• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan TEKNOLOGI LAPIS FONDASI

N/A
N/A
Ridwan Berkat

Academic year: 2023

Membagikan " Laporan TEKNOLOGI LAPIS FONDASI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tedi Santo Sofyan, ST. Untuk mendukung program pemerintah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Kementerian Pekerjaan Umum menerbitkan buku.

Pendahuluan

Pengujian CBR Laboratorium (SNI 03-1744-1989)

Ruang lingkup

Peralatan dan bahan

Bagian tengah beberapa pelat beban mempunyai lubang berdiameter 54 mm (2,125 in), sedangkan pelat beban lainnya mempunyai celah atau terdiri dari dua bagian. Mesin pemuatan dilengkapi dengan cincin pemberat (test ring) dimana beban yang dihasilkan dikalibrasi untuk setiap skala pengukuran jam tangan.

Persiapan contoh uji

Pengujian pemadatan

Prosedur pengujian

Lakukan langkah-langkah di atas untuk dua sampel lainnya (masing-masing dikompres dengan 30 dan 65 dampak). 2 minggu. Ambil sampel kira-kira 25 mm (1 inci) dari atas sampel dan periksa kandungan airnya.

Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Agregat (SNI

  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Penyiapan bend a uji
  • Prosedur pengujian
  • Perhitungan

Persentase berat bongkahan tanah liat dan butiran rapuh yang terkandung dalam agregat kasar merupakan nilai rata-rata persentase berat bongkahan tanah liat dan butiran rapuh yang terkandung dalam setiap fraksi. Apabila terdapat pecahan yang kurang dari 5%, maka persentase berat bongkahan lempung dan butiran getas pada fraksi tersebut dianggap sama dengan persentase fraksi di atas atau di bawahnya, tergantung pada fraksi yang ada.

Cara Uji Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI1743: 2008)

  • Ruang lingkup
  • Peralatan dan bahan
  • Persiapan contoh uji
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Perhitungan

34;' Jumlah benda uji yang digunakan harus akurat sehingga kelebihan ketinggian tidak lebih dari 0,5 cm;

Cara Uji Penentuan Batas Atterberg

Ruang lingkup

Peralatan

Prosedur/pelaksanaan pengujian

  • Pengujian batas cair
  • Pengujian batas plastis
  • Penentuan indeks plastis

Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles (SNI2417: 2008)

Ruanglingkup

Peralatan

Penggiling Los Angeles, terdiri dari silinder baja yang ditutup pada kedua sisinya dengan diameter dalam 711 mm (28 in) dan panjang bagian dalam 508 mm (20 in); silinder bertumpu pada dua poros pendek yang terputus-putus dan berputar pada sumbu horizontal; silinder berongga untuk memasukkan spesimen; penutup lubang terpasang erat sehingga permukaan bagian dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5 inci).

Persiapan pengujian

Prosedur/pelaksanaan pengujian

Perbandingan hasil pengujian antara 100 putaran dan 500 putaran agregat yang tertahan pada saringan no. 12 (1,70 mm) tanpa pembilasan, tidak boleh > dari metode pada 6) tidak berlaku untuk pengujian material dengan metode ASTM C 535-96 yaitu Metode Uji Standar Ketahanan Abrasi dan Degradasi Dampak Agregat Kasar Besar di mesin Los Angeles.

Perhitungan hasil uji

Contoh hasil pengujian

Cara Uji Be rat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (SNI 1969 : 2008)

  • Ruang lingkup
  • Persiapan pengujian
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Perhitungan hasil uji
  • Contoh hasil pengujian

Tabel 7.1 Berat sampel uji minimum untuk setiap ukuran nominal BJJJeQat Ukuran nominal maksimum Berat sampel uji minimum. Jika agregat kasar mengandung sejumlah besar bahan yang lebih halus dari saringan 4,75 mm (No.4), seperti agregat 2,36 mm (No.8) dan saringan 4,75 mm (No.4). Secara opsional, pisahkan bahan yang lebih halus melalui saringan 4,75 mm (No. 4) dan uji bahan sesuai SNI.

Dalam banyak kasus mungkin diinginkan untuk menguji agregat kasar dalam beberapa ukuran terpisah per fraksi; dan jika sampel uji mengandung lebih dari 15% yang tertahan pada saringan 37,5 mm (No. 1 Y. in.), maka uji bahan yang lebih besar dari 37,5 mm dalam satu atau lebih fraksi ukuran yang terpisah dari ukuran yang ditentukan. Jika agregat diuji dalam pecahan-pecahan ukuran terpisah, maka massa minimum benda uji untuk setiap pecahan adalah selisih antara massa yang ditentukan untuk ukuran terkecil dan terbesar dari pecahan tersebut.

Cara Uji Berat Jenis Penyerapan Agregat Hal us (SNI 1970 : 2008)

  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Persiapan pengujian
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Perhitungan
  • Contoh hasil pengujian
  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Koreksi pengujian berat isi tanah berbutir kasar
    • Garis besar metode
    • Persamaan koreksi

Masukkan sebahagian objek ujian yang agak kering ke dalam kon secara berperingkat/lapisan; (Rajah 8.9 dan 8.12). Objek ujian yang mengandungi air akan mempunyai bentuk kon; dan Objek ujian dalam keadaan ketepuan permukaan akan dicapai apabila ia mempunyai bentuk kon tetapi tergelincir sedikit (Rajah 8.16). Jika Kaedah A atau Kaedah B digunakan dalam ujian mampatan (mampatan ringan dan mampatan berat), maka sampel ujian adalah bahan yang melepasi ayak 4.75 mm. Rajah 9.2) untuk ujian pemadatan ringan Kaedah A atau B (SNI atau ujian pemadatan berat (SNI) hendaklah menentukan pembetulan berat kandungan kering maksimum berdasarkan peratusan berat butiran yang ditahan oleh ayak 4.75 mm yang terdapat dalam bahan di lapangan.

Gambar 9.4 Grafik koreksi berat isian hasil pengujian Metode C atau D (Pengujian menggunakan bahan yang lolos saringan 19 mm) 9.5.2. Persamaan empiris untuk mengoreksi berat satuan maksimum dalam pengujian kompresi metode A atau B didasarkan pada persen fraksi kasar.

Cara Uji Kepadatan Ringan UntukTanah (SNI1742: 2008)

Siapkan contoh agregat kasar dalam keadaan kering dengan berat masing-masing disesuaikan dengan ukuran nominal maksimum agregat (lihat Gambar 13.1). Untuk mengurangi porsi yang tertahan oleh filter digunakan alat pemisah sesuai SNI hingga diperoleh berat benda uji yang cukup untuk pengujian. Untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum 19,0 mm (3/4 inci) atau lebih besar, dimana kandungan butiran pecah ditentukan oleh bahan yang tertahan pada saringan 4,75 mm (No. 4) atau saringan yang lebih kecil, sampel dapat dipisahkan. dengan cakupan 9,5 mm (3/8 inci).

Metode A dengan ukuran benda uji dibuat dengan diameter 1,01,6 mm dan tinggi 116,4 mm atau perbandingan tinggi dan diameter 1,15. Metode B dengan ukuran benda uji dibuat dengan diameter 71 mm dan tinggi 142 mm atau perbandingan tinggi dan diameter 2,00. Benda uji yang dibuat menurut metode B dapat diuji dengan mesin tekan triaksial atau mesin kuat tekan bebas.

Kadar air ini digunakan untuk menentukan air yang akan ditambahkan pada campuran tanah yang distabilkan agar diperoleh kadar air yang optimal untuk pemadatan benda uji.

Metode Pengujian Tentang Anal isis Saringan Agregat Hal us dan Kasar

Ruang lingkup

Peralatan

Persiapan pengujian

Sampel uji umum diambil dan berat sampel lapangan harus sesuai dengan SNI. Contoh uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan relevan, kecuali butiran yang lolos saringan No. Jika agregat merupakan campuran agregat halus dan agregat kasar, maka agregat tersebut dibagi menjadi 2 bagian dengan menggunakan saringan no.

Prosedur/pelaksanaan pengujian

Contoh uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali butiran yang lolos saringan no. 200, jumlahnya tidak perlu diketahui dan bila memenuhi syarat ketelitian tidak memerlukan pencucian. Jika agregat merupakan campuran agregat halus dan agregat kasar, maka agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan bantuan saringan no. 4. Selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disuplai dalam jumlah sebagaimana disebutkan di atas.

Perhitungan hasil uji

Contoh hasil perhitungan

Metode Pengujian Kepadatan Berat lsi Tanah di Lapangan dengan Balon Karet (SNI

  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Persiapan alat
  • Pernyiapan contoh uji
  • Langkah-langkah pelaksanaan

Karena ukuran benda uji yang berbeda yaitu menurut metode A dan metode B serta sesuai dengan perbandingan tinggi dan diameter yang kecil, maka hasil pengujian dengan metode A lebih tinggi dibandingkan dengan metode B. Salah satu alasnya adalah balok yang berbentuk bulat. dasar yang biasanya akan menahan bagian pada benda uji. Diameter dudukan bola bundar tidak boleh lebih besar dari benda uji dan bagian tengah bola harus bertepatan dengan bagian tengah alasnya.

Masukkan campuran bahan stabilisasi yang telah ditentukan beratnya dan diaduk rata ke dalam cetakan untuk membuat benda uji yang kepadatannya direncanakan tinggi 142 mm. Lepaskan piston atas, piston bawah, dan pelat pemisah dari cetakan, tetapi biarkan benda uji di dalam cetakan.

Pengujian butiran agregat kasar berbentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong

Ruang lingkup

Cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pedoman dalam pengujian butiran agregat kasar berbentuk pipih, lonjong atau pipih dan lonjong dengan menggunakan alat kaliper proporsional. Butir agregat dipisahkan sesuai ukuran ayakan yang ditentukan, kemudian diukur hingga diperoleh perbandingannya. Lebar vs. tebal, panjang vs. lebar, atau panjang vs. tebal. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui persentase butiran agregat kasar yang berbentuk pipih, lonjong, atau keduanya pipih dan lonjong. Butiran agregat berbentuk oval merupakan butiran agregat yang mempunyai perbandingan panjang dan lebar lebih besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi.

Butir agregat datar merupakan butiran agregat yang mempunyai perbandingan lebar dan tebal lebih besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi. Meliputi cara menyiapkan benda uji, peralatan, dan cara menguji butiran agregat kasar berbentuk pipih, lonjong, dan pipih dan lonjong.

Peralatan

Persiapan pengujian

  • Persiapan bend a uji
  • Persiapan peralatan

Prosedur/pelaksanaan pengujian

  • Pengujian kepipihan agregat
  • Pengujian kelonjongan agregat
  • Pengujian kepipihan dan kelonjongan agregat

Lakukan pengujian terhadap setiap ukuran butir agregat dan kelompokkan menjadi salah satu dari 3 kelompok agregat yaitu: (Gambar 13.2). Gunakan armature pengukur rasio (alat kaliper proporsional) pada posisi dengan rasio yang sesuai; (Gambar 13.3). Setelah gabah dikelompokkan, tentukan proporsi sampel pada masing-masing kelompok dengan menghitung jumlah gabah atau beratnya, tergantung kebutuhan; (Gambar 13.6 hingga Gambar 13.8).

Pada saat gabah dikelompokkan, perbandingan sampel pada masing-masing kelompok ditentukan dengan menghitung jumlah gabah atau beratnya, tergantung kebutuhan; (Gambar 10). Lakukan pengujian terhadap setiap ukuran butir agregat dan kelompokkan menjadi salah satu dari 2 kelompok agregat, yaitu: (Gambar 11) a) Kelompok agregat datar dan lonjong, dan . b) Kelompok yang berkumpul tidak rata atau lonjong.

Perhitungan

Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang Tidak Dipadatkan (Angularitas

  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Persiapan pengujian
    • Persiapan Benda Uji Untuk Metode Pengujian A
    • Persiapan Benda Uji Untuk Metode Pengujian B
    • Persiapan Benda Uji Untuk Metode Pengujian C
    • Persiapan Peralatan
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Perhitungan

Silinder ukur kering./ Oleskan sedikit minyak pada bibir dasar silinder./ Timbang silinder ukur dan pelat kaca. Rebus air suling dan biarkan dingin hingga suhu kamar. Isi silinder dengan air suling dan catat suhu air. Timbang dan gabungkan agregat halus yang telah dikeringkan dan disaring sesuai dengan SNI ASTM C136-2012 (Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar).

Hitung rongga agregat halus yang tidak dipadatkan (= U), dengan rumus: .. F = Berat bersih agregat halus dalam tabung ukur {gram) {berat total - berat silinder kosong). Pada metode A, hitung rata-rata kandungan rongga agregat halus dari dua pengujian dan hasilnya adalah Us (dengan ketelitian 0,1.

Pengujian Jumlah Agregat Kasar Berbidang Pecah (Angularitas Agregat Kasar)

  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Persiapan pengujian
    • Persiapan benda uji
    • Persiapan peralatan
  • Prosedur/pelaksanaan pengujian
  • Perhitungan

Berat benda uji harus cukup besar sehingga partikel terbesar tidak lebih dari 1% berat benda uji, atau berat minimum benda uji harus seperti pada Tabel 15.1, massa terkecil objek uji dipilih. . Kami menentukan persentase butiran pecah untuk setiap bagian dan menghitung persentase rata-rata butiran pecah seluruh sampel berdasarkan fraksi massa setiap bagian. Perhatikan bahwa beberapa elemen pada Gambar 15.4 hingga 15.6 menunjukkan lebih dari satu bidang rekahan.

Jika jumlah bidang patahan yang diperlukan tidak ditentukan dalam spesifikasi, jumlah minimum bidang patahan akan diperhitungkan. P = Persentase butir pecah dengan jumlah bidang pecah yang diperlukan E = Berat butir pecah yang paling sedikit memenuhi jumlah bidang pecah yang diperlukan.

Metode Pengujian Kadar Semen pada Campuran Segar Semen Tanah (SNI 03-

  • Ruang lingkup
  • Peralatan
  • Pereaksi
  • Penyiapan Kurva Kalibrasi
  • Pengambilan contoh uji
  • Prosedur titrasi
  • Perhitungan

Dari bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi, siapkan 3 (tiga) set contoh uji dengan kadar air rencana yang sama dan kadar semen yang sama, sebagai berikut: - Set 1, dua buah contoh dengan kadar semen 75% dari kadar semen rencana. Untuk campuran tanah-semen dengan sampel uji lotos 100% saringan 4,75 mm; Ambil dan timbang 300 g titrasi seperti dijelaskan pada poin 9. Tergantung apakah sampel uji mengandung bahan yang tertahan pada saringan 4,75 mm atau tidak, lakukan salah satu tindakan berikut.

Jika campuran tanah-semen 100% lolos saringan 4,75 mm, bacalah kandungan semen berdasarkan berat kering tanah (tanpa semen) langsung dari kurva kalibrasi yang diperoleh dari titrasi EDT A (ml) perbandingan volume tanah sampel uji. 1 0.1.2 Jika tanah mengandung bahan yang tertahan pada saringan 4,75 mm, berat semen dibaca dari kurva kalibrasi yang diperoleh dari perbandingan volume titrasi EDT A (ml) terhadap sampel uji.

Pengujian kuat tekan bebas (unconfined compressive strength I UCS)

Ruang lingkup

W' = kadar air sampel uji sebagaimana ditentukan dalam catatan 3 Vw3 M1 dan Me = kuantitas yang dihitung untuk set kalibrasi 2.

Peralatan

Penebuk diameter tidak boleh digunakan untuk memampatkan artikel ujian mengikut ASTM D 559 (kaedah A) kecuali apabila ujian yang dilakukan pada bahan atau tanah yang serupa menghasilkan nilai kekuatan dan ketahanan terhadap pembasahan dan pengeringan yang agak serupa apabila penebuk tandan Dar menjadi digunakan. Mengeluarkan objek ujian dari acuan mungkin dalam bentuk bicu atau alat lain yang direka untuk tujuan mengeluarkan objek ujian dari acuan. Letakkan objek ujian pada rel bawah dan pastikan paksi menegak objek ujian adalah sejajar dengan pusat arah bekas bulat dari rel atas.

Setelah alas atas menyentuh benda uji, putar perlahan bagian yang dapat digerakkan dengan tangan agar diletakkan secara merata di permukaan benda uji dan atur jarum jam beban dan tegangan ke nol. Kemudian pasang piston atas dan berikan beban statis dengan mesin press atau beban dinamis dengan pemadat hingga benda uji mencapai 142 mm.

Perhitungan

Pasang cetakan silinder pada tempatnya dengan klip penyetel di atas piston bawah sehingga piston bawah berada 25,4 mm ke dalam cetakan. 4 (4,75 mm}, lalu dengan hati-hati tusuk bagian tersebut ke tepi cetakan dengan spatula tipis. Lakukan pemadatan awal ini dengan hati-hati agar tidak menimbulkan rongga pada campuran yang sudah distabilkan.

Modul Pengambilan Sampel dan Pengujian Campuran Aspal Agregat untuk Pekerjaan Pencampuran Aspal Edisi Pertama ISBN 2009. Metode Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Metode Abrasive Los Angeles untuk Pengujian Berat Jenis Serapan Agregat Kasar.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis teknik terhadap mesin pelecet kacang kedelai edamame antara lain kebutuhan daya penggerak minimum sebesar 0,276 Hp, diameter poros minimum sebesar 15,8 mm,

Pada gelas keempat dengan konsentrasi 6% panjang awal dari silinder umbi jalar ialah 30 mm dengan diameter awal adalah 13,5 mm setelah ditunggu selama 30 menit pertama

Besi siku baja adalah bahan inti dalam pembuatan mesin pencacah multi fungsi, karena sebagai rangka pada mesin pencacah multi fungsi, besi siku yang di gunakan berukuran 40x40x3

Dari rantai langkah – langkah yang telah diperhitungkan hasilnya:  Diameter poros = 15 mm  Bahan poros = Baja karbon konstruksi S40C dengan perlakuan panas

Telah terbentuk implemen mesin pembuat dan pembenah pematang sawah dengan spesifikasi menggunakan rangka utama baja ST37 dengan hollow 40 mm x 60 mm x 2,3 mm dengan sistem rotari dengan