• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK BENTUK DAN TATA RUANG RUMAH TRADISIONAL SUKU KAJANG DI BENTENG SOMBAOPU MAKASSAR

N/A
N/A
nabilafs

Academic year: 2023

Membagikan "KARAKTERISTIK BENTUK DAN TATA RUANG RUMAH TRADISIONAL SUKU KAJANG DI BENTENG SOMBAOPU MAKASSAR "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Suci Qadriana Ramadhani.:

Karakteristik Bentuk dan Tata Ruang Rumah Tradisional Kajang di Benteng Somba Opu Makassar 35

KARAKTERISTIK BENTUK DAN TATA RUANG RUMAH TRADISIONAL SUKU KAJANG DI BENTENG SOMBAOPU MAKASSAR

Suci Qadriana Ramadhani1

1 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, UIN Alauddin Makassar suciq.ramadhani@gmail.com

INFORMASI NASKAH:

Diterima Redaksi:

15 Agustus 2022 Revisi Akhir:

10 September 2022 Diterbitkan:

Cetak:

19 September 2022

Online

19 September 2022

Abstract

Abstract Traditional house is a building whose method of construction, function, structure and facade has its own characteristics and is passed down from generation to generation.

This study aims to determine the shape characteristics and layout of the Kajang in Fort Somba Opu. The method used is descriptive qualitative, namely describing the results of processing qualitative data. The type of activity carried out is observation activity to obtain observational data from the field, in this case at Fort Somba Opu, Makassar City. This activity examines one of the traditional buildings in that location, namely the Kajang Traditional House. Traditional architecture has consistency in terms of the physical building such as the selection of materials, ornaments, shapes and dimensions. This consistency comes from the form of community acceptance in the region. The conclusion obtained from this research is that the traditional Kajang house in Fort Somba Opu has characteristics that tend to be almost the same as the original traditional house in Tana Toa Kajang

Keyword: Characteristics, Traditional Houses, Kajang

Abstrak

Abstrak Rumah tradisional merupakan bangunan yang cara membangunnya, fungsinya, strukturnya dan fasadnya memiliki ciri tersendiri dan diwariskan secara turun temurun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bentuk, dan tata ruang Kajang yang berada di Benteng Somba Opu. Metode yang digunakan adalah desktiptif kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil olahan data kualitatif. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan observasi untuk memperoleh hasil pengamatan data dari lapangan, dalam hal ini di Benteng Somba Opu, Kota Makassar. Kegiatan ini meneliti salah satu bangunan Tradisional yang berada di lokasi tersebut yaitu Rumah Tradisional Kajang. Arsitektur tradisional memiliki kekonsistenan dalam hal fisik bangunan seperti pada pemilihan bahan bangunan, ornament, bentuk dan dimensi. Kekonsistenan tersebut hadir dari bentuk penerimaan masyarakat di wilayah tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitan ini adalah Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu memiliki karakterisrik yang cenderung hampir sama dengan rumah Tradisional asli yang ada di Tana Toa Kajang

Kata Kunci: Karakteristik, Rumah Tradisional, Kajang

PENDAHULUAN

Rumah tradisional merupakan bangunan yang cara membangunnya, fungsinya, strukturnya dan fasadnya memiliki ciri tersendiri dan diwariskan secara turun temurun. Seringkali bentukan rumah ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat yang memerlukan perlindungan terhadap binatang liar, kondisi alam yang kurang menguntungkan maupun ancaman senjata musuh. Bentuk rumah juga menyesuaikan dengan fungsi yang dapat menunjang aktivitas penghuninya secara optimal. (Said, 2004)

Rumah tradisional merupakan perwujudan aspek-aspek ritual, spiritual, kultural dan teknikal lokal yang menunjukkan bahwa rumah tradisional dibuat berdasarkan serangkaian tujuan yang kompleks dalam proses pembangunannya.

Arsitektur tradisional juga merupakan salah satu tradisi fisik yang tidak selamamya akan lestari, melainkan akan mengalami sedikit demi sedikit perubahan namun tetap mengupayakan karakter ini tetap terjaga sehingga benang merah masa lalu dan masa kini serta masa yang akan dating tetap berkesinambungan (Nurhuzna, 2017).

(2)

36

PROYEKSI ARSITEKTUR:Vol. 2 No. 2, September 2022 Oleh karena itu sering kali didapati rumah yang

berada jauh di luar dari Kawasan adat atau wilayah aslinya, memiliki variasi bentuk yang berkembang seiring waktu. Namun ciri khas yang dibawa biasanya tetap dapat membuat pengamat mengenali bentuk yang asli atau yang semestinya walaupun sudah mendapatkan banyak penambahan elemen rumah, baik untuk menunjang kebutuhan ruang yang semakin kompleks maupun untuk menunjukkan perbedaan dari rumah-rumah lainnya.

Rumah tradisional Kajang di tempat asalnya memiliki karakter bentuk yang hampir sama tetapi berbeda dari keseluruhan rumah- rumah yang ada di Sulawesi Selatan. Untuk melestarikan cagar budaya Sulawesi Selatan, maka dibuatlah sejumlah rumah tradisional yang masing-masing mewakili wilayah tertentu di Sulawesi Selatan yang memiliki rumah Tradisional.

Sehingga terdapat rumah-rumah tradisional dari berbagai daerah di Sulawesi-Selatan termasuk rumah tradisional Kajang yang dapat dipergunakan sebagai wahana ilmu pengetahuan dan sarana pariwisata.

Berangkat dari hal tersebut maka penelitian ini ingin melihat apa sajakah karakteristik dari rumah tradisional Kajang, Bagaimana bentik fasad yang sebenarnya dan bagaimana penataan ruang di dalam rumah Kajang; khususnya dalam hal ini, rumah Kajang yang dibangun jauh dari kawasan adat Bulukumba, yang terdapat di Benteng Somba Opu, Makassar.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bentuk, dan tata ruang Kajang yang berada di Benteng Somba Opu.

TINJUAN PUSTAKA

Arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang diwujudkan dari satu norma yang tetap dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi (Mangunwijaya, 2009).

Norma atau aturan tersebut akan tetap diikuti selama masih dianggap dapat menunjang kebutuhan masyarakat lokal.

Suatu kebudayaan yang mengalami sedikit perubahan dari waktu ke waktu merupakan suatu kondisi yang alami atau wajar, namun perubahan yang diharapkan

adalah yang tetap menjaga karakter inti dan melakukan penyesuaian dengan kondisi saat ini (Syani, 1995)

Rumah tradisional adalah warisan budaya dan arsitektur yang patut untuk dijaga keberlangsungannya, selain dapat menunjukkan identitas karena termasuk ke dalam identitas dari budaya bumi Indonesia, selain itu karena terdapat proses trial dan error dalam menghasilkan bentuk dan penataan ruangannya sehingga mampu melakukan adaptasi terhadap lingkungan dan tetap memberikan rasa nyaman dan aman kepada penghuni bangunan dalam kurun waktu yang lama (Ramadhani, 2021).

Arsitektur tradisional yang ada di Indonesia mempunyai kesamaan prinsip dalam mengartikan makna ruang hidup masyarakat.

Desain arsitektur tersebut dilatarbelakangi oleh kepercayaan dari leluhurnya yang berkembang.

Sebagian besar karya arsitektur tradisional Indonesia menggunakan material yang terdapat di lingkungan sekitar, sehingga menghasilkan bangunan yang ramah terhadap lingkungannya (Nurma, 2020).

Suatu suku ataupun lokasi dimana suku tersebut berdiam umumnya identik dengan unsur arsitektur nusantara yang dimilikinya (Asmendo, 2020). Bentuk rumah akan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan maupun iklim setempat. Tidak jarang pula, bahan material yang digunakan berasal dari material lokal, sehingga penampilan fasadnya memiliki karakteristik tertentu sebagai sebuah identitas yang dapat membedakan dengan bangunan yang lain.

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Rumah dalam posisinya pada hirarki Maslow dikatakan bahwa manusia seringkali mencari shelter/ peneduh atau tempat berlindung karena memerlukan perlindungan dan rumahpun dapat menampilkan jati diri dari pemiliknya. Rumah Tradisional Kajang merupakan rumah Vernakular yang memiliki kesamaan Teknik membangun dari sejak lampau. Sehingga bangunan yang didirikan memiliki pakem tersendiri yang tidak akan berubah jauh dari pakemnya walaupun didirikan di tempat lainnya.

Kelompok masyarakat ammatoa yang berdiam di Tana Toa Kajang Dalam adalah masyarakat Suku Kajang asli yang menjadi tolak ukur dari keaslian tradisi yang masih dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat Kajang. Suku ini mencintai alam dan lingkungan dimana hutan diperlakukan dengan istimewa dan tanah dianggap sebagai analogi dari ibu sehingga patut untuk dihormati. (Suriani dalam Ahuluheluw, 2018).

Kecamatan Kajang terbagi atas dua bagian daerah yaitu Daerah Kajang Dalam yang dihuni oleh masyarakat Adat Ammatoa yang masih memelihara tradisi dan nilai-nilai tradisional, sedangkan Daerah Kajang Luar adalah daerah yang sudah dapat menerima sedikit peradaban teknologi seperti listrik, kendaraan bermesin, baju berwarna dan alas kaki (Arisaputri,2018)

Dari beberapa banyak benteng di kerajaan Gowa, Benteng Somba Opu adalah benteng yang terbesar dan terkuat. Benteng SombaOpu adalah benteng utama Kerajaan Gowa, tempat kediaman Sultan atau Raja Gowa. Terdapat daya tarik dari benteng yaitu ada beberapa rumah adat yang terdapat pada empat etnis yakni Bugis, Mandar, Makassar dan Toraja di Sulawesi Selatan.

Adakalanya di rumah adat ini diadakan suatu acara yang melibatkan setiap kabupaten yang ada di Sulawesi selatan, dengan menggunakan masing-masing rumah adat yang telah ada di objek wisata Kawasan Benteng Somba Opu (Sudarwani, 2019) Salah satu rumah tradisional

(3)

Suci Qadriana Ramadhani.:

Karakteristik Bentuk dan Tata Ruang Rumah Tradisional Kajang di Benteng Somba Opu Makassar 37 yang terdapat di benteng Somba Opu dan dibuat

sedemikian rupa seperti di Kajang Luar (diluar kawasan adat kajang dalam). Dibuat dengan menyamakan bentuk rumah kajang Luar pada umumnya, dengan skala 1: 1.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah desktiptif kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil olahan data kualitatif.

Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan observasi untuk memperoleh hasil pengamatan data dari lapangan, dalam hal ini di Benteng Somba Opu, Kota Makassar. Kegiatan ini meneliti salah satu bangunan Tradisional yang berada di lokasi tersebut yaitu Rumah Tradisional Kajang.

Variabel yang diteliti adalah bentuk (fasad atau tampak bangunan berdasarkan pembagian rumah secara vertikal) dan tata ruang (denah dan zona ruang berdasarkan pembagian badan rumah secara horizontal). Selanjutnya akan dikomparasikan dengan rumah tradisional yang berada di Desa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Arsitektur tradisional memiliki kekonsistenan dalam hal fisik bangunan seperti pada pemilihan material, ornament, bentuk dan dimensi. Kekonsistenan tersebut hadir dari bentuk penerimaan masyarakat di wilayah tersebut. Sehingga kekonsistenan tersebut menjadi pembiasaan yang berkembang menjadi suatu tradisi. Bentuk rumah yang sudah dipertahankan dalam waktu yang lama bisa menjadi suatu standar atau pakem yang menjadi karakter tersendiri yang dapat menjadi penciri bagi dirinya sehingga dapat dibedakan dengan bentuk- bentuk rumah lainnya.

Tipe rumah tradisonal suku Kajang yang ada di lokasi adat yaitu TanaToa Kajang dalam, berbentuk panggung seperti bangunan tradisonal di Sulawesi Selatan pada umumnya yang mana bentuknya persegi panjang. Bentuk rumah panggung ini bertujuan untuk menghindari masalah-masalah dari lingkungan sekitar yang bisa mengancam penghuninya.

Karakter yang terlihat khas dari rumah Kajang adalah unsur homogenity atau kebersamaan baik dalam fasad rumah, dimana bangunannya sederhana, tidak memiliki hiasan dan bahan bangunan yang berada di ligkungan sekitar, tidak ada lapisan social di dalamnya, selain ketua adat di dalam Lembaga adat.

Gambar 1. Tampak Depan Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Salah satu rumah adat yang ada di Benteng SombaOpu adalah rumah Tradisional Kajang.

Tampilan Fasad rumah tradisional tersebut diantaranya adalah bentuk dasar dari atapnya adalah pelana dan memiliki timpa laja (keumuman bentuk atap rumah Sulawesi selatan). Badan rumah berbentuk persegi dengan ditopang oleh tiang-tiang lurus berbahan kayu dam memiliki ornament di bagian puncak atau nok atapnya

Gambar 2. Ornamen/hiasan atap Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Beberapa rumah di Kawasan adat Kajang juga memasang hiasan ini pada puncak atap, walaupun lebih banyak yang tidak memasangnya karena menjujnjung prinsip homogenity atau kesamarataan. Prinsip hidup ini juga tergambarkan pada rumahnya yang tidak menggunakan terlalu

(4)

38

PROYEKSI ARSITEKTUR:Vol. 2 No. 2, September 2022 banyak kombinasi cat dan material yang beragam,

karena ingin menjalankan konsep kesederhanaan.

Gambar 3. Sketsa Tampak Depan Rumah tradisional Kajang (Kiri: Benteng Somba Opu; Kanan: di TanaToa)

(Sumber: Olah Desain, 2022)

Dari perbandingan kedua gambar diatas, dapat dikatakan bahwa kedua rumah tersebut, baik rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu maupun rumah Kajang asli yang berada di Kajang Dalam, dusun Tana Toa memiliki karakter fasad yang hampir sama. Terlihat pada pembagian rumah secara vertikal yang tetap mengikuti rumah asli Kajang yaitu atap, badan dan kaki rumah.

Perbedaan yang terlihat jelas, hanya pada penambahan teras. Pada tampak depan rumah di Benteng Somba Opu ini terdapat teras yang lebih memiliki kemiripan dengan rumah Kajang yang berada di daerah Kajang luar.

Gambar 4. Teras Depan pada Rumah tradisional Kajang (Kiri: Somba Opu; Kanan: Kajang Luar TanaToa)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Grid rumah dari kiri ke kanan, terbagi tiga bagian yang dibatasi oleh empat tiang. Grid tengah pada rumah kajang di Benteng SombaOpu, terlihat lebih lebar dibandingkan sisi-sisi terluar, karena adanya penambahan teras di sumbu bangunan. Sehingga tampak simetris. Sementara pada bagian belakang terbagi atas empat bagian yang dibatasi oleh lima tiang yang juga susunannya terlihat simetris.

Gambar 5. Tampak Depan dan Belakang Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu

(Sumber: Olah Desain, 2022)

Pada tampak samping bangunan Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu, terlihat fasad ini terbagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh lima tiang. Bagian belakangnya terdapat sedikit peninggian dari ruangan yang ada di depannya. Karakter bentuk

(5)

Suci Qadriana Ramadhani.:

Karakteristik Bentuk dan Tata Ruang Rumah Tradisional Kajang di Benteng Somba Opu Makassar 39 ini sesuai dengan rumah pengembangan yang ada

di Kajang Dalam, dimana pada awalnya pembagian ruang dibagi menjadi tiga latta’ atau tiga bagian. Namun seiring dengan pengembangan Rumah Tradisional tanpa menghilangkan karakter, maka dibuatlah menjadi empat bagian.

Gambar 6. Tampak Samping Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu dan tala-tala

(Sumber: Olah Desain, 2022)

Pada tampak samping bangunan Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu, terlihat fasad ini memiliki teras pada bagian depan bagunan yang tersambung dengan tangga.

Beberapa rumah di Kajang Luar Tanatoa juga sudah menambahkan teras pada bagian depan bangunan agar dapat memaksimalkan fungsi ruang berkumpul dan bahkan dijadikan sebagai ruang persiapan apabila akan digelar sebuah acara.

Gambar 7. Tampak Samping Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu dan komparasi

bentuk Rumah di Kajang Luar TanaToa (Sumber: Olah Desain, 2022)

Pada penataan ruang di bagian siring atau kolong rumah, atau bagian terbawah rumah panggung, terlihat bahwa tiang-tiang yang berjumlah 24 tiang terbagi menjadi empat bagian ruang atau latta.

Pada bagian teras terdapat beberapa tiang -tiang kecil untuk menyokong beban teras dan jumlahnya berpasangan sehingga bernilai estetika dan simetris. Keindahan rumah ini ditunjukkan baik saat di fasad maupun untuk denah. Tata ruang ini masih mengikuti karakteristik Rumah Kajang luar yang berada di TanaToa, Bulukumba.

Terkadang Kolom ini difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan ternak, atau tempat untuk menenun atau dapat juga untuk memproses dan mengolah kayu hutan yang akan digunakan sebagai bahan perkakas atau perabot rumah.

Beberapa rumah di kajang Luar juga membuatkan wc sederhana di bagian belakang untuk kemudahan akses servis pada saat hanya beraktifitas dibawah badan rumah (kolong).

(6)

40

PROYEKSI ARSITEKTUR:Vol. 2 No. 2, September 2022

Gambar 8. Ruang Kolong Rumah tradisional Kajang (atas:Benteng SombaOpu, bawah: TanaToa Kajang)

(Sumber: Olah Desain, 2022)

Ruang pada bagian badan rumah tradisional Kajang memiliki bagian yang ditinggikan dibagian belakang (tala-tala)

Rumah tradisonal suku Kajang yang berada di Benteng Somba Opu terdiri atas empat petak yang diatur menjadi tiga petak (petak 2 dan 3 digabung untuk ruang tengah atau ruang keluarga) , yaitu:

1. Latta Riolo atau petak depan biasanya difungsikan khusus untuk menerima tamu dari luar sekaligus tempat menjamu tamu sehingga seringkali di rumah Kajang asli ditemukan Pa’palluang (dapur) pada bagian depan rumah untuk keterbukaan dan kejujuran agar tamu melihat apa yang telah dimasak oleh tuan rumah dan juga berfungsi sebagai tempat mencuci piring kotor. Namun, di Benteng Somba Opu peletakan dapurnya digeser ke petak belakang untuk menyatukan dengan kamar mandi sebagai area servis 2. Latta Tangnga merupakan ruang bagian

tengah mempunyai fungsi yang lebih besar seperti sebagai ruang perjamuan tamu yang di hormati atau keluarga (Pangda’kang), ruang makan (Pa’nganreang) dan juga sebagai tempat tidur laki-laki yang sudah dewasa atau remaja.

3. Latta Riboko/ tala-tala (kamar) merupakan bagian belakang badan rumah, yang biasa area ini difungsikan sebagai tempat tidur bagi anak gadis dan tempat tidur utama untuk orangtua atau suami istri pemilik rumah.

Untuk Laki-laki yang dewasa/ remaja yang belum berkeluarga dapat tidur di latta riolo

Gambar 9. Atas: Ruang pada badan Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu,

Bawah: Potongan membujur (Sumber: Olah Desain, 2022)

Rumah tradisional Kajang hanya memiliki rumah tunggal, apabila terdapat banyak anggota keluarga dan sudah tinggal di kawasan Kajang luar, maka pemilik dapat bebas menambahkan petak tiangnya, walaupun pada persepsinya, masyarakat kajang tetap menganggap rumahnya terbagi atap 3 petak, sesuai dengan pembagian yang telah disebutkan di uraian sebelumnya.

Hal lain yang dilakukan juga untuk dapat menampung semua tamu-tamu dari luar (ruang tunggu) maupun Gallarang (dewan adat yang memiliki gelar adat) pada saat aka dilaksanakan rapat, yaitu membuat rumah panggung kecil yang mirip dengan versi rumah tinggal.

Hal lain yang dilakukan adalah dengan penambahan teras untuk menunjang aktifitas lainnya seperti mengurusi hasil panen, membuat pintalan benang, atau masak bersama paara tetangg (biasanya dilakukan saat akan ada acara besar). Hal ini yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kajang Luar dan diikuti sebagai pakem Rumah tradisional di Benteng SombaOpu.

(7)

Suci Qadriana Ramadhani.:

Karakteristik Bentuk dan Tata Ruang Rumah Tradisional Kajang di Benteng Somba Opu Makassar 41 Gambar 10. Proyeksi Perspektif animasi 3D Rumah

tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu (Sumber: Olah Desain, 2022)

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitan ini adalah Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu memiliki karakterisrik yang cenderung hampir sama dengan rumah Tradisional asli yang ada di Tana Toa Kajang dalam. Pada fasad rumah, terdapat tiga pembagian rumah secara vertikal, yaitu atap, badan dan kolong. Jika disesuaikan dengan analogi anatomi tubuh manusia, maka pembagiannya adalah kepala, kaki dan badan. Sementara untuk pembagian fasad rumah secara horizontal, terdapat tiga bagian yang dibatasi oleh empat tiang- tiang yang berderet.

Rumah tradisional Kajang yang berada di Benteng Somba Opu secara khusus juga memiliki pembagian fasad secara horizontal yang hampir sama dengan rumah tradisional kajang pada umumnya. Pada bagian tengah, terlihat lebih renggang antara satu tiang dan lainnya dibandingkan dengan bagian pinggir yang berada di samping kiri dan kanan fasad rumah. Selain mendapatkan keumuman karakteristik rumah Kajang, juga didapatkan penambahan atau perubahan sedikit bentuk atau ruangan tambahan berupa teras pada bagian depan.

Karakteristik penataan ruang yang dapat disimpulkan pada rumah tradisional Kajang yang di Benteng Somba Opu adalah terdapat bagian yang ditinggikan pada bagian atau latta’ rumah paling belakang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahuluheluw, M. (2018, August). Amma Toa- Budaya (Kearifan Lokal) Suku Kajang Dalam Di Bulukumba Sulawesi Selatan.

In Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Peranan Psikologi Bencana Dalam Mengurangi Risiko Bencana (pp.

54-67).

Arisaputri, S. B. N. (2018). Pola Ruang Permukiman Berdasarkan Kearifan Lokal Kawasan Adat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba (Doctoral dissertation, ITN Malang).

Asmendo, F., & Ishar, S. I. (2020). Studi Komparasi Tipologi Arsitektur Rumah Limas di Provinsi Lampung dengan Rumah Limas di Sumatera Selatan. Jurnal Arsitektur, 10(2), 95-106.

Mangunwijaya, Y. B. (2009). Wastu Citra.

Gramedia Pustaka Media. Jakarta

Nurma, I. (2020). Analisis Tipologi Dan Kebutuhan Kayu Pada Rumah Tradisional Suku Kajang Desa Tanah Toa Kecamatan Kajang.

Ramadhani, S. Q., & Abdullah, S. (2021). Peranan Komponen Tiang Diagonal di Rumah Adat Tradisional Kajang Dalam Menghadapi Beban Lateral. Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi, 15(1), 25- 33.

Sugiono. (2007). Metode penelitian pendidikan:

Pendekatan kuantitatif, kualitati, dan R&D.

Bandung:

Syani, A. (1995). Sosiologi dan Perubahan Masyarakat,Suatu Interpretasi ke Arah Realita Sosial.PT Pustaka Jaya. Jakarta Said, A..A., (2004). Simbolisme Unsur Visual

Rumah Tradisional Toraja, Ombak Yogyakarta.

Sudarwani, M. M., & Eni, S. P. (2019). Revitalisasi Kawasan Benteng Somba Opu Sebagai Kawasan Bersejarah Peninggalan Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan.

Tika, Z. (2013). Ammatoa. Makassar: Lembaga Kajian Budaya Sulawesi Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1749 Secara umum bentuk serta tata ruang bangunan ini tidak berbeda dengan bangunan Bale Daja pada arsitektur tradisional Bali daratan

Konsep Rumah Tradisional dalam suatu lingkungan permukiman kecil suku Dani di Wamena disebut lingkungan satu keluarga yang terdiri dari bapak, istri, anak dan keluarga yang

34 PROVINSI di INDONESIA BESERTA PAKAIAN, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL, SUKU DAN BAHASA DAERAH 1.Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) Ibukota nya adalah Banda

Kasus I, garis sumbu dibentuk oleh penempatan kolom sejajar bangunan membentuk 3 bagian rumah induk yaitu serambi depan, serambi tengah dan serambi belakang

Tipe ini adalah rumoh Aceh yang sudah mengalami modifikasi dengan perubahan yang bersifat penambahan ruang baik itu pada bagian belakang, samping dan bagian bawah rumah (Gambar

Hasil yang didapatkan adalah ada beragam aktivitas ekonomi yang terjadi di rumah tradisional Kudus, mulai dari perdagangan palawija, tembakau, industri rokok, industri

Rumah ini menarik diteliti karena rumah ini merupakan rumah Jawa tradisional dan masih asli dengan atap joglo tetapi memiliki tata keruangan yang berbeda rumah

34 PROVINSI di I di INDONESIA NDONESIA BESERT BESERTA P A PAKAIAN, AKAIAN, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL, SUKU DAN BAHASA