Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|1 HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KEPUASAN KERJA
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. ZUBIR MAHMUD KABUPATEN ACEH TIMUR
¹Afnina, ²Desy Alvia
Dosen STIKes Bustanul Ulum Langsa-Aceh
Mahasiswi STIKes Bustanul Ulum Langsa-Aceh ABSTRAK
Perawat punya peran penting sebagai pelaksana tindakan medis, mengawasi atau mengontrol keadaan dan perkembangan pasien yang sedang dalam perawatan. Namun di dalam malaksanakan asuhan keperawatan perawat dibebankan oleh lingkungan kerja fisik baik secara fisik maupun psikis, seperti tata letak ruang, suhu tempat bekerja, kebisingan, peralatan kerja, hubungan kerja antara bawahan dan atasan, hubungan antar pegawai dan kinerja pegawai. Berdasarkan hal tersebut, lingkungan kerja fisik dapat mempengaruhi kinerja perawat, semakin baik lingkungan kerja fisik pada perusahan semakin meningkatkan performa perawat dalam menyelesaikan setiap tugas yang dilakukannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. Zubir mahmud Kabupaten Aceh Timur. Desain penelitian ini menggunakan jenis analytic yang bersifat cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang ada di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur sebanyak 133 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 responden. Hasil penelitian terhadap 57 responden mayoritas tidak puas sebanyak 32 responden (56,1%).
Mayoritas mengatakan lingkungan kerja baik sebanyak 37 responden (64,9%). Ada hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur dengan p-value (Continuity Correction) 0,00 (p<0,05). Diharapkan kepada pihak RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat dengan memperhatikan lingkungan kerja fisik untuk meningkatkan kepuasan perawat dalam bekerja.
Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Kepuasan Kerja Perawat
RELATIONSHIP OF THE PHYSICAL WORK ENVIRONMENT TO NURSE JOB SATISFACTION IN THE CURRENT ROOM INAP HOSPITAL
DR. ZUBIR MAHMUD EAST ACEH DISTRICT
ABSTRACT
Nurses have an important role as implementing medical actions, supervising or controlling the condition and development of patients who are being treated. However, in carrying out nursing care, nurses are charged by the physical work environment both physically and psychologically, such as room layout, work temperature, noise, work equipment, work relations between subordinates and superiors, relations between employees and employee performance. Based on this, the physical work environment can affect the performance of nurses, the better the physical work environment in the company, the more the nurse's performance in completing each task they do. The
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|2 purpose of this study was to determine the relationship between the physical work environment and the job satisfaction of nurses in the inpatient ward of RSUD dr. Zubir mahmud, East Aceh Regency. The design of this study uses an analytic type that is cross sectional. The population in this study were all implementing nurses in the Inpatient Room of RSUD dr. Zubir Mahmud, East Aceh Regency as many as 133 people. The sample in this study amounted to 57 respondents. The results of the study of 57 respondents were majority dissatisfied with 32 respondents (56.1%). The majority said the work environment was good as many as 37 respondents (64.9%). There is a relationship between the physical work environment and the job satisfaction of nurses in the Inpatient Room at RSUD Dr. Zubir Mahmud, East Aceh Regency with p-value (Continuity Correction) 0.00 (p<0.05). It is hoped that the RSUD Dr. Zubir Mahmud, East Aceh Regency to evaluate the performance of nurses by paying attention to the physical work environment to increase nurse satisfaction at work.
Keywords : Perception, Visiting Hours, Patient Satisfaction Nursing PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan yang berkualitas oleh pihak rumah sakit.
Rumah sakit sebagai organisasi sosial yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan bagi setiap penggunanya (Dewi dan Aisyah, 2017).
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat penting dalam menentukan keefektifitasan dan keberhasilan dalam sebuah organisasi.
Manusia merupakan aset yang berharga dalam suatu perusahaan yang menjadi perencanaan dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi serta penentu agar terwujudnya tujuan dalam organisasi.
Kedudukan SDM saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dan segala aktifitas organisasi (Hasibuan, 2016).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa jumlah perawat di seluruh dunia pada tahun 2018 ada 19,3 juta perawat (WHO, 2019). Sedangkan di Indonesia jumlah perawat di rumah sakit terdapat 147.264
orang perawat (45,65%) dari seluruh jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit.
Secara nasional, rasio perawat adalah 87,65 per 100.000 penduduk. Hal ini masih jauh dari target 2019 yaitu 180 per 100.000 penduduk. Rasio perawat di Provinsi Aceh sebanyak 122,74 per 100.000 penduduk, dan di Kabupaten Aceh Timur rasio perawatnya sebanyak 84,91 per 100.000 penduduk, masih jauh dari target yang sebesar 158 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).
Perawat punya peran penting sebagai pelaksana tindakan medis, mengawasi atau mengontrol keadaan dan perkembangan pasien yang sedang dalam perawatan. Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang mengalami masalah kesehatan (Kurniadi, 2017).
Perawat yang tidak memperoleh kepuasan kerja biasanya tidak akan mencapai kematangan psikologis dan perawat akan merasa menjadi frustasi.
Perawat yang memiliki sikap seperti ini, biasanya akan sering melamun, memiliki semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, kurang konsentrasi dalam pekerjaannya, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|3 dengan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan (Dewi dan Aisyah, 2017).
Perawat punya peran penting sebagai pelaksana tindakan medis, mengawasi atau mengontrol keadaan dan perkembangan pasien yang sedang dalam perawatan. Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang mengalami masalah kesehatan.
Perawar selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, dan teknikal, juga harus mempunyai otonomi dan bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab, dan bertanggung gugat terhadap semua tindakkan yang dilakukannya. Perawat dalam bekerja harus profesional. Dengan pekerjaannya itu diharapkan perawat bisa memperoleh kepuasan kerja (Kurniadi, 2017).
Individu yang merasa puas terhadap pekerjaannya biasanya menunjukan sikap yang positif dalam kehidupan dan pekerjaannya. Individu yang yang merasa puas dengan pekerjaannya memiliki ciri-ciri, memiliki motivasi untuk bekerja dengan baik dan mereka lebih senang ketika melakukan pekerjaannya. Sedangkan ciri– ciri perawat yang kurang puas adalah individu tersebut malas berangkat ke tempat kerja dan malas dengan pekerjaannya. Tingkah laku perawat yang malas tentunya akan menimbulkan masalah untuk perusahaan atau organisasi, terlihat dari tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan kerja dan pelanggaran disiplin yang lainnya. Sebaliknya, apabila perawat merasa puas maka akan sangat menguntukan bagi perusahaan karena perawat lebih loyal didalam pekerjaannya (Aprilina dan Dewi, 2017).
Menurut Robbins (dalam Nasution, 2017) salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja
fisik dan lingkungan kerja non fisik.
Perawat peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan. Bagi kebanyakan perawat, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar kepuasan kerja yang meningkat.
Lingkungan kerja fisik merupakan segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan baik secara fisik maupun psikis, seperti tata letak ruang, dan perangkat keras, kebersihan, musik dan lain-lain. Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosio-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu. Berdasarkan hal tersebut, lingkungan kerja fisik merupakan segala aspek yang mempengaruhi kerja perawat yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Semakin baik lingkungan kerja fisik pada perusahan semakin meningkatkan performa perawat dalam menyelesaikan setiap tugas yang dilakukannya (Munandar, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Aisyah (2017), mengenai hubungan lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja perawat di RSU Haji Medan, menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja (P = 0,000 ) Artinya semakin positif lingkungan kerja fisik maka semakin tinggi kepuasan kerja pada perawat RSU Haji Medan, sebaliknya semakin negatif lingkungan kerja fisik maka akan semakin rendah kepuasan kerja karyawan pada RSU Haji Medan.
Lingkungan kerja fisik (kebersihan, penerangan, pertukaran udara,
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|4 kebisingan, pewarnaan, dan jaminan
kesehatan) memberikan pengaruh sebesar 96,7% terhadap kepuasan kerja.
Jumlah tenaga kerja di RSUD Dr. Zubir Mahmud sebanyak 404 orang dimana perawat merupakan jumlah terbesar yaitu 237 orang dan jumlah perawat diruang rawat inap sebanyak 133 orang. Hasil survei awal yang peneliti lakukan terhadap 10 orang perawat ditemukan sebanyak 6 (60%) perawat yang mengatakan kurang puas dalam bekerja dan hanya 4 (40%) yang mengatakan puas. Selain itu ditinjau dari lingkungan kerja fisik ditemukan bahwa 3 (30%) perawat mengatakan lingkungan kerja fisik baik dan 7 (70%) perawat mengatakan lingkungan kerja fisik yang kurang baik. Lingkungan fisik yang sering menimbulkan keluhan perawat adalah peralatan kerja dimana kurang tersedianya masker dan handscoon, selain ketersediaan APD yang kurang, pada ruangan perawat terlalu banyak orang didalamnya, sehingga membuat ruangan yang
menggunakan AC terasa pengap dan sesak didalamnya apalagi ditambah dengan pengunjung yang mengunjungi pasien yang menambah sesaknya ruangan.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur.
Metode
Desain penelitian ini menggunakan jenis analytic yang bersifat cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang ada di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur sebanyak 133 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 responden. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur
No Karaktersitik Frekuensi
(f)
Persentase (%) 1
2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
14 43
24,5 75,5
Jumlah 57
1 2 3
Usia
24-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun
31 15 11
54,3 26,3 19,4
Jumlah 57 100
1 2
Pendidikan DIII
S1
35 22
61,4 38,6
Jumlah 57 100
1
Masa Kerja
>5 Tahun 31 54,3
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|5
2 <5 Tahun 26 45,7
Jumlah 57 100
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 43 (75%), usia sebanyak 31 responden (54,3%) berusia 31-40 tahun, sebanyak 15 responden
(26,3%) berpendidikan D-III Keperawatan sebanyak 35 responden (61,4%) dan mayoritas masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 31 (54,3%)..
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur
No Kepuasan Perawat Frekuensi (f)
Persentase (%) 1
2
Puas Tidak Puas
25 32
43,9 56,1
Jumlah 57 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 responden mayoritas
tidak puas sebanyak 32 responden (56,1%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja Fisik di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur
No Lingkungan Kerja Fisik Frekuensi (f)
Persentase (%) 1
2
Baik
Kurang Baik
37 20
64,9 35,1
Jumlah 57 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 responden mayoritas
mengatakan lingkungan kerja baik sebanyak 37 responden (64,9%).
Tabel 4. Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Kepuasan Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur
No Lingkungan Kerja Fisik
Kepuasan Perawat
p- Value Puas Tidak Puas Jumlah
f % f % f %
1 2
Baik
Kurang Baik
24 1
64,9 5
13 19
35,1 95
37 20
100
100 0,000
Jumlah 25 32 57
Hasil dari 57 responden terdapat 37 responden dengan lingkungan kerja baik mayoritas mengatakan puas sebanyak 24 responden (64,9%) sedangkan dari 20 responden dengan lingkungan kerja kurang baik mayoritas
tidak puas sebanyak 19 responden (95%). Hasil uji statistik Chi–Square (Continuity Correction) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti hipotesis diterima sehingga dapat
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|xiii disimpulkan bahwa ada hubungan
lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat
Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud
Kabupaten Aceh Timur.
Pembahasan
Karakteristik Responden
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 43 (75%), usia sebanyak 31 responden (54,3%) berusia 31-40 tahun, sebanyak 15 responden (26,3%) berpendidikan D-III Keperawatan sebanyak 35 responden (61,4%) dan mayoritas masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 31 (54,3%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrurozi (2020), tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Puskesmas Langsa Lama dengan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 34 (56,3%), mayoritas perawat berusia 31-45 tahun, sebanyak 20 responden (32,3%) berpendidikan D-III Keperawatan sebanyak 32 responden (60,2%) dan mayoritas masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 28 (34,3%).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa karakteristik responden perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur berdasarkan jenis kelamin yang mengikuti penelitian ini perawat perempuan lebih banyak dibandingkan pria hal ini menggambarkan minat pria untuk menjadi perawat lebih kecil dibanding perempuan. Sedangkan dari usia perawat dalam penelitian ini mayoritas dengan rentang usia 24 - 30 tahun, hal ini menjelaskan bahwasannya mayoritas perawat yang bertugas di ruang rawat inap masih berusia produktif. Berdasarkan tingkat
pendidikan akhir mayoritas perawat berpendidikan akhir D-III, hal ini dikarenakan sebagian perawat setelah menempuh pendidikan terakhir mereka memutuskan untuk mencari pengalaman bekerja sebagai perawat rumah sakit dengan ilmu yang didapatkan selama menjadi mahasiswa dan sebagian perawat lainnya tidak melanjutkan pendidikan setelah bekerja. Mayoritas masa kerja perawat lebih dari lima tahun sehingga pengalaman kerja mereka sudah baik dengan pengalaman yang mereka dapatkan selama bekerja di rumah sakit RSUD Dr. Zubir Mahmud, hal ini akan menjadi media dalam berbagi pengalaman antara yang sudah lama bekerja kepada para perawat yang masih baru bekerja.
Kepuasan Perawat
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 57 responden mayoritas tidak puas sebanyak 32 responden (56,1%).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat kurang puas bekerja di RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrurozi (2020), tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Puskesmas Langsa Lama.
Hasil analisis univariat, didapat bahwa pada kepuasan kerja perawat 85,7%
puas dan 14,3% tidak puas.
Kepuasan kerja difungsikan untuk dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, meningkatkan produktivitas, menurunkan tingkat absensi, meningkatkan loyalitas karyawan dan mempertahankan karyawan untuk tetap bekerja di suatu perusahaan. Karyawan yang
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|7 mendapatkan kepuasan kerjanya ialah
karyawan yang memiliki tingkat kehadiran dan perputaran kerja yang baik, pasif dalam serikat kerja, dan memiliki prestasi kerja yang lebih baik dari karyawan lainnya (Kuncoro, 2018).
Peneliti berasumsi bahwa sebagian besar perawat tidak merasakan kepuasan kerja yaitu seperti jenis pekerjaan dengan bobot yang diberikan oleh kepala ruangan tidak sesuai dengan kinerja perawat yang bertugas, tidak adanya penghargaan atau pencapaian peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan rekan kerja yang tidak bisa diajak kerjasama dan tidak menyenangkan, hal ini dapat memberikan dampak terhadap buruknya kualitas pelayanan yang diberikan perawat pelaksana yang merasa tidak puas dalam menjalankan pekerjaanya sebagai perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap, ketidakpuasan yang dirasakan perawat tercermin pada jawaban responden yang sebagian besar mengatakan tidak puas pada aspek insentif dan gaji yang dianggap tidak sesuai dengan beban kerja. Beberapa perawat menjawab tidak puas terhadap fasilitas APD seperti kelengkapan masker dan handscoon, selain itu mereka juga kurang puas terhadap kondisi udara diruang kerja dikarenakan AC yang tidak dingin, masalah kebisingan dan masalah kepadatan tata letak diruangan (tempat duduk).
Lingkungan Kerja Fisik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 responden mayoritas mengatakan lingkungan kerja baik sebanyak 37 responden (64,9%). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat mengatakan bahwa lingkungan kerja fisik di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Zubir Mahmud sudah baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi (2017), mengenai hubungan lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja perawat di RSU Haji Medan, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan mean hipotetik rata- rata 52,5 dan mean empiric rata – rata 104,93 serta standar deviasi = 9,95 diketahui bahwa lingkungan kerja fisik yang baik.
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi petugas baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam 2 (dua) kategori, yakni : 1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan petugas (Seperti:
pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya). 2). Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain (Dewi dan Aisyah, 2017).
Peneliti berasumsi bahwa sebagian besar perawat mengatakan bahwa lingkungan kerja di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud sudah cukup baik, hal ini dikarenakan bahwa rumah sakit tersebut merupakan bangunan baru sehingga masih terlihat bagus, rapi dan bersih. Namun ada beberapa ruangan yang tampak kurang baik dari aspek lingkungan kerja fisik dimana ruangan masih tampak tidak beraturan dari aspek tata letak ruangan dan ada juga yang sempit serta ada beberapa ruangan yang ada fasilitas pendingin ruangan (AC) namun kurang memadai dan tidak dingin.
Hubungan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Perawat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 57 responden
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|8 terdapat 37 responden dengan
lingkungan kerja baik mayoritas mengatakan puas sebanyak 24 responden (64,9%) sedangkan dari 20 responden dengan lingkungan kerja kurang baik mayoritas tidak puas sebanyak 19 responden (95%). Hasil uji statistik Chi–Square (Continuity Correction) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Aisyah (2017), mengenai hubungan lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja perawat di RSU Haji Medan, menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan kepuasan kerja (P = 0,000) Artinya semakin positif lingkungan kerja fisik maka semakin tinggi kepuasan kerja pada perawat RSU Haji Medan, sebaliknya semakin negatif lingkungan kerja fisik maka akan semakin rendah kepuasan kerja karyawan pada RSU Haji Medan.
Lingkungan kerja fisik (kebersihan, penerangan, pertukaran udara, kebisingan, pewarnaan, dan jaminan kesehatan) memberikan pengaruh sebesar 96,7% terhadap kepuasan kerja.
Lingkungan kerja fisik merupakan segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan baik secara fisik maupun psikis, seperti tata letak ruang, dan perangkat keras, kebersihan, musik dan lain-lain. Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosio-kultural yang
mengelilingi atau mempengaruhi individu. Berdasarkan hal tersebut, lingkungan kerja fisik merupakan segala aspek yang mempengaruhi kerja perawat yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Semakin baik lingkungan kerja fisik pada perusahan semakin meningkatkan performa perawat dalam menyelesaikan setiap tugas yang dilakukannya (Munandar, 2016).
Peneliti berasumsi bahwa lingkungan kerja fisik merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja perawat, hal ini dikarenakan salah satu kendala dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah sulitnya mengakses persediaan alat lainnya yang digunakan untuk melayani pasien seperti susahnya mengakses alat pemeriksaan EKG dikarenakan tersedia hanya terbatas sehingga perawat harus membawa pasien ke ruang IGD untuk dilakukan pemeriksaan tersebut.
Kesimpulan
1. Hasil penelitian terhadap 57 responden mayoritas tidak puas sebanyak 32 responden (56,1%).
2. Hasil penelitian terhadap 57 responden mayoritas mengatakan lingkungan kerja baik sebanyak 37 responden (64,9%).
3. Ada hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur dengan p- value (Continuity Correction) 0,00 (p<0,05).
Saran
1. Kepada Institusi Pendidikan, agar menambah bahan pustaka dalam pengembangan ilmu dan pendidikan mengenai hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat.
Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020|9 2. Kepada RSUD Dr. Zubir Mahmud,
agar dapat mempertahankan serta meningkatkan lingkungan kerja perawat agar tetap kondusif dengan cara membenahi tata letak setiap ruang rawat inap dan menambah fasilitas pendingin ruangan pada ruangan yang belum ada pendingin ruangan.
3. Kepada Profesi Administrasi Rumah Sakit, diharapkan untuk melakukan evaluasi terhadap indikator-
indikator yang belum optimal yaitu indikator patokan penentuan gaji dan tunjangan yang sesuai dengan kinerja dan fasilitas yanfg disediakan bagi perawat.
4. Kepada peneliti selanjutnya, agar melakukan penelitian mengenai hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja perawat, dengan menggunakan variabel yang berbeda.
Daftar Pustaka
Aprilina dan Dewi. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Kota Cimahi. Jurnal Diversita, 3 (2) Desember (2017) p-ISSN: 2461- 1263 e-ISSN: 2580-6793
Dewi dan Aisyah. (2017). Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSU Haji Medan. Jurnal Diversita, 3 (2) Desember (2017) p-ISSN: 2461-1263 e- ISSN: 2580-6793
Hasibuan. (2019). Efek Kepuasan Kerja.
http//www//journal_keperawatan . Akses tanggal 12 Februari 2020.
Hasibuan. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Hendri, E. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Palembang. Jurnal Diversita, 3 (2) Desember (2017) p-ISSN: 2461-1263 e- ISSN: 2580-6793
Kemenkes RI. (2019). Internasional Council of Nursing.
http//www//Lib.ui.ac.id. Akses tanggal 8 Februari 2020.
Mangkunegara. (2018). Manajemen Keperawatan Kesehatan;
Stategi, Struktur dan Proses.
EGC. Jakarta.
Nasution. (2017). Hubungan Lingkungan Kerja Non Fisik dengan Kepuasan Kerja pada
Perawat RSJ
Prof.Dr.Muhammad Ildrem Sumatera Utara. Jurnal Diversita, 3 (2) Desember (2017) p-ISSN: 2461-1263 e- ISSN: 2580-6793
Nursalam. (2019). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed. 3. Jakarta:
Salemba Medika.
Robbin & Judge. (2019). Kepuasan Kerja Perawat. . http//www//e- journal. Akses tanggal 12 Februari 2020.
Sihombing dan Lidya. (2017). Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi Aplikasi. Edisi kedelapan. Trans.
Pujaatmaka, H & Milan, B.
Jakarta: PT. Prenlindo.