Epidemiologi Kebidanan
UKURAN
ASOSIASI
& DAMPAK
Anita PD Nugroho, SKM, M.KES
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
Januari 2024
Tujuan
Pembelajar an
Mampu memahami dan
menjelaskan ukuran asosiasi dan ukuran dampak.
0 2
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Pokok
Bahasan
0 3
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
1.Ukuran relatif
2.Ukuran dampak
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
1. Ukuran Relatif
4
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Asosiasi
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
• Ukuran asosiasi digunakan mengukur efek paparan/pajanan/exposure suatu penyakit
• Ukuran asosiasi disebut juga ukuran efek
• Mengukur efek dari suatu paparan yang dianggap meningkatkan atau menurunkan output penyakit yang diteliti
• Jenis paparan berhubungan dengan karakteristik melekat individu (usia, ras, jenis kelamin), karakteristik biologis (imunitas),
karakteristik didapat (pendidikan, pekerjaan), aktivitas, kondisi tinggal (status sosial ekonomi, akses yankes), dll
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0
4
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Esensi:
Ukuran asosisasi: membandingkan kejadian penyakit antara satu
kelompok dengan kejadian penyakit di kelompok lain (bisa dua atau lebih kelompok dengan berbagai derajat paparan).
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Asosiasi terdiri dari 3 yaitu:
1. Asosiasi positif: jika kelompok yang terpajan memiliki insiden
penyakit yang lebih tinggi daripada kelompok yang tidak terpajan.
2. Asosiasi negatif: jika kelompok yang terpajan memiliki insiden
penyakit yang lebih rendah daripada kelompok yang tidak terpajan.
3. Tidak ada asosiasi (netral): jika kelompok yang terpajan memiliki insiden penyakit yang sama dengan kelompok yang tidak terpajan.
Kunci analisis:
Membandingkan kelompok yang diamati dengan kelompok lain yang mewakili apakah kelompok yang terexpose dengan tidak terexpose atau membandingkan kelompok yang mengalami efek dan tidak
mengalami efek.
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Ukuran relatif (ukuran rasio):rasio dua frekuensi penyakit
membandingkan kelompok
terpajan dengan kelompok tidak terpajan.
Ukuran absolut: perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit suatu
kelompok terpajan dan kelompok yang tidak terpajan ukuran
dampak
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
1. Risk Ratio
• Disebut juga relative risk
• Membagi risiko pada kelompok 1 (insiden kumulatif, attack rate) dengan risiko pada kelompok 2 (insiden kumulatif, attack rate)
• Kelompok 1: kelompok terpajan, kelompok 2: kelompok tidak
terpajan, contoh: kelompok 1 merokok, kelompok 2 tidak merokok
• Digunakan dalam disain penelitian kohort prospektif (Risk Ratio dan Rate Ratio) mencari etiologi penyakit
• Cara perhitungan risk ratio yaitu insiden kumulatif pada kelompok yang terekspos dibagi dengan insiden kumulatif pada kelompok
yang tidak terekspos.
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Relatif
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Rumus Risk Ratio:
Tabel 2x2 perhitungan risk ratio
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Tabel silang 2x2:
Kelompok/ individu yang terpapar (a+b)
Kelompok/ individu yang tidak terpapar (c+d) Keterangan;
a terpapar dan mengalami penyakit
b terpapar namun tidak mengalami penyakit c tidak terpapar mengalami penyakit
d tidak terpapar dan tidak mengalami penyakit
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Interpretasi:
RR = 1 Menunjukkan kejadian penyakit pada kelompok terpajan dan tidak terpajan tidak ada asosiasi
RR > 1 Menunjukkan positif asosiasi, disebut juga ada faktor risiko, ada/terjadi peningkatan risiko pada kelompok terpajan
RR < 1 Menunjukkan negatif asosiasi, disebut juga ada faktor protektif, ada/terjadi penurunan risiko
pada kelompok terpajan
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Contoh kasus:
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan kejadian Infark myocard.
Insiden pada kelompok terpajan adalah a/a+b = 180/(180+9820)=180/10.000
= 0,018
Insiden pada kelompok tidak terpajan adalah c/c+d = 30/(30+9970) = 30/10.000
= 0,003 Maka RR = 0,018/0,003 = 6
Tekanan darah
Infark Myocard
+ -
Hipertensi 180 (a) 9820 (b)
Normal 30 (c) 9970 (d)
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Interpretasi:
Orang dengan tekanan darah hipertensi meningkatkan risiko 6 kali
lebih besar untuk terkena infark myocard dibandingkan dengan orang tekanan darah normal.
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
2. Rate Ratio
• Membandingkan insiden rate/insiden densitas (person time-rate) pada kelompok yang terekspos dibagi dengan insiden rate pada kelompok yang tidak terekspos.
• Rate kelompok dibagi terdiri dari kelompok yang terpajan dengan kelompok yang tidak terpajan kemudian mengamati status
penyakit/ efeknya. Dalam perhitungan insiden rate menggunakan person time pada penyebutnya.
• Pahami isi kasus apakah retrospektif atau prospektif
• Rate ratio digunakan untuk studi kohort prospektif
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Relatif
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Rumus Rate Ratio:
Tabel 2x2 perhitungan Rate Ratio
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Contoh soal:
Tingkat insiden rate kegagalan kemoterapi Ca mamma pada perokok per 1000 orang tahun yaitu 82,6 dan insiden rate kegagalan
kemoterapi Ca mamma pada yang tidak merokok per 1000 orang
tahun yaitu 55,3. Maka rate ratio kegagalan kemoterapi Ca mamma adalah...
Jawab:
Perokok adalah kelompok terpajan, tidak merokok sebagai kelompok tidak terpajan
IR perokok: 82,6 per 1000
IR tidak perokok: 55,3 per 1000
Artinya, orang yang merokok berisiko 1,5 kali mengalami kegagalan kemoterapi Ca mamma dibandingkan dengan orang yang tidak
merokok.
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
3. Odds Ratio (OR)
• Ukuran asosiasi yang digunakan pada disain kasus kontrol
• Isi kasus atau data yang digunakan retrospektif atau melihat status penyakit terlebih dahulu lalu melihat faktor risiko di masa lalu
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Relatif
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Rumus Odds Ratio:
Tabel 2x2 perhitungan Odds Ratio pada kasus kontrol
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Cara interpretasi:
- OR = 1 : tidak ada asosiasi (kejadian
penyakit pada kelompok terpajan dan tidak
terpajan tidak ada asosiasi)
- OR > 1 : asosiasi positif (meningkatkan risiko
pada kelompok terpapar) - OR < 1 : asosiasi negatif/
protektif (menurunkan risiko pada kelompok terpapar)
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Contoh kasus:
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan kejadian Infark myocard.
Maka OR = ad/bc = (180x9970)/(9820x30) = 1.794.600/ 294.600 = 6,09 = 6,1
Interpretasi:
Orang yang hipertensi meningkatkan risiko kasus myocard infark sebesar 6,1 kali dibandingkan dengan orang yang tidak hipertensi.
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
4. Prevalens Ratio (PR)
• Merupakan prevalens penyakit pada kelompok terpapar dibagi dengan prevalens pada kelompok tidak terpapar
• Ukuran asosiasi PR digunakan pada disain cross sectional dimana pajanan dan status penyakit diamati pada saat bersamaan
• Disain cross sectional digunakan prevalensi kasus > 10% (kasus banyak)
• Rumus sama seperti perhitungan Risk Ratio
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Relatif
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Rumus Prevalens Ratio:
Tabel 2x2 perhitungan Prevalens Ratio
Ket: E : Exposure D : Disease
NE : Non Exposure ND : Non Disease
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Cara interpretasi:
- PR = 1 : tidak ada asosiasi (kejadian
penyakit pada kelompok terpajan dan tidak
terpajan tidak ada asosiasi)
- PR > 1 : asosiasi positif (meningkatkan risiko
pada kelompok terpapar) - PR < 1 : asosiasi negatif/
protektif (menurunkan risiko pada kelompok terpapar)
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Contoh kasus:
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan kejadian Infark myocard.
PR terpajan = 180/(180+9820) = 0,018
PR tidak terpajan = 30/(30+9970) = 0,003 Maka PR = 0,018/0,003 = 6
Interpretasi:
Orang dengan hipertensi 6 kali lebih besar untuk
terkena infark myocard
dibandingkan dengan orang dengan tekanan darah
rendah.
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
4. Prevalens Odds Ratio (POR)
• Merupakan prevalens penyakit pada kelompok terpapar dibagi dengan prevalens pada kelompok tidak terpapar
• Ukuran asosiasi POR digunakan pada disain cross sectional dimana pajanan dan status penyakit diamati pada saat bersamaan
• Disain cross sectional digunakan prevalensi kasus < 10% (kasus jarang)
• Rumus sama seperti perhitungan Odds Ratio
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Relatif
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Rumus Prevalens Odds Ratio:
Tabel 2x2 perhitungan Prevalens Odds Ratio
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Cara interpretasi:
- POR = 1 : tidak ada asosiasi (kejadian
penyakit pada kelompok terpajan dan tidak
terpajan tidak ada asosiasi)
- POR > 1 : asosiasi positif (meningkatkan risiko
pada kelompok terpapar) - POR < 1 : asosiasi
negatif/ protektif
(menurunkan risiko pada kelompok terpapar)
2. Ukuran Dampak
2 6
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
• Ukuran dampak digunakan untuk pengambilan keputusan atau
pendanaan pada program-program pencegahan penyakit. Contoh:
berapa banyak risiko kanker paru-paru yang dialami perokok yang dikaitkan dengan merokok.
• Menggambarkan risiko penyakit yang diharapkan dapat dicegah dan jika mampu mengeliminasi pajanan. Contoh: gangguan gizi pada
skurvi, asbetosis pada lingkungan, infeksi akibat campak, dll, dimana tidak selalu penyebab dapat dihilangkan karena tidak mengetahui
cara menghilangkannya, susah atau mahal, dan penyebabnya kompleks
• Untuk mengukur dampak kesmas harus terdapat asumsi hubungan sebab akibat antara pajanan dan masalah kesehatan
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0
4
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
• Risiko atribut bermanfaat untuk memperkirakan besar risiko yang dapat dihindarkan bila atribut yang dianggap sebagai faktor
penyebab penyakit dapat dihindarkan
• Penting untuk edukasi kepada masyarakat tentang manfaat yang diperoleh apabila faktor penyebab penyakit dihilangkan
• Penting untuk menyusun rencana pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengurangi atribut/ faktor yang dianggap
sebagai penyebab timbulnya penyakit.
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0
4
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Ukuran dampak yang sering digunakan adalah:
1. Attributable Risk
2. Population Attributable Risk
Ukuran dampak=ukuran absolut, contoh:
Laki-laki tersebut 50 kg lebih berat daripada perempuan atau
perempuan 50kg lebih ringan dari laki-laki absolut berbeda 50 kg.
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
1. Attributable Risk
• Ukuran absolut (perbedaan risiko)
• Attributable Risk = Risk Difference = Excess Risk = Absolute Risk
• Diperoleh dengan menghitung selisih angka insidensi kelompok
terpajan dan angka insidensi kelompok tidak terpajan dan hasilnya dianggap sebagai akibat pemaparan oleh faktor penyebab penyakit (atribut)
Contoh: hubungan antara Ca Paru dengan perilaku merokok
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
• Dari 100 orang perokok berat ditemukan sebanyak 5 orang yang menderita karsinoma paru-paru maka besarnya risiko yaitu
(5/100)=0,05 Insiden pada kelompok terpajan
• Dari 100 orang bukan perokok ditemukan sebanyak 2 orang yang menderita karsinoma paru-paru maka besarnya risiko
(2/100)=0,02 Insiden pada kelompok tidak terpajan Maka: Attributable risk = 0,05-0,02=0,03
Kesimpulan : Dapat dinyatakan bahwa 3% insidensi karsinoma paru- paru disebabkan karena merokok
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
Rumus Attributable Risk:
Attributable Risk hanya cocok untuk penyebab tunggal tetapi tidak cocok untuk faktor risiko lebih dari satu.
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
2. Attributable Risk Percent (AR%)
• Proporsi penyakit diantara yang expose yang berhubungan dengan exposurenya
• Proporsi dari penyakit diantara yang terexpose yang dapat dicegah jika exposurenya di eliminasi
Rumus:
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
3. Population Attributable Risk
• Risiko penyakit dalam populasi (Ex dan Nex) yang dianggap berhubungan dengan exposure
• Jumlah kasus penyakit diantara populasi yang diteliti yang dapat dieliminasi jika exposure dieliminasi dari populasi
Rumus:
IRt=Insiden Rate total IKt= Insiden Kumulatif total
IRne=Insiden Rate pada IKne= Insiden Kumulatif pada kelompok tidak terpajan kelompok tidak terpajan
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
4. Population Attributable Risk Percent (PAR%)
• Proporsi penyakit dalam populasi yang berkaitan dengan exposure
• Proporsi penyakit dalam populasi yang bisa dicegah jika mengeliminasi exposure
Rumus:
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Ukuran Dampak
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Contoh kasus:
Suatu penelitian tentang merokok dengan PJK pada 3000 perokok dan 5000 bukan perokok
Maka AR = IR P – IR NP = 28 -17,4 = 10,6 per 1000 penduduk Interpretasi AR:
Diantara perokok: 10,6 dari 28 per 1000 kejadian PJK berkaitan dengan merokok
Diantara perokok: 10,6 dari 28 per 1000 kejadian PJK dapat dicegah jika merokok di eliminasi.
PJK Non PJK Total Insiden per 1000 penduduk per tahun
Perokok 84 2.916 3.000 84/3.000 = 28 per 1000 ins.
Ex
Non Perokok 87 4.913 5.000 87/5.000 = 17,4 per 1000 ins. Non Ex
Total 171 7.829 8.000 171/8.000 = 21,4 per 1000 ins. total
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
AR % = (10,6/28) x 100% = 37,8% = 38%
Interpretasi AR%:
• Diantara perokok : 38%
kejadian PJK berkaitan dengan merokok
• Diantara perokok : 38%
kejadian PJK dapat dicegah jika merokok di eliminasi
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
PAR = 21,4 -17,4 = 4,0 Interpretasi PAR:
• 4,0 dari 21,4 kejadian PJK di populasi berkaitan dengan merokok
• 4,0 dari 21,4 kejadian PJK di populasi dapat dicegah jika merokok di eliminasi
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
PAR% = (4,0/21,4) x 100% = 18,69% =19%
Interpretasi PAR%:
• 19% kejadian PJK berkaitan dengan merokok di populasi
• 19% kejadian PJK dapat dicegah jika merokok di eliminasi
0 5
SEMIN AR
PROPOS AL
UNIVERSITAS RESPATI
INDONESIA
Catatan:
Atributable Risk (AR)
Risiko penyakit pada individu yang terpajan
Population Atrributable Risk (PAR)
Risiko penyakit dalam populasi
(Exposure dan Non exposure)
Terima
Kasih