• Tidak ada hasil yang ditemukan

3e982e5b479f4ff7b355da61a0cc4927 1

N/A
N/A
gc l

Academic year: 2023

Membagikan "3e982e5b479f4ff7b355da61a0cc4927 1"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TANTANGAN DAN HAMBATAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGHADAPI KENAKALAN REMAJA DI DESA TANJUNG

GENTING KECAMATAN KEJURUAN MUDA

SKRIPSI

Disusun oleh MELISA

Mahasiswa Fak. Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan Jurusan/Prodi: Pendidikan Agama Islam

Program Strata Satu (S1) NIM: 1012012084

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA

2016

(2)

PERSETUJUAN

Diserahkan ke Fakultas Tarbiyah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Sebagai Pemenuhan parsial Persyaratan untuk Sarjana

Gelar S-1 Pendidikan Guru

Oleh

MELISA

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

NIM: 1012012084

Disetujui Oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mulyadi, M.A. Nani Endri Santi, M.A.

(3)

TANTANGAN DAN HAMBATAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGHADAPI KENAKALAN REMAJA DI DESA TANJUNG

GENTING KECAMATAN KEJURUAN MUDA

SKRIPSI

Telah Diuji oleh Panitia Ujian Munaqasah Skripsi

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Langsa dan Dinyatakan Lulus Serta Diterima Sebagai Salah Satu Beban Studi

Program Sarjana (S-1)Dalam Ilmu Pendidikan dan Keguruan

Pada Hari / Tanggal:

Selasa, 22 September 2016 M Panitia Ujian Munaqasyah Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Mulyadi, M.A. Nani Endri Santi, M.A.

Anggota, Anggota,

Dra. Hj. Purnamawati, M.Pd. Lathifah Hanum, M.A.

Disetujui oleh:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa

Dr. Ahmad Fauzi, M. Ag NIP. 19570501 198512 1 001

(4)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSTRAK BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penjelasan Istilah ... 6

F. Penelitian Terdahulu ... 8

G. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II: KAJIAN TEORI ... 11

A. Guru Pendidikan Agama Islam (Ustadz) ... 11

1. Pengertian Ustadz dan Guru ... 11

2. Keutamaan Guru ... 12

3. Keutamaan Guru Agama ... 13

4. Guru Pendidikan Agama Islam ... 14

5. Peran Guru Agama Islam ... 15

6. Syarat Guru Agama Islam ... 16

B. Remaja ... 28

1. Pengertian Remaja ... 28

2. Remaja Menurut Agama Islam ... 29

C. Kenakalan Remaja ... 34

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A. Metode Penelitian ... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

C. Sumber Data ... 44

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 47

G. Tahapan Penelitian ... 49

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 51

A. Gambaran Umum di Desa Tanjung Genting ... 51

B. Kegiatan Yang Dibentuk di Desa Tanjung Genting ... 56

C. Peran Guru PAI Dalam Menghadapi Kenakalan Remaja ... 58

D. Tantangan dan Hambatan Guru PAI Dalam Menghadapi Kenakalan Remaja ... 58

(5)

vii

E. Kendala Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahannya ... 60

BAB V : PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran-Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(6)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, hidayah, inayah serta kasih sayang yang berlimpah dan tiada batas kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup umat manusia, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak diakhir. Amin

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian tentang “Tantangan dan Hambatan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Kenakalan Remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada pihak-pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan, pengarahan, inspirasi serta doa dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Zulkarnain, MA. Rektor IAIN Langsa

2. Drs. Basri Ibrahim, MA. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Langsa

3. Dr. Ahmad Fauzi, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Langsa 4. Drs. Zainuddin, MA

.

Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN Langsa 5. Mukhlis, Lc, M.Pd.I., sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)

(7)

ii

6. Lathifah Hanum, S.Pd, M.A., sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi dan nasihat kepada penulis selama perkuliahan

7. Mulyadi, M.A. dan Nani Endri Santi, M.A. sebagai dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan pengarahan dan meluangkan banyak waktu untuk membimbing mengenai isi dari skripsi ini.

8. Segenap Staf perpustakaan IAIN Langsa yang telah memberikan bantuan berupa referensi buku-buku dan bahan penelitian bagi penulis.

9. Kepada Datok dan perangkat Desa Tanjung Genting, Kejuruan Muda yang telah memberikan ijin penelitian dan kerjasama yang baik dalam memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.

10. Kepada ayahanda Rustam dan ibunda Misirah, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya semoga di ampuni segala dosanya, murah rezekinya dan sehat serta panjang umur.

11. Sahabat dan teman-teman seperjuangan di jurusan Pendidikan Agama Islam, Trisni, Jayani, M. Reza, Nazaria dan teman-teman PAI angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Oleh karena itu, penulis hanya mampu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya semoga kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Allah SWT. Mudah-mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.

Langsa, Januari 2017 Penulis

(8)

ABSTRAK

TANTANGAN DAN HAMBATAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGHADAPI KENAKALAN REMAJA DI DESA TANJUNG

GENTING KECAMATAN KEJURUAN MUDA

Kenakalan remaja merupakan suatu tindakan kriminal yang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat. Toleransi serta kerjasama sangat mempengaruhi keberhasilan dalam meminimalisir kenakalan remaja. Penelitian ini merupakan suatu bukti bahwa sulitnya mengendalikan kenakalan remaja jika tidak disatukan dengan rasa toleransi dan kerjasama antara perangkat desa, orang tua, remaja maupun masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran serta hambatan dan tantangan guru PAI dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting, Kecamatan Kejuruan Muda. Metode dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dimana peneliti tidak memberikan perlakuan saat melaksanakan penelitian. Tujuan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena peneliti ingin menjelaskan, menyajikan dan menjabarkan sesuai dengan kondisi yang didapat selama berada dilapangan.

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah obeservasi, wawancara terstruktur serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan adalah peran guru PAI sudah cukup maksimal mulai dari menyelenggarakan pengajian, membentuk remaja mesjid serta membuka kursus atau les membaca Al-Qur’an di Dayah. Akan tetapi, kurangnya dukungan dari perangkat desa, orang tua dan remaja sangat menyulitkan guru PAI untuk mengurangi kenakalan remaja. Selain itu, selama pelaksanaan kegiatan, guru PAI mendapatkan begitu banyak tantangan dan hambatan dalam menghadapi kenakalan remaja, mulai dari tidak adanya dukungan dari perangkat desa, fasilitas yang tidak mendukung, peran orang tua yang tidak maksimal dan faktor ekonomi yang sangat berpengaruh timbulnya kenakalan remaja. Terlebih guru PAI harus berperan sendiri dalam memikirkan kenakalan remaja. Berbagai upaya telah dilakukan, namun tidak memberikan dampak yang positif akibat tidak adanya toleransi dari masyarakat dalam mendukung kinerja guru PAI dalam melaksanakan kegiatan yang bernuansa Islami.

Kata kunci: Tantangan dan Hambatan Guru PAI, Kenakalan Remaja.

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat suatu berkas cahaya yang menjadi penerang tanpa batas dan tanpa membedakan siapa yang diteranginya dalam proses pembelajaran.1 Dalam mengemban amanah sebagai seorang guru, maka diharapkan dapat tampil sebagai sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan serta memberi contoh teladan dan selalu berusaha untuk maju, terdepan dan mengembangkan diri.

Selain itu, guru juga melakukan inovasi dalam pembelajaran agar bermanfaat sebagai bahan pengajaran kepada peserta didik. Muhaimin menyatakan, guru Pendidikan Agama Islam yang profesional adalah orang yang menguasai ilmu pengetahuan agama Islam sekaligus mampu melakukan transfer ilmu Agama Islam, mengamalkan, serta mampu dan terampil menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang kecerdasan dan daya kreasinya untuk kebaikan dirinya dan masyarakat.2

Guru dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik, pengajar, pemimpin dan administrator harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga memberikan pengaruh

1 Nanat Fathah Natsir, Peningkatan Kualitas Guru dalam Perspektif Islam, Jurnal Educationist, No. 1, Vol.1, 2007, hal. 23.

2 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 44.

(10)

2

positif terhadap perkembangan siswa baik jasmani maupun rohani.3 Sedangkan peran guru pendidikan Agama Islam adalah mendidik, mendidik adalah tugas yang sangat luas, mendidik sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh.4 Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai perubahan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan.5

Dalam kehidupan sehari-hari, guru PAI merupakan contoh suri tauladan yang baik dimasyarakat. Menurut Watten B., guru PAI berperan sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia nampak sebagai orang yang berwibawa, sebagai penilai, sebagai seorang sumber karena ia memberi ilmu pengetahuan, sebagai pembantu, sebagai wasit, sebagai detektif, sebagai obyek identifikasi, sebagai penyangga rasa takut, sebagai orang yang menolong memahami diri, sebagai pemimpin kelompok, sebagai orang tua atau wali, sebagai orang yang membina dan memberi layanan, sebagai kawan sekerja dan sebagai pembawa rasa kasih sayang.6

3 Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal.106.

4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hal.78.

5 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2008), hal. 223.

6 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 13, hal. 5.

(11)

3

Setiap orang yang mempunyai tugas sebagai guru harus mempunyai akhlak, khususnya guru agama, disamping mempunyai akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, guru agama seharusnya mempunyai karakter yang berwibawa, dicintai dan disegani oleh anak didiknya, penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena setiap perilaku yang dilakukan oleh guru agama tersebut menjadi sorotan dan menjadi teladan bagi setiap anak didiknya. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik untuk membina akhlak anak didiknya, seorang guru haruslah dapat membina dirinya sendiri terutama seorang guru agama haruslah sabar dan tabah ketika menghadapi berbagai macam ujian dan rintangan yang menghalangi, guru haruslah dapat memberikan solusi yang terbaik ketika anak didiknya sedang menghadapi masalah, terutama masalah yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.7 Kewajiban utama yang dilakukan oleh seorang guru adalah berusaha menyayangi dan mencintai para siswanya. Guru harus mengenal anak didiknya terlebih dahulu, lalu mencoba mendapati hal-hal positif yang ada pada mereka dan secara terus terang menyatakan suatu penghargaan, selain itu juga ia harus mengetahui kondisi keluarga masing-masing anak didik, kesulitan yang mereka hadapi dan kebutuhan yang mereka perlukan.

Fakta yang terjadi di lapangan di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda, remaja selalu mabuk-mabukan setiap ada acara pesta di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda. Kemudian, para remaja juga banyak berkendara dengan kecepatan tinggi (ugal-ugalan) di jalan raya pada malam hari.

7 Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1968), hal. 127.

(12)

4

Terlebih mereka meminum minuman keras terlebih dahulu sebelum berkendara sepeda motor. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi masyarakat, khususnya yang berprofesi sebagai guru, dalam membina para remaja agar menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral dalam bermasyarakat. Namun, dukungan dan toleransi masyarakat yang kurang mendukung dalam menjalankan suatu organisasi atau lembaga masyarakat yang bertujuan untuk menghadapi kenakalan remaja yang semakin meresahkan masyarakat di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda. Salah satu alasan masyarakat kurang mendukung pembentukan organisasi atau lembaga masyarakat yaitu keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Selain itu anggapan masyarakat yang menyatakan bahwa kenakalan remaja yang seperti itu sudah biasa dan sudah takdir yang tidak bisa dihindari.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang Tantangan Dan Hambatan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Kenakalan Remaja Di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda”.

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini akan difokuskan pada tantangan dan hambatan guru pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting, Kecamatan Kejuruan Muda.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis dapat merumuskan pertanyaan dalam penelitian ini adalah;

(13)

5

1. Bagaimana peran guru pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda?

2. Tantangan dan hambatan apa sajakah yang di hadapi oleh guru PAI di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah;

1. Untuk mengetahui peran guru pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda.

2. Untuk mengetahui tantangan dan hambatan apa saja yang dihadapi guru pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis;

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya bidang agama, di samping juga untuk merangsang dilakukannya penelitian yang lebih mendalam dan lebih luas terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

2. Sedang secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi;

(14)

6

a. Guru pendidikan Agama Islam

Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi guru pendidikan Agama Islam (PAI) bahwa pentingya peran guru PAI dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda.

b. Remaja

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi remaja agar menjauhi faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kenakalan remaja yang selama ini telah meresahkan masyarakat di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda.

c. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat untuk mendukung guru pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda.

F. Penjelasan Istilah

Ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan dalam penelitian ini, yaitu;

a. Tantangan

Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk melihat kemampuan suatu bangsa atau negara.8 Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan.9 Sedangkan

8 Bambang Dwi Argo, Tantangan dan Hambatan di Era Globalisasi, Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Semarang, 2013, hal. 69.

9 Marinasari Fithry, Kurikulum dan Tantangan Globalisasi, (Medan: Kemenag, 2015), hal. 27.

(15)

7

tantangan yang dimaksud penulis adalah suatu usaha yang bertujuan untuk melihat kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu.

b. Hambatan

Hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau pencapaian suatu hal yang ingin dicapai.10 Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).11 Sedangkan hambatan yang dimaksud peneliti adalah sesuatu yang dapat menghalangi kinerja atau kemajuan suatu aktifitas secara konsepsional (tidak terarah).

c. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

Guru PAI merupakan orang yang melakukan kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran (menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara).12 Selanjutnya guru PAI yang dimaksud peneliti adalah orang yang mengajarkan atau memberikan pengetahuan terhadap seseorang yang sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Hadis.

d. Kenakalan remaja

Kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para

10 J. Tolage, Identifikasi Hambatan Dalam Proses Pembelajaran, Skripsi yang tidak diterbitkan, 2010, hal. 37.

11 Ibid, hal. 74.

12 Muhaimin, Abdul Ghofur dan Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hal. 1.

(16)

8

pelakunya.13Kenakalan Remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak yang berada pada masa remaja.14 Sedangkan

k

enakalan remaja yang dimaksud peneliti adalah suatu tindakan yang melanggar aturan-aturan yang dilakukan oleh remaja.

e. Remaja

Remaja adalah peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara 12- 21 tahun.15 Remaja adalah suatu tingkatan umur, dimana seorang anak tidak lagi bersikap seperti anak-anak, tetapi belum dapat juga dipandang sebagai orang yang dewasa.16 Sedangkan remaja yang dimaksud peneliti adalah masa peralihan pola pikir menjadi lebih dewasa.

G. Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang membahas tentang kenakalan remaja, seperti;

1. Meidayanti Pradatin Dianlestari, yang berjudul “Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja: Tawuran Di SMAN 4 Kabupaten Tangerang”. Skripsi ini menunjukkan hasil bahwa upaya dalam mengatasi kenakalan remaja (tawuran) adalah melakukan home visit agar pihak sekolah mengetahui latar belakang keluarga siswa yang terlibat tawuran dan memberikan arahan langsung kepada orang tua siswa. Tujuannya agar guru lebih komunikatif terhadap orang tua siswa maupun kepada siswa hal ini ditujukan agar kegiatan siswa lebih terpantau. Upaya kedua yang dilakukan adalah pihak

13 Eva Imania Eliasa, Kenakalan Remaja: Penyebab dan Solusinya, (Surabaya: SMK Muhammadiyah, 2009, hal. 2.

14 RLF Hutabarat, Faktor dan Penyebab Kenakalan Remaja, Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2014, hal. 15.

15 Ibid, hal. 13.

16 Rudi Cahyono, Keluarga dan Kenakalan Remaja, Jurnal Edukasi, Vol. 2, No. 1, 2010, hal. 38.

(17)

9

sekolah dan orang tua diharapkan lebih memperhatikan anak-anaknya dan memberikan pengarahan agar anak-anaknya tidak terlibat dalam kasus tawuran di sekolah, selain itu orang tua mampu menjalin komunikasi yang baik dengan anak agar anak tidak merasa sendirian.17

2. Marsela Yunita dengan judul “Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Desa Durian Kecamatan Sungai Ambawang”. Hasil penelitian ini didapat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada informan yaitu orang tua dan anak remaja yang termasuk kategori

“nakal” maka dapat diketahui bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja di Desa Durian Kecamatan Sungai Ambawang antara lain minum-minuman keras, merokok, pencurian, kebut-kebutan dan pemerkosaan. Kenakalan remaja dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain kurangnya komunikasi antara orang tua, keluarga yang tidak harmonis, rendahnya kondisi sosial ekonomi dalam keluarga, pengaruh teman sebaya serta lingkungan sosial masyarakat yang tidak mendukung.18

3. Perbedaan penelitian ini dari yang sebelumnya yaitu peneliti menganalisis tantangan dan hambatan guru pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menghadapi kenakalan remaja. Selama guru menjalankan suatu organisasi atau lembaga masyarakat untuk menghadapi kenakalan remaja tentunya terdapat tantangan dan hambatan baik dari diri sendiri maupun terhadap masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan untuk

17 Meidayanti Pradatin Dianlestari, Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja: Tawuran Di SMAN 4 Kabupaten Tangerang, Skripsi yang tidak diterbitkan, 2015, hal. 69.

18 Marsela Yunita, Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Desa Durian Kecamatan Sungai Ambawang, Skripsi yang tidak diterbitkan, Potianak, 2013, hal. 72.

(18)

10

menganalisis tantangan dan hambatan tersebut serta bagaimana peran guru dalam menghadapi kenakalan remaja di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam setiap karangan ilmiyah tentunya mempunyai sistematika pembahasan agar penulisan ini menjadi terarah dan sesuai dengan yang di maksud oleh penulis nantinya. Dalam karya ilmiah ini penulis menyusunnya dalam lima bab yang meliputi:

Bab I Merupakan pendahuluan yang membahas, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penjelasan Istilah, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II Merupakan pembahasan masalah kajian secara teoritis yang meliputi pembahasan di dalamnya mengenai pengertian tantangan, hambatan, guru pendidikan Agama Islam, Kenakalan Remaja dan Remaja.

Bab III Merupakan pembahasan yang membahas tentang metodologi Penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan waktu, teknik pengumpulan data dan analisa data.

Bab IV Merupakan pembahasan yang meliputi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan hasil penelitian serta analisa dari penulis tentang hasil yang didapatkan dalam penelitian di Desa Tanjung Genting Kecamatan Kejuruan Muda

Bab V Merupakan Bab penutup yang membahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency).. Jakarta:

keuletan dan ketangguahan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,didalam menghadapi didalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman

Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile

Upaya pencegahan kenakalan remaja dapat dilakukan dengan pembinaan dari segi agama untuk menumbuhkan religiositas pada remaja dan pengetahuan baik-buruk sehingga a k a n

Masalah serius dalam dunia pendidikan saat ini adalah kenakalan remaja, kenakalan yang dilakukan remaja baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah mulai dari kenakalan

Jurnal Pendidikan Tambusai 50 Pengaruh Keterlibatan Pengasuhan Ayah dengan Kenakalan Remaja Salah satu faktor penting yang mendukung keberhasilan remaja dalam menghadapi dan

Terwujudnya kebijakan strategi pertahanan negara yang terintegrasi dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, tantangan dan peluang baik nasional, regional, dan Jumlah kebijakan

Dengan demikian, pemahaman yang holistik terhadap perspektif kajian geografi, yang meliputi konsep esensial, abstrak, dan konkret, sangat penting untuk menghadapi tantangan global saat