• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layout Buku Ajar Imunisasi (28.01.2015).pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Layout Buku Ajar Imunisasi (28.01.2015).pdf"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

I M U N I S A S I

(2)
(3)

Hak cipta dan hak penerbitan yang dilindungi Undang-undang ada pada Pusdiklatnakes

Hak cipta dan hak penerbitan yang dilindungi Undang-undang ada pada Pusdiklatnakes

Kementerian Kesehatan RI. Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku dengan

Kementerian Kesehatan RI. Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku dengan

cara apa pun tanpa izin tertulis dari Penerbit.

cara apa pun tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Pengarah:

Pengarah:

dr

dr. . Untung

Untung Suseno

Suseno Sutarjo,

Sutarjo, M.Kes.

M.Kes. dr

dr. . H.

H. M.

M. Subuh,

Subuh, MPPM

MPPM

Penanggung Jawab:

Penanggung Jawab:

drg.

drg. Usman

Usman Sumantri,

Sumantri, M.Sc. dr

M.Sc. dr. . Desak

Desak Made

Made Wismarini,

Wismarini, MKM

MKM

Koordinator:

Koordinator:

Dra.

Dra. Oos

Oos Fatimah

Fatimah Rosyati,

Rosyati, M.Kes.

M.Kes. dr

dr. . Theresia

Theresia Sandra

Sandra Diah

Diah Ratih,

Ratih, MHA

MHA

 Wakil K

 Wakil Koordin

oordinator:

ator:

Yuyun Widyaningsih, S.Kp., MKM

Yuyun Widyaningsih, S.Kp., MKM

Penyusun:

Penyusun:

Dian

Dian Nur

Nur Hadianti,

Hadianti, SST

SST, , M.Kes. Ester

M.Kes. Ester Ratnaningsih,

Ratnaningsih, M.Keb.

M.Keb.

Fia

Fia Sofiati,

Sofiati, SST

SST, , M.Keb.

M.Keb. Heni

Heni Sumastri,

Sumastri, S.Pd.,

S.Pd., M.Kes.

M.Kes.

Herawati

Herawati M.,

M., SST

SST, , M.Pd.,

M.Pd., M.Psi.

M.Psi. Ida

Ida Farida

Farida Handayani,

Handayani, M.Keb.

M.Keb.

Pudji

Pudji Suryani,

Suryani, MKM

MKM Siana

Siana Dondi

Dondi SKM,

SKM, SST

SST, , M.Kes.

M.Kes.

Sudiyati,

Sudiyati, SST

SST, , M.Kes.

M.Kes.

Editor

Editor

: : Bambang

Bambang T

Trim

rim

Desainer

Desainer

: : Deden

Deden Sopandy

Sopandy

Cetakan I, Juni 2014

Cetakan I, Juni 2014

ISBN 978602

ISBN 978602

-Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan T

Tenaga Kesehatan

enaga Kesehatan

Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan - 12120

Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan - 12120

T

Telepon (021) 726 0401; Faksimile

elepon (021) 726 0401; Faksimile (021) 726 0485

(021) 726 0485

Email: [email protected]

Email: [email protected]

http://www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/

http://www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/

(4)

iii iii

SAMBUTAN

SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN

DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN

M

M

enteri Kesehatan RI, Ibu Nasiah Mboi, tanggal 22 Agustus 2014

enteri Kesehatan RI, Ibu Nasiah Mboi, tanggal 22 Agustus 2014 mencanangkan

mencanangkan

penggunaan vaksin Pentavalen (DP-HB-Hib) untuk imunisasi bayi dan

penggunaan vaksin Pentavalen (DP-HB-Hib) untuk imunisasi bayi dan

batita. �idak boleh ada satu anak yang sakit, cacat, meninggal karena sakit

batita. �idak boleh ada satu anak yang sakit, cacat, meninggal karena sakit

yang biasa dicegah dengan imunisasi,� demikian amanat Ibu Menteri Kesehatan

yang biasa dicegah dengan imunisasi,� demikian amanat Ibu Menteri Kesehatan

dalam sambutannya kala itu. Vaksi Pentavalen merupakan pengembangan vaksin

dalam sambutannya kala itu. Vaksi Pentavalen merupakan pengembangan vaksin

etravalen (DP-HB) dengan p

etravalen (DP-HB) dengan penambahan antigen Haemophilus influenzae

enambahan antigen Haemophilus influenzae type

type

b (Hib). Kini kelima antigen tersebut diberi

b (Hib). Kini kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga lebih

kan dalam satu suntikan sehingga lebih

efisien, ti

efisien, tidak menambah jumlah suntikan walaupun dengan penambahan antigen,

dak menambah jumlah suntikan walaupun dengan penambahan antigen,

sehingga member

sehingga memberikan kenyamana

ikan kenyamanan bagi bayi dan

n bagi bayi dan ibunya.

ibunya.

Dengan digunakannya vaksin Pentavalen bersama vaksin Hepatitis B, BCG,

Dengan digunakannya vaksin Pentavalen bersama vaksin Hepatitis B, BCG,

Polio, dan Campak maka imunisasi yang semula untuk mencegah tujuh penyakit

Polio, dan Campak maka imunisasi yang semula untuk mencegah tujuh penyakit

menular (dieri, pertusis, tetanus, hepatitis B, tuberkulosis, polio, dan campak)

menular (dieri, pertusis, tetanus, hepatitis B, tuberkulosis, polio, dan campak)

telah berkembang menjadi

telah berkembang menjadi delapan penyakit menular

delapan penyakit menular. Antigen

. Antigen Hib dapat mencegah

Hib dapat mencegah

pneumonia dan meningitis, yaitu penyakit radang otak dan radang paru yang

pneumonia dan meningitis, yaitu penyakit radang otak dan radang paru yang

merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada

merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada bayi.

bayi.

Dalam program imunisasi, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada

Dalam program imunisasi, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada

bayi, merupakan suatu keharusan. Segera setelah lahir (s

bayi, merupakan suatu keharusan. Segera setelah lahir (sebelum berusia

ebelum berusia tujuh hari),

tujuh hari),

bayi harus diberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari (HB 0) satu dosis. Kemudian,

bayi harus diberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari (HB 0) satu dosis. Kemudian,

pada usia satu bulan, diberikan satu dosis imunisasi BCG dan imunisasi polio.

pada usia satu bulan, diberikan satu dosis imunisasi BCG dan imunisasi polio.

Usia dua, tiga, dan empat bulan, diberikan imunisasi pentavalen dan imunisasi

Usia dua, tiga, dan empat bulan, diberikan imunisasi pentavalen dan imunisasi

polio, masing-masing satu dosis. Imunisasi campak satu dosis diberikan pada

polio, masing-masing satu dosis. Imunisasi campak satu dosis diberikan pada

usia sembilan bulan. Walaupun jadwalnya sudah ditetapkan seperti di atas, pada

usia sembilan bulan. Walaupun jadwalnya sudah ditetapkan seperti di atas, pada

prinsipn

prinsipnya semua antigen (kecuali HB 0) boleh diberikan pada bayi sebelum b

ya semua antigen (kecuali HB 0) boleh diberikan pada bayi sebelum berusia

erusia

satu tahun, sehingga terp

satu tahun, sehingga terpenuhi Imunisasi Dasar Lengkap. Im

enuhi Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi Dasar

unisasi Dasar Lengkap

Lengkap

tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi HB 0, BCG, pentavalen sebanyak tiga

tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi HB 0, BCG, pentavalen sebanyak tiga

dosis, polio se

(5)

iv

Vaccine and Immunization). Buku ini diharapkan menjadi panduan bagi mahasiswa

Diloma III Kebidanan dalam memperkaya pengetahuan dan keterampilan,

sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik. Kami menyadari bahwa

bidan merupakan garda terdepan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan

anak, salah satunya melalui pemberian imunisasi. Oleh karena itu, bidan dituntut

memiliki kompetensi yang memadai, di antaranya melalui proses pendidikan dan

pembelajaran yang tepat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan,

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan enaga Kesehatan, Direktur Jenderal

Bina Gizi dan KIA, yang telah memasisiltasi penyusunan Buku Ajar Imunisasi

ini. erima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada kontributor dan

tim penyususn yang telah mendedikasikan tenaga, waktu, dan pikiran dalam

mewujudkan buku ini.

Semoga buku ini menjadi panduan dalam meningkatkan kompetensi bidan di

Indonesia sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik untuk bangsa.

Jakarta, Oktober 2014

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan,

(6)

v

KATA PENGANTAR

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

P

uji dan syukur kami panjatkan kepada uhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku

Buku Ajar Imunisasi ini.

Seperti yang diketahui bersama, imunisasi merupakan salah satu cara

yang eekti untuk mencegah penularan penyakit dan sangat berperan dalam

menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, anak tidak mudah tertular

ineksi, tidak mudah menderita sakit, pencegahan terjadinya wabah dan mencegah

kemungkinan terjadinya kematian karena suatu penyakit. Pentingnya imunisasi

didasarkan pada pemikiran paradigma sehat bahwa upaya promoti dan preventi

merupakan hal terpenting dalam peningkatan status kesehatan.

arget imunisasi Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan (

 Millennium

Development Goals/MDGs) telah tercapai, namun masih perlu cakupan imunisasi

rutin. Peningkatan cakupan imunisasi rutin diperlukan karena masih terdapat 13

provinsi yang capaiannya masih di bawah rencana strategis untuk imunisasi dasar

lengkap. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian imunisasi

lengkap sebesar 59,2%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,1%, dan tidak pernah

diimunisasi sebesar 8,7%. Salah satu upaya meningkatkan cakupan imunisasi

rutin adalah melalui pelayanan imunisasi yang dilaksanakan oleh bidan, sesuai

dengan kewenangannya yang diatur dalam Permenkes 1464 ahun 2010 yang

menyatakan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan kesehatan anak, yaitu

bidan berwenang dalam pemberian imunisasi rutin sesuai dengan program

pemerintah. Untuk meningkatkan kualitas bidan dalam pemberian imunisasi rutin

diperlukan peningkatan kompetensi bidan pada

 preservice atau masa pendidikan,

salah satunya melalui buku ajar imunisasi yang disusun ini.

Pengenalan mengenai imunisasi, vaksin, penyelenggaraan dan tujuan

pemberian, sasaran, jenis dan jadwal imunisasi, diuraikan dalam bagian

pendahuluan untuk memberikan gambaran bagi mahasiswa akan pentingnya

imunisasi sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Adapun bagian 2, 3, 4, dan 5

menguraikan tentang penyelenggaraan imunisasi wajib, pelaksanaan pemberian

(7)

vi

yang dilaksanakan oleh bidan dan untuk mengantisipasi apabila ada reaksi yang

ditimbulkan oleh imunisasi.

Sebagai pengendalian mutu terhadap pelayanan imunisasi yang telah dilakukan

perlu dipantau pelaksanaannya melalui pencatatan dan pelaporan. Dengan

demikian, materi-materi ini menjadi pegangan bagi mahasiswa untuk memperkaya

wawasan serta dapat membantu mahasiswa dalam mengasah keterampilan yang

dibutuhkan pada pelayanan nanti.

Buku Ajar Imunisasi

 yang telah disusun dan diterbitkan ini, diharapkan dapat

diintegrasikan dalam kurikulum kebidanan yang sudah ada dan dijadikan acuan

bagi mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan pengajaran mata kuliah yang sesuai

dengan materi-materi dalam buku ini di institusi pendidikan tenaga kesehatan.

Selain itu, dengan menerapkan buku ini diharapkan lulusan yang dihasilkan akan

memiliki keterampilan dalam pelayanan imunisasi yang memadai dan berkualitas

sehingga pada akhirnya tujuan MDGs dan Post MDGs yaitu

universal child

immunization

 (UCI) dapat tercapai.

Kami menyampaikan penghargaan serta terima kasih yang tulus kepada im

Penyusun yang telah mencurahkan seluruh ide dan kreativitasnya sehingga buku

ajar ini dapat terwujud. erima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak

yang telah berkontribusi dan mendampingi kami dalam penyusunan buku ajar

Imunisasi, khususnya Project GAVI HSS yang telah mendukung baik materiil

maupun nonmateriil. Khusus kepada Pusdiklatnakes, kami sampaikan apresiasi

dan terima kasih atas penyusunan dan penerbitan buku ajar ini.

Kami menyadari bahwa buku ini masih memerlukan penyempurnaan, seperti

pepatah tak ada gading yang tak retak. Untuk itu, masukan dan saran demi

penyempurnaan

Buku Ajar Imunisasi

  ini pada masa yang akan datang, kami

nantikan.

erima kasih dan Salam Sehat�

Kepala Badan PPSDM Kesehatan,

dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

NIP 195810171984031004

(8)

vii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN

iii

KATA PENGANTAR

DAFTAR SINGKATAN

ix 

BAB I

PENDAHULUAN

1

BAB II

KONSEP DASAR IMUNISASI

7

A.

Pengertian Imunisasi

8

B.

Pengertian Vaksin

8

C.

Penyelenggaraan Imunisasi

8

D.

Tujuan Pemberian Imunisasi

9

E.

Sasaran Imunisasi

9

F.

PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi)

10

G.

Imunologi PD3I

17

H. Jenis Imunisasi

19

I.

Jadwal Imunisasi

27

BAB III PENYELENGGARAAN IMUNISASI WAJIB

33

A.

Perencanaan Pelayanan Imunisasi

34

B.

Pendistribusian

40

C.

Penyimpanan Vaksin

42

D.

Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi Wajib

52

E.

Penanganan Limbah Imunisasi

53

(9)

viii

A. Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan Imunisasi

64

B.

Melakukan Skrining dan Pengisian Register

65

C.

Konseling

68

D.

Pemberian Imunisasi dengan Menggunakan Vaksin yang Tepat

dan Aman

69

BAB V

KEJADIAN IKUTAN PASCA-IMUNISASI (KIPI)

107

A.

Pengertian

108

B.

Penyebab KIPI

108

C.

Kelompok Risiko Tinggi KIPI

112

D. Pemantauan KIPI

113

E.

Evaluasi

121

F.

Penanggulangan KIPI

122

BAB VI PENCATATAN DAN PELAPORAN

127

A.

Pencatatan

128

B.

Pelaporan

134

LAMPIRAN

141

GLOSARIUM

157

(10)

ix

DAFTAR SINGKATAN

ADS

:

 Auto Disable Syringe

AEFI

:

 Advers Events Following Immunization

AFP

:

 Acute Flaccid Paralysis

BCG

:

Bacillus Calmette-Guerin

BIAS

:

Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Ditjen PP & PL

:

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan

DP

:

Dieri, Pertusis, etanus

DP-HB

:

Dieri, Pertusis, etanus, Hepatitis B

D

:

Dieri etanus

D

:

Desinektan ingkat inggi

DQS

:

Data Quality Sel Assessment 

EPI

:

Expanded Programme on Immunization

EVM

:

Effective Vaccine Management 

FS

:

Freeze Sensitive

HB

:

Hepatitis B

HBsAg

:

Hepatitis B

Surace Antigen

HB PID

:

Hepatitis B

Previl Injection Device

Hib

:

Haemophilus influenza type b

HhHg

:

Homolog human hiperimun globulin

Hhs

:

Heterolog hiperimun serum

HPR

:

Hewan Penular Rabies

HPV

:

Human Papilloma Virus

HS

:

Heat Sensitive

ICV

:

International Certificate o Vaccination

Id

:

Immune deficiency

igG

:

Immunoglobulin G

IM

:

Intra Muskular

IPV

:

Inactive Polio Vaccine

KIA

:

Kesehatan Ibu dan Anak 

KIPI

:

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

KLB

:

Kejadian Luar Biasa

(11)

x

MMR

:

 Mumps Measles Rubella

Na Cl

:

Natrium Clorida

OPV

:

Oral Polio Vaccine

ORI

:

Outbreak Response Immunization

PCV

:

Pneumococcal Conjugate Vaccine

PD3I

:

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

PID

:

Prefilled Injection Device

PIN

:

Pekan Imunisasi Nasional

POM

:

Pengawasan Obat dan Makanan

Poskesdes

:

Pos Kesehatan Desa

Posyandu

:

Pos Pelayanan erpadu

PP

:

Penanggulangan dan Pengkajian

PPI

:

Program Pengembangan Imunisasi

PP KIPI

:

Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

PPV

:

Pneumococcal Polysaccharide Vaccine

Pustu

:

Puskesmas Pembantu

PWS

:

Pemantauan Wilayah Setempat

Riskesdas

:

Riset Kesehatan Dasar

RNA

:

Ribonucleic acid 

SDKI

:

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SC

:

Subcutan

BC

:

Tuberculosis

d

:

etanus dieri

SS

:

Toxic Shock Syndrome



:

etanus oxoid

UCI

:

Universal Childhood Immunization

UPKS

:

Unit Pelayanan Kesehatan Swasta

UPS

:

Unit Pelayanan Swasta

VAR

:

Vaksin Anti Rabies

VCCM

:

Vaccine Cold Chain Monitor 

VVM

:

Vaccine Vial Monitor 

WHO

:

World Health Organization

WUS

:

Wanita Usia Subur

(12)

PENDAHULUAN

Aku anak sehat tubuhku kuat,

karena ibuku rajin dan cermat,

selama aku bayi selalu diberi ASI,

makanan bergizi dan imunisasi,

berat badanku ditimbang selalu,

(13)

P

1980-an yang diperkenalkan idola anak-anak masa itu, Si Unyil dkk. Dengan

syair yang sederhana, lagu itu menggugah masyarakat luas untuk membawa bayi

dan anak balitanya ke posyandu. Di posyandu-lah bayi dan anak balita ditimbang

berat badannya serta diberi imunisasi.

Pernahkah Anda membaca Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 ahun

2009� Menurut undang-undang tersebut, imunisasi merupakan salah satu upaya

untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang dilakukan sebagai salah satu

bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goal 

(MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita

(AKBA) 44/1000 kelahiran hidup. Hasil survei Riskesdas tahun 2013 didapatkan

data cakupan imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), DP-HB-3 (75,6%), Polio-4

(77,0%), dan imunisasi campak (82,1%). Survei ini dilakukan pada anak usia 12–

23 bulan.

Adapun cakupan pemberian imunisasi seperti terlihat pada gambar berikut.

59,2%

32,1%

8,7%

Imuni sasi Lengkap Imuni sasi t idak l engkap Tidak pernah diimunisasi

Gambar cakupan pemberian imunisasi tahun 2013

Sumber: Riskesdas 2013

Seperti kita ketahui, bahwa di masyarakat masih ada pemahaman yang

berbeda mengenai imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan balita yang tidak

mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan yang disampaikan orangtua mengenai

hal tersebut, antara lain karena anaknya takut panas, sering sakit, keluarga tidak

mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/

repot. Karena itu, pelayanan imunisasi harus ditingkatkan di berbagai tingkat unit

pelayanan.

(14)

3 PENDAHULUAN

ahukah Anda bahwa imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang

telah diselenggarakan di Indonesia sejak 1956� Program ini terbukti pula paling

eekti dan efisein dalam pemberian layanan kesehatan. Lewat program ini pula

Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun

1977, selanjutnya kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan

Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit

yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu

Tuberkolosis,

Diferi,

Pertusis,

Campak,

Polio,

Tetanus,

Hepatitis-B, serta

Pneumonia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi

ke dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut

didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru

(Rotavirus, Jappanese Encephalitis, dan lain-lain). Perkembangan teknologi lain

adalah menggabungkan beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin

kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi

 jumlah suntikan dan kontak dengan petugas.

Untuk lebih mengenali perkembangan imunisasi, Anda dapat melihat tabel

berikut.

Tabel 1.1 Perkembangan Imunisasi

TAHUN

PERKEMBANGAN IMUNISASI

1956

Imunisasi Cacar

1973

Imunisasi BCG

1974

Imunisasi TT pada Ibu Hamil

1976

Imunisasi DPT untuk Bayi

1977

WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai upaya global (

EPI-Expanded

Programon Immunization 

)

1980

Imunisasi Polio

1982

Imunisasi Campak

1990

Indonesia mencapai UCI Nasional

1997

Imunisasi Hepatitis B

2004

Introduksi DPT-Hb

2007

DPT/Hb di seluruh Indonesia

2007

Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine 

) di Provinsi DIY

2010

Imunisasi Td & BIAS Kelas 1 & 2 Penanggulangan KLB Difteri

2013

Introduksi Vaksin DPT, Hb, Hib (pentavalen) di empat propinsi (DIY, Jawa Barat, Bali,

NTB)

(15)

4

Salah satu strategi pemerintah untuk menangani hal tersebut, diatur dalam

Permenkes 1464 ahun 2010 mengenai izin dan penyelenggaraan praktik bidan,

pasal 11 ayat 2d, yang menyatakan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan

kesehatan anak yaitu bidan berwenang dalam pemberian imunisasi rutin sesuai

program pemerintah.

Pelaksanaan praktik bidan mengenai pelayanan imunisasi diatur dalam Standar

Kompetensi Bidan Indonesia, pada area kompetensi 5 mengenai keterampilan klinis

praktik kebidanan yaitu bahwa bidan mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit

pada bayi baru lahir, bayi dan balita termasuk imunisasi. Serta bidan memberikan

Imunisasi pada perempuan sesuai kewenangan.

Dari uraian tersebut, maka kami menyusun buku ini agar membantu

Anda untuk mempelajari pelayanan imunisasi sesuai dengan Mata Kuliah

yang dipelajari selama dalam pendidikan D-3 Kebidanan. Selain itu,

penyusunan buku ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami dan

memberikan pelayanan imunisasi terhadap bayi, anak balita, dan wanita

usia subur, serta mampu melakukan pengelolaan vaksin hingga melakukan

pencatatan dan pelaporan.

Bahan ajar ini merupakan gabungan tujuan pembelajaran dari beberapa

mata kuliah, yaitu:

Tabel 1.2 Distribusi Nama Mata Kuliah dan Jenis Imunisasi

NAMA MATA KULIAH

JENIS IMUNISASI

Askeb Kehamilan

Imunisasi TT

Askeb Persalinan

Imunisasi Hb0

Askeb Neonatus, Bayi, Balita,

Prasekolah

• Imunisasi dasar :

- BCG

- DPT-HB-Hib

- polio/IPV

- Campak

• Imunisasi lanjutan:

- Usia 1,5 tahun diberikan imunisasi DPT-HB-Hib

- Usia 2 tahun diberikan imunisasi campak

- Klas 1 SD diberikan DT, campak

- Klas 2 SD diberikan Td

(16)

5 PENDAHULUAN

NAMA MATA KULIAH

JENIS IMUNISASI

KB dan Kespro

• Imunisasi TT

• Imunisasi HPV

• Imunisasi khusus:

- meningokokus

- demam kuning

- Anti rabies

(17)
(18)

Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab

ini, Anda diharapkan mampu:

Menjelaskan pengertian imunisasi.

1.

Menjelaskan pengertian vaksin.

2.

Menjelaskan penyelenggaraan imunisasi.

3.

Menjelaskan tujuan pemberian imunisasi.

4.

Menyebutkan sasaran imunisasi.

5.

Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan

6.

imunisasi.

Menjelaskan konsep imunologi.

7.

Menyebutkan jenis imunisasi.

8.

KONSEP DASAR

IMUNISASI

(19)

S

mengetahui tentang imunisasi, sejarah imunisasi, dan pada matakuliah apa saja

Anda akan mempelajari tentang imunisasi, maka pada materi selanjutnya Anda

akan mempelajari tentang konsep imunisasi lebih luas lagi, meliputi:

A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata

imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti

diberikankekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan

seseorang secara akti terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan

dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

B. Pengertian Vaksin

Pada bagian sebelumnya Anda sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan

imunisasi, sekarang Anda akan belajar apa yang dimaksud dengan vaksin.

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup

tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin

mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang

apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara

akti terhadap penyakit ineksi tertentu.

C. Penyelenggaraan Imunisasi

Anda sudah banyak mendengar tentang imunisasi, tahukah Anda siapa sajakah

yang bisa memberikan pelayanan imunisasi� Yang dapat melaksanakan pelayanan

imunisasi adalah pemerintah, swasta, dan masyarakat, dengan mempertahankan

prinsip keterpaduan antara pihak terkait. Penyelenggaraan imunisasi adalah

serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

monitoring 

, dan evaluasi kegiatan

imunisasi.

(20)

9 KONSEP DASAR IMUNISASI

D. Tujuan Pemberian Imunisasi

Mengapa imunisasi penting� Alasannya, secara umum imunisasi mempunyai dua

tujuan berikut ini.

1. Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat

Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

2. Tujuan Khusus

a. ercapainya target

Universal Child Immunization

  (UCI) yaitu cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/

kelurahan pada tahun 2014.

b. ervalidasinya Eliminasi etanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah

1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

c. Eradikasi polio pada tahun 2015.

d. ercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.

e. erselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah

medis (

saety injection practise and waste disposal management 

).

E. Sasaran Imunisasi

Sebagai seorang bidan, tahukah Anda siapa saja yang merupakan sasaran dalam

imunisasi� Jadi, yang menjadi sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sasaran Imunisasi pada Bayi

Jenis Imunisasi

Usia Pemberian

Jumlah Pemberian

Interval minimal

Hepatitis

B

0–7

hari

1

-BCG

1

bulan

1

-Polio

/

IPV

1,

2,

3,4

bulan

4

4

minggu

DPT-Hb-Hib

2,

3,

4

bulan

3

4

minggu

Campak

9

bulan

1

(21)

10

Tabel 2.2 Sasaran Imunisasi pada Anak Balita

Jenis Imunisasi

Usia Pemberian

Jumlah Pemberian

DPT-Hb-Hib

18

bulan

1

Campak

24

bulan

1

Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013

Tabel 2.3 Sasaran Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/sederajat)

Sasaran

Jenis Imunisasi

Waktu Pemberian

Keterangan

Kelas 1 SD

Campak

Bulan Agustus

Bulan Imunisasi Anak

Sekolah (BIAS)

Kelas 1 SD

DT

Bulan November

Kelas 2 & 3 SD

Td

Bulan November

Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013

Tabel 2.4 Sasaran Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)

Jenis Imunisasi

Usia Pemberian

Masa Perlindungan

TT1

-

-TT2

1

bulan

setelah

TT1

3

tahun

TT3

6

bulan

setelah

TT2

5

tahun

TT4

12

bulan

setelah

TT3

10

Tahun

TT5

12

bulan

setelah

TT4

25

Tahun

Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013

Pemberian imunisasi pada WUS disesuaikan dengan hasil skrining terhadap

status .

F. PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi)

Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi

selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini, Anda dapat mengetahui jenis

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

(22)

11 KONSEP DASAR IMUNISASI

    T

   a

    b

   e

    l

    2

 .

    5

    P

   e

   n

   y

   a

    k

    i

   t

    Y

   a

   n

   g

    D

   a

   p

   a

   t

    D

    i

   c

   e

   g

   a

    h

    d

   e

   n

   g

   a

   n

    I

   m

   u

   n

    i

   s

   a

   s

    i

    (

    P

    D

    3

    I

    )

    N   o  .     N   a    m    a     P   e    n    y    a     k     i   t     D   e     f     i   n     i   s     i     d   a    n     P   e    n    y    e     b   a     b     P   e    n    u     l   a    r    a    n     G   e     j   a     l   a     K   o    m    p     l     i     k   a    s     i     G   a    m     b   a    r     1 .     D     i     f   t   e    r     i     P   e    n    y    a     k     i   t   y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b     k   a    n    o     l   e     h     b   a     k   t   e    r     i

    C

   o

   r

   y

   n

   e

    b

   a

   c

   t

   e

   r

    i

   u

   m

    d

    i

   p

    h

   t

    h

   e

   r

    i

   a

   e

 .

    M    e     l   a     l   u     i     k   o    n    t    a     k     f     i   s     i     k     d   a    n    p    e    r    n    a     f   a   s    a    n

   •

    R

   a

    d

   a

   n

   g

   t

   e

   n

   g

   g

   o

   r

   o

    k

   a

   n

   •

    H

    i

    l

   a

   n

   g

   n

   a

    f

   s

   u

   m

   a

    k

   a

   n

   •

    D

   e

   m

   a

   m

   r

    i

   n

   g

   a

   n

   •

    D

   a

    l

   a

   m

    2

  –

    3

    h

   a

   r

    i

   t     i   m     b   u     l   s    e     l   a   p    u    t    p    u    t     i     h     k   e     b     i   r   u   -    b     i   r   u    a    n    p    a     d   a    t    e    n    g    g    o    r    o     k   a    n     d   a    n    t    o    n    s     i     l .    g    a    n    g    g    u    a    n    p    e    r    n    a     f   a   s    a    n    y    a    n    g     b   e    r    a     k     i     b   a    t     k   e    m    a    t     i   a   n  .     (     S   u    m     b   e    r    :

   c

   o

   m

   m

   o

   n

   s

   w

    i

    k

    i

   m

   e

    d

    i

   a

 .

   o

   r

   g

    )     2 .     P   e    r    t    u    s     i   s     P   e    n    y    a     k     i   t   p    a     d   a    s    a     l   u   r    a    n    p    e    r    n    a    p    a    s    a    n    y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b     k   a    n    o     l   e     h     b   a     k   t   e    r     i

    B

   o

   r

    d

   e

   t

   e

    l

    l

   a

   p

   e

   r

   t

   u

   s

   s

    i

   s

 .     (     b   a    t    u     k   r    e     j   a   n     )     M    e     l   a     l   u     i   p    e    r    c     i     k   a    n     l   u     d   a     h     (

    d

   r

   o

   p

    l

   e

   t

    i

   n

    f

   e

   c

   t

    i

   o

   n

    )     d   a    r     i     b   a    t    u     k   a    t    a    u     b   e    r    s     i   n

   •

    P

    i

    l

   e

    k

   •

    M

   a

   t

   a

   m

   e

   r

   a

    h

   •

    B

   e

   r

   s

    i

   n

   •

    D

   e

   m

   a

   m

   •

    B

   a

   t

   u

    k

   r

    i

   n

   g

   a

   n

   y

   a

   n

   g

    l   a   m    a   -    k   e     l   a   m    a    a    n    m    e    n     j   a     d     i   p    a    r    a     h     d   a    n    m    e    n     i   m     b   u     l     k   a    n     b   a    t    u     k    y    a    n    g    c    e    p    a    t     d   a    n     k   e    r    a    s .

   p

   n

   e

   u

   m

   o

   n

    i

   a

    b

   a

   c

   t

   e

   r

    i

   a

    l

    i

   s

   y    a    n    g     d   a    p    a    t    m    e    n    y    e     b   a     b     k   a    n     k   e    m    a    t     i   a   n     (     S   u    m     b   e    r    :

   n

   u

   r

   s

    i

   n

   g

    b

   o

   o

    k

 .

    b

    l

   o

   g

   s

   p

   o

   t

 .

   c

   o

   m

    )

(23)

12     N   o  .     N   a    m    a     P   e    n    y    a     k     i   t     D   e     f     i   n     i   s     i     d   a    n     P   e    n    y    e     b   a     b     P   e    n    u     l   a    r    a    n     G   e     j   a     l   a     K   o    m    p     l     i     k   a    s     i     G   a    m     b   a    r     3 .     T   e    t    a    n    u    s     P   e    n    y    a     k     i   t   y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b     k   a    n    o     l   e     h

    C

    l

   o

   s

   t

   r

    i

    d

    i

   u

   m

   t

   e

   t

   a

   n

    i

   y    a    n    g    m    e    n    g     h   a    s     i     l     k   a    n    n    e    u    r    o    t    o     k   s     i   n .     M    e     l   a     l   u     i     k   o    t    o    r    a    n    y    a    n    g    m    a    s    u     k     k   e     d   a     l   a   m     l   u     k   a    y    a    n    g     d   a     l   a   m  .

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

   a

   w

   a

    l

   :

    k

   a

    k

   u

   o    t    o    t    p    a     d   a    r    a     h   a    n    g ,     d     i   s   e    r    t    a     i     k   a     k   u    p    a     d   a     l   e     h   e    r ,     k   e    s    u     l     i   t   a    n    m    e    n    e     l   a   n  ,     k   a     k   u    o    t    o    t    p    e    r    u    t ,     b   e    r     k   e    r     i   n   g    a    t     d   a    n     d   e    m    a    m .

   •

    P

   a

    d

   a

    b

   a

   y

    i

   t

   e

   r

    d

   a

   p

   a

   t

   g    e     j   a     l   a     b   e    r     h   e    n    t     i    m    e    n    e    t    e     k     (   s   u    c     k     i   n   g     )    a    n    t    a    r    a     3   s    a    m    p    a     i     d   e    n    g    a    n     2     8     h   a    r     i    s    e    t    e     l   a     h     l   a     h     i   r .

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

    b

   e

   r

    i

    k

   u

   t

   n

   y

   a

    k   e     j   a   n    g    y    a    n    g     h   e     b   a    t     d   a    n    t    u     b   u     h   m    e    n     j   a     d     i     k   a     k   u  .

   •

    P

   a

   t

   a

    h

   t

   u

    l

   a

   n

   g

   a     k     i     b   a    t     k   e     j   a   n    g ,

   •

    P

   n

   e

   u

   m

   o

   n

    i

   a

   •

    I

   n

    f

   e

    k

   s

    i

    l

   a

    i

   n

   y    a    n    g     d   a    p    a    t    m    e    n     i   m     b   u     l     k   a    n     k   e    m    a    t     i   a   n  .     (     S   u    m     b   e    r    :    m    o     d   u     l    p    e     l   a   t     i     h   a    n     i   m    u    n     i   s   a    s     i     b   a    g     i   p    u    s     k   e    s    m    a    s     )

(24)

13 KONSEP DASAR IMUNISASI

    N   o  .     N   a    m    a     P   e    n    y    a     k     i   t     D   e     f     i   n     i   s     i     d   a    n     P   e    n    y    e     b   a     b     P   e    n    u     l   a    r    a    n     G   e     j   a     l   a     K   o    m    p     l     i     k   a    s     i     G   a    m     b   a    r     4 .     T   u     b   e    r    c    u     l   o   s     i   s     (     T     B     C     )     P   e    n    y    a     k     i   t   y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b     k   a    n    o     l   e     h

    M

   y

   c

   o

    b

   a

   c

   t

   e

   r

    i

   u

   m

   t

   u

    b

   e

   r

   c

   u

    l

   o

   s

   a

    d     i   s   e     b   u    t     j   u   g    a     b   a    t    u     k     d   a    r    a     h .

   •

    M

   e

    l

   a

    l

   u

    i

   p

   e

   r

   n

   a

    f

   a

   s

   a

   n

   •

    L

   e

   w

   a

   t

    b

   e

   r

   s

    i

   n

   a

   t

   a

   u

    b

   a

   t

   u

    k

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

   a

   w

   a

    l

   :

    l

   e

   m

   a

    h

    b   a     d   a    n ,    p    e    n    u    r    u    n    a    n     b   e    r    a    t     b   a     d   a    n ,     d   e    m    a    m ,     d   a    n     k   e     l   u   a    r     k   e    r     i   n   g    a    t    p    a     d   a    m    a     l   a   m     h   a    r     i .

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

   s

   e

    l

   a

   n

    j

   u

   t

   n

   y

   a

   :

    b   a    t    u     k   t    e    r    u    s   -   m    e    n    e    r    u    s ,    n    y    e    r     i     d   a     d   a     d   a    n     (   m    u    n    g     k     i   n     )     b   a    t    u     k     d   a    r    a     h .

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

    l

   a

    i

   n

   :

   t    e    r    g    a    n    t    u    n    g    p    a     d   a    o    r    g    a    n    y    a    n    g     d     i   s   e    r    a    n    g .     K   e     l   e   m    a     h   a    n     d   a    n     k   e    m    a    t     i   a   n  .     (     S   u    m     b   e    r    :

    i

   n

    h

   a

   r

   m

   o

   n

   y

   c

    l

    i

   n

    i

   c

   c

 .

   o

   m

    )     5 .     C   a    m    p    a     k     P   e    n    y    a     k     i   t   y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b     k   a    n    o     l   e     h   v     i   r   u    s

   m

   y

   x

   o

   v

    i

   r

   u

   s

   v

    i

   r

    i

    d

   a

   e

   m

   e

   a

   s

    l

   e

   s

 .     M    e     l   a     l   u     i   u     d   a    r    a     (   p   e    r    c     i     k   a    n     l   u     d   a     h     )     d   a    r     i     b   e    r    s     i   n    a    t    a    u     b   a    t    u     k   p    e    n     d   e    r     i   t   a

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

   a

   w

   a

    l

   :

    d

   e

   m

   a

   m

 ,

    b   e    r    c    a     k     k   e    m    e    r    a     h   a    n ,     b   a    t    u     k ,    p     i     l   e     k ,     k   o    n     j   u   n    c    t     i   v     i   t     i   s     (   m    a    t    a    m    e    r    a     h     )     d   a    n     k   o    p     l     i     k    s    p    o    t    s .

   •

    S

   e

    l

   a

   n

    j

   u

   t

   n

   y

   a

   t

    i

   m

    b

   u

    l

   r    u    a    m    p    a     d   a    m    u     k   a     d   a    n     l   e     h   e    r ,     k   e    m    u     d     i   a   n    m    e    n    y    e     b   a    r     k   e    t    u     b   u     h     d   a    n    t    a    n    g    a    n    s    e    r    t    a     k   a     k     i .

   •

    D

    i

   a

   r

   e

    h

   e

    b

   a

   t

   •

    P

   e

   r

   a

    d

   a

   n

   g

   a

   n

   p    a     d   a    t    e     l     i   n   g    a

   •

    I

   n

    f

   e

    k

   s

    i

   s    a     l   u   r    a    n    n    a    p    a    s     (   p   n    e    u    m    o    n     i   a     )     (     S   u    m     b   e    r    :     M    o     d   u     l    p    e     l   a   t     i     h   a    n     i   m    u    n     i   s   a    s     i     b   a    g     i   p    e    t    u    g    a    s     k   e    s    e     h   a    t    a    n     )

(25)

14     N   o  .     N   a    m    a     P   e    n    y    a     k     i   t     D   e     f     i   n     i   s     i     d   a    n     P   e    n    y    e     b   a     b     P   e    n    u     l   a    r    a    n     G   e     j   a     l   a     K   o    m    p     l     i     k   a    s     i     G   a    m     b   a    r     6 .     P   o     l     i   o   m     i   e     l     i   t     i   s     P   e    n    y    a     k     i   t   p    a     d   a    s    u    s    u    n    a    n    s    a    r    a     f   p    u    s    a    t    y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b     k   a    n    o     l   e     h    v     i   r   u    s    p    o     l     i   o    t     i   p   e     1 ,     2 ,    a    t    a    u     3 .     S   e    c    a    r    a     k     l     i   n     i   s    m    e    n    y    e    r    a    n    g    a    n    a     k     d     i     b   a    w    a     h   u    m    u    r     1     5   t    a     h   u    n     d   a    n    m    e    n     d   e    r     i   t   a     l   u   m    p    u     h     l   a   y    u    a     k   u    t     (

   a

   c

   u

   t

   e

    f

    l

   a

   c

   c

    i

    d

   p

   a

   r

   a

    l

   y

   s

    i

   s

  =     A     F     P     ) .     M    e     l   a     l   u     i     k   o    t    o    r    a    n    m    a    n    u    s     i   a     (   t     i   n     j   a     )   y    a    n    g    t    e    r     k   o    n    t    a    m     i   n   a    s     i

   •

    D

   e

   m

   a

   m

   •

    N

   y

   e

   r

    i

   o

   t

   o

   t

    d

   a

   n

    k   e     l   u   m    p    u     h   a    n    t    e    r     j   a     d     i    p    a     d   a    m     i   n   g    g    u    p    e    r    t    a    m    a     B     i   s   a    m    e    n    y    e     b   a     b     k   a    n     k   e    m    a    t     i   a   n     j     i     k   a    o    t    o    t    p    e    r    n    a     f   a   s    a    n    t    e    r     i   n     f   e     k   s     i     d   a    n    t     i     d   a     k   s    e    g    e    r    a     d     i   t   a    n    g    a    n     i .     (     S   u    m     b   e    r    :     M    o     d   u     l    p    e     l   a   t     i     h   a    n     i   m    u    n     i   s   a    s     i     b   a    g     i   p    e    t    u    g    a    s     k   e    s    e     h   a    t    a    n     )     7 .     H   e    p    a    t     i   t     i   s     B     P   e    n    y    a     k     i   t   y    a    n    g     d     i   s   e     b   a     b   -    k   a    n    o     l   e     h   v     i   r   u    s     h   e    p    a    t     i   t     i   s     B   y    a    n    g    m    e    r    u    s    a     k     h   a    t     i     (   p   e    n    y    a     k     i   t     k   u    n     i   n   g     ) .     P   e    n    u     l   a   r    a    n    s    e    c    a    r    a     h   o    r     i   z   o    n    t    a     l   :

   •

    d

   a

   r

    i

    d

   a

   r

   a

    h

    d

   a

   n

   p    r    o     d   u     k   n    y    a

   •

    S

   u

   n

   t

    i

    k

   a

   n

   y

   a

   n

   g

   t

    i

    d

   a

    k

   a    m    a    n

   •

    T

   r

   a

   n

   s

    f

   u

   s

    i

    d

   a

   r

   a

    h

   •

    M

   e

    l

   a

    l

   u

    i

    h

   u

    b

   u

   n

   g

   a

   n

   s

   e

    k

  -   s    u    a     l     P   e    n    u     l   a   r    a    n    s    e    c    a    r    a    v    e    r    t     i   c   a     l   :

   •

    D

   a

   r

    i

    i

    b

   u

    k

   e

    b

   a

   y

    i

   s    e     l   a   m    a    p    r    o    s    e    s    p    e    r    s    a     l     i   n   a    n

   •

    M

   e

   r

   a

   s

   a

    l

   e

   m

   a

    h

   •

    G

   a

   n

   g

   g

   u

   a

   n

   p

   e

   r

   u

   t

   •

    G

   e

    j

   a

    l

   a

    l

   a

    i

   n

   s

   e

   p

   e

   r

   t

    i

    f

    l

   u

 ,

   u    r     i   n    m    e    n     j   a     d     i     k   u    n     i   n   g  ,     k   o    t    o    r    a    n    m    e    n     j   a     d     i    p    u    c    a    t .

   •

    W

   a

   r

   n

   a

    k

   u

   n

    i

   n

   g

    b

    i

   s

   a

   t    e    r     l     i     h   a    t    p    a     d   a    m    a    t    a    a    t    a    u    p    u    n     k   u     l     i   t .     P   e    n    y    a     k     i   t     i   n     i     b     i   s   a    m    e    n     j   a     d     i     k   r   o    n     i   s    y    a    n    g    m    e    n     i   m     b   u     l     k   a    n    p    e    n    g    e    r    a    s    a    n     h   a    t     i     (

    C

    i

   r

   r

    h

   o

   s

    i

   s

    H

   e

   p

   a

   t

    i

   s

    ) ,     k   a    n     k   e    r     h   a    t     i     (

    H

   e

   p

   a

   t

   o

    C

   e

    l

    l

   u

    l

   a

   r

    C

   a

   r

   s

    i

   n

   o

   m

   a

    )     d   a    n    m    e    n     i   m     b   u     l     k   a    n     k   e    m    a    t     i   a   n  .     (     S   u    m     b   e    r    :

    M

   o

    d

   u

    l

   p

   e

    l

   a

   t

    i

  -    h

   a

   n

    i

   m

   u

   n

    i

   s

   a

   s

    i

    b

   a

   g

    i

   p

   e

   t

   u

   g

   a

   s

    k

   e

   s

   e

    h

   a

   t

   a

   n

    )

Gambar

Tabel 2.6 Klasifikasi Vaksin
Gambar 2.2 Jadwal imunisasi lanjutan pada B atita
Gambar 2.4 Jadwal imunisasi lanjutan Tetanus Neonatorum
Tabel 3.1 Dosis kemasan vaksin dan IP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peran penyuluh kehutanan dalam pendampingan kegiatan usaha masyarakat. berbasis kehutanan harus dilaksanakan secara terus menerus sejalan

1) R : kemampuan menyesuaikan diri dalam kegiatan-kegiatan yang berulang, atau secara terus menerus melakukan kegiatan yang sama sesuai dengan perangkat prosedur urutan

Kemampuan menyesuaikan diri dalam kegiatan yang berulang-ulang atau secara terus menerus melaukan kegiatan yang sama sesuai dengan perangkat prosedur,

Keempat, melalui pengembangan tradisi sekolah berarti bahwa sekolah memiliki kegiatan-kegiatan baik yang sudah dilakukan secara terus menerus dari satu angkatan ke angkatan

Pemantapan mutu internal (internal quality control) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing- masing laboratorium secara terus

Kegiatan rutin dilakukan secara berkala yaitu setiap hari minggu sesuai dengan rincian jadwal yang diberikan oleh para senior, sedangkan kegiatan spontan yaitu

Secara umum, semua kegiatan pencegahan dan pengendalian serta surveilans infeksi rumah sakit dilaksanakan secara terus menerus oleh seluruh pegawai rumah sakit

Untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak, setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin dan sedini mungkin secara terus- menerus pada setiap kesempatan.8 Salah satu kegiatan