• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi ekonomi Sma Ma Kelas X Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi ekonomi Sma Ma Kelas X Semester"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Pergerakan Dan Pergeseran Kurva

Permintaan

By Budi Wahyono On 1:15 AM

Setelah membahas Pengertian Permintaan dan Tabel serta Kurva Permintaan, maka pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan.

Mengapa ada Pergerakan dan Pergeseran??

Sebelum membahas materi ini lebih lanjut, perlu dipahami tentang

perbedaan pergerakan dan pergeseran dalam konsep kurva permintaan ini.

Kami sengaja menggunakan dua istilah tersebut (pergerakan dan

pergeseran) untuk memudahkan pembaca dalam memahami konsep ini.

Pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan titik di sepanjang kurva permintaan, sedangkan Pergeseran adalah pergeseran kurva permintaan ke kanan maupun ke kiri.

Pergerakan Kurva Permintaan

Pergerakan kurva permintaan merupakan pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva permintaan yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari perubahan harga produk tersebut.

Jadi, jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva permintaan adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun, sehingga titik pada kurva permintaan akan bergerak ke kiri.

(2)

Pergerakan di Sepanjang Kurva Permintaan

Dalam kurva permintaan di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00 menjadi $2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).

Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B.

Pergeseran Kurva Permintaan

Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut.

Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah pendapatan konsumen, harga produk lain, selera, harapan, dan jumlah pembeli.

Contoh:

Pendapatan Konsumen

Untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.

(3)

Apabila digambarkan dalam sebuah kurva, berturut-turut adalah sebagai berikut:

Pergeseran Kurva Permintaan ke Kanan (Barang Normal)

Pergeseran Kurva Permintaan ke Kiri (Barang Inferior)

Kesimpulan:

(4)

2. Pergeseran kurva permintaan disebabkan oleh berbagai faktor selain harga produk tersebut.

Tabel Dan Kurva Penawaran

By Budi Wahyono On 10:08 PM

Artikel kemarin membahas tentangTabel dan Kurva Permintaan, nah… untuk kali ini akan dibahas pasangan dari artikel tersebut, yaitu Tabel dan

Kurva Penawaran.

Pembahasan dalam artikel ini diharapkan dapat lebih memahamkan pembaca tentang konsep penawaran yang telah dibahas dalam artikel Pengertian Permintaan dan Penawaran.

Tabel Penawaran

Tabel penawaran merupakan tabel yang menunjukkan berapa banyak produk yang akan ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.

Tabel penawaran ini merupakan dasar atau panduan untuk membuat Kurva Penawaran.

(5)

Tabel Penawaran

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketika harga es krim $0.50; jumlah es krim yang akan ditawarkan produsen adalah 0. Namun, ketika harga es krim meningkat menjadi $1.00; jumlah es krim yang akan ditawarkan produsen naik menjadi 1, dan seterusnya hingga harga es krim $3.00 dan jumlah es krim yang akan ditawarkan produsen 5.

Kurva Penawaran

Merupakan grafk yang mengilustrasikan berapa banyak produk yang akan ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu. Kurva penawaran membentuk slope positif dari kiri bawah ke kanan atas.

Mengapa Kurva Penawaran membentuk Slope Positif???

Kurva penawaran membentuk slope positif karena sesuai dengan Hukum Penawaran yaitu bahwa harga produk berbanding lurus dengan jumlah produk yang akan ditawarkan produsen. Sebagaimana terlihat dalam tabel penawaran di atas, ketika harga es krim naik, jumlah es krim yang akan ditawarkan produsen juga naik.

(6)

Kurva Penawaran

Kondisi-kondisi tersebut berlaku dengan syarat “Cateris Paribus” atau apabila kondisi hal-hal yang lain tetap sama (all other things being equal).

Tabel Dan Kurva Permintaan

By Budi Wahyono On 6:23 PM

Artikel

Tabel dan Kurva Permintaan

ini merupakan

lanjutan dari artikel Pengertian Permintaan. Untuk membahas lebih dalam tentang Permintaan, maka artikel ini dibuat sebagai pelengkap artikel 'Pengertian Permintaan' tersebut.

Untuk lebih memahami konsep Permintaan, maka selain mempelajari pengertian permintaan, kita juga harus mempelajari Tabel dan Kurva Permintaan.

Tabel Permintaan

Merupakan tabel yang menunjukkan berapa banyak produk yang dibeli oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Tabel permintaan ini merupakan dasar atau panduan untuk membuat Kurva Permintaan.

(7)

Tabel Permintaan

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketika harga es krim $0.00; jumlah es krim yang dibeli konsumen adalah 12. Namun, ketika harga es krim meningkat menjadi $0.50; jumlah es krim yang dibeli konsumen turun menjadi 10, dan seterusnya hingga harga es krim $3.00 dan jumlah es krim yang dibeli konsumen 0.

Kurva Permintaan

Merupakan kurva yang menunjukkan berapa banyak produk yang dibeli oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Kurva permintaan membentuk slope negatif dari kiri atas ke kanan bawah.

Mengapa Kurva Permintaan membentuk Slope Negatif???

Kurva permintaan membentuk slope negatif karena sesuai dengan Hukum

Permintaanyaitu bahwa harga produk berbanding terbalik dengan jumlah

produk yang dibeli konsumen. Sebagaimana terlihat dalam tabel permintaan di atas, ketika harga es krim naik, jumlah es krim yang dibeli konsumen turun.

(8)

Kurva Permintaan

Kondisi-kondisi tersebut berlaku dengan syarat “Cateris Paribus” atau apabila kondisi hal-hal yang lain tetap sama (all other things being equal).

Model Pembelajaran & RPP

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF YANG DIREKOMENDASIKAN DI SMP NASIONAL KPS

1. EXAMPLES NON EXAMPLES Langkah-langkah

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

(9)

7. Kesimpulan

2. PICTURE AND PICTURE Langkah – Langkah

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

3. NUMBERED HEAD TOGETHERS Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan

4. COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

5. Sementara pendengar :

6. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap 7. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan

materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

8. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

(10)

10.Penutup

5. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan diberikan tugas yang berangkai

3. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya

4. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka

5. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 6. Kesimpulan

6. STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota

4. kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

6. Memberi evaluasi 7. Kesimpulan

7. JIGSAW (MODEL TIM AHLI) Langkah-langkah :

1. Siswa dikelompokkan ke dalam kelompok 2 – 5 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan sub bab mereka

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

(11)

7. Guru memberi evaluasi 8. Penutup

8. PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefnisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refeksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

9. ARTIKULASI Langkah-langkah :

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang

4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya

5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah

menyampaikan hasil wawancaranya

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa

7. Kesimpulan/penutup

10. MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

(12)

diskusi

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

11. MAKE – A MATCH Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban)

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

7. Demikian seterusnya 8. Kesimpulan/penutup

12. THINK PAIR AND SHARE Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa diminta untuk berfkir tentang materi/permasalahan yang

disampaikan guru

3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa

6. Guru memberi kesimpulan 7. Penutup

13. DEBATE Langkah-langkah :

1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra

2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas

(13)

kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi

5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman

14. ROLE PLAYING Langkah-langkah :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm

3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan

6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas

sebagai lembar kerja untuk membahas

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum

10.Evaluasi 11.Penutup

15. GROUP INVESTIGATION Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

5. Guru memberikan kesimpulan 6. Evaluasi

7. Penutup

(14)

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya

2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya

3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka 5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian

dibagikan kepada pasangan semula 6. penutup

18. SNOWBALL THROWING Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian

(15)

8. Penutup

19. STUDENT FACILITATOR AND EXPAINING Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya

4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa

5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu 6. Penutup

20. COURSE REVIEW HORAY Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup

21. EXPLISIT INTRUCTION (PEMBELAJARAN LANGSUNG) –DI

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan

Langkah-langkah :

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan 3. Membimbing pelatihan

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan 6. penutup

22. INSIDE OUTSIDE CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR) Langkah-langkah :

(16)

memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

23. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

1. siswa membentuk lingkaran besar saling berhadapan 2. siswi mengambil pertanyaan secara acak(diundi) 3. siswa mengambil jawaban secara acak (diundi)

4. dalam waktu bersamaan (dan ditentukan) antara siswa dan siswi mencari soal dan jawaban yang sesuai

5. siswa yang telah mendapatkan pasangan jawaban kemudian membacakan dan diberi skor

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Gula Putih Mataram

Kelas / Semester : IX (Sembilan)/Semester 1

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)/Biologi

Standar Kompetensi

Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar

1.3. Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Indikator

 Membandingkan bentuk/bangun bagian organ dan/atau organ penyusun sistem syaraf pada manusia

 Mendeskripsikan fungsi otak, fungsi sumsum tulang belakang, dan sel saraf dalam sistem koordinasi

(17)

 Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya

Alokasi waktu : 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan

Pembelajaran

Agar peserta didik dapat:

1. membedakan macam-macam sel saraf 2. menjelaskan fungsi masing-masing sel saraf 3. menyebutkan bagian-bagian sel saraf

4. melengkapi bagan sel-sel saraf

5. mengurutkan jalannya rangsang pada gerak biasa dan gerak refek

B. Materi Pembelajaran Nervous system and sensoric organ in humans

C. Metode/model Pembelajaran

Kolaborative Learning

D. Langkah- langkah Kegiatan

Pertemuan Kesepuluh (Kolaborative lerarning)

No Kegiatan Aktivitas menginjak paku (kemudian bertanya ke siswa apa yang dirasakan orang tersebut? Mengapa demikian?

ü Menampilkan gambar orang kedinginan (apa yang dirasakan orang tersebut? Mengapa demikian? ü Menampilkan gambar sel saraf sensorik, motorik dan penghubung (gambar apakah ini?)

bertanya menjawab 5 mnt

Kegiatan inti

1 Game Pembentukan kelompok (4-5 siswa tiap kelompok)

ü Guru meminta siswa mengambil kertas yang berisi nama-nama buah

ü Kemudian meminta siswa untuk bergabung ke siswa lain yang memiliki nama buah yang sama.

(18)

Kemudian mengelompok berdasarkan nama buah tersebut

2 Guru memberikan penjelasan materi pelajaran melalui slide (power point)

memperhati kan

15 mnt

3 Guru menampilkan gambar-gambar bagian-bagian sel saraf

memperhati ka

5 mnt

4 Guru membagikan lembar kerja siswa dan memberikan penjelasan cara penggunaanya

Mempelajari LKS

3 mnt

5. Mendiskusikan pengisian Lembar kerja siswa Menilai 15 mnt

6

Guru meminta siswa melaporkan hasil kerja kelompok secara bergantian dan siswa mempresentasikannya

menilai presentasi 7 mnt

7

Guru memberikan penguatan atas konsep yang benar dan meluruskan konsep yang salah. Dan memberikan penghargaan kepada siswa

menilai 2 mnt

8 Guru memberikan evaluasi dan melakukan koreksi bersama menilai 20 mnt

Penutup

1 guru memberi tugas rumah /pekerjaan rumah 2 mnt

2 Menutup pelajaran 1 mnt

E. Sumber belajar

Buku Halaman Lain-lain

Yrama widya 115 – 126 Encarta

(19)

an support teman dan aktif

Presentasi Dapat menjelaskan hasil percobaan dengan baik berdasarkan

gambar sel saraf dengan lengkap skema gerak refek dan

Dapat

mengurutkan

Dapat

(20)

biasa secara sempurna dan lengkap

skema gerak refek dan biasa tetapi masih terdapat urutan yang tidak singkron

skema gerak refek dan biasa kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Selamat berjumpa dengan Program Diklat Bahasa Indonesia Tingkat Dasar. Program DIKLAT ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui profesionalisme dan kinerja guru secara berkelanjutan. Bahan Ajar ini membahas Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan sasaran guru Bahasa Indonesia MTS. Bahan Ajar ini diharapkan dapat mempermudah guru dalam memahami dan menerapkan Model pembelajaran bahasa Indonesia di MTS.

1.2Tujuan

Tujuan disusunnya Bahan Ajar ini agar para guru bahasa Indonesia MTS:

1) memiliki pengetahuan yang memadai tentang Model pembelajaran bahasa Indonesia di MTS;

2) mengembangkan kreativitas guru dalam menyiasati standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk pembelajaran yang bermakna dan bernuansa PAKEM; dan

3) mampu menerapkan model yang sesuai dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan tuntutan standar isi dan silabus.

BAB II

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. Konsep Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi

(21)

Istilah pendekatan, metode, dan teknik pada dasarnya memiliki perbedaan antara satu dan yang lain.

Pendekatan (approach) merupakan seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat belajar dan mengajar. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).

Selanjutnya, teknik pembelajaran sering disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai (Gerlach dan Ely dalam Uno, 2008:2).

Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru dapat saja sama, tetapi implementasinya di kelas akan berbeda. Inilah yang dikenal sebagai teknik. Majid (2005:132) mengemukakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi mengenai belajar-mengajar Belajar-mengajar dalam hal ini mencakup semua bidang studi sehingga dikenal adanya pendekatan dalam pembelajaran bahasa, pendekatan dalam pembelajaran matematika, pendekatan dalam pembelajaran IPS, dan pendekatan dalam pembelajaran bidang studi-bidang studi yang lain, di samping adanya pendekatan yang dikenal secara umum dalam bidang pembelajaran apa pun. Metode adalah rencana menyeluruh tentang penyajian bahan ajar secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas sesuai dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan bersifat aksiomatis, metode bersifat prosedural, dan teknik bersifat implementasional.

(22)

kepada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai landasan dan prinsip pembelajaran bahasa (Syafi’ie dalam Rahim, 2005:31).

Pendekatan yang dianut akan menentukan metode yang dipandang sesuai dengan pendekatan dan metode yang ditetapkan akan terimplikasikan pada teknik pembelajaran. Dua orang guru atau lebih dapat saja menggunakan metode pembelajaran yang sama dalam RPP mereka, tetapi akan tetap berbeda dalam teknik pembelajaran di kelas. Dengan perkataan lain, implementasii pembelajaran di kelas atau teknik pembelajaran guru yang satu akan berbeda dengan teknik pembelajaran guru yang lain.

Sebagai contoh, dalam RPP yang disusun bersama oleh guru pada kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dengan KD: melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka, metode yang disepakatii adalah inkuiri, tanya jawab, dan penugasan. Dapat dipastikan bahwa dalam praktik pembelajaran di kelas akan terdapat perbedaan antara guru yang satu dan guru yang lain. Inilah yang dikenal sebagai teknik pembelajaran.

Selanjutnya berkenaan dengan strategi. Dalam konteks pembelajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sehingga terjalin keterkaitan fungsi antarkomponen pembelajaran dimaksud. Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar-mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar-mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek pengiring misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya (Sabri, 2007:1)

Uno (2008:1) mengemukakan beberapa pendapat para ahli tentang strategi pembelajaran sebagai berikut.

1) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Kozna, 1989).

(23)

dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik (Gerlack dan Ely, 1980).

3) Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembel- ajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Dick dan Carey, 1990).

4) Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan (Groppper, 1990).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas berkenaan dengan konsep strategi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya pada akhir pembelajaran (Uno, 2008:2).

Apabila kita mencermati kembali definisi strategi pembelajaran sebagaimana yang dipaparkan di atas, jelas disebutkan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Dalam konteks ini, menarik pula untuk disimak uraian yang diberikan oleh Sanjaya (2005:100-1001). Menurutnya, di samping istilah strategi, metode, dan teknik, dalam konteks pembelajaran ada juga istilah model mengajar (models of teaching). Istilah ini dipopulerkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil, dalam bukunya yang sangat terkenalModels of Teaching (1971). Dalam bukunya itu, Joyce mengupas lebih dari 25 model mengajar yang dikelompokkan dalam 4 kelompok (family), yaitu (1) Kelompok Model Pemrosesan Informasi (The Information Processing Family), (2) Model Pribadi (The Personal Family), (3) Kelompok Sosial (The Social Family), dan (4) Kelompok Model Tingkah Laku (Behavioral Models of Teaching).

(24)

sistem sosial yang diharapkan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang diisyaratkan.

Terdapat istilah lain yang lebih umum dari sitilah strategi dan model pembelajaran, yaitu istilah pendekatan (approach). Pendekatan memang tidak sama dengan strategi ataupun model. Pendekatan adalah istilah yang diberikan untuk hal yang bersifat lebih umum, dan strategi adalah penjabaran dari pendekatan yang digunakan. Roy Killen (1998), contohnya membedakan istilah pendekatan dengan strategi. Bagi Killen, ada dua pendekatan yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa atau teacher-centered approaches danstudent-centered approaches. Kemudian Killen merinci berbagai strategi pembelajaran yang termasuk ke dalam kedua pendekatan di atas.

Uraian di atas menegaskan bahwa proses pembelajaran dapat dimulai dari istilah pendekatan, kemudian dari pendekatan itu dijabarkan pada model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan taktik (Sanjaya, 2005:100-101).

B. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang dibicarakan pada bagian ini tidak sepenuhnya disebut sebagai metode pembelajaran bahasa Indonesia. Artinya, metode-metode tersebut juga dikenal dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang lain. Namun, metode-metode tersebut memungkinkan dapat diterapkan dalam rancangan pembelajaran bahasa Indonesia.

a. Metode Diskusi

Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah,menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat student centered (berpisat pada siswa) Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besarinput pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.

(25)

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil merupakan metode yang banyak dianjurkan oleh para pendidik. Metode ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus. Kerja kelompok kecil merupakan metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahunan sendiri melalui bekerja secara bersama-sama. Tugas guru hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa. Yang ingin diperolah melalui kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau kemampuan akademik atau mungkin juga keduanya.

c. Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah sebuah produk. Demikian pula, sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut dihasilkan melalui

penyelesaian tugas yang berhasil.

Contohnya menyampaikan pesan kepada orang lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan itu dapat dipecah menjadi (a) memahami pesan, (b) mengajukan pertanyaan untuk

menghilangkan keraguan, (c) mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi, (d) membuat catatan, (e) menyusun catatan secara logis, dan (f) menyampaikan pesan secara lisan. Dengan begitu, untuk materi bahasan penyampaian pesan saja, aktivitas komunikasi dapat terbangun secara menarik, mendalam, dan membuat siswa lebih intensif.

d. Metode Partisipatori

Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator.

Dalam metode partisipatori siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.

e. Metode Kuantum

Quantum Learning (QL) merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari metode Freire dari Lozanov. QL mengutamakan percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar dengan mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL. Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatu dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi, serta sejauh mana guru menggubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung. Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan dan kerangka untuk belajar. Dengan begitu, pembelajar dapat mememori, membaca, menulis, dan membuat peta pikiran dengan cepat.

(26)

Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah bahwa belajar itu menemukan. Meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas

informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai dari masalah (sering muncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.

Metode konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif, strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar).

C. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dibahas berikut ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi guru bahasa Indonesia dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Penerapan Model-model tersebut dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat bergantung kepada kreativitas guru, terutama dalam hal mencermati standar isi dan mengaitkannya denganmodel-model alternatif sehingga menghasilkan model pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat sasaran.

a. Pengalaman Penting (Critical Incident )

Model ini digunakan untuk memulai pelajaran. Tujuan dan penggunaan model ini untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.

Langkah- langkah:

 Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari.

 Beri kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat pengalaman

mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada.

 Tanyakan pengalaman apa yang menurut mereka tidak terlupakan.

 Sampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan pengalaman siswa dengan

materi yang akan disampaikan.

Model ini dapat digunakan dengan maksimal pada mata pealajaran yang bersifat praktis.

b. Tebak Pelajaran (Prediction Guide)

Strategi ini digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir. Melalui strategi ini siswa diharapkan dapat terlibat dalam pelajaran dan tetap mempunyai perhatian ketika guru menyampaikan materi.

Pertama kali siswa diminta untuk menebak apa yang akan muncul dalam topik tertentu. Selama penyampaian materi, siswa dituntut untuk mencocokkan hasil tebakan mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru.

(27)

 Tentukan topik yang akan disampaikan.

 Bagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.

 Guru meminta siswa untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka

dapatkan dalam pelajaran.

 Siswa diminta untuk membuat perkiraan itu di dalam kelompok kecil.

 Sampaikan materi pelajaran secara interaktif.

 Selama proses pembelajaran siswa diminta untuk mengidentifikasi tebakan

mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

 Pada akhir pelajaran, tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

Model ini dapat diterapkan pada hampir semua mata pelajaran. Kelas akan menjadi dinamis jika diadakan kompetisi antarkelompok untuk mencari kelompok dengan prediksi yang paling banyak benarnya.

c. Menilai Kelas (AssessmentSearch)

Model ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan sekaligus melibatkan siswa untuk saling mengenal dan bekerja sama.

Langkah-langkah:

(1) Buatlah tiga atau empat pertanyaan untuk mengetahui kondisi kelas, pertanyaan itu dapat berupa:

 Pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran.

 Sikap mereka terhadap materi

 Pengalaman mereka yang ada hubungannya dengan materi

 Keterampilan yang telah mereka peroleh

 Latar belakang mereka

 Harapan yang ingin didapat siswa dari mata pelajaran ini

(2) Tulislah pertanyaan tersebut sehingga dapat dijawab secara kongkret. Contohnya: Apa yang Anda ketahui tentang...?

(3) Bagi siswa menjadi kelompok kecil. Beri masing-masing siswa satu pertanyaan dan minta masing-masing untuk menginterview teman satu grup untuk mendapatkan jawaban dari mereka.

(4) Pastikan bahwa setiap siswa mempunyai pertanyaan sesuai dengan bagiannya. Dengan demikian, jika jumlah siswa adalah 18, yang dibagi menjadi tiga kelompok, akan ada 6 orang yang mempunyai pertanyaan yang sama.

(28)

(6) Minta masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil dari apa yang telah mereka pelajari dari temannya ke kelas.

Catatan:

 Siswa dapat diminta untuk membuat pertanyaan sendiri.

 Dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama, dan membuat mereka berpasangan

dan menginterview pasangannya secara bergantian.

 Minta mereka melaporkan hasilnya ke kelas (variasi ini cocok dalam kelas

besar).

d. Model Pembelajaran pada Aspek Menyimak

1. Pertanyaan dari Siswa (Questions Students Have)

Model ini dapat memotivasi siswa untuk dapat melatih keterampilan mendengarkan. Belajar membuat pertanyaan dan menganalisis pertanyaan tersebut dari tingkat kepentingannya untuk dibahas dalam kelas.

Langkah-langkah:

 Guru mengondisikan siswa dalam kelas untuk siap dalam pelajaran boleh

dengan bernyanyi atau bertepuk tangan

 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai

 Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar

 Guru menyajikan simulasi wawancara atau rekaman dari radio/TV atau

menonton tayangan TV.

 Siswa mendengar dan mencatat hal-hal penting

 Setiap siswa menuliskan soal yang berkaitan dengan materi pelajaran (tidak

perlu menuliskan nama).

 Setelah semua selesai membuat pertanyaan masing-masing diminta untuk

memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman di samping kirinya. Dalam hal ini, jika posisi duduk siswa adalah lingkaran, akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam. Jika posisi duduk mereka berderet sesuai dengan posisi mereka asalkan semua siswa dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan dari teman-temannya.

 Pada saat menerima kertas dari teman di sampingnya, siswa diminta untuk

(29)

 Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk

menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapat tanda centang paling banyak.

 Siswa bersama Guru menjawab/membahas soal yang paling banyak ceklisnya.

Bisa kelompok A menjawab kelompok B atau sebaliknya.

 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

2. Snow Ball Throwing (Lemparan Bola Salju)

model ini dapat memotivasi siswa belajar dalam mengembangkan pikirannya melalui kertas-kertas (HVS warna yang jumlahnya tergantung kebutuhan) sebagai media untuk menuangkan gagasan sesuai instruksi guru.

Langkah-Langkah

 Guru membuka pelajaran dengan apersepsi

 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

 Siswa mendengarkan teks berita yang diperdengarkan oleh guru

 Siswa mencatat hal-hal yang pentingmengenai pokok isi berita yang didengar

 Guru menyediakan kertas yang berisi pertanyaan sebagai bola salju

 Guru melemparkan bola dan siswa menjawab dan menulis nama pada bola salju

 Guru mengumpulkan bola dan membacakan jawaban siswa

 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

3. Model A B C Games

Model ABC Games dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan aktif dan menyenangkan. Siswa diajak berlomba menemukan jawaban secara mandiri dan secara bersama-sama.

Langkah-Langkah

 Guru mengkondisikan kelas dengan tebak-tebakan yang lucu

 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran Contoh Mampu menganalisis

laporan perjalanan

 Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok (A, B, C) dan mintalah masing-masing

kelompok memberi nama kelompoknya

 Guru memperdengarkan teks laporan perjalanan. Siswa mencatat hal-hal

penting

 Setiap kelompok menyiapkan anggotanya untuk mengikuti games

(30)

 Guru meminta siswa yang mewakili kelompok untuk maju ke depan kelas. Guru

menyiapkan flipchard atau papan tulis yang akan digunakan siswa menulis jawaban

 Guru memperlihatkan soal kepada siswa. Soal belum bias diperlihatkan pada

siswa lainnya

 Siswa yang mengikuti lomba harus menjawab soal sendiri dan tidak bias dibantu

kelompoknya. Kalu tidak bias menjawab baru minta bbantuan pada kelompoknya

 Soal selanjutnya digantikan oleh siswa yang lain

 Guru menilai jawaban siswa

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran

4. Get A Star (Raihlah Bintang)

model ini memotivasi siswa untuk mengembangkan kompetensi baik secara perorangan ataupun kelompok. Tiap siswa dalam kelompok dapat menjawab kuis dan meraih skor sebanyak-banyaknya untuk kemenangan kelompok.

Langkah-Langkah

 Guru membuka pembelajaran (menyanyikan Lagu)

 Menginformasikan tujuan/kompetensi pembelajaran. Contoh menyimpulkan isi

informasi yang didengan melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan)

 Guru membentuk kelompok sesuai kondisi kelas dan member nama

 Guru memperdengarkan teks dan siswa mencatat hal-hal penting

 Setiap kelompok membuat pertanyaan (banyaknya soal teegantung kondisi dan

waktu dalam kelas) setiap pertanyaan ditulis di kertas dan disimpan dalam kotak

 Guru membacakan soal dan siswa berlomba menjawab untuk kemenangan

kelompoknya

 Guru member symbol bintang pada kelompok setiap jawaban yang benar

 Pada akhir pelajaran guru memberikan nilai dan reward

 Guru dan siswa merefleksi materi pembelajaran

e. Model Pembelajaran pada Aspek Berbicara 1. Debat Aktif (Active Debate)

Debat bisa menjadi satu model berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan semua siswa di dalam kelas bukan hanya pelaku debatnya saja.

(31)

 Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan

tujuan/kompetensi pembelajaran. Contoh setelah pembelajaran siswa mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi

 Siswa dibagi dua kelompok yaitu kelompok pro dan kelompok kontra, setiap

kelompok dibagi lagi menjadi 3-4 kelompok. Memilih salah satu anggota sebagai ketua

 Guru menginformasikan masalah yang kontroversial yang akan dibahas

Contoh masalah

1. pemerintah melalui aparatnya sudah seharusnya merazia tempat tertentu seperti warnet dan tempat-tempat hiburan pada saat jam pelajaran sekolah

2. sebaiknya dibuat UU anti merokok di tempat umum

3. anggota DPR seharusnya diberi tambahan gaji agar kinerjanya bertambah baik

 setiap kelompok berdiskusi untuk mengembangkan argumen

 moderator (Siswa) memimpin debat

 setiap juru bicara kelompok pro dan kontra mempresentasikan argumennya

 selama pembelajaran guru melaksanakan penilaian

2. Setiap Orang Adalah Guru (Everyone Is A Teacher Here)

Model ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.

Dengan model ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibatkan, akan ‘terpaksa’ ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

Langkah-langkah:

 Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan/topic pembelajaran.

Contoh pemberantasan korupsi

 Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Setiap siswa diminta untuk

menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.

 Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa.

Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.

 Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan

menjawabnya.

 Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan.

(32)

3. Time Token (Kartu Bicara)

Model ini efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa secara perorangan. Guru sebagai motifator harus mempunyai energy yang mampu memotivasi siswa mengungkapkan pendapat, saran dan tanggapan secara aktif, dinamis dan dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-Langkah

 .guru membuka pelajaran dengan apersepsi

 Guru menginformasikan tujuan/kompetensi pembelajaran

 Siswa masing-masing diberi 3 kartu bicara (lamanya bicara dan banyaknya kartu

bicara bias disesuaikan)

 Siswa diberi stimulasi berupa cerita yang berisi masalah

 Setiap siswa secara bergantian member pendapat secara lisan berupa

persetujuan, sanggahan, dan penolakan disertai dengan alas an. Siswa yang telah bicara diambil kartunya ditukar dengan nilai.

 Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pembelajaran.

f. Model Pembelajaran pada Aspek Membaca 1. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)

Model ini merupakan model yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan model ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkannya kepada orang lain.

Langkah-langkah:

 Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian (segmen).

 Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang

ada. Jika jumlah siswa adalah 50 sementara jumlah segmen ada 5, maka masing-masing kelompok terdiri atas 10 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua sehingga setiap kelompok terdiri dan 5 orang, kemudian setelah proses telah selesai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut

 Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran

yang berbeda-beda

 Setiap kelompok mengirimkan anggota-anggotanya ke kelompok lain untuk

menyampaikan apa yang telah mereka pelajani di kelompok.

 Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada

persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

 Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman

(33)

2. Index Card Match (Mencari Pasangan)

Model ini digunakan pada keterampilan membaca dengan dengan memasangkan kartu-kartu. Peserta didik sebelumnya ditugaskan membaca tau mempelajari topik terntu.

Langkah-Langkah

 Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan/kompetensi

pembelajaran

 Guru menentukan topik sesuai KD

 Siswa membaca teks bacaan yang telah disiapkan

 Guru menyiapkan kartu sebanyak jumlah siswa setengahnya pertanyaan dan

setengahnya jawaban

 Siswa mendapat kartu secara acak dan setiap siswa mencari pasangan kartunya

 Setelah menemukan pasangannya siswa menjelaskan makna yang ada dalam

kartu

 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran

 Siswa merangkum materi dalam buku tugas.

3. Card Sort (Kartu Sortir)

Model ini bagian dari pembelajaran kooperatif dimana siswa bergerak secara aktif dan dinamis mencari pasangan kartu.

Langkah-Langkah

 Guru membuka pelajaran dengan menginformasikan tujuan/kompetensi

pembelajatan

 Guru menyiapkan kartu sebanyak siswa sesuai kategori

 Guru meminta siswa mempelajari teks bacaan yang berkaitan KD ensiklopedia.

 Guru membagikan kartu kepada siswa dan siswa mencari kelompok

dengan kategori yang sama

 Siswa yang sudah berkumpul dengan kelompoknya diminta mendiskusikan dan

menempel kartu pada kertas

 Siswa memajang dan mempresentasikan hasil kelompoknya dan kelompok lain

memberikan komentar

 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran

 Siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran

(34)

hasil karya siswa berupa tulisan di pamerkan di dinding kelas seperti layaknya pameran.

Langkah-Langkah

 Guru membika pelajaran dengan lagu berbentuk pantun

 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

 Siswa dibagi kelompok

 Siswa berdiskusi dan membahas contoh pantun yang diberikan contoh apakah

pantun itu,macam-macam pantun, dan syarat-syarat pantun

 Siswa menulis pantun dengan kreatif pada kertas berwarna dan diberi identitas

kelompok

 Siswa memamerkan hasil karyanya layaknya pameran

 Guru dan siswa mengunjungi stand pameran untuk menilai pantun

 Guru dan siswa merefleksi pembelajaran

2. Compelete Sinteses (Melengkapi Paragraf)

model ini bertujuan memotivasi siswa untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan dengan melengkapi paragraf yang sudah tersedia dengan kalimat-kalimat yang tepat.

Langkah-Langkah

 Guru membuka pelajaran dengan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran

 Siswa dibagi kelompok dan memberikan nama kelompoknya masing-masing

 Setiap kelompok diberikan teks paragraf yang berbeda untuk didiskusikan dan

mengisi paragraf yang rumpang

 Setiap kelompok menulis hasil kerjanya pada flipchart atau kalender bekas dan

memasang hasil karya tersebut pada dinding kelas

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya

 Guru dan siswa mengoreksi hasil kerja kelompok dan menilai

 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

3. Go To Your Post (Bergerak ke Arah yang Dipilih)

Model ini memotifasi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis berdasarkan pilihan topiknya

Langkah-Langkah

 Guru membuka pelajaran dengan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran

 Guru menempel kertas warna yang berisi topik tentang ilmu pengetahuan

(35)

 Siswa bergerak dan berdiri ke arah topik yang dipilihnya

 Setelah siswa berkelompok sesuai dengan topik yang dipilih siswa berdiskusi

tentang hal yang akan dikembangkan menjadi tulisan sesuai dengan topik

 Siswa kembali duduk secara berkelompok untuk membuat kerangka tulisan dan

mengembangkan menjadi sebuah wacana

 Siswa menulis hasil karyanya dan menempelkan pada diding kelas

 Guru menilai hasil karya siswa dan memberikan penghargaan bagi karya yang

baik

 Guru dan siswa merefleksi pembelajaran.

BAB III PENUTUP

(36)

telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar-mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif.

Terdapat sejumlah model pembelajaran yang dapat dijadikan se-bagai alternatif oleh guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran di kelas. Model-model tersebut

meliputimodel pembelajaran keterampilan mendengarkan, model pembelajaran keterampilan menulis, model pembelajaran keterampilan membaca,

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Teuku. 2009. Bahan Ajar Kuliah Strategi Belajar-Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Digunakan sebagai Materi Kuliah SBM pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsyiah. Tidak Diterbitkan.

Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM. Bandung; SEGA ARSY Hernowo. 2005. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Bandung: MLC.

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Ber-basis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar-Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching.

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar-Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

PROPOSAL LDKPD 2013 I. Pendahuluan

Pelajar, khususnya siswa SMP Negeri 3 Cibalong sebagai penerus cita-cita masa depan diharapkan mampu bersaing dalam menghadapi berbagai tantangan dengan didasari ilmu dan kemampuan, terutama dalam kemampuan intelektual dan managerial.

Upaya dalam mewujudkan harapan tersebut adalah dengan memberi motivasi visioner dan pembinaan mental sejak dini, salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu dengan “Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik”.

Kegiatan Latihan Dasar kepemimpinan Peserta Didik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada siswa SMPN 3 Cibalong sehingga akan meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya wawasan keilmuan yang berkelanjutan.

II. Landasan Kegiatan

1. Al-Qur’an Surat As-Shaf ayat 3

2. Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1984 Tentang pembinaan kesiswaan 4. Peraturan tata tertib bagi siswa-siswi SMPN 3 Cibalong

III. Tujuan

Tujuan Latihan Dasar Kepemimpinan adalah

Meningkatkan motivasi skill siswa dalam bidang kepemimpinan di lingkungan OSIS SMPN 3 Cibalong

Memberikan Latihan Dasar Kepemimpinan bagi calon Ketua dan Pengurus OSIS. IV. Tema

“ Dengan Latihan Dasar Kepemimpinan, kita tingkatkan kualitas OSIS SMPN 3 Cibalong dalam membentuk manusia yang kreatif, inovatif, edukatif, dan berakhlak mulia”.

V. Sasaran Kegiatan

Peserta Didik Kelas kelas VII dan kelas VIII yang mempunyai potensi sebagai calon pemimpin. VI. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik dilaksanakan pada: Hari/tanggal : Jum’at – Ahad / 18 -20 Januari 2013

Tempat : Aula SMPN 3 Cibalong VII. Penyelenggaraan kegiatan

Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik diselenggarakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 3 Cibalong.

VIII. Sumber Dana

Dana kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik bersumber dari alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Penanggung jawab : Kepala sekolah SMPN 3 Cibalong PKS Kesiswaan

(38)

Ketua

Sie. Pubdekdok : Sandi Fikri Fahreza Ernawati

Sie. Humas : Siti Susanti Rismiati

Sie. Konsumsi : Ersa Derawati Yulastri

Mita Nurmaryam Desti Utari Putri Erni Kristiani

Sie. Pembantu Umum : Lutfi Cahya Mubarok Pram Tantan

Aa Rizan Asmara Nuryadi

Sie. Kesehatan : Ai Eni Talia Eka Mardiani

Seli Deliyani

XII. Penutup

Demikian proposal Latihan Kepemimpinan siswa ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan tersebut, atas segala perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.

Cibalong, 18 Januari 2012 Ketua

Irpan Hermawan Panitia Pelaksana LDKPD Sekretaris

Fitri Nursiti Maryamah Mengetahui,

Pembina OSIS

Widi Ditia Asmana, S. Pd

NIP. 198009212006041010 Ketua OSIS Hanipah

Lampiran 1 Susunan Acara

Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik No Hari/

Tanggal Waktu Materi Pemateri Moderator 1 Jum’at

18 Januari 2013 10.00 Cek in peserta Sie Acara 13.00-14.00 Opening Ceremony Sie Acara Pembacaan Alquran Eko Bambang Yudiono Sambutan-sambutan

14.00-15.00 Tema Widi Ditia Asmana,Spd Ai Nuraeni 15.00-16.00 ISOMA

16.00-17.00 Simulasi Aksi Sansan Siswanto Imas Nuni 17.00-18.00 Persiapan Shalat Maghrib

18.00-19.00 Shalat Maghrib Berjama’ah + Membaca Ayat Suci AL-Qur’an 19.00-19.30 Shalat Isya Fahroji

19.30-20.00 Makan Malam

20.00-21.00 Keorganisasian Eva Nurfahmi D.Sp.d Ai Nuraeni 21.00-22.00 Selayang Pandang Sandi Gustiar Imas Nuni 22.00-03.00 Istirahat/Tidur

2 Sabtu

19 Januari 2013 03.00-04.00 Persiapan Shalat Shubuh 04.00-05.30 Shalat Shubuh Berjama’ah + Qultum 05.30-06.00 Senam Pagi Rhega Anjasmara Sejati 06.00-07.00 Mandi

07.00-08.00 Makan Pagi

08.00-09.30 Menejemen Osis Teknik Penyusunan Program Kerja Osis Sandi Warisman Ai Nuraeni 09.30-11.00 Kepemimpinan Agus.Sp.d Imas Nuni

11.00-11.30 Simulasi Aksi Sansan Siswanto Ai Nuraeni 11.30-13.00 ISOMA

13.00-14.00 Prinsip dan Teknik Kerjasama Lion Susanto Imas Nuni 14.00-15.00 Teknik Penyusunan Proposal dan Laporan Fahroji Ai Nuraeni 15.00-16.00 ISOMA

16.00-17.00 Simulasi Aksi Sansan Siswanto Imas Nuni 17.00-18.00 Persiapan Shalat Maghrib

18.00-19.00 Shalat Maghrib Berjama’ah + Membaca Ayat Suci AL-Qur’an 19.00-19.30 Shalat Isya

19.30-20.00 Makan Malam

20.00-21.00 Teknik Persidangan Indra Istanto.S.H 21.00-23.00 Praktek Sidang Presidium Sidang 23.00-24.00 Pemilihan Ketua Angkatan 24.00-02.00 Istirahat/Tidur

3 Minggu

29/01/2012 02.00-04.00 Muhasabah Panitia + Peserta 04.00-05.30 Shalat Shubuh + Qultum

05.30-06.00 Senam Pagi Panitia + Peserta 06.00-07.00 Bakti Lingkungan Panitia + Peserta 07.00-07.30 Makan Pagi Panitia + Peserta

07.30-08.00 Apresiasi peserta dan panitia terbaik Panitia + Peserta 08.00-08.30 Apel Pagi + Upacara Penutupan Panitia + Peserta Lampiran 2

ANGGARAN KEGIATAN

(39)

2. Dokumentasi Rp.100.000,00 Rp.100.000,00 3. Peralatan Rp.100.000,00 Rp.100.000,00 4. Sertifikat 60 Rp. 5.000,00 Rp.300.000,00

5. Trasfort Pemateri 8 Rp.100.000,00 Rp.800.000,00 6. Snack Peserta 2x60 Rp. 3.000,00 Rp.360.000,00 7. Konsumsi Rp.250.000,00 Rp.250.000,00

Gambar

Tabel Penawaran
Tabel Dan Kurva Permintaan
Tabel Permintaan
gambargambar sel saraf dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan peserta didik dalam pembelajaran membaca kritis. Rendahnya minat dalam pembelajaran membaca kritis salah satunya karena

Apel Pagi Apel pagi dilaksanakan pada pukul 07.30, dihadiri oleh dihadiri oleh Kabid Kota Yogyakarta, karena Kepala Dinas tidak dapat hadir karena sedang persiapan pelaksanaan

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1994 tentang Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya adalah penghargaan kepada PNS yang dalam melaksanakan tugasnya

When applied to time series processes containing occasional level shifts, the log-periodogram (GPH) estimator often erroneously finds long memory.. For a stationary short-memory

This study seeks to measure relative efficiency and performance of selected five Indonesian food and beverage manufacturing companies listed in Jakarta Stock