STRATEGI KONSERVASI BIODIVERSITAS
Prinsip:
Strategi konservasi biodiversitas terbaik adalah in situ – karena terjadi proses evolusi adaptasi secara langsung terhadap dinamika lingkungan
daya survive lebih tinggi
Konservasi ex situ sebagai supporting system dari strategi konservasi biodiversita
s in situterutama untuk
spesies terancam punah, spesies dengan laju pertumbuhan populasi rendah,
memiliki nilai ekonomi tinggi perlu intervensi
melalui konservasi ex situ
Species Endangered Field Survey
Conservation Strategies
Ex Situ Conservation In Situ Conservation
Penyimpanan:
Sperma, Telur, Jaringan, biji, dll
Dana untuk Konservasi
KB, Taman Safari, Penangkaran, Taman Burung, dll
Perlindungan, Manajemen,
Monitoring
Membangun Program
Breeding Reestablish populasi di alam (Wild)
Viable Population
Koleksi Populasi dari Alam (Wild)
Membangun Produk Baru
Memanfaatkan & Menjual Produk baru
Dana utk melindungi dan mengelola spesies di alam Dana utk memelihara
program breeding
Model Strategi Konservasi Biodiversitas
Habitat alami:
KK & Non-KK
Strategi Konservasi Satwaliar
In situ Ex Situ
KK Non-KK Diluar habitat alami (Hutan & Non-Hutan)
Terestrial &
Perairan
Terestrial &
Perairan
KB, Taman Safari, Sea World, Taman Burung, PPS, Taman Buaya, Taman Kupu2,
Penangkaran, BSG KSA (CA, SM)
& KPA (TN, THR, TWA)
Hutan &
Non-Hutan Spesies, populasi, komunitas, ekosistem,
landskaporganisme
Spesies, populasi Organisme
Organ, Sel,
Jaringan, DNA
Manajemen & Teknologi (3P)
Habitat/Tempat Hidup; Nutrisi; Penyakit/Kesehatan; Reproduksi &
Breeding; Pemanfaatan; Release (Restocking, Reintroduksi, Introduksi).
Pengertian & Argumen Konservasi Eksitu
Ex Situ Conservation = Ex situ gene conservation
The conservation of components biological diversity outside their natural habitats (The CBD, Article 2
UNEP. 1992).
Transfer organisme (tumbuhan atau satwa) dari satu tempat (habitat alam) ke tempat lain (mis. seed bank, zoo) untuk tujuan pemeliharaan atau breeding sebagai suatu upaya konservasi organisme (Dunster J & K.
1996. Dictionary of Natural Resources Management.
CAB International).
Pengertian Konservasi Eksitu ( Lanjutan )
Konservasi sumberdaya genetik yang memerlukan
pemindahan individual atau material reproduksi dari habitat alaminya ke habitat luar (off site) (Koski V et al. 1997.
Technical Guidelines for Genetic Conservation of Norway Spruce (Picea abies (L) Karst). EUFORGEN. IPGRI).
Pemeliharaan organisme di luar habitat alaminya (aslinya) seperti di kebun raya, kebun binatang, bank benih, kebun plasma nutfah, in vitro genebanks).
Suatu metode konservasi yang memerlukan pemindahan sumberdaya genetik (seed, polen, sperma, individu
organisme) dari habitat alamnya atau lingkungan alamnya
(WV Reid & KR Miller).
ARGUMEN PERLUNYA TINDAKAN KONSERVASI EXSITU
2/13/2017 MK Konservasi Exsitu Satwa Liar -
Machmud Thohari 6
EKSITU
Restocking/
reintroduksi
1) Spesies yang habitatnya rusak atau cenderung
semakin rusak
2) Spesies yang populasinya berada pada critical level
(tidak memenuhi mvp)
INSITU
??? ??????
ARGUMEN PERLUNYA TINDAKAN KONSERVASI EXSITU
EKSITU
73) Spesies yang mengalami eksploitasi tinggi, atau
pemanfaatan terhadap salah satu
populasinya sangat tinggi 4) Spesies yang memiliki nilai ekonomi/ sosial-budaya tinggi, sehingga pemanfaatannya berlebihan
INSITU
???
???
???
Komersial / Pemanfaatan secara ekonomi
FUNGSI DAN MANFAAT KONSERVASI EKSITU 1. Fungsi Konservasi Eksitu
A. FUNGSI EKOLOGIS: Membantu Melindungi Spesies Liar dengan cara:
1. Keperluan pemulihan ke alam utk memelihara jumlah &
variabilitas genetik populasi di alam (insitu) melalui release, rehabilitasi, restocking dan/atau reintroduksi.
2. Hasil penelitian di eksitu bermanfaat sebagai dasar biologis utk strategi konservasi baru di in situ
3. Populasi eksitu dpt digunakan untuk berbagai keperluan shg dpt mengurangi pengambilan dari alam (insitu)
4. Berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat
B. FUNGSI SOSIO EKONOMI dan SOSIO- BUDAYA:
• Memenuhi aspek pemanfaatannya bagi kesejahteraan manusia menyediakan aneka barang & jasa bagi berbagai
kebutuhan hidup manusia.
MANFAAT KONSERVASI EXSITU
1. Cadangan plasma nutfah jangka panjang & back up jenis di alam
2. Alternatif sumber bibit penangkaran untuk manfaat ekonomi komersial
3. Bahan analisis dan litbang perkembangbiakan, persilangan, pemuliaan (breeding)
4. Sumber bahan release, rehabilitasi, restocking &
reintroduksi – in situ-ex situ link conservation program 5. Pengganti populasi liar untuk riset biologi populasi
dan sosio-biologi
6. Media pendidikan masyarakat
7. Media wahana Obyek rekreasi/wisata/ekowisata
REINTRODUCTION/RELEASE (PELEPASLIARAN)
• 48 Jalak bali dilepasliarkan ke TNBB pada Dec 07
• Masing-masing burung
dipasang microchip dan cincin berwarna sebelum dilepaskan
In Situ – Ex Situ Link Conservation
RESCUE MACAN TUTUL DI TN. UJUNG KULON
PELEPASLIARAN ULAR PHYTON
In Situ – Ex Situ Link Conservation
Keterbatasan Dasar dari Konservasi Eksitu Vs Konservasi Insitu
1. Ukuran populasi terbatas.
2. Kemampuan adaptasi, daya survive terbatas;
keterampilan belajar rendah
3. Variabilitas genetik terbatas/rendah
4. Keberlanjutan pengelolaan butuh dana besar
& usaha berkelanjutan
5. Konsentrasi satwa terbatas pd tempat
tertentu, shg lebih peka dan mudah terancam
Belum semua Kebun Binatang (KB) Menjalankan fungsinya Karena:
Kurangnya dana dalam meningkatkan kondisi
pengelolaan Lembaga KESS seperti Kebun Binatang
Belum semua Kebun Binatang (KB) Menjalankan fungsinya Kaarena:
Kurangnya dukungan dana sehingga kondisi kandang
memprihatinkan, tidak memenuhi standar animal welfare
Belum semua Lembaga Konservasi Eksitu seperti Kebun Binatang (KB) Menjalankan fungsinya karena:
Kurangnya kemampuan SDM dalam mengelola satwaliar dan keuangan yang sehat
Beberapa Prinsip Terkait
Konservasi Ex Situ
A. Prinsip Umum & Genetik dalam Pembiakan Satwa di Eksitu (Frankel & Soule 1981)
Tujuannya :
a.Koleksi dan/atau memproduksi satwa utk kepentingan pendidikan, penelitian,
percobaan, komersial, pameran/wisata.
b.Mengembangkan jenis hewan budidaya baru dan/atau utk memperbaiki keadaan satwa yang ada.
c.Menunjang peningkatan populasi satwa yg
terancam punah
B. Prinsip Pengaturan Reproduksi utk Meningkatkan Populasi di Alam:
a. Meminimalkan perubahan genetik &
fenotipik
b. Meminimalkan inbreeding
c. Meminimalkan kehilangan variasi genetik d. Meminimalkan perubahan perilaku.
Skala waktu program pembiakan di
eksitu: 100-200 tahun.
C. Prinsip Pertimbangan Pemilihan Jenis untuk Program Konservasi Eksitu:
a. Kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan & teknologi.
b. Kepentingan ekonomi (komersial) c. Kepentingan sosial-budaya, estetika
d. Kepentingan perlindungan/pengawetan
spesies/populasi liar; ekologis
D. Prinsip Pencegahan perubahan perilaku non- genetik dikaitkan dg kepentingan pemulihan populasi ke alam (release/restocking):
1) Mencegah timbulnya ketidakmampuan kawin & menghasilkan anak; jaga kemampuan/perilaku kawin (sexual behaviour) – dipelihara dalam kelompok sosial, tidak soliter
2) Menghindari timbulnya ketidakmampuan berburu atau merumput dan mencari makan sendiri; secara bertahap kurangi penyediaan/pemberian pakan dari luar kandang 3) Mencegah kemungkinan timbulnya ketidakmampuan
menghindari predator; latihan perkuat pembiasaan perilaku alami untuk menghindari predat
4) Mencegah kehilangan rasa takut pada manusia; secara
bertahap kurangi interaksi dg manusia/keeper
atau jaga sifat
liarnya
E. Prinsip Animal Welfare and Ethics (Etika &
Kesejahteraan Satwa)
• Bahwa satwa yang dipelihara di luar habitat alaminya (ex situ) harus tetap memiliki hak kebebasan untuk mendapat perlakuan yang baik dan memenuhi syarat-syarat bagi kesejahteraannya
• Semua kebutuhan hidup satwa layaknya di habitat alami (in situ) seperti makan & berperilaku alami harus dikelola dan disediakan
• Berbagai faktor yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan, kesehatan dan kesejahteraan satwa harus dikendalikan
• Minimal ada lima kebebasan (five of freedom) satwa harus tetap disediakan dan dipenuhi didalam pengelolaan satwa di ex situ, yakni:
Animal Welfare:
Five of Freedom
1. Freedom from thirst and hunger (Bebas dari rasa lapar dan haus)
2. Freedom from discomfort ( Bebas dari rasa tidak nyaman secara fisik)
3. Freedom from pain, injury and disease ( Bebas dari luka sakit dan penyakit )
4. Freedom to express normal behavior ( Bebas mengekspresikan perilaku normal )
5. Freedom from fear and distress ( Bebas dari rasa takut
dan tidak stress)
Masalah Genetik dalam Manajemen Konservasi Eksitu Satwaliar
1. Pengelolaan Data tentang pengaruh inbreeding.
2. Panduan genetik untuk memaksimumkan ukuran populasi efektif (N= 500) sebagai prinsip yang harus diperhatikan:
a. Menjaga keseimbangan nisbah kelamin (sex ratio).
b. Mencegah fluktuasi besar dalam jumlah populasi; menghindari penurunan populasi secara drastis.
c. Manajemen reproduksi tertutup dalam
meningkatkan produktivitas – manajemen stud
book, recording system – Book Keeper
Tinjauan Sejarah Perkembangan Konservasi Ex-Situ
Berbasis pada Evolusi Kebun Binatang
Pemeliharaan dalam kandang
Museum Hidup
Pusat Konservasi
Kehidupan Alam
• Taksonomi
• Keanekara-
• gaman jenis;
Adaptasi utk hidup
• Pameran
Tema
Musium Hidup
• Ekologi
• Habitat satwa Ekologi perilaku
• Penangkaran, pe- nelitian, pendidik- an masyarakat
Pusat SD Lingkungan
• Lingkungan
• Ekosistem
Biologi konservasi
• KH, konservasi, pen- didikan msy, daya hidup jenis
Subyek
Perhatian
Sumber: G. Rabb dalam Global Biodiversity Strategy
• Perkembangan KES dimulai dengan kebutuhan manusia terhadap pemanfaatan satwaliar secara
kontinyu, diwujudkan dalam bentuk mengumpulkan aneka satwa dalam kandang-kandang.
• Awal pengembangan satwa difokuskan pada
vertebrata besar khusus mamalia besar yang memiliki pesona (Charismatic Megavertebrates)
• Sejalan dg perkembangan budaya & peradaban, maka kumpulan satwa ditingkatkan pengelolaannya untuk kepentingan :
– Koleksi dan display
– Pendidikan dan penelitian – Rekreasi dan wisata
– Pusat Breeding untuk mendukung konservasi populasi satwa langka dan terancam punah
• Berkembang berbagai institusi KESS, regulasi, filosofi
dan prinsip manajemennya
Upaya Konservasi Spesies Ex Situ:
1. Dokumentasi penyebaran spesies di berbagai lembaga konservasi (KB, TS, KR, Bank Benih, BSG, Kebun Koleksi, Penangkaran, Akuarium, dll) 2. Pantau perkembangan populasi spesies di berbagai lembaga konservasi 3. Bina pengembangan populasi spesies di berbagai lembaga konservasi 4. Kendalikan peredaran dan perdagangan spesies, penegakan hukum
(peraturan perundangan/kebijakan nasional, konvensi internasional) 5. Kaji potensi dan prospek pengembangan pemanfaatannya
6. Dorong prakarsa dan peran masyarakat dalam melakukan konservasi eksitu
7. Pelepasliaran spesies hasil eksitu untuk pemulihan dan/atau perbaikan populasi in situ