I M U N I S A S I
Hak cipta dan hak penerbitan yang dilindungi Undang-undang ada pada Pusdiklatnakes
Hak cipta dan hak penerbitan yang dilindungi Undang-undang ada pada Pusdiklatnakes
Kementerian Kesehatan RI. Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku dengan
Kementerian Kesehatan RI. Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku dengan
cara apa pun tanpa izin tertulis dari Penerbit.
cara apa pun tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Pengarah:
Pengarah:
dr
dr. . Untung
Untung Suseno
Suseno Sutarjo,
Sutarjo, M.Kes.
M.Kes. dr
dr. . H.
H. M.
M. Subuh,
Subuh, MPPM
MPPM
Penanggung Jawab:
Penanggung Jawab:
drg.
drg. Usman
Usman Sumantri,
Sumantri, M.Sc. dr
M.Sc. dr. . Desak
Desak Made
Made Wismarini,
Wismarini, MKM
MKM
Koordinator:
Koordinator:
Dra.
Dra. Oos
Oos Fatimah
Fatimah Rosyati,
Rosyati, M.Kes.
M.Kes. dr
dr. . Theresia
Theresia Sandra
Sandra Diah
Diah Ratih,
Ratih, MHA
MHA
Wakil K
Wakil Koordin
oordinator:
ator:
Yuyun Widyaningsih, S.Kp., MKM
Yuyun Widyaningsih, S.Kp., MKM
Penyusun:
Penyusun:
Dian
Dian Nur
Nur Hadianti,
Hadianti, SST
SST, , M.Kes. Ester
M.Kes. Ester Ratnaningsih,
Ratnaningsih, M.Keb.
M.Keb.
Fia
Fia Sofiati,
Sofiati, SST
SST, , M.Keb.
M.Keb. Heni
Heni Sumastri,
Sumastri, S.Pd.,
S.Pd., M.Kes.
M.Kes.
Herawati
Herawati M.,
M., SST
SST, , M.Pd.,
M.Pd., M.Psi.
M.Psi. Ida
Ida Farida
Farida Handayani,
Handayani, M.Keb.
M.Keb.
Pudji
Pudji Suryani,
Suryani, MKM
MKM Siana
Siana Dondi
Dondi SKM,
SKM, SST
SST, , M.Kes.
M.Kes.
Sudiyati,
Sudiyati, SST
SST, , M.Kes.
M.Kes.
Editor
Editor
: : Bambang
Bambang T
Trim
rim
Desainer
Desainer
: : Deden
Deden Sopandy
Sopandy
Cetakan I, Juni 2014
Cetakan I, Juni 2014
ISBN 978602
ISBN 978602
-Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan T
Tenaga Kesehatan
enaga Kesehatan
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan - 12120
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan - 12120
T
Telepon (021) 726 0401; Faksimile
elepon (021) 726 0401; Faksimile (021) 726 0485
(021) 726 0485
Email: [email protected]
Email: [email protected]
http://www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/
http://www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/
iii iii
SAMBUTAN
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
M
M
enteri Kesehatan RI, Ibu Nasiah Mboi, tanggal 22 Agustus 2014
enteri Kesehatan RI, Ibu Nasiah Mboi, tanggal 22 Agustus 2014 mencanangkan
mencanangkan
penggunaan vaksin Pentavalen (DP-HB-Hib) untuk imunisasi bayi dan
penggunaan vaksin Pentavalen (DP-HB-Hib) untuk imunisasi bayi dan
batita. �idak boleh ada satu anak yang sakit, cacat, meninggal karena sakit
batita. �idak boleh ada satu anak yang sakit, cacat, meninggal karena sakit
yang biasa dicegah dengan imunisasi,� demikian amanat Ibu Menteri Kesehatan
yang biasa dicegah dengan imunisasi,� demikian amanat Ibu Menteri Kesehatan
dalam sambutannya kala itu. Vaksi Pentavalen merupakan pengembangan vaksin
dalam sambutannya kala itu. Vaksi Pentavalen merupakan pengembangan vaksin
etravalen (DP-HB) dengan p
etravalen (DP-HB) dengan penambahan antigen Haemophilus influenzae
enambahan antigen Haemophilus influenzae type
type
b (Hib). Kini kelima antigen tersebut diberi
b (Hib). Kini kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga lebih
kan dalam satu suntikan sehingga lebih
efisien, ti
efisien, tidak menambah jumlah suntikan walaupun dengan penambahan antigen,
dak menambah jumlah suntikan walaupun dengan penambahan antigen,
sehingga member
sehingga memberikan kenyamana
ikan kenyamanan bagi bayi dan
n bagi bayi dan ibunya.
ibunya.
Dengan digunakannya vaksin Pentavalen bersama vaksin Hepatitis B, BCG,
Dengan digunakannya vaksin Pentavalen bersama vaksin Hepatitis B, BCG,
Polio, dan Campak maka imunisasi yang semula untuk mencegah tujuh penyakit
Polio, dan Campak maka imunisasi yang semula untuk mencegah tujuh penyakit
menular (dieri, pertusis, tetanus, hepatitis B, tuberkulosis, polio, dan campak)
menular (dieri, pertusis, tetanus, hepatitis B, tuberkulosis, polio, dan campak)
telah berkembang menjadi
telah berkembang menjadi delapan penyakit menular
delapan penyakit menular. Antigen
. Antigen Hib dapat mencegah
Hib dapat mencegah
pneumonia dan meningitis, yaitu penyakit radang otak dan radang paru yang
pneumonia dan meningitis, yaitu penyakit radang otak dan radang paru yang
merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada
merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada bayi.
bayi.
Dalam program imunisasi, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada
Dalam program imunisasi, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada
bayi, merupakan suatu keharusan. Segera setelah lahir (s
bayi, merupakan suatu keharusan. Segera setelah lahir (sebelum berusia
ebelum berusia tujuh hari),
tujuh hari),
bayi harus diberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari (HB 0) satu dosis. Kemudian,
bayi harus diberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari (HB 0) satu dosis. Kemudian,
pada usia satu bulan, diberikan satu dosis imunisasi BCG dan imunisasi polio.
pada usia satu bulan, diberikan satu dosis imunisasi BCG dan imunisasi polio.
Usia dua, tiga, dan empat bulan, diberikan imunisasi pentavalen dan imunisasi
Usia dua, tiga, dan empat bulan, diberikan imunisasi pentavalen dan imunisasi
polio, masing-masing satu dosis. Imunisasi campak satu dosis diberikan pada
polio, masing-masing satu dosis. Imunisasi campak satu dosis diberikan pada
usia sembilan bulan. Walaupun jadwalnya sudah ditetapkan seperti di atas, pada
usia sembilan bulan. Walaupun jadwalnya sudah ditetapkan seperti di atas, pada
prinsipn
prinsipnya semua antigen (kecuali HB 0) boleh diberikan pada bayi sebelum b
ya semua antigen (kecuali HB 0) boleh diberikan pada bayi sebelum berusia
erusia
satu tahun, sehingga terp
satu tahun, sehingga terpenuhi Imunisasi Dasar Lengkap. Im
enuhi Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi Dasar
unisasi Dasar Lengkap
Lengkap
tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi HB 0, BCG, pentavalen sebanyak tiga
tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi HB 0, BCG, pentavalen sebanyak tiga
dosis, polio se
iv
Vaccine and Immunization). Buku ini diharapkan menjadi panduan bagi mahasiswa
Diloma III Kebidanan dalam memperkaya pengetahuan dan keterampilan,
sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik. Kami menyadari bahwa
bidan merupakan garda terdepan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan
anak, salah satunya melalui pemberian imunisasi. Oleh karena itu, bidan dituntut
memiliki kompetensi yang memadai, di antaranya melalui proses pendidikan dan
pembelajaran yang tepat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan,
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan enaga Kesehatan, Direktur Jenderal
Bina Gizi dan KIA, yang telah memasisiltasi penyusunan Buku Ajar Imunisasi
ini. erima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada kontributor dan
tim penyususn yang telah mendedikasikan tenaga, waktu, dan pikiran dalam
mewujudkan buku ini.
Semoga buku ini menjadi panduan dalam meningkatkan kompetensi bidan di
Indonesia sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik untuk bangsa.
Jakarta, Oktober 2014
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan,
v
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
P
uji dan syukur kami panjatkan kepada uhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku
Buku Ajar Imunisasi ini.
Seperti yang diketahui bersama, imunisasi merupakan salah satu cara
yang eekti untuk mencegah penularan penyakit dan sangat berperan dalam
menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, anak tidak mudah tertular
ineksi, tidak mudah menderita sakit, pencegahan terjadinya wabah dan mencegah
kemungkinan terjadinya kematian karena suatu penyakit. Pentingnya imunisasi
didasarkan pada pemikiran paradigma sehat bahwa upaya promoti dan preventi
merupakan hal terpenting dalam peningkatan status kesehatan.
arget imunisasi Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan (
Millennium
Development Goals/MDGs) telah tercapai, namun masih perlu cakupan imunisasi
rutin. Peningkatan cakupan imunisasi rutin diperlukan karena masih terdapat 13
provinsi yang capaiannya masih di bawah rencana strategis untuk imunisasi dasar
lengkap. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian imunisasi
lengkap sebesar 59,2%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,1%, dan tidak pernah
diimunisasi sebesar 8,7%. Salah satu upaya meningkatkan cakupan imunisasi
rutin adalah melalui pelayanan imunisasi yang dilaksanakan oleh bidan, sesuai
dengan kewenangannya yang diatur dalam Permenkes 1464 ahun 2010 yang
menyatakan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan kesehatan anak, yaitu
bidan berwenang dalam pemberian imunisasi rutin sesuai dengan program
pemerintah. Untuk meningkatkan kualitas bidan dalam pemberian imunisasi rutin
diperlukan peningkatan kompetensi bidan pada
preservice atau masa pendidikan,
salah satunya melalui buku ajar imunisasi yang disusun ini.
Pengenalan mengenai imunisasi, vaksin, penyelenggaraan dan tujuan
pemberian, sasaran, jenis dan jadwal imunisasi, diuraikan dalam bagian
pendahuluan untuk memberikan gambaran bagi mahasiswa akan pentingnya
imunisasi sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Adapun bagian 2, 3, 4, dan 5
menguraikan tentang penyelenggaraan imunisasi wajib, pelaksanaan pemberian
vi
yang dilaksanakan oleh bidan dan untuk mengantisipasi apabila ada reaksi yang
ditimbulkan oleh imunisasi.
Sebagai pengendalian mutu terhadap pelayanan imunisasi yang telah dilakukan
perlu dipantau pelaksanaannya melalui pencatatan dan pelaporan. Dengan
demikian, materi-materi ini menjadi pegangan bagi mahasiswa untuk memperkaya
wawasan serta dapat membantu mahasiswa dalam mengasah keterampilan yang
dibutuhkan pada pelayanan nanti.
Buku Ajar Imunisasi
yang telah disusun dan diterbitkan ini, diharapkan dapat
diintegrasikan dalam kurikulum kebidanan yang sudah ada dan dijadikan acuan
bagi mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan pengajaran mata kuliah yang sesuai
dengan materi-materi dalam buku ini di institusi pendidikan tenaga kesehatan.
Selain itu, dengan menerapkan buku ini diharapkan lulusan yang dihasilkan akan
memiliki keterampilan dalam pelayanan imunisasi yang memadai dan berkualitas
sehingga pada akhirnya tujuan MDGs dan Post MDGs yaitu
universal child
immunization
(UCI) dapat tercapai.
Kami menyampaikan penghargaan serta terima kasih yang tulus kepada im
Penyusun yang telah mencurahkan seluruh ide dan kreativitasnya sehingga buku
ajar ini dapat terwujud. erima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dan mendampingi kami dalam penyusunan buku ajar
Imunisasi, khususnya Project GAVI HSS yang telah mendukung baik materiil
maupun nonmateriil. Khusus kepada Pusdiklatnakes, kami sampaikan apresiasi
dan terima kasih atas penyusunan dan penerbitan buku ajar ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih memerlukan penyempurnaan, seperti
pepatah tak ada gading yang tak retak. Untuk itu, masukan dan saran demi
penyempurnaan
Buku Ajar Imunisasi
ini pada masa yang akan datang, kami
nantikan.
erima kasih dan Salam Sehat�
Kepala Badan PPSDM Kesehatan,
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.
NIP 195810171984031004
vii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN
iii
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR SINGKATAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KONSEP DASAR IMUNISASI
7
A.
Pengertian Imunisasi
8
B.
Pengertian Vaksin
8
C.
Penyelenggaraan Imunisasi
8
D.
Tujuan Pemberian Imunisasi
9
E.
Sasaran Imunisasi
9
F.
PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi)
10
G.
Imunologi PD3I
17
H. Jenis Imunisasi
19
I.
Jadwal Imunisasi
27
BAB III PENYELENGGARAAN IMUNISASI WAJIB
33
A.
Perencanaan Pelayanan Imunisasi
34
B.
Pendistribusian
40
C.
Penyimpanan Vaksin
42
D.
Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi Wajib
52
E.
Penanganan Limbah Imunisasi
53
viii
A. Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan Imunisasi
64
B.
Melakukan Skrining dan Pengisian Register
65
C.
Konseling
68
D.
Pemberian Imunisasi dengan Menggunakan Vaksin yang Tepat
dan Aman
69
BAB V
KEJADIAN IKUTAN PASCA-IMUNISASI (KIPI)
107
A.
Pengertian
108
B.
Penyebab KIPI
108
C.
Kelompok Risiko Tinggi KIPI
112
D. Pemantauan KIPI
113
E.
Evaluasi
121
F.
Penanggulangan KIPI
122
BAB VI PENCATATAN DAN PELAPORAN
127
A.
Pencatatan
128
B.
Pelaporan
134
LAMPIRAN
141
GLOSARIUM
157
ix
DAFTAR SINGKATAN
ADS
:
Auto Disable Syringe
AEFI
:
Advers Events Following Immunization
AFP
:
Acute Flaccid Paralysis
BCG
:
Bacillus Calmette-Guerin
BIAS
:
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
Ditjen PP & PL
:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
DP
:
Dieri, Pertusis, etanus
DP-HB
:
Dieri, Pertusis, etanus, Hepatitis B
D
:
Dieri etanus
D
:
Desinektan ingkat inggi
DQS
:
Data Quality Sel Assessment
EPI
:
Expanded Programme on Immunization
EVM
:
Effective Vaccine Management
FS
:
Freeze Sensitive
HB
:
Hepatitis B
HBsAg
:
Hepatitis B
Surace Antigen
HB PID
:
Hepatitis B
Previl Injection Device
Hib
:
Haemophilus influenza type b
HhHg
:
Homolog human hiperimun globulin
Hhs
:
Heterolog hiperimun serum
HPR
:
Hewan Penular Rabies
HPV
:
Human Papilloma Virus
HS
:
Heat Sensitive
ICV
:
International Certificate o Vaccination
Id
:
Immune deficiency
igG
:
Immunoglobulin G
IM
:
Intra Muskular
IPV
:
Inactive Polio Vaccine
KIA
:
Kesehatan Ibu dan Anak
KIPI
:
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
KLB
:
Kejadian Luar Biasa
x
MMR
:
Mumps Measles Rubella
Na Cl
:
Natrium Clorida
OPV
:
Oral Polio Vaccine
ORI
:
Outbreak Response Immunization
PCV
:
Pneumococcal Conjugate Vaccine
PD3I
:
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PID
:
Prefilled Injection Device
PIN
:
Pekan Imunisasi Nasional
POM
:
Pengawasan Obat dan Makanan
Poskesdes
:
Pos Kesehatan Desa
Posyandu
:
Pos Pelayanan erpadu
PP
:
Penanggulangan dan Pengkajian
PPI
:
Program Pengembangan Imunisasi
PP KIPI
:
Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
PPV
:
Pneumococcal Polysaccharide Vaccine
Pustu
:
Puskesmas Pembantu
PWS
:
Pemantauan Wilayah Setempat
Riskesdas
:
Riset Kesehatan Dasar
RNA
:
Ribonucleic acid
SDKI
:
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SC
:
Subcutan
BC
:
Tuberculosis
d
:
etanus dieri
SS
:
Toxic Shock Syndrome
:
etanus oxoid
UCI
:
Universal Childhood Immunization
UPKS
:
Unit Pelayanan Kesehatan Swasta
UPS
:
Unit Pelayanan Swasta
VAR
:
Vaksin Anti Rabies
VCCM
:
Vaccine Cold Chain Monitor
VVM
:
Vaccine Vial Monitor
WHO
:
World Health Organization
WUS
:
Wanita Usia Subur
PENDAHULUAN
Aku anak sehat tubuhku kuat,
karena ibuku rajin dan cermat,
selama aku bayi selalu diberi ASI,
makanan bergizi dan imunisasi,
berat badanku ditimbang selalu,
P
1980-an yang diperkenalkan idola anak-anak masa itu, Si Unyil dkk. Dengan
syair yang sederhana, lagu itu menggugah masyarakat luas untuk membawa bayi
dan anak balitanya ke posyandu. Di posyandu-lah bayi dan anak balita ditimbang
berat badannya serta diberi imunisasi.
Pernahkah Anda membaca Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 ahun
2009� Menurut undang-undang tersebut, imunisasi merupakan salah satu upaya
untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang dilakukan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goal
(MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita
(AKBA) 44/1000 kelahiran hidup. Hasil survei Riskesdas tahun 2013 didapatkan
data cakupan imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), DP-HB-3 (75,6%), Polio-4
(77,0%), dan imunisasi campak (82,1%). Survei ini dilakukan pada anak usia 12–
23 bulan.
Adapun cakupan pemberian imunisasi seperti terlihat pada gambar berikut.
59,2%
32,1%
8,7%
Imuni sasi Lengkap Imuni sasi t idak l engkap Tidak pernah diimunisasi
Gambar cakupan pemberian imunisasi tahun 2013
Sumber: Riskesdas 2013
Seperti kita ketahui, bahwa di masyarakat masih ada pemahaman yang
berbeda mengenai imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan balita yang tidak
mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan yang disampaikan orangtua mengenai
hal tersebut, antara lain karena anaknya takut panas, sering sakit, keluarga tidak
mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/
repot. Karena itu, pelayanan imunisasi harus ditingkatkan di berbagai tingkat unit
pelayanan.
3 PENDAHULUAN
ahukah Anda bahwa imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
telah diselenggarakan di Indonesia sejak 1956� Program ini terbukti pula paling
eekti dan efisein dalam pemberian layanan kesehatan. Lewat program ini pula
Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun
1977, selanjutnya kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu
Tuberkolosis,
Diferi,
Pertusis,
Campak,
Polio,
Tetanus,
Hepatitis-B, serta
Pneumonia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi
ke dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut
didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru
(Rotavirus, Jappanese Encephalitis, dan lain-lain). Perkembangan teknologi lain
adalah menggabungkan beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin
kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi
jumlah suntikan dan kontak dengan petugas.
Untuk lebih mengenali perkembangan imunisasi, Anda dapat melihat tabel
berikut.
Tabel 1.1 Perkembangan Imunisasi
TAHUN
PERKEMBANGAN IMUNISASI
1956
Imunisasi Cacar
1973
Imunisasi BCG
1974
Imunisasi TT pada Ibu Hamil
1976
Imunisasi DPT untuk Bayi
1977
WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai upaya global (
EPI-Expanded
Programon Immunization
)
1980
Imunisasi Polio
1982
Imunisasi Campak
1990
Indonesia mencapai UCI Nasional
1997
Imunisasi Hepatitis B
2004
Introduksi DPT-Hb
2007
DPT/Hb di seluruh Indonesia
2007
Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine
) di Provinsi DIY
2010
Imunisasi Td & BIAS Kelas 1 & 2 Penanggulangan KLB Difteri
2013
Introduksi Vaksin DPT, Hb, Hib (pentavalen) di empat propinsi (DIY, Jawa Barat, Bali,
NTB)
4
Salah satu strategi pemerintah untuk menangani hal tersebut, diatur dalam
Permenkes 1464 ahun 2010 mengenai izin dan penyelenggaraan praktik bidan,
pasal 11 ayat 2d, yang menyatakan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan
kesehatan anak yaitu bidan berwenang dalam pemberian imunisasi rutin sesuai
program pemerintah.
Pelaksanaan praktik bidan mengenai pelayanan imunisasi diatur dalam Standar
Kompetensi Bidan Indonesia, pada area kompetensi 5 mengenai keterampilan klinis
praktik kebidanan yaitu bahwa bidan mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit
pada bayi baru lahir, bayi dan balita termasuk imunisasi. Serta bidan memberikan
Imunisasi pada perempuan sesuai kewenangan.
Dari uraian tersebut, maka kami menyusun buku ini agar membantu
Anda untuk mempelajari pelayanan imunisasi sesuai dengan Mata Kuliah
yang dipelajari selama dalam pendidikan D-3 Kebidanan. Selain itu,
penyusunan buku ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami dan
memberikan pelayanan imunisasi terhadap bayi, anak balita, dan wanita
usia subur, serta mampu melakukan pengelolaan vaksin hingga melakukan
pencatatan dan pelaporan.
Bahan ajar ini merupakan gabungan tujuan pembelajaran dari beberapa
mata kuliah, yaitu:
Tabel 1.2 Distribusi Nama Mata Kuliah dan Jenis Imunisasi
NAMA MATA KULIAH
JENIS IMUNISASI
Askeb Kehamilan
Imunisasi TT
Askeb Persalinan
Imunisasi Hb0
Askeb Neonatus, Bayi, Balita,
Prasekolah
• Imunisasi dasar :
- BCG
- DPT-HB-Hib
- polio/IPV
- Campak
• Imunisasi lanjutan:
- Usia 1,5 tahun diberikan imunisasi DPT-HB-Hib
- Usia 2 tahun diberikan imunisasi campak
- Klas 1 SD diberikan DT, campak
- Klas 2 SD diberikan Td
5 PENDAHULUAN
NAMA MATA KULIAH
JENIS IMUNISASI
KB dan Kespro
• Imunisasi TT
• Imunisasi HPV
• Imunisasi khusus:
- meningokokus
- demam kuning
- Anti rabies
Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab
ini, Anda diharapkan mampu:
Menjelaskan pengertian imunisasi.
1.
Menjelaskan pengertian vaksin.
2.
Menjelaskan penyelenggaraan imunisasi.
3.
Menjelaskan tujuan pemberian imunisasi.
4.
Menyebutkan sasaran imunisasi.
5.
Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan
6.
imunisasi.
Menjelaskan konsep imunologi.
7.
Menyebutkan jenis imunisasi.
8.
KONSEP DASAR
IMUNISASI
S
mengetahui tentang imunisasi, sejarah imunisasi, dan pada matakuliah apa saja
Anda akan mempelajari tentang imunisasi, maka pada materi selanjutnya Anda
akan mempelajari tentang konsep imunisasi lebih luas lagi, meliputi:
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata
imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikankekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten
terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara akti terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
B. Pengertian Vaksin
Pada bagian sebelumnya Anda sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan
imunisasi, sekarang Anda akan belajar apa yang dimaksud dengan vaksin.
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang
apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara
akti terhadap penyakit ineksi tertentu.
C. Penyelenggaraan Imunisasi
Anda sudah banyak mendengar tentang imunisasi, tahukah Anda siapa sajakah
yang bisa memberikan pelayanan imunisasi� Yang dapat melaksanakan pelayanan
imunisasi adalah pemerintah, swasta, dan masyarakat, dengan mempertahankan
prinsip keterpaduan antara pihak terkait. Penyelenggaraan imunisasi adalah
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring
, dan evaluasi kegiatan
imunisasi.
9 KONSEP DASAR IMUNISASI
D. Tujuan Pemberian Imunisasi
Mengapa imunisasi penting� Alasannya, secara umum imunisasi mempunyai dua
tujuan berikut ini.
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
a. ercapainya target
Universal Child Immunization
(UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/
kelurahan pada tahun 2014.
b. ervalidasinya Eliminasi etanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah
1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
c. Eradikasi polio pada tahun 2015.
d. ercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
e. erselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah
medis (
saety injection practise and waste disposal management
).
E. Sasaran Imunisasi
Sebagai seorang bidan, tahukah Anda siapa saja yang merupakan sasaran dalam
imunisasi� Jadi, yang menjadi sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sasaran Imunisasi pada Bayi
Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Jumlah Pemberian
Interval minimal
Hepatitis
B
0–7
hari
1
-BCG
1
bulan
1
-Polio
/
IPV
1,
2,
3,4
bulan
4
4
minggu
DPT-Hb-Hib
2,
3,
4
bulan
3
4
minggu
Campak
9
bulan
1
10
Tabel 2.2 Sasaran Imunisasi pada Anak Balita
Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Jumlah Pemberian
DPT-Hb-Hib
18
bulan
1
Campak
24
bulan
1
Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
Tabel 2.3 Sasaran Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/sederajat)
Sasaran
Jenis Imunisasi
Waktu Pemberian
Keterangan
Kelas 1 SD
Campak
Bulan Agustus
Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS)
Kelas 1 SD
DT
Bulan November
Kelas 2 & 3 SD
Td
Bulan November
Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
Tabel 2.4 Sasaran Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)
Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Masa Perlindungan
TT1
-
-TT2
1
bulan
setelah
TT1
3
tahun
TT3
6
bulan
setelah
TT2
5
tahun
TT4
12
bulan
setelah
TT3
10
Tahun
TT5
12
bulan
setelah
TT4
25
Tahun
Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
Pemberian imunisasi pada WUS disesuaikan dengan hasil skrining terhadap
status .
F. PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi)
Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi
selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini, Anda dapat mengetahui jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
11 KONSEP DASAR IMUNISASI
T
a
b
e
l
2
.
5
P
e
n
y
a
k
i
t
Y
a
n
g
D
a
p
a
t
D
i
c
e
g
a
h
d
e
n
g
a
n
I
m
u
n
i
s
a
s
i
(
P
D
3
I
)
N o . N a m a P e n y a k i t D e f i n i s i d a n P e n y e b a b P e n u l a r a n G e j a l a K o m p l i k a s i G a m b a r 1 . D i f t e r i P e n y a k i t y a n g d i s e b a b k a n o l e h b a k t e r iC
o
r
y
n
e
b
a
c
t
e
r
i
u
m
d
i
p
h
t
h
e
r
i
a
e
.
M e l a l u i k o n t a k f i s i k d a n p e r n a f a s a n•
R
a
d
a
n
g
t
e
n
g
g
o
r
o
k
a
n
•
H
i
l
a
n
g
n
a
f
s
u
m
a
k
a
n
•
D
e
m
a
m
r
i
n
g
a
n
•
D
a
l
a
m
2
–
3
h
a
r
i
t i m b u l s e l a p u t p u t i h k e b i r u - b i r u a n p a d a t e n g g o r o k a n d a n t o n s i l . g a n g g u a n p e r n a f a s a n y a n g b e r a k i b a t k e m a t i a n . ( S u m b e r :c
o
m
m
o
n
s
w
i
k
i
m
e
d
i
a
.
o
r
g
) 2 . P e r t u s i s P e n y a k i t p a d a s a l u r a n p e r n a p a s a n y a n g d i s e b a b k a n o l e h b a k t e r iB
o
r
d
e
t
e
l
l
a
p
e
r
t
u
s
s
i
s
. ( b a t u k r e j a n ) M e l a l u i p e r c i k a n l u d a h (d
r
o
p
l
e
t
i
n
f
e
c
t
i
o
n
) d a r i b a t u k a t a u b e r s i n•
P
i
l
e
k
•
M
a
t
a
m
e
r
a
h
•
B
e
r
s
i
n
•
D
e
m
a
m
•
B
a
t
u
k
r
i
n
g
a
n
y
a
n
g
l a m a - k e l a m a a n m e n j a d i p a r a h d a n m e n i m b u l k a n b a t u k y a n g c e p a t d a n k e r a s .p
n
e
u
m
o
n
i
a
b
a
c
t
e
r
i
a
l
i
s
y a n g d a p a t m e n y e b a b k a n k e m a t i a n ( S u m b e r :n
u
r
s
i
n
g
b
o
o
k
.
b
l
o
g
s
p
o
t
.
c
o
m
)12 N o . N a m a P e n y a k i t D e f i n i s i d a n P e n y e b a b P e n u l a r a n G e j a l a K o m p l i k a s i G a m b a r 3 . T e t a n u s P e n y a k i t y a n g d i s e b a b k a n o l e h
C
l
o
s
t
r
i
d
i
u
m
t
e
t
a
n
i
y a n g m e n g h a s i l k a n n e u r o t o k s i n . M e l a l u i k o t o r a n y a n g m a s u k k e d a l a m l u k a y a n g d a l a m .•
G
e
j
a
l
a
a
w
a
l
:
k
a
k
u
o t o t p a d a r a h a n g , d i s e r t a i k a k u p a d a l e h e r , k e s u l i t a n m e n e l a n , k a k u o t o t p e r u t , b e r k e r i n g a t d a n d e m a m .•
P
a
d
a
b
a
y
i
t
e
r
d
a
p
a
t
g e j a l a b e r h e n t i m e n e t e k ( s u c k i n g ) a n t a r a 3 s a m p a i d e n g a n 2 8 h a r i s e t e l a h l a h i r .•
G
e
j
a
l
a
b
e
r
i
k
u
t
n
y
a
k e j a n g y a n g h e b a t d a n t u b u h m e n j a d i k a k u .•
P
a
t
a
h
t
u
l
a
n
g
a k i b a t k e j a n g ,•
P
n
e
u
m
o
n
i
a
•
I
n
f
e
k
s
i
l
a
i
n
y a n g d a p a t m e n i m b u l k a n k e m a t i a n . ( S u m b e r : m o d u l p e l a t i h a n i m u n i s a s i b a g i p u s k e s m a s )13 KONSEP DASAR IMUNISASI
N o . N a m a P e n y a k i t D e f i n i s i d a n P e n y e b a b P e n u l a r a n G e j a l a K o m p l i k a s i G a m b a r 4 . T u b e r c u l o s i s ( T B C ) P e n y a k i t y a n g d i s e b a b k a n o l e h
M
y
c
o
b
a
c
t
e
r
i
u
m
t
u
b
e
r
c
u
l
o
s
a
d i s e b u t j u g a b a t u k d a r a h .•
M
e
l
a
l
u
i
p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
•
L
e
w
a
t
b
e
r
s
i
n
a
t
a
u
b
a
t
u
k
•
G
e
j
a
l
a
a
w
a
l
:
l
e
m
a
h
b a d a n , p e n u r u n a n b e r a t b a d a n , d e m a m , d a n k e l u a r k e r i n g a t p a d a m a l a m h a r i .•
G
e
j
a
l
a
s
e
l
a
n
j
u
t
n
y
a
:
b a t u k t e r u s - m e n e r u s , n y e r i d a d a d a n ( m u n g k i n ) b a t u k d a r a h .•
G
e
j
a
l
a
l
a
i
n
:
t e r g a n t u n g p a d a o r g a n y a n g d i s e r a n g . K e l e m a h a n d a n k e m a t i a n . ( S u m b e r :i
n
h
a
r
m
o
n
y
c
l
i
n
i
c
c
.
o
m
) 5 . C a m p a k P e n y a k i t y a n g d i s e b a b k a n o l e h v i r u sm
y
x
o
v
i
r
u
s
v
i
r
i
d
a
e
m
e
a
s
l
e
s
. M e l a l u i u d a r a ( p e r c i k a n l u d a h ) d a r i b e r s i n a t a u b a t u k p e n d e r i t a•
G
e
j
a
l
a
a
w
a
l
:
d
e
m
a
m
,
b e r c a k k e m e r a h a n , b a t u k , p i l e k , k o n j u n c t i v i t i s ( m a t a m e r a h ) d a n k o p l i k s p o t s .•
S
e
l
a
n
j
u
t
n
y
a
t
i
m
b
u
l
r u a m p a d a m u k a d a n l e h e r , k e m u d i a n m e n y e b a r k e t u b u h d a n t a n g a n s e r t a k a k i .•
D
i
a
r
e
h
e
b
a
t
•
P
e
r
a
d
a
n
g
a
n
p a d a t e l i n g a•
I
n
f
e
k
s
i
s a l u r a n n a p a s ( p n e u m o n i a ) ( S u m b e r : M o d u l p e l a t i h a n i m u n i s a s i b a g i p e t u g a s k e s e h a t a n )14 N o . N a m a P e n y a k i t D e f i n i s i d a n P e n y e b a b P e n u l a r a n G e j a l a K o m p l i k a s i G a m b a r 6 . P o l i o m i e l i t i s P e n y a k i t p a d a s u s u n a n s a r a f p u s a t y a n g d i s e b a b k a n o l e h v i r u s p o l i o t i p e 1 , 2 , a t a u 3 . S e c a r a k l i n i s m e n y e r a n g a n a k d i b a w a h u m u r 1 5 t a h u n d a n m e n d e r i t a l u m p u h l a y u a k u t (