SUNAN GRESIK ( MAULANA MALIK IBRAHIM )
Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik lahir di Campa (Kamboja). Namun, dari silsilah keturunannya, nasab Sunan Gresik sampai pada Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali RA. Sunan Gresik memperoleh didikan langsung dari ayahnya, Barokat Zainul Alam, seorang ulama kesohor di Kamboja.
Pada abad ke-14, ia hijrah ke daerah Jawa dan berlabuh di Gerwarasi atau Gresik. Pada saat itu, Gresik dikenal dengan bandar niaga yang maju dan terkenal di wilayah Asia Tenggara.
Bersama rombongannya, ia berlayar ke Jawa pada 1371 dan menghadap Raja Majapahit Brawijaya untuk mendakwahkan Islam. Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2016)
menjelaskan bahwa Raja Majapahit menolak ajakan Islam Sunan Gresik, namun menyambut baik kedatangannya.
Oleh Raja Majapahit, Sunan Gresik diangkat menjadi syahbadar dan diperbolehkan menyebarkan Islam kepada orang-orang setempat. Melalui restu itu, Sunan Gresik lalu mendirikan masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar. Strategi dakwah yang digunakan Sunan Gresik adalah dengan jalur niaga di tempat publik.
Karena luwesnya pergaulan Sunan Gresik, ia berhasil menarik perhatian penduduk Jawa.
Selain melalui jalur perdagangan, Sunan Gresik juga menempuh jalur politik untuk mendakwahkan Islam. Mulai dari Gresik dan sekitarnya, Syekh Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam selama 40 tahun dan menjadi wali senior dari pendakwah-pendakwah Islam di tanah Jawa.
SUNAN DRAJAT
Dakwah Sunan Drajat Berbekal pengetahuan agama dari ayahya dan dari Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat atau Raden Qasim kembali ke Ampel. Namun, atas perintah ayahnya, beliau berdakwah menyebarkan Islam di pesisir pantai Gresik. Dengan ajarannya yang sederhana dan bisa dijalani masyarakat, maka semakin lama pengikut Sunan Drajat semakin banyak.
Faktor yang menyebabkan Sunan Drajat dekat dengan masyarakat karena ajaran-ajarannya yang sederhana dan berorientasi kepada kesejahteraan semua orang. Selain itu, beliau juga sangat memerhatikan nasib kaum fakir miskin serta lebih mengutamakan pencapaian kesejahteraan sosial masyarakat. Ajarannya lebih menekankan pada empati dan etos kerja keras berupa kedermawanan, pengentasan kemiskinan, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas sosial, dan gotong royong.
Sunan Drajat dikenal sangat pandai menggubah berbagai jenis tembang Jawa. Hal itulah yang menjadi daya dorong bagi dekatnya usaha dakwah dengan masyarakat. Dalam tembang Pangkur, Sunan Drajat menggunakan penyampaian ajaran falsafah kehidupan kepada masyarakat.
SUNAN MALIK AL-SALEH
Sultan Maulana Malik Al Saleh adalah sultan pertama dan pendiri Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara pada abad ke-13. Beliau memerintah dari tahun 1267 hingga 1297 Masehi dan berhasil menyebarkan ajaran Islam di wilayah pesisir utara Sumatera dan sekitarnya.
Sultan Malik Al Saleh naik takhta Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1267 Masehi. Ia berhasil menyatukan dua kerajaan sebelumnya, yaitu Samudera dan Pasai, menjadi satu kesatuan yang kuat dan makmur. Ia juga membangun hubungan dagang dan diplomatik dengan negara-negara lain, terutama dengan Kerajaan Mamluk di Mesir dan Kerajaan Yuan di China.
Sultan Malik Al Saleh dikenal sebagai raja yang saleh dan bijaksana. Ia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan mengembangkan pendidikan Islam di wilayahnya. Ia juga mengirimkan utusan-utusan ke berbagai daerah untuk menyebarkan ajaran Islam. Salah satu utusan yang terkenal adalah Syekh Ismail, yang berhasil mengislamkan Kerajaan Perlak³.
SUNAN GUNUNG JATI
Sejarah singkat sunan gunung jati sebelum menyebarkan agama islam, dengan nama asli Syarif Hidayatullah atau nama sebutan lainnya adalah Sultan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati berasal dari Kairo, Mesir putera dari ayahnya yang bernama Syarif Abdullah dan Ibunya Rara Santang, Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 Masehi. Sejak kecil Sunan Gunung Jati suka bermain seperti anak pada umumnya. Namun, begitu menginjak dewasa, beliau belajar menimba ilmu agama islam.
Lalu, setelah memiliki pengetahuan ilmu agama islam, beliau langsung menyebarkan agama islam ke berbagai daerah. Hari demi hari, Sunan Gunung Jati menikah dengan wanita cantik idamannya. Langkah awal metode dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati menyebarkan agama islam yaitu melalui silaturahmi dengan orang-orang terpandang disetiap daerah, Wilayah dakwah Sunan Gunung Jati seperti Banten, Cirebon, Demak dan berpolitik.
Sunan Gunung Jati berdakwah di berbagai wilayah, seperti dukuh badadan dukuh sembung, Banten, Cirebon dan Demak. Banyak sekali dakwah-dakwah yang telah disampaikan oleh Sunan Gunung Jati kepada masyarat pada saat itu melalu acara pengajian bulanan, mingguan dan sebagainya.