalah selalu berusaha mencari titik konvergensi antara Muhammadi dan NU. Dengan terbitnya buku ini, tentu saya merasa perlu menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada banyak orang.

Ketiga terima kasih kepada Mas Anas Urbaningrum, Bli Gede Pasek Suardika, Bung Andy Soebyakto, Mas Sudewa, Mas Firman Wijaya, Mbak Tia, S.J. Keenam, terima kasih kepada Kang Agus Wahyudin, Ketua Pansus Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009, kini Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, yang dengan baik hati dan baik hati menerima kami untuk wawancara dan membantu mempermudah penyampaian data. Terima kasih juga kepada mantan Wali Kota Ta sikmalaya Syarif Hidayat yang telah berkenan menerima saya di ke.

Terima kasih Ketua PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya Iif Syamsul Arif; dan mantan Ketua PCNU KH Kota Tasikmalaya. Akhir kata, terima kasih kepada penerbit Suari Mu Hammadiyah yang berkenan menerbitkan karya ini, semoga Allah SwT selalu melancarkan ikhtiarnya dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah — 1

SYARIAT ISLAM DI INDONESIA

ISLAM DAN POLITIK DI KOTA TASIKMALAYA Sejarah Kota Tasikmalaya — 111

KONTROVERSI PERDA NOMOR 12 TAHUN 2009 Pro dan Kontra Perda Nomor 12 Tahun 2009 — 165

PERUMUSAN DAN KONTESTASI ANTARFRAKSI DALAM PEMBAHASAN PERDA NOMOR 12 TAHUN 2009

MUHAMMADIYAH, NAHDLATUL ULAMA, DAN PERDA NOMOR 12 TAHUN 2009

PERDEBATAN PERDA SYARIAT ISLAM DALAM RELASI ISLAM DAN NEGARA DI INDONESIA

PENUTUP — 407

Upaya penerapan syariat Islam dimulai ketika masih menjadi bagian dari Kabupaten Tasikmalaya yang secara kultural dan politik mendapat dukungan dari ormas Islam dan dukungan dari partai politik. Pembahasannya selalu menyisakan jalan yang tiada habisnya.45 Kajian ini membandingkan penerapan Syariat Islam di berbagai negara. Buku ini menawarkan dua alasan penting di luar pembenaran agama dan politik terhadap penerapan Syariat Islam.

Salim memaparkan cita-cita awal penerapan Syariat Islam dalam konteks pemahaman hukum agama saat ini. Para aktivis politik Islam seringkali gagal membedakan antara Syariat Islam yang merupakan bagian dari wahyu Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an dan tafsir manusia yang bersumber dari temuan ijtihad (fiqh). Apalagi Masykuri Abdillah dkk, “Formalisasi Syariat Islam di Indonesia: Perjuangan yang Tak Pernah Berakhir” berhasil. Penelitian ini menemukan adanya kesulitan dalam penerapan Syariat Islam di Indonesia.

Gerakan Islam yang mempromosikan Piagam Jakarta dan penerapan Syariah Islam semakin kuat dan radikal.

SYARIAT ISLAM DI INDONESIA

Abraham Makdisi mengatakan, Syariat Islam mempunyai persamaan dengan Common Law, yaitu sama-sama berlandaskan pada peraturan perundang-undangan nasional, keaslian dan integritasnya. Fakta ini setidaknya dapat menjelaskan bahwa Syariat Islam merupakan sistem hukum global, yang diakui dan diterapkan tidak hanya di negara-negara Islam – tentu saja dengan segala variannya, namun juga di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Mahkamah Agung. Sehingga tidak perlu menjadi momok yang menakutkan apabila syariat Islam diterapkan sebagai hukum positif.

Bagi Indonesia, tidak menekankan penerapan syariat Islam dalam konstitusinya,9 namun ada jaminan kebebasan beragama.10. 22Rifyal Ka'bah, Implementasi Syariat Islam di Indonesia antara Peluang dan Tantangan, Jakarta: Global Media, 2004, hal. Ia ingin menjadi ratu paneteg panatagama agar mampu memaksakan Islam di Pulau Jawa.43 Perang Diponegoro menyoroti bentuk perlawanan terhadap Belanda yang berusaha mengganggu penerapan Syariat Islam yang telah berlangsung ratusan tahun. .

Dalam peraturan tersebut, pesantren diposisikan sebagai sekolah ilegal.56 Secara langsung maupun tidak langsung, syariat Islam mulai tergantikan. Setelah berhari-hari melakukan pertemuan dan diskusi yang panas, pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil menyepakati Piagam Jakarta yang memuat tujuh kata: “Iman kepada Tuhan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi para anggotanya.”61 Namun. Berlandaskan Tuhan dengan kewajiban melaksanakan tatanan syariat Islam bagi pemeluknya, dan diubah menjadi “Berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa”.

Ketiga, Pasal 6 ayat 1, “Presiden adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, tulisan “dan beragama Islam” dicoret. Keempat, Pasal 29, para. 1, sesuai amandemen kedua diubah menjadi “Negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, sebagai pengganti “Negara yang berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya. “berwawasan Islami”, seperti Undang-Undang Pendidikan Nasional tahun 1989 yang mengakui pendidikan agama sebagai subsistem pendidikan nasional, sekaligus sebagai mata pelajaran wajib, dan menjamin keberadaan lembaga pendidikan Islam seperti MI, MTs, MA dan IAIN; Undang-Undang Peradilan Agama, 1989, yang menjamin keberadaan pengadilan agama dalam sistem hukum nasional; mengenakan jilbab di sekolah meskipun bukan seragam resmi; dan kompilasi hukum Islam.

Melalui proses amandemen UUD 1945, PPP dan PBB sebagai perwakilan partai Islam menginginkan tujuh kata: “Iman kepada Tuhan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya”. Sementara di tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Bulukumba termasuk yang paling banyak menerbitkan peraturan syariah daerah, yakni sebanyak lima peraturan syariah daerah. Lihat Irham Nur, “Penerapan Syariat Islam di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan: Kajian Analitik Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Zakat, Minuman Keras, Wajib Baca Al Quran dan Busana Muslim,” dalam Skripsi, Jakarta: Postdoctoral UMJ, 2008.

Sementara itu, di Kazakhstan dan Azerbaijan, masing-masing hanya 10% dan 8% umat Islam yang menginginkan Syariat Islam menjadi hukum negara.106. Survei ini menanyakan pendapat masyarakat mengenai Perda Syariat Islam yang diperkenalkan pada tahun 2006 di enam daerah: Kabupaten Bireun, Indramayu, Kota Tangerang, Kota Tasikmalaya, Bulukumba dan Bima.

ISLAM DAN POLITIK DI KOTA TASIKMALAYA

7Iwan Roswandi, “Sejarah Kabupaten Tasikmalaya; “Kajian Pembentukan dan Perkembangan Pemerintahan Tasikmalaya” dalam Iim Imanuddin dan Sin du Galba (eds.). Pada masa Bupati Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001, berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2001 Menteri Dalam Negeri Suryadi Sudirja meresmikan Kota Tasikmalaya bersama dengan Kota Lhoksumawe, Langsa, Pager Alam, Prabumulih, Padangsidempuan, Lubuk Ling. Tasikmalaya.42 Sementara itu, para politisi dari partai nasionalis tampaknya mewaspadai gagasan tersebut dan tidak serta merta menolaknya.

Bagian dari Perda ini yang kemudian diperbincangkan adalah memuat visi Kabupaten Tasikmalaya “yang religius/Islami sebagai pusat pertumbuhan di Priangan Timur dan mampu memposisikan diri menjadi kabupaten maju di Jawa Barat pada tahun 2010”. 67 Maman Abdul Malik Sya'rani, “Dinamika Santri: Kajian Aktivitas Umat Islam di Tasikmalaya”, dalam Skripsi, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1992, hal. Besarnya dukungan warga Muhammadiyah terhadap PAN tergambar dari perolehan kursi PAN di DPRD Kota Tasikmalaya.

Susunan PDM Kota Tasikmalaya : Ketua Iip Syamsul Arif dan anggotanya terdiri dari 12 orang : Drs. Mereka merupakan donatur kegiatan pengajian yaumul ijtima dan lailatul ijtima yang rutin dilakukan pengurus NU Tasikmalaya.111. Berbeda dengan kebanyakan daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang preferensi politik Nahdliyin lebih banyak ke PKB, preferensi politik Nahdliyin Kota Tasikmalaya didominasi PPP.

1980”, aksesuar nga http://www.interseksi.org/publications/essays/artic-les/pengusaha_dan_islam_di_tasikmalaya.html, 8 maj 2015, 13.55 WIB.

KONTROVERSI PERDA NOMOR 12 TAHUN 2009

Referensi

Dokumen terkait

By combining VR and android accelerometer sensor, we were able to create an application where user can jog at home without any other equipment but the cellphone itself and a cardboard