PADAT KARYA
OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
Disampaikan oleh ………pada acara : Pelatihan Padat Karya Bidang SDA Di Lampung, Tanggal 12 Februari 2018
AGENDA
2
1. Siklus Pembangunan
3. Pengertian-Pengertian
4. Perencanaan OP Jaringan Irigasi 5. Pelaksanaan OP Jaringan Irigasi 6. Kelembagaan & SDM
2. Landasan Hukum
1. UU Nomor 7 Tahun 2004 : (dibatalkan MK) 1.1. Pengembangan Jaringan Irigasi :
a.Pemerintah (Pusat) : Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pd DI.lintas provinsi, lintas negara, dan strategis nasional;
b.Provinsi : Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pd daerah irigasi (DI>) lintas kabupaten/kota (< 10.000 ha) ;
c.Kabupaten//Kota : Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pd DI. dalam satu Kabupaten/Kota (< 10.000 Ha).
1.2 Pengelolaan Jaringan Irigasi :
a. Pemerintah (Pusat) : Pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya >3.000 ha, dan daerah irigasi lintas negara, lintas provinsi dan strategis nasional.
b. Daerah Provinsi : Pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1.000 ha-3.000 ha, dan daerah irigasi lintas daerah kabupaten/kota.
c.. Daerah Kab/Kota : Pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1.000 ha dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota.
1/6
2. UU Nomor 11 Tahun 1974 : (kembali) Pasal-3
(1) Air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara.
(2) Hak menguasai oleh Negara tersebut dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang kepada Pemerintah untuk :
a.Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau sumber-sumber air.
b, c, d, e…….
(3) Pelaksanaan atas ketentuan ayat (2) menghormati hak yg dimiliki masyarakat adat setempat
Pasal-4
Wewenang Pemerintah sebagaimana tersebut dalam Pasal-3 Undang- undang ini, dapat dilimpahkan kpd instansi-2 Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah dan atau badan-badan hukum tertentu yang syarat2 dan cara-caranya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2/6
BAB VII
EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN Pasal-12
Guna menjamin kelestarian fungsi dari bangunan-bangunan pengairan untuk menjaga tata pengairan dan tata air yang baik, perlu dilakukan kegiatan2 eksploitasi dan pemeliharaan serta perbaikan2 bangunan2 pengairan tersebut dengan ketentuan :
a. Bagi bangunan-bangunan pengairan yang ditujukan untuk memberikan manfaat langsung kpd sesuatu kelompok masyarakat dilakukan dengan mengikut sertakan masyarakat, baik yang berbentuk Badan Hukum, Badan Sosial maupun perorangan, yang memperoleh manfaat langsung dari adanya bangunan-bangunan tersebut, yg pelaksanaannya diatur lbh lanjut dgn Peraturan Pemerintah
b. Bagi bangunan-bangunan pengairan yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum pada dasarnya dilakukan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun daerah
3/6
Pengairan adalah suatu bidang pembinaan atas air, termasuk kekayaan alam bukan hewani yang terkandung didalamnya, baik yg alamiah maupun yg telah diusahakan oleh manusia
3. UU Nomor 23 Tahun 2014 :
Pasal 12 huruf (c) : bagian dari urusan pemerintahan konkuren yang merupakan urusan pemerintahan wajib, yang berkaitan pelayanan dasar, dan berdasarkan pasal 15 dan lampiran huruf C. Pembagian urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah sebagai berikut :
a. Pemerintah (Pusat) : pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya
>3.000 ha, dan daerah irigasi lintas negara, lintas provinsi dan strategis nasional.
b. Daerah Provinsi : pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1.000 ha- 3.000 ha, dan daerah irigasi lintas daerah kabupaten/kota.
c. Daerah Kab/Kota : pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1.000 ha dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota.
4/6
4. PP Nomor 22 Tahun 2083 tentang Tata Pengaturan Air 5. Peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
6. Peraturan Menteri PUPR Nomor 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut.
7. Peraturan Menteri PUPR Nomor 16/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa Lebak.
8. Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.
5/6
9. Peraturan Menteri PUPR yang terkait :
a. Nomor 08/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi ,
b. Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi ,
c. Nomor 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi . d. Nomor 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan
Aset Irigasi
e. Nomor 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
6/6
LUAS IRIGASI MENURUT PERMEN PU-PR NO:14/2015
HA % HA % HA % HA % HA % HA % HA %
PUSAT 2.376.521 33,26 - - 36.727 83,04 648.138 50,38 55.224 15,47 25.922 13,66 3.142.532 34,40 PROPINSI 1.105.474 15,47 - - 2.305 5,21 288.637 22,44 134.665 37,73 103.386 54,49 1.634.467 17,89 KABUPATEN / KOTA 3.663.173 51,27 113.600 100,00 5.198 11,75 349.619 27,18 167.000 46,79 60.439 31,85 4.359.029 47,71 9.136.028 100 TOTAL LUAS PERMEN PU-PR
NO. 14/2015
IRIGASI PERMUKAAN
7.145.168 HA 113.600 HA IRIGASI AIR TANAH
44.230 HA IRIGASI POMPA
1.286.394 HA PASANG SURUT
356.889 HA LEBAK
189.747 HA TAMBAK
PEMBAGIAN KEWENANGAN
RAWA 1.833.030 HA IRIGASI
7.302.998 HA
PERMEN PU-PR NO. 14/2015 9.136.028 HA
10
PENGERTIAN-PENGERTIAN
KONSEPSI O&P IRIGASI
PENGELOLAAN JARINGAN
IRIGASI
12
Irigasi : upaya penyediaan, pengaturan (pembagian,
pemberian, penggunaan) dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi :
- irigasi permukaan, - irigasi rawa,
- irigasi bawah tanah, - irigasi pompa dan - irigasi tambak
Fungsi : mendukung produktifitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi
Pengertian
Contoh Skema : Jaringan Irigasi & Daerah Irigasi
Intake
Bangunan Sadap Bangunan Bagi Sadap
Bang. Bagi
Bangunan Sadap Bangunan Sadap
Bangunan Sadap Penyediaan Air
Pembagian Air
Pemberian Air
Penggunaan Air Pembagian Air
Pemberian Air Penggunaan Air
Pemberian Air
14
Sistem irigasi meliputi : - prasarana irigasi,
- air irigasi,
- manajemen irigasi,
- kelembagaan pengelolaan irigasi, dan - sumber daya manusia
Keberlanjutan sistem irigasi : dilakukan dengan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
Ketersedia an air
Prasarana Irigasi
Manajeme n irigasi Kelembaga
an SDM
Unsur O&P
-Pengaturan -Pengamanan -Kelestarian
Keberlanjutan Pengelolaan Irigasi
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi :
Serangkaian upaya pengaturan air irigasi termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik.
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka- menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga
dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat
berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan kelestariannya.
SIKLUS PPSI
SIDLACOM
PROM
Kinerja pelayanan kepada masyarakat menjadi sangat jelek, karena prasarana yang
sudah terbangun ternyata tidak dapat berfungsi sesuai
dengan yang direncanakan (al. penurunan luas tanam,
luas panen, dll).
Kondisi dan fungsi prasarana irigasi cepat
mengalami kerusakan sebelum tercapai umur
efektifnya.
Mengapa Jaringan Irigasi perlu di O&P ?
Beban biaya rehabilitasi menjadi semakin
berat dari waktu ke waktu.
Kegagalan tujuan pembangunan,
dan hal ini sangat memperburuk kredibilitas atau citra pemerintah.
18
MENGAPA PEKERJAAN O&P KURANG DIMINATI ?
1. Kegiatan O&P sifatnya tidak monumental
2. Kegiatan O&P dilakukan secara menerus sepanjang masa
3. Kegiatan O&P biayanya relatif
kecil
GAMBARAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN IRIGASI
Tingkat Pelayanan
Tingkat Pelayanan Baru
Tingkat Pelayanan Semula
Umur Pelayanan (Tahun)
Batas Pelayanan Ekonomis Rehabilitasi
Peningkatan
Umur J.I. pendek Umur J.I. panjang OP Kurang Baik
OP Baik Perbaikan
Pemb. Baru
20
OPERASI JARINGAN
IRIGASI
TUJUAN KEGIATAN OPERASI
Agar air yang tersedia digunakan dan dimanfaatkan secara efektif dan
efesien
Agar air yang tersedia dibagi secara adil dan merata
Agar air yang diberikan ke petak-petak sawah secara tetap sesuai dengan
kebutuhan (tepat caranya, tepat waktunya, dan tetap jumlahnya )
Menghindari akibat-akibat negatif yang mungkin terjadi berkaitan dengan
penggunaan air irigasi tersebut.
22
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
Perencanaan Tata Tanam Detail
Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam
SK Bupati/Walikota /Gub. Mengenai Rencana Tata Tanam
Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan 2. Pelaksanaan (Organizing & Actuating)
Laporan keadaan air dan tanaman (04-O)
Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan (05-O);
Pencatatan Debit Saluran (06-O);
Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer (07-O)
Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan (08-O);
Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif (FPR) (09-O);
Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per DI (10-O);
Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O);
Rekap Provinsi (12-O);
Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
3. Monitoring dan Evaluasi (Contyroling)
Monitoring Pelaksanaan Operasi
Kalibrasi alat ukur
Monitoring Kinerja Daerah Irigasi
RUANG LINGKUP OPERASI JARINGAN IRIGASI
Debit Andalan
Perhitungan Erica Air
Rencana Penyediaan Air (tahunan)
Debit tersedia di sumber air (2 mingguan)
Lap. Tanaman
& Kebutuhan. Air (2 mingguan)
Pembuatan Rencana Penyediaan Air
(2 mingguan) Perhit
Faktor K (bd) Penyediaan
Air Irigasi Per DI Pengaturan Pembagian Air
Dlm DI/Sek
Penetapan Rencana Tata Tanam
Per DI/Sek
Penetapan Rencana Tata Tanam
Detail / Tersier
Pembuatan Renc Pembagian Air
Detail / (tahunan) Usulan Rencana
Tata Tanam Kabupaten
Usulan Renc Tanam &
Kebutuhan.Air Ter/sek/DI
Hak Guna Air 1
2 3
4 5
6
7 11
10 9 8
13 14
12
Tingkat Daerah Irigasi
BAGAN ALIR KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI
24
Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll);
Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan,
Rencana Pengeringan, dll.;
Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan: membuat laporan permintaan air, mengisi
papan operasi, mengatur bukaan pintu);
Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debit sungai banjir;
Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur;
Koordinasi antar instansi terkait;
Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.
Skema J.I. Barang
234 lt/dt 210 lt/dt
Sal. Induk Barang
98 lt/dt 98 lt/dt 196 lt/dt
84 lt/dt 105 lt/dt
70 lt/dt
70 lt/dt 182 lt/dt
BM 2
BL 4
150 Ha
L 4 Ka L 4 Ki
167 Ha
BL 3 BL 2
BL 1
A = 145 Ha Q = 0.226 m3/dt
BK 5 BK 4
K 5 Ki
70 Ha 70 Ha
K 4 Ki
K 5 Ka
75 Ha
K 4 Ka
50 Ha
RS 4 A = 110 Ha Q = 0.172 m3/dt
BS 4
50 Ha
S 4 Ki
60 Ha
S 4 Ka
BS 3 S 3 Ki S 3 Ka
130 Ha 140 Ha
B 1 Ki 1
19 Ha 27 lt/dt 95 lt/dt
68 Ha
B 1 Ki 2
K 1 Ki 2
70 Ha 98 lt/dt
K 1 Ki 2
70 lt/dt 50 Ha 154 lt/dt
110 Ha
K 2 Ka
K 3 Ki
125 Ha 175 lt/dt
A = 3891 Ha Q = 6.731 m3/dt
A = 620 Ha Q = 0.967 m3/dt
A = 500 Ha Q = 0.780 m3/dt
A = 265 Ha Q = 0.413 m3/dtA = 390 Ha Q = 0.608 m3/dt
BB 1
BK 1 BK 2
BK 3
RK 1
RK 3RK 4
RK 2
RB 1
S 1 Ki
57 Ha 80 lt/dt
M 1 Ki 1
76 Ha 106 lt/dt 162 lt/dt
116 Ha
M 1 Ki 3
M 1 Ki 2
96 Ha 134 lt/dt
S 1 Ka
148 Ha 207 lt/dt
256 lt/dt
183 Ha 97 Ha 136 lt/dt
107 Ha 150 lt/dt
L 3 Ki
L 2 Ka L 2 Ki
L 1 Ka
22 Ha 31 lt/dt
S 2 Ka S 2 Ki
54 Ha 76 lt/dt 17 Ha 24 lt/dt
SALURAN SEKUNDER KEDAWUNG
SALURAN SEKUNDER SAMBAK SALURAN SEKUNDER LAMOGO
SALURAN SEKUNDER MAKAWA
RL 1
A = 517 Ha Q = 0.894 m3/dt
RL 3 A = 424 Ha Q = 0.661 m3/dt
RL 2 A = 495 Ha Q = 0.772 m3/dt
RL 4 A = 317 Ha Q = 0.495 m3/dt
RM 1
A = 3184 Ha Q = 14.967 m3/dt
BM 1
BS 1
BS 2 RS 1 A = 865 Ha Q = 1.349 m3/dt
RS 2 A = 660 Ha Q = 1.030 m3/dt
A = 380 Ha Q = 0.593 m3/dt
RS 3
A = 2031 Ha Q = 3.168 m3/dt
BM 3
KALI DOLOK
Keterangan
Sal. Induk Barang : 87 Ha Sal. Sekunder Makawa : 2.319 Ha Sal. Sekunder Sambak : 865 Ha Sal. Sekunder Kedawung : 620 Ha Sal. Sekunder Lamago : 517 Ha ---
TOTAL : 4.408 Ha
SKEMA D.I. BARANG
(A = 4.408 ha, Q = 1.4 lt/dt/ha) BENDUNG
BARANG
Ketersediaan Air
Kebutuhan Air
1. PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR TAHUNAN
28
Awal MH
ketersediaan air pada sumber air maupun hujan masih kurang
PengolahanRTT Tanah memerlukan
banyak air Perlu Pengaturan
jadwal waktu tiap golongan
berbeda antara 10 sd. 15 hari
beban puncak kebutuha
n air dapat
ditekan 29
3 & 4. RAPAT RTTG & RTTD BERSAMA MANTRI/JURU PENGAIRAN, PPA, POB SERTA P3A
30
Komisi Irigasi Kab/Kota atau Provinsi disetiap tahun sebelum musim tanam ke-1 mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-usulan dari GP3A guna menentukan Rencana Tata Tanam Tahunan (RTTT) dari setiap daerah irigasi yang meliputi RTTG dan RTTD.
RTTT ini diusulkan ke bupati/walikota atau gubernur untuk ditetapkan dgn SK
SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta waktu pengeringan
TATA LAKSANA DAN FUNGSI KOMISI IRIGASI
BUPATI LSM
AIR TERSEDIA
KOMISI IRIGASI KABUPATEN
KEBI JAKAN
DOMESTIK PERTANIAN PEKEBUNAN INDUSTRI, DLL
PenggunaP3A/
Lainnyaair
Pemerhati Dinas yang
membidangi Irigasi
PERTA NIAN
SUMBER AIR
O&P
Pemilihan Jenis Tanaman
Faktor Ekonomi &
Sosial (B/C Ratio)
TEHNO LOGI AGRONOMI
Biaya Pemeliharaan Primer/Sekunder Rinciaan
Pembagian dan Pemberiaan Air
Irigasi
Sistem Golongan/
Tidak RTT
Debit Air Tersedia
Prioritas Pemeliharaan
Rencana Pengeringan
31
Musim Tanam Ke-
Luas Areal Tanam (Ha)
B u l a n
Luas Areal Panen (Ha)
Rata2 Produksi
ton/ha
O N D J F M A M J J A S
MT I 5.484 5.484 6 -7
PADI
MT II 5.484
{{{
5.484 6
PADI
MT III 4.120 4.120 0,8-1,2 /biji
kering
PALAWIJA
POLA TANAM
32
RENCANA OPERASI
Rencana Tata Tanam KEGIATAN OPERASI
Intensitas Tanam : Intensitas Produksi :
• Rencana Tahunan Pembagian dan
Pemberian Air Irigasi disusun oleh dinas
kab/kota atau provinsi berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan
pemakaian air untuk keperluan lainnya.
34
6. PERENCANAAN PEMBAGIAN DAN PEMBERIAN AIR
PADA JARINGAN PRIMER DAN SEKUNDER
Perencanaan tersebut disesuaikan dengan luas areal yang telah ditetapkan akan mendapatkan pembagian dan pemberian air dari
jaringan sekunder dan primer.
Perencanaan tersebut merupakan jumlah Rencana Pemberian Air (RPA) di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran primer
dan sekunder. Besarnya kehilangan air ini biasanya sebesar 10% sd. 20% (tergantung
panjang saluran, jenis tanah dll).
Setelah ditetapkan rencana pembagian dan pemberian
air tahunan oleh
bupati/walikota, gubernur, atau menteri maka masing-
masing pengelola irigasi tersebut menyusun rencana
pembagian dan pemberian air pada jaringan sekunder
dan primer.
Langkah 1 Langkah 2
DINAS PENGAIRAN
DINAS
PERTANIAN PEMERINTAH
DAERAH
Ketersediaan Air Irigasi
Prakiraan Tata Tanam
Sistem
pembagian Air yang akan
dilaksanakan
Kebijaksanaan Pemerintah
masing-2 dalam ketahanan
pangan
Prakiraan Tata Tanam
Teknologi budi daya
Potensi dan kondisi
kelembagaan pengelolan irigasi
Ketersediaan Tenaga Kerja
36
Kondisi debit >70% debit rencana air irigasi dari saluran primer dan sekunder dialirkan
secara terus-menerus
(continous flow) ke petak-petak tersier melalui pintu sadap
tersier.
Kondisi debit 50-70% dari debit rencana air irigasi dialirkan ke petak- petak tersier dilakukan dengan rotasi.
•Pelaksanaan rotasi dapat diatur antar sal sekunder misalnya jaringan irigasi mempunyai 2 (dua) saluran sekunder A dan sekunder B maka rotasi dilakukan selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan ke sekunder A dan 3 (tiga) berikutnya ke sekunder B demikian seterusnya setiap 3 (tiga) hari dilakukan penggantian sampai suatu saat debitnya kembali normal.
Cara pemberian air terputus-putus (intermitten) dilaksanakan dalam rangka
efisiensi penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber air dari waduk atau dari sistem irigasi pompa, misalnya 1 (satu) minggu air waduk dialirkan ke jaringan irigasi dan 1 (satu) minggu kemudian waduknya ditutup demikian seterusnya sehingga setiap minggu mendapat air dan satu minggu kemudian tidak mendapat air.
38
1. Laporan keadaan air dan tanaman Blangko 04-O
dilaksanakan oleh juru/mantri
setiap 2 (dua) mingguan
dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-2 wilayah kerja juru pengairan/mantri.
2. Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan Blangko 05-O
berdasarkan realisasi keadaan air dan tanaman,
ditetapkan kebutuhan air di tiap pintu pengambilan 3. Pencatatan Debit Saluran Blangko 06-O
dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB)/Petugas pintu air (PPA)
pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan bangunan sadap tersier
dilaksanakan setiap 2 (dua) mingguan
guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap luas saluran sesuai dengan rencana pembagian & pemberian air. 39
PELAKSANAAN OPERASI
Pengaturan debit berdasarkan RPA, disebarluaskan ke petani melalui papan operasi
Papan operasi
Bangunan Bagi & Tersier
40
4. Penetapan Pembagian Air pd Jaringan Sekunder dan Primer Blangko O7-O
setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan
dapat ditetapkan pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-masing jaringan sekunder dan primer ditambah dengan kehilangan air sebesar 10% sd. 20%
5. Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan Blangko O8-O
pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2 kali setiap hari (pagi dan sore)
baik yang dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung.
Dilakukan oleh petugas pintu air
guna mengetahui apakah debit yang tersedia sesaui dengan yang direncanakan.
6. Perhitungan faktor K Blangko O9-O
Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan perhitungan faktor K. Dimana :
Q tersedia di bendung
Q yang diperlukan di bendung
Untuk daerah yang telah menggunakan cara perhitungan/metode lain dalam pembagian air (pasten, FPR, dll) tetap dapat digunakan.
K =
41
Pembacaan Debit Tipe Drempel
Cari pada baris lebar ambang sebesar 0,30 m, tarik garis ke bawah
Cari pada kolom ketinggian sebesar 12 cm, tarik garis ke samping kanan
Pertemuan antara garis kebawah dan samping akan bertemu pada angka 21
Besar debit sebesar 21 l/detik
Lebar ambang = cm Tinggi muka air = cm
30 12
GO
GO
GO
Tabel Debit
42
PELAKSANAAN OPERASI
43
KEGIATAN OPERASI
FORM 01-O
Pencatatan Data Debit
44
9.Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi Blangko 12-O
Petugas dinas provinsi setingkat subdin PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi
irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi
tanam, dan areal terkena musibah.
10. Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas / mantri / juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
45
PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI
PRIORITAS UNTUK KEGIATAN PADAT KARYA
• Inventarisasi Kodisi Jaringan Irigasi
• Perencanaan Pemeliharaan
• Pelaksanaan Pemeliharaan
• Pemantauan dan Evaluasi LINGKUP PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI
46
Inspeksi Perencanaan Persiapan Pemeliharaan Swakelola
Pemeliharaan
Diborongkan Pemantauan & Evaluasi TINGKAT
Juru/
Pengamat
Pengamat
Dinas Kab/Kota
*) sesuai kewenangan Kab/Prov/
Pem. Pusat
01-P Lap. Inspeksi Rutin Kerusakan Jar. Irigasi
02-P Lap.
Penelusuran Kerusakan
Jar. Irigasi
BCP Pengamat
04-P & 05-P Program Pemeliharaan
Swakelola dan Kontraktual
AKNOP 03-P
Lap. Kerusakan Akibat Bencana
BCP Dinas Kab/Kota
Program *) 08-P Program Swakelola
09-P Program Diborongkan
06-P Daftar Kebutuhan Bahan Swakelola
(Rutin) 07-P Daftar Kebutuhan Bahan Swakelola
(Berkala)
08-P Laporan Bulanan Pekerjaan Swakelola
09-P Laporan Bulanan Pekerjaan Kontraktual
10-P Laporan Tahunan Realisasi Pekerjaan
Pemeliharaan
INS PEK
SI RU TIN
P E N E L U S U R A N
08-P Laporan Bulanan Pekerjaan Swakelola
09-P Laporan Bulanan Pekerjaan Kontraktual Rutin
Rutin
BAGAN ALIR TAHAPAN KEGIATAN PEMELIHARAAN
PENDUKUNG PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
• Dengan batas daerah irigasi dan plotting saluran induk & sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta pembagian golongan.
Peta Daerah Irigasi (Skala 1 : 5.000 atau
disesuaikan)
• Menggambarkan saluran induk & sekunder, bangunan air & bangunan lainnya yang ada di setiap ruas dan panjang saluran, petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing- masing dilengkapi dengan nomenklatur.
Skema Jaringan Irigasi Inventarisasi Jaringan
Irigasi
Gambar Purna Konstruksi (as built drawing)
Gambar kerja purna konstruksi untuk saluran
maupun bangunan.
Pengelolaan Aset
• Manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunan khusus lainnya; data seri dari catatan curah hujan; data debit sungai;
data klimatologi; & data lainnya.
Dokumen & Data lain :
48
SKEMA BANGUNAN DI. BARANG
50
01-P
Inspeksi Rutin oleh Juru/ Mantri Pengairan
10-15 hari sekali
02-P
Penelusuran jaringan irigasi oleh UPT, Mantri dan GP3A/ P3A
Setahun 2 kali
Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan
1. Kondisi baik, Tingkat kerusakan < 10% >>
pemeliharaan rutin
2. Kondisi rusak ringan, Tingkat kerusakan 10-20% >>
pemeliharaan berkala
3. Kondisi rusak sedang, Tingkat kerusakan 20-40% >>
perbaikan/ rehabilitasi
4. Kondisi rusak berat, , Tingkat kerusakan > 40% >>
Perbaikan berat/ Penggantian
Perhitungan RAB
Sumber Pembiayaan 1. Alokasi biaya dari
APBN, APBD atau DAK
2. Kontribusi biaya oleh P3A
3. Alokasi biaya dari badan usaha/ sumber lainnya
Pengukuran dan Pembuatan Detail
Desain
1. Survey dan pengukuran perbaikan jaringan irigasi 2. Pembuatan detail desain 04-P
Pek. Swakelola 1. Pemeliharaan
rutin
2. Pemeliharaan berkala
3. Penanggulangan (darurat)
05-P
Pek. Kontraktual 1. Pek. Perbaikan 2. Perbaikan berat 3. Penggantian
(dilaksanakan melalui pihak ketiga)
Penyusunan Program/ Rencana Kerja
*) dikirim ke UPT setiap akhir bulan
Dikirim ke dinas akhir bulan berikutnya
*) dibuat untuk usulan pemeliharaan tahun depan (berdasarkan ranking prioritas)
51
1. Juru pengairan harus selalu inspeksi/pemeriksaan rutin di wilayah kerjanya setiap 10 hari atau 15 hari sekali, memastikan bahwa jaringan irigasi :
berfungsi dengan baik, dan
air dpt dibagi/dialirkan sesuai dgn ketentuan.
INSPEKSI PEMELIHARAAN
2. Kerusakan ringan yg dijumpai dalam inspeksi rutin harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai pemeliharaan rutin, dicatat pd Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat setiap akhir bulan.
3. Selanjutnya Pengamat akan merekap semua usulan dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan berikutnya.
52
Berdasarkan usulan kerusakan Juru, dilakukan penelusuran jaringan dalam rangka usulan
pekerjaan pemeliharaan tahun depan.
Penelusuran dilaksanakan pada saat :
1). Pengeringan : untuk mengetahui endapan dan kerusakan yang terjadi di bawah air, dan 2). Air normal (saat Pengolahan Tanah) : untuk mengetahui besarnya rembesan dan bocoran jaringan.
Penelusuran Jaringan Irigasi
• Untuk mengetahui tkt kerusakan jaringan secara detail;
• Untuk memastikan posisi masing-masing aset jaringan menggunakan GPS ( Global Positioning System );
• Untuk membuat foto-foto dokumentasi aset;
• Untuk meningkatkan rasa memiliki, tanggung jawab, dan untuk mewujudkan efisiensi, efektifitas, dan
keberlanjutan sistem irigasi;
• Untuk mendorong dan membuka kesempatan
seluasluasnya bagi petani melalui GP3A/IP3A untuk berpartisipasi dalam rangka O&P irigasi.
Tujuan Penelusuran JI
54
Tahapan Penelusuran JI
1. Penelusuran dilakukan oleh Tim (Pengamat/UPT /Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A) secara partisipatif antara.
2. Paling tidak terdapat 3 pokok kegiatan yang memerlukan ketelitian dalam pelaksanan, yaitu :
Pengukuran,
Pengisian formulir,
Pengambilan foto
Pengoperasian GPS (bila perlu) 3. Peralatan & Kelengkapan Kerja :
Roll meter, patok, pulpen/pensil, buku catatan, blangko 02-P,
Kamera digital,
Peta/skema Irigasi,
GPS, dan Blangko Pengukuran GPS,
Topi , payung, sabit dsb
4. Pengambilan foto paling tidak teradap tiga situasi, yaitu :
Tampak keseluruhan bang/sal dan sekitar bang/sal,
Tampak detail bang/saluran,
Tampak detail kerusakan . 5. Langkah-Langkah Penelusuran
1) Pembentukan Tim dan Persiapan
2) Penelusuran mengikuti skema pada suatu ruas saluran, 3) Bila dijumpai kerusakan (informasi juru, P3A), maka pada
Blangko 01-P diisi :
Nama Ruas Saluran, Bangunan, lokasi (Hm. .s/d Hm ..)
Kondisi kerusakan (bocoran, lonsor, dsb),
Perkirakan dampak dan kebutuhan biaya,
Prioritas,
Areal dampak , dan
Lokasi (desa/Kecamatan) 4) Pengambilan foto.
6. Begitu seterusnya kegiatan dilakukan apabila dalam
penelusuran ditemukan kerusakan dan dilakukan sampai
dengan akhir suatu ruas saluran. 56
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN
Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi permasalahan dan kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan dibuat suatu rangkaian rencana aksi yang tersusun dengan skala prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan.
Dalam menentukan kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik jaringan irigasi.
Klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sebagai berikut :
Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari kondisi awal bangunan/
saluran dan diperlukan pemeliharaan rutin.
Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 – 20 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan.
Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 – 40 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan yang bersifat perbaikan.
Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan diperlukan perbaikan berat atau penggantian
Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan detail
desain pemeliharaan. 57
PENGUKURAN DAN PEMBUATAN DETAIL DESAIN
1) Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi
a.Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat dilaksanakan secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi bersama-sama perkumpulan petani pemakai air dengan menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali.
b.Hasil survai yang dituangkan dalam gambar skets atau diatas gambar as built drawing. Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan berat
maupun penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolit untuk mendapatkan elevasi yang akurat.
c. Hasil survai dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas Dinas/pengelola irigasi dalam penyusunan detail desain.
2) Pembuatan Detail Desain
Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail
desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani pemakai air sebagai dasar
pembuatan desain akhir.
58
RAB DAN PENYUSUNAN PROGRAM/RENCANA KERJA
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah setempat.
Sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari :
a. Alokasi biaya pemeliharaan irigasi kewenangan pemerintah pusat dari sumber APBN.
b. Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan petani pemakai air c. Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.
Penyusunan Program /Rencana Kerja
Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama perkumpulan petani pemakai air. Untuk lebih teratur dan terarah dalam mencapai tujuan kegiatan pemeliharaan Jaringan Irigasi perlu adanya suatu program atau rencana kerja sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang dilaksanakan secara Swakelola.
Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara swakelola antara lain adalah berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan, dan penanggulangan
RAB DAN PENYUSUNAN PROGRAM/RENCANA KERJA
1) Pemeliharaan Rutin :
Pekerjaan dilaksanakan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan/hasil inspeksi juru
Pelaksanaan oleh Dinas/pengelola irigasi atau oleh P3A/GP3A/IP3A secara gotong royong
2) Pemeliharaan berkala :
Pekerjaan dilaksanakan secara periodik disesuaikan tersedianya dana
Pelaksanaan oleh Dinas/pengelola irigasi atau dapat melibatkan P3A/GP3A/IP3A
Pekerjaan berupa perawatan 3) Penanggulangan :
Pekerjaan bersifat darurat agar bangunan dan saluran segera berfungsi
Pelaksanaan oleh Dinas/pengelola irigasi atau oleh P3A/GP3A/IP3A secara gotong royong
a) Pekerjaan yang dapat dikontrakkan :
Pekerjaan bersifat perbaikan, perbaikan berat, dan penggantian
60
PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI
62
JENIS PEMELIHARAAN
Pengamanan Jaringan
Irigasi
Pemeliharaa n Rutin
Pemeliharaa n Berkala
Perbaikan Darurat
Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi oleh
daya rusak air,
hewan, atau oleh mempertahankan fungsi JI
manusia
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan,
P3A/GP3A/IP3A, Kelompok Pendamping Lapangan dan seluruh masyarakat
setempat..
64
+ Tindakan Pencegahan
1. Melarang pengambilan batu, pasir, dan tanah pada lokasi + 500 meter dihulu dan 1.000 meter dihilir bendung irigasi;
2. Memasang papan larangan memandikan hewan kecuali di tempat yg telah disediakan;
3. Menetukan garis sepadan saluran (GSS);
4. Memasang papan larangan menggarap dan mendirikan bangunan di dalam GSS;
5. Memasang papan larangan kendaraan yg melintas di jalan inspeksi melebihi kelas jalan;
6. Memasang papan larangan mandi di sekitar
bangunan dan tempat berbahaya;
mustback 1/31/18 5065
5. Melarang mendirikan bangunan atau menanam pohon di atas tanggul saluran irigasi;
6. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada
masyarakat/instansi terkait tentang pengamanan fungsi jaringan irigasi.
1. Membuat bangunan pengamanan di tempat tertentu;
2. Menyediakan tempat mandi hewan dan tempat cuci;
3. Memasang penghalang (portal, patok) di jalan/saluran.
+ Tindakan Pengamanan
66
MEMANDIKAN HEWAN
GALIAN C
+ Tindakan Pencegahan
1. Melarang pengambilan batu, pasir, dan tanah pada lokasi + 500 meter dihulu dan 1.000 meter dihilir bendung irigasi;
2. Memasang papan larangan memandikan hewan kecuali di tempat yg telah disediakan;
3. Menetukan garis sepadan saluran (GSS);
4. Memasang papan larangan menggarap dan mendirikan bangunan di dalam GSS;
5. Memasang papan larangan kendaraan yg melintas di jalan inspeksi melebihi kelas jalan;
6. Memasang papan larangan mandi di sekitar
bangunan dan tempat berbahaya;
67MEMANDIKAN HEWAN
GALIAN C
Kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi : Bersifat Perawatan :
1). Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
2). Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak.
3). Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
4). Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
5). Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.
Bersifat Perbaikan ringan
1). Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
2). Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.
2. Pemeliharaan Rutin
68
3.Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan secara berkala sesuai kondisi Jaringan Irigasi, dan pelaksanaanya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu pengeringan.
Dapat bekerja sama dengan P3A /GP3A /IP3A baik secara swakelola maupun secara kontraktual.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan yang bersifat
perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan dan pemeliharaan yang bersifat penggantian bagian.
5. Melarang mendirikan bangunan atau menanam pohon di atas tanggul saluran irigasi;
6. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada
masyarakat/instansi terkait tentang pengamanan fungsi jaringan irigasi.
1. Membuat bangunan pengamanan di tempat tertentu;
2. Menyediakan tempat mandi hewan dan tempat cuci;
3. Memasang penghalang (portal, patok) di jalan/saluran.
+ Tindakan Pengamanan
70
MEMANDIKAN HEWAN
GALIAN C
Kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi : Bersifat Perawatan :
1). Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
2). Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak.
3). Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
4). Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
5). Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.
Bersifat Perbaikan ringan
1). Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
2). Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.
2. Pemeliharaan Rutin
Kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi : Bersifat Perawatan :
1). Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
2). Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak.
3). Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
4). Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
5). Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.
Bersifat Perbaikan ringan
1). Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
2). Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.
2. Pemeliharaan Rutin
3.Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan secara berkala sesuai kondisi Jaringan Irigasi, dan pelaksanaanya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu pengeringan.
Dapat bekerja sama dengan P3A /GP3A /IP3A baik secara swakelola maupun secara kontraktual.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan yang bersifat
perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan dan pemeliharaan yang bersifat penggantian bagian.
Pekerjaan pemeliharaan berkala :
a) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan Pengecatan pintu
Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran b) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan
Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur
Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya Perbaikan Saluran
Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk Perbaikan Jalan Inspeksi
Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah
dinas, rumah PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan c) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian
Penggantian Pintu Penggantian alat ukur Penggantian peil schall
72
PERBAIKAN DARURAT
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian luar biasa (Pengrusakan/ penjebolan
tanggul, Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan perlu penanggulangan segera
dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
PERAN P3A/GP3A/IP3A DALAM O&P JARINGAN
IRIGASI
74
PERAN SERTA P3A/GP3A/IP3A DALAM OPERASI JI
a. Mengusulkan RTT dan luas areal irigasi kepada Dinas
b. Ikut dalam proses sidang Komisi Irigasi c. Mengikuti sosialisasi RTTG dan RTTD
d. Menepati RTTG dan RTTD yang telah ditetapkan e. Ikut dalam penilaian kinerja sistem irigasi
f. Berpartisifasi dalam pelaksanaan Operasi
jaringan irigasi
PERAN SERTA P3A/GP3A/IP3A DALAM PEMELIHARAAN JI
1. PENELUSURAN JARINGAN :
Bersama pengelola irigasi melakukan penelusuran untuk
mengindentifikasi kerusakan, usulan rencana perbaikan dan skala prioritas;
2. PENYUSUNAN JENIS PEKERJAAN :
Jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh P3A/GP3/IP3A sesuai kemampuannya;
3. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN :
Dinas/Pengelola yang membidangi irigasi melaksanakan
pemeliharaan JI dapat dilakukan melalui kerjasama dengan P3A/GP3A/IP3A secara swakelola;
4. WUJUD PERAN SERTA :
Berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan JI dalam bentuk tenaga, bahan, atau biaya;
5. PENGAMANAN JARINGAN IRIGASI :
Berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.
6. PENGAWASAN :
Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan pemeliharaan JI Utama dalam bentuk
penyampaian laporan penyimpangan pelaksanaan kepada dinas atau pengelola irigasi.
PERAN SERTA P3A/GP3A/IP3A DALAM PEMELIHARAAN JI
76
Kerja sama operasional (KSO):
Pekerjaan diborongkan dengan fihak lain, sedang P3A ikut mengerjakan sebagian pekerjaan dari pemborong semacam pekerjaan sub kontraktor
Surat Kesepakatan Kerja Sama (SKKS):
Pekerjaan dilaksanakan oleh dinas atau Balai dengan swakelola, dimana P3A ikut berpartisipasi sebagian pekerjaan swakelola tersebut.
Surat Perintah Kerja Sama (SPKS):
Pekerjaan dilaksanakan oleh P3A dengan cara swakelola
Jadi semacam hibah pekerjaan
78
1. Perjanjian kerjasama Dinas PU Pengairan Kabupaten dengan CV Mudyatama dan GP3A Sumber Rejeki tentang kegiatan KSO. Dibawah Areal 1000 ha dengan biaya sebesar Rp.
13.000.000,- untuk pekerjaan :
galian waled = Rp 3.720.090,- dan
pasangan batu kali = Rp 9.279.909,-
2. Perjanjian kerjasama Dinas PU Pengairan Kabupaten dengan CV Karyajati Tata Mandiri dan GP3A Tirto Asri tentang
kegiatan KSO. Dibawah Areal 1000 ha dengan biaya sebesar Rp. 20.000.000,- untuk pekerjaan:
galian waled = Rp 2.727.670,- dan
pasangan batu kali = Rp 17.272.330,-
KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA SEBAGAI
PRIORITAS PADAT KARYA
(Irigasi Permukaan, Rawa,Tambak)
80
1 2 3 4 5 6
- Bendung, bangunan
pengambilan 4 3
- Bangunan bagi, bagi
sadap&sadap 4 3
- Bangunan pelengkap 4 3
- Semua bangunan 2 6
- Semua saluran pembawa 2 6
- Semua saluran pembuang 3 4
- Semua bangunan 0.5 24
- Semua saluran