Asas-Asas Hukum Islam
Tim Dosen Hukum Islam 2021
Pengertian Asas
Secara bahasa berarti dasar, alas atau pondasi. Untuk itu asas berarti prinsip dasar dalam berfikir.
Dari sisi konsepsi hukum, asas di sini bermakna kebenaran yang menjadi dasar pemikiran, argumen di balik penegakan dan penerapan hukum.
Asas hukum Islam bersumber dari al- Qur’an dan hadis.
ASAS-ASAS UMUM
HUKUM ISLAM
ASAS
KEADILAN
?
1. Asas Keadilan
Adil adalah memberikan hak pada yang benar. Apabila tidak melakukan sesuatu secara adil, berarti melakukan kezaliman atau kesewenang-
wenangan.
QS Shaad (38) ayat 26
• Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan
kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
2. Asas Kepastia n Hukum
Suatu perbuatan disebut sebagai perbuatan hukum setelah ada
ketentuan yang mengaturnya
QS Al Isra (17) ayat 15
• … Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul
3. Asas Kemanfaatan
Segala ketentuan Allah pasti memberi manfaat bagi manusia secara individu dan general untuk kepentingan dunia dan akhirat
QS Yunus (10) ayat 49
Katakanlah, aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak pula kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah
QS Yunus (10) ayat 101
Katakanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.
Asas-asas Hukum
Ekonomi Islam
Hukum
Ekonomi Islam
• Ekonomi Syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah.
• Larangan dalam kegiatan ekonomi Syariah,
• Riba
• Maisir (judi)
• Gharar
• Haram
• Zhalim
• Risywah
Prinsip
Ekonomi Islam
• Menurut Yusuf al-Qaradhawi empat nilai dan akhlak dalam ekonomi
Syariah:
1. Rabbaniyyah (ketuhanan) 2. Akhlak
3. Kemanusiaan 4. Pertengahan
1. Rabbaniyah
Istilah lainnya dalah ilahiyah. Artinya, ekonomi Islam berangkat dari Allah,
tujuannya mencari rido Allah dan caranya tidak bertentangan dengan syariat Allah.
Ekonomi bukan merupakan tujuan, tapi sarana agar bisa hidup dan bekerja untuk mencapai tujuan tertinggi, yakni pelayan bagi aqidah dan risalahNya.
Pengawasan berdasarkan keimanan seseorang, mulai dari hati Nurani.
Seorang muslim tidak akan mengambil keuntungan dari kelaparan dan
penderitaan orang lain.
2. Akhlak
• Ekonomi dan akhlak tidak pernah terpisah. Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan Islami. Risalah Islam adalah risalah akhlak.
• Rasulullah Saw bersabda,
• “sesungguhnya tiadalah aku diutus, melainkan hanya untuk menyempurnakan akhlak”.
3. Kemanusiaan
• Berbeda dengan paham ekonomi naturalis yang mengatakan sumber daya alam adalah faktor penting dalam ekonomi, dan aliran monetaris yang memusatkan pada modal finansial.
• Ekonomi Islam memusatkan pada sumber daya manusialah yang
menjadi pusat sirkulasi manfaat ekonomi dari berbagai sumber daya yang ada (QS. Ibrahim: 32-34).
4. Pertengahan
• Ummat Islam adalah “ummatan wasathan” atau umat moderat (QS al-Baqarah 143).
• Ulama tafsir mengartikan kata “wasathan” pada arti moderat
(tawassuth), seimbang (tawazun), terbaik dan alternatif (khairan),
• Islam memuji “si kaya” yang mendapatkan dan mengelola hartanya secara benar dan Islam juga sekaligus sangat peduli untuk
memberdayakan “fuqara”.
Asas-asas Hukum
Perdata
HUKUM PERDATA
• HUKUM PERDATA adalah hukum yang mengatur hubungan antar orang termasuk badan hukum,
mengatur pula hak-hak dan kewajiban mereka atas
kebendaan
ASAS–ASAS HUKUM PERDATA
1. Kebolehan/mubah (QS. al Baqarah (2):185, 286).
Kebolehan melakukan semua hubungan perdata sepanjang tidak dilarang oleh Islam.
2. Kemashalatan hidup.
Hubungan Perdata apapun dapat dilakukan asal mendatangkan kebaikan dan berguna bagi kehidupan manusia dan masyarakat, walau tidak ada ketentuannya dalam al- Qur’an & Hadits.
3. Kebebasan & kesukarelaan
Setiap hubungan perdata harus dilakukan secara bebas dan sukarela (QS. An Nisa (4):29).
ASAS–ASAS HUKUM PERDATA
4. Menolak mudharat dan mengambil manfaat
Hubungan perdata yang mendatangkan kerugian harus dihindari dan mengembangkan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
5. Kebajikan (QS. Al Maidah (5): 90)
Setiap hubungan perdata harus mendatangkan kebaikan kepada seluruh pihak.
6. Kekeluargaan/ kebersamaan yang sederajat (QS. Al Maidah (5): 2) Hubungan perdata antara para pihak dianggap sebagai anggota satu keluarga.
ASAS–ASAS HUKUM PERDATA
7. Adil dan berimbang
Tidak boleh ada unsur penipuan dan penindasan. Hasil yang diperoleh harus berimbang dengan usaha yang dilakukan.
8. Mendahulukan Kewajiban dari hak Menghindari wanprestasi.
9. Larangan merugikan diri sendiri dan orang lain (QS. Al Baqarah (2): 188, al Baqarah (2): 195, Ali Imran (3): 130, an Nisa (4): 2, an Nisa (4): 29, al Maidah (5): 2, at Tahrim (66): 6)
Para pihak yang melakukan hubungan perdata tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain.
ASAS–ASAS HUKUM PERDATA
10. Kemampuan berbuat dan bertindak
Subyek hukum yang mukallaf (mampu memikul hak dan kewajiban).
11. Kebebasan berusaha
Setiap orang bebas berusaha dan mempunyai kesempatan yang sama untuk menghasilkan sesuatu yang baik bagi dirinya dan keluarganya.
12. Mendapatkan sesuatu karena usaha dan jasa (QS. al An’am (6): 164, al Anfal (8): 26, an Nahl (16): 72, al Isra’ (17): 15, 19, Fatir (35): 18, az Zumar (39): 7, Ghafir (40): 64, an Najm (53): 38, 59)
Seseorang akan mendapatkan hak berdasarkan usaha dan jasa yang dilakukannya sendiri/ bersama orang lain hanya usaha yang baik.
ASAS–ASAS HUKUM PERDATA
13. Perlindungan hak
Semua hak yang diperoleh seseorang dengan jalan halal dan sah harus dilindungi.
14. Hak milik berfungsi sosial (QS. at Taubah (9): 60, al Hashr (59): 7, adh Dhariyat (51): 19)
Hak milik tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk kesejahteraan sosial zakat, infak, shadaqah, waqaf.
15. Yang beritikad baik harus dilindungi
Orang yang melakukan perbuatan tertentu bertanggung jawab terhadap perbuatannya, tapi jika ada pihak yang tidak mengetahui cacat tersembunyi kepentingannya harus dilindungi dan berhak
menuntut sesuatu.
ASAS–ASAS HUKUM PERDATA
16. Resiko dibebankan pada harta, tidak pada pekerja
Berlaku juga pada perusahaan yang melakukan usaha kerjasama / persekutuan/ syirkah.
17. Mengatur dan memberi petunjuk
Ketentuan hukum perdata, kecuali yang bersifat ijbari, hanya bersifat mengatur dan memberi petunjuk kepada orang yang memanfaatkannya.
18. Tertulis dan diucapkan di depan saksi (QS. Al Baqarah (2): 282)
Hubungan perdata seharusnya dibuat dalam perjanjian tertulis di hadapan saksi-saksi bila dalam waktu yang lama/ tidak tunai.