• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Menuangan Gagasan ke dalam Bahasa Tulis

N/A
N/A
Rauf Rahman

Academic year: 2024

Membagikan " Proses Menuangan Gagasan ke dalam Bahasa Tulis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoretis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Banyak para ahli mengungkapkan berbagai pandangan tentang pengertian menulis. Akhadiah (1999:

3) menandang menulis adalah sebuah proses yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis.dalam praktiknya, proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh. Berdasar pada pendapat di atas dapat diambil simpulan bahwa menulis merupakan proses untuk menghasilkan sasuatu yaitu tulisan. Tulisan yang dibuat merupakan ekspresi dari penulisnya.

Dengan demikian menulis adalah suatu proses penuangan gagasan atau ide dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan dalam pembelajaran Bahasa. Oleh karena itu, melalui kegiatan menulis diharapkan Peserta didik mampu menuangkan ide-ide kreatifnya. Ide-ide kreatif tersebut dapat berupa:

puisi, cerpen, artikel dan karya ilmiah lainnya.

2. Pengertian Puisi

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan –poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, pendidik , orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Hasanuddin (2002:5) menyatakan ″Puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif penyair yang masih abstrak dikonkretkan, untuk mengkonkretkan peristiwa- peristiwa yang telah ada di dalam fikiran dan perasaan penyair, dan puisi merupakan sarananya ″.

4

(2)

5

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa puisi itu merupakan aspek bunyi yang berbentuk imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang akhirnya dituangkan dalam bentuk tulisan dengan memperhatikan unsur pembangun teks puisi yaitu unsur fisik dan unsur batin.

3. Unsur Pembangun Teks Puisi

Unsur puisi menurut Walyuo adalah sebuah unsur yang terdiri dari unsur- unsur pembangun. Unsur-unsur pembangun ini saling berkaitan satu sama lain. Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni unsur fisik dan unsur batin.

a) Unsur Batin Puisi

Perasaan yang diutarakan dan yang disampaikan oleh para penyair dan pembuat puisi dinamakan sebagai unsur puisi (Waluyo, 1991). Unsur batin puisi secara utuh yang merupakan wacana teks puisi yang mengandung makna atau arti yang dapat kita rasakan dengan menghayati unsur unsur puisi ini. Unsur batin teks puisi terdiri atas 4 bagian yang tidak terpisahkan tapi dapat dibedakan, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention) (Waluyo, 1991:180-181).

1) Tema

Tema sering diartikan sebagai ide dasar dari puisi atau semua bentuk karya.Tema menjadi inti dari keseluruhan makna dalam suatu puisi. Munculnya tema dalam puisi tertentu dalam pikiran penyair akan memberikan dorongan yang kuat untuk menghasilkan karya puisi yang sesuai tema yang kuat untuk menghasilkan karya puisi yang sesuai tema tersebut. Misalnya, ketika muncul ide atau gagasan yang kuat berupa hubungan antara penyair dan tuhan, maka puisinya akan bertema ketuhanan. Begitu pula ketika muncul ide atau gagasan yang berkaitan dengan persoalan sosial, maka puisi nya akan bertema kritik sosial.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur puisi berupa tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh sang penyair yang terdapat dalam puisinya.

(3)

2) Perasaan Penyair (Feeling)

Pengertian perasaan (feeling) sebagai unsur puisi adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang ditampilkan. Menurut Waluyo (1991:121) perasaan penyair dalam puisinya dapat dikenal melalui penggunaan ungkapan- ungkapan yang digunakan dalam puisinya karena dalam menciptakan puisi suasana

hati penyair juga ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Sesuai dengan pendapat Tarigan (1984:11) bahwa rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya.

3) Nada dan Suasana

Pengertian nada sebagai unsur unsur puisi menurut Tarigan (1984:17) nada adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya, seperti, merenungkan, menertawai, memaharahi, menyindir, menasihati, mengpendidik i, menasehati, mengejek, dan lain-lain.

4. ) Amanat (Pesan)

Pengertian amanat atau pesan sebagai unsur unsur puisi adalah maksud yang hendak disampaikan atau imbauan, pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair melalui puisinya.. Oleh karena itu, puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan).

Walaupun menurut Waluyo (1991:130) dalam banyak puisi, para penyair tidak secara khusus dan sengaja mencantumkan amanat dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata dan juga di balik tema yang diungkapkan penyair

b. Unsur Fisik Puisi

Menurut Waluyo (1991:71) bahwa unsur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar. Puisi disusun dari kata dengan bahasa yang indah dan bermakna yang dituliskan dalam bentuk bait-bait. Unsur unsur fisik puisi terdiri atas diksi/pilihan kata, imaji atau imajinasi, kata konkret, majas, rima/ritme dan tipografi

(4)

1) Diksi atau Pilihan Kata

Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.

Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Dengan diksi yang tepat dan benar, ekspresi ekspresi jiwa penyair dapat “terlihat” oleh para pembaca bahwa oleh para pembaca pemula yang membaca puisi tersebut. Penyair puisi juga ingin mempertimbangkan perbedaan arti yang sekecil-kecilnya dengan cermat.

Dengan uraian singkat diatas, ditegaskan kembali betapa pentingnya diksi bagi suatu puisi. Tarigan (1984:30) menjelaskan bahwa dengan pilihan kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek, nada suatu puisi dengan benar

2) Citraan /Pengimajian

Pengertian Imaji adalah unsur unsur puisi yang memberikan gambaran dalam sebuah puisi, baik yang menyentuh indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan sebagainya. Tujuan dari penggambaran agar pembaca puisi dapat dibawa memasuki pengalaman yang diungkapkan penyair. Pembaca puisi dapat ikut merasakan dan mengalami serta diajak secara lebih jelas.

Dalam puisi kita kenal bermacam-macam (gambaran angan) yang dihasilkan oleh indera pengihatan, pendengaran, pengecapan, rabaan, penciuman, pemikiran dan gerakan.

Selanjutnya terdapat juga imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran (auditif) dan imaji cita rasa (taktil) (Waluyo, 1991:79).

3) Kata Konkret

Menurut Tardigan (1984:32) para penikmat sastra akan menganggap bahwa mereka benar-benar melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami segala sesuatu yang dialami oleh sang penyair puisi tersebut. Pengertian kata konkret sebagai unsur unsur puisi adalah kata kata yang dapat ditangkap dengan indera manusia sehingga kata tersebut dinilai tepat dan memberikan arti yang sesungguhnya. Dengan menggunakan kata konkret.

(5)

4) Majas atau Bahasa Figuratif

Menurut Abrams (1981:63) bahasa figuratif (figuratif language) adalah penyimpangan penggunaan bahasa oleh penutur dari pemahaman bahasa yang dipakai sehari-hari (ordinary), penyimpangan dari bahasa standar, atau penyimpangan makna kata, suatu penyimpangan rangkaian kata supaya memperoleh beberapa arti khusus.

Sesuai dengan pendapat Abraham bahasa figuratif adalah kata kias untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat

Berikut bahasa kias/Majas atau bahasa figuratif yang biasa digunakan dalam puisi ataupun karya sastra lainnya:

a) Perbandingan/ Perumpamaan (Simile) adalah Perbandingan atau perumpamaan (simile) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal yang lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, bak, semisal, seumpama, laksana dan kata-kata pembanding lainnya.

b) Metafora adalah Bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana dan sebagainya.

Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang lain yang sesungguhnya tidak sama.

c) Personifikasi adalah bahasa kias yang mempersamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berfikir dan sebagainya.

Seperti halnya manusia dan banyak dipergunakan penyair dulu sampai sekarang. Personifikasi membuat hidup lukisan di samping itu memberi kejelasan kebenaran, memberikan bayangan angan yang konkret.

d) Allegori adalah Cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengkiaskan hal lain atau kejadian lain.

5) Rima dan Ritma

Salah satu unsur unsur puisi yang penting dan ada dalam puisi sebagai unsur fisik yang membuat suatu puisi unik dan terdengar berbeda dengan yang lainnya adalah rima dan ritma. Berikut penjelas rima dan ritma sebagai unsur unsur fisik puisi:

(6)

a) Rima: Pengertian Rima sebagai unsur puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk dibaca. Rima membuat efek bunyi makna yang diinginkan oleh penyair puisi menjadi indah dan menimbulkan makna yang lebih kuat sehingga pesan dapat lebih tersampaikan kepada para pembaca puisi

b) Ritma adalah Pengertian ritma sebagai unsur puisi menurut (1991:94) adalah pertentangan bunyi, tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan.

6) Tipografi atau Perwajahan

Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi

4. Menulis Teks Puisi

Menulis merupakan suatu proses, maka pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Utami Munandar (1993) menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk menulis puisi. Diantaranya adalah Mengenai tahapan-tahapan dalam proses (pemikiran) kreatif dalam menulis puisi, sejumlah unsur ahli menyimpulkan dan menunjuk sejumlah unsur serta urutan yang kurang lebih sama. Menurut Sayuti (2002:5-8), terdapat beberapa tahapan dalam menulis kreatif yaitu:

a. Tahap Preparasi atau Persiapan

Pada tahap persiapan dan usaha, seseorang akan mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan. Persiapan berupa pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Semakin banyak pengalaman atau informasi yang dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang digarapnya, semakin memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut. Pada tahap ini pemikiran kreatif dan daya imajinasi sangat diperlukan.

(7)

b. Tahap Inkubasi atau Pengendapan

Setelah informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan diri sepenuhnya untuk membangun gagasan sebanyak-banyaknya, biasanya akan diperlukan waktu untuk mengendapnya. Pada tahap ini, seluruh bahan mentah diolah dan diperkaya melalui akumulasi pengetahuan serta pengalaman yang relevan.

c. Tahap Iluminasi

Jika pada tahap pertama dan kedua upaya yang dilakukan masih bersifat mencari-cari, pada tahap ini iluminasi semuanya menjadi jelas, tujuan tercapai, penulisan (penciptaan) karya dapat diselesaikan. Seorang penulis akan merasakan suatu kelegaan dan kebahagiaan karena apa yang semula masih berupa gagasan dan masih samar-samar akhirnya menjadi suatu yang nyata.

d. Tahap Verifikasi atau Tinjauan secara kritis

Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap karyanya sendiri. Jika diperlukan, ia bisa melakukan modifikasi, revisi, dan lain-lain. Pada tahap ini penulis seakan-akan mengambil jarak, melihat karyanya secara kritis. Dilihat dari segi hakikatnya sajak atau puisi sebagai perwujudan kreativitas, pada dasanya merupakan konsentrasi dari pernyataan dan kesan. Di dalam sajak, seseorang mengutarakan banyak hal dan mengekspresikan sesuatu itu melalui tenik ungkap yang berbeda-beda sesuai dengan pilihannya. Kata-kata dalam sajak dipertimbangkan ketepatannya dari berbagai segi yang berkaitan dengan bunyi, bahasa kias, persajakan, diksi, citraan, sarana retorika, bentuk visual, dan makna. Berbagai tahapan dalam proses kreatif dapat dijadikan sebagai cara untuk mengimplementasikan ide atau gagasan ke dalam sebuah puisi.

5.Model Pembelajran Discovery Learning

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika peserta didik tidak disajikan informasi secara langsung tetapi peserta didik dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Peserta didik dilatih

(8)

untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan.

Berikut ini beberapa pengertian discovery learning dari beberapa sumber buku yakni Menurut Hosnan (2014:282), discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, Peserta didik juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Menurut Kurniasih, dkk (2014:64), Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,tetapi diharapkan Peserta didik mengorganisasikan sendiri. Dari berbagai pendapat para ahli saya menyimpulkan bahwa model discovery learning adalah penemuan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak Peserta didik dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.

6.Kelebihan Discovery Learning

Suherman, dkk (2001:179) menyebutkan terdapat beberapa kelebihan atau keunggulan metode Discovery Learning, yaitu:

a) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

b) Peserta didik memahami benar bahan pelajarannya, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama untuk diingat.

c) Menemukan sendiri bisa menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorongnya untuk melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.

d) Peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.

e) Metode ini melatih Peserta didik untuk lebih banyak belajar sendiri.

(9)

7.Langkah-Langkah Operasional Model Pembelajaran Discovery Learning a) Langkah Persiapan

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Melakukan identifikasi karakteristik Peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang akan didiskusikan (dari contoh-contoh generalisasi)

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya

6) Mengatur topik-topik pembahasan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak

b). Langkah Pelaksanaan

(1)Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu Peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.

(2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah pendidik memberi kesempatan kepada Peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda- agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah

(3) Data collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung pendidik juga memberi kesempatan kepada para Peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada

(10)

tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

(4) Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para Peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu

(5 ) Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika pendidik memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh- contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

(6 ) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi

B. Tinjauan Umum

a. Penelitian yang relevan

Penelitian tentang pengaruh metode discovery learning terhadap kemampuan menulis Peserta didik bukan merupakan penelitian yang

(11)

pertama kali dilakukan. Namun telah banyak peneliti-peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian terhadap model tersebut. Menurut pengetahuan penulis, penelitian ini pernah dilakukan diantaranya oleh Mareta Aryana dengan judul Pengaruh model discovery learning berbantuan media audiovisual terhadap keterampilan menulis teks prosedur Peserta didik kelas VII SMP Negeri 12 padang. Persamaan dari penelitian Merita Arviana dengan penelitian ini adalah sama-sama menguji kemampuan menulis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

Ada beberapa hal yang membedakan dari penelitian yang dilakukan Mereta Arviana Andriana yaitu pada subjek dan objek penelitian. Pada penelitian yang akan peneliti lakukan mengambil subjek penelitian peserta didik kelas VII SMP Negeri 12 Padang Pasundan dengan masalah yang akan diteliti yaitu keterampilan menulis Objek penelitian berupa proses pembelajaran keterampilan menulis teks

puisi dengan model pembelajaran Discovery Learning hasil tulisan peserta didik berupa teks puisi.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Simpulan dari pengertian tersebut adalah kerangka pikir merupakan suatu pemikiran yang paling mendasar dari pemikiran- pemikiran yang ada dan benar-benar dibuktikan kebenarannya.

Keterampilan menulis harus ada dan perlu dikembangkan dan diperhatikan benar dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Keterampilan menulis peserta didik harus selalu dilatih, karena dengan berlatih secara terus menerus maka peserta didik akan lebih mudah dan lebih terbiasa dalam menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran mereka melalui tulisan. Peserta didik diharuskan menguasai keterampilan menulis karena dengan adanya keterampilan menulis mereka dapat dengan mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Pembelajaran menulis puisi, menuntut pendidik mampu dan pandai dalam memilih strategi. pengajarannya serta pandai dalam memilih media-media apa yang akan digunakan agar peserta didik merasa senang dengan pembelajaran

(12)

menulis dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Kepandaian pendidik dalam memilih suatu model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.

Ketidaktepatan model pembelajaran yang tidak mengaktifkan peserta didik dalam menulis teks puisi juga menjadi salah satu hal yang membuat pembelajaran sastra khususnya pembelajaran puisi kurang menarik dan membosankan. Kenyataan itu terjadi pula di kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung.

Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran keterampilan menulis teks puisi di SMP Pasundan 1 Bandung diharapkan bisa menjadi salah satu model pembelajaran yang efektif. Sehingga peserta didik akan menjadi terpacu untuk membuat karya sastra yang lain dengan baik terutama dalam bidang puisi.

Penjelasan lebih lanjut tentang kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Berfikir

(13)

D. Hipotesis tindakan /Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas kemampuan keberhasilan peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung dalam menulis teks puisi berorientasi pada gaya bahasa

b. Model pembelajaran Discovery Learning, dapat meningkatkan kemampuan menulis teks puisi yang berorientasi gaya bahasa pada peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2019/2020

Referensi

Dokumen terkait

(1987: 12) memberi pengertian menulis sebagi kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang

“Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah

“Menulis juga merupakan sebuah proses kreatif dalam menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misal memberitahu, meyakinkan, atau menghibur”

Hal tersebut seperti diungkapkan Semi (2007:14) pada hakikatnya, menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam

menyampaikan gagasan atau ide melalui lambing- lambang tulisan. Keterampilan menulis merupakan urutan yang terakhir dalam proses.. belajar bahasa setelah keterampilan

Dokumen ini membahas tentang pengalaman dan ide yang diperoleh dosen dalam proses perubahan pembelajaran di

Dokumen này membahas gagasan Cobb dan Zahorik dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam hal menemukan rumus luas permukaan

teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.. Kegiatan menulis teks