• Tidak ada hasil yang ditemukan

665-Article Text-2495-1-10-20230803

N/A
N/A
Muhammad Syafiiq

Academic year: 2024

Membagikan "665-Article Text-2495-1-10-20230803"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: xxxx; E-ISSN: xxxx DOI:

1

PENGERTIAN DAN HAKIKAT BELAJAR

& PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Riko Agus Setiawan, Muchamad Syafri Hidayat, Fitri Fatimah Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAI An-Nawawi

Email : [email protected]

Abstract: Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bisa berkembang dan bereproduksi. Didalam suatu perkembangan salah satunya kualitatif itu dibutuhkan perkembangan manusia yang lebih manusiawi. Bentuk upaya agar terjadinya manusia yang berkualitas harus ada proses humanisasi, yaitu proses “memanusiakan manusia”.

Proses itu tidak akan bisa terealisasikan secara tepat kecuali dengan mengamati, mempelajari, dan menghayati sesuatu yang ada di sekitar melalui belajar.

Kata Kunci: Teori, Belajar, Bahasa Arab Introduction

Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau mendapatkan ilmu, berlatih, mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar juga diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dibawah bimbingan pengajar.1

Belajar pada dasarnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami bahwa keberhasilan atau tidaknya suatu pendidikan itu tergantung pada proses belajar mengajar berlangsung dan kesungguhan dalam proses itu sendiri. Namun pada hakikatnya, belajar secara universal tidak hanya diartikan sebagai proses yang berlangsung di sekolah antara pendidik dan peserta didik, melainkan tambahnya pengetahuan dan wawasan seseorang untuk dirinya sendiri.

Para ahli psikologi senantiasa berusaha menemukan berbagai realisasi atau unsur-unsur pokok dari proses belajar. Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Setiap perilaku belajar ditandai dengan ciri-ciri perubahan spesifik antara lain :

a.) Belajar menyebabkan perubahan yang disadari dan disengaja b.) Perubahan yang berkesinambungan

c.) Belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual

1 Arfani, Laili. 2016. “Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar, dan Pendidikan”.

Jurnal Pendidikan Vol.11, No.02,

https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160. 27 September 2021.

(2)

ÁLFIYAH|Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 1 No. 1 (2023) : 1-12

perubahan yang bersifat positif

e.) Belajar menghasilkan perubahan yang bersifat aktif, menyeluruh, dan permanen

Didalam konteks belajar pasti ada yang namanya mengajar. Istilah ini sangat identik dengan guru, dosen, ustadz, dll. Mengajar dapat diartikan sebagai aktifitas mengarahkan, memberikan kemudahan dalam menemukan sesuatu yakni mencari ilmu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh pengajar.

Winarno Surachman (1980) mengutarakan bahwa mengajar merupakan peristiwa yang terikat tujuan, terarah oleh tujuan, dan dilaksanakan semata- mata untuk mencapai tujuan.2 Mengajar pada hakikatnya merupakan proses transfer atau pengalihan pengetahuan, norma, informasi, nilai dan sebagainya dari seorang pengajar kepada yang belajar.

Dalam UU. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab IV pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama pada pendidik di Perguruan.3

Konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses mengajar adalah prinsip belajar itu sendiri. Seorang pengajar dapat dikatakan melaksanakan tugasnya dengan baik ketika ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar.

Kemudian belajar tidak akan berjalan dengan baik kecuali dengan adanya pembelajaran. Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru atau pendidik mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu, juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya.4

Pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi seorang pelajar dengan pendidik dan sumber belajar didalam suatu lingkungan belajar. Didalam pengertian lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadinya proses belajar dalam diri pelajar. Dari semua pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis antara pengajar dengan pelajar.

Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara pelajar dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Tugas seorang pendidik adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran dari sisi lain dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu seorang pelajar agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

A. Konsep Dasar Mengajar

Konsep atau strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar

2 Sukinta, Teori pendidikan jasmani, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004) hlm. 57.

3 Republik Indonesia, Undang-undang,...hlm.20.

4 Sukinta, Teori pendidikan jasmani, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004) hlm. 55.

(3)

ISSN: xxxx; E-ISSN: xxxx DOI:

3

yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara professional, guru atau pendidik memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek pengiring misalnya kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya.

Strategi mengajar pada dasarnya, adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebuh efektif dan efisien. Dengan kata lain strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.

Politik atau taktik tersebut harus mencerminkan langkah-langkah yang sistematik, artinya bahwa, setiap komponen pembelajaran, harus berkaitan dengan satu sama lain dan sistematik yang mengandung pengertian bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru dalam proses pembeleajaran itu tersususn secara rapi dan logis sehingga tujuan yang di tetapkan tercapai.5

Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, ada dua hal pokok yang harus di perhatikan oleh guru, yaitu:

1. Tahapan mengajar

Secara umum ada tiga tahapan pokok yang terdapat pada tahapan ini yakni tahapan pemula (pra Instruksional) tahapan pengajaran (Instruksional), dan tahapan penilaian dan tindak lanjut.

a. Tahapan Pra Instruksional

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa pada tahapan ini:

1) Guru menanyakan kehadiran siswa.

2) Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pembelajaran sebelumnya.

3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.

4) Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya).

b. Tahap Instruksional

Tahap kedua adalah tahap pembelejaran atau tahapan inti. Yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut.

1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

5 Sabri Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 2.

(4)

ÁLFIYAH|Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 1 No. 1 (2023) : 1-12

tersebut dapat diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.

3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dengan dua cara yakni: pertama, pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus.

4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh- contoh konkret.

5) Pengguanaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat di perlukan.

6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.

c. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (intruksional). Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:

1) Mengajukan pertanyaan ke beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua yang bersumber dari bahan pengajaran.

2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab kurang dari 70%, maka guru harus mengulangi kembali materi yang belum dikuasai siswa.

3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa dari materi yang sudah dibahas, guru harus memberikan tugas rumah yang berkaitan tentang materi yang dibahas

4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Informasi ini perlu agar siswa dapat mempelajari materi-materi tersebut dari sumber yang dimilikinya.

2. Pendekatan Mengajar

Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh oleh pendekatan mengajar yang digunakan untuk guru. Menurut Massialas ada dua pendekatan yaitu pendekatan ekspositeri dan inquiry.

a. Pendekatan Ekspositeri atau Model Informasi

Pendekatan ini berpandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pelajar.

Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa.

b. Pendekatan Inquiry atau Discovery

Pendekatan ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya.

Conclusion

Belajar dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dibawah bimbingan pengajar., Belajar pada dasarnya merupakan aktivitas yang utama dalam

(5)

ISSN: xxxx; E-ISSN: xxxx DOI:

5

serangkaian proses pendidikan di sekolah, proses yang berlangsung di sekolah antara pendidik dan peserta didik, melainkan tambahnya pengetahuan dan wawasan seseorang untuk dirinya sendiri., sedankan mengajar pada hakikatnya merupakan proses transfer atau pengalihan pengetahuan, norma, informasi, nilai dan sebagainya dari seorang pengajar kepada yang belajar. Adapun pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi seorang pelajar dengan pendidik dan sumber belajar didalam suatu lingkungan belajar. Didalam pengertian lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadinya proses belajar dalam diri pelajar.

Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, ada dua hal pokok yang harus di perhatikan oleh guru, yaitu Tahapan mengajar dan Pendekatan Mengajar yaitu Intruksional adalah tahap pembelejaran atau tahapan inti. Yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. dan pra Intruksional adalah Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa.

Bibliography

Sabri Ahmad. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta: Quantum Teaching, 2005)

Sukinta. Teori pendidikan jasmani. (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004) Republik Indonesia. Undang-undang,.

Sukinta. Teori pendidikan jasmani. (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004)

Arfani. Laili. 2016. “Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar, dan Pendidikan”.

Jurnal Pendidikan Vol.11, No.02,

https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160. 27 September 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Tugas guru tidak sebatas melaksanakan kegiatan belajar mengajar, namun sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran harus melaksanakan tugas lain seperti kebersihan

Guru piket adalah guru yang melaksanakan tugas piket dilingkungan sekolah dan bertanggung jawab terhadap kelancaran proses belajar mengajar serta kegiatan

21 sehingga guru dapat melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan baik, selain itu guru professional mampu berperan sebagai pendidik yang professional dalam mengerjakan tugas

Tujuan penelitian ini yaitu: untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk kerjasama orang tua dengan guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelompok Bermain Mambaul Ulum,

Guru dalam menyampaikan pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas VI SDS Tarbiyatul Islam Sambas selama ini masih kurang efektif, hal ini terbukti dengan prestasi belajar yang

Pada komponen metode belajar ini jumlah guru pada masing-masing predikat hampir sama, semua guru telah mencantumkam metode namun yang sudah sesuai atau berpredikat sangat baik hanya

Peran guru BK yang dilaksanakan sela- ma ini terkhusus pada kemandirian bela- jar di sekolah dengan memberikan moti- vasi dalam belajar, mengarahkan siswa untuk mengembangkan bakat dan

Stimulus yang di berikan guru seperti dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media dapat memberikan respon yang baik terhadap minat peserta didik dalam belajar sehingga peserta