*
t* '?
ry
d:r
..:
'z-t -J
G'
\ \
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi Ke-4 2011
Prof. DR.
Dr.Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A (K) Prof.
Dr.Sofyan lsmael, Sp.A (K)
-*ffi*-
SAGUNGSETO
D a s ar -D a s ar M et o d ol o gi P eneliti an Klini s
Sudigdo Sastroasmoro O 2011 CV. Sagung Seto P.O. Box 4661 llakarta 10001 Telp. (021) 8577251
Email : admsagung@sagung.co.id AnggotalKAPI
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Rancangan kulit dan tata letak Siswanto BW, Sudigdo Sastroasmoro
Edisi pertama tahun 1995
Edisi kedua tahun 2002
Edisi kedua tahun 2002, cetakan kedua tahun 2006
Edisi ketiga tahun 2008
Edisi keempat tahun 2011
ISBN :
978-602 8674-54-6Kutipan pasalT2l.
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (Undang-Undang No.19 Tahun 2002)
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.5.000.000,00 (lima miliar rupiah). Barangsiapa dengan sengaja
'
menyiarkan, memamerkan, mengedarkan , atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus iuta rupiah)'iii
Pnaxara
Dalam tiga
dasawarsaterakhir ini literatur tentang metodologi
penelitian kedokteran dan kesehatan lebih rnarak ketimbang masa sebelumnya. Tidak dapatdipungkirihal
tersebut dipicu dan dipacuoleh berkembangnya epidemiologi klinik, yang kemudian
berkembang menjadi euidence-b ased medicine. B any akjurnal ilmiah kedokteran
sekarangyang menyediakan halaman yang cukup untuk
diskusi dan debat tentang metodologi penelitian daneoidence- based medicine.Buku-buku metodologi penelitian klinis mutakhir juga
telah mengakomodasi perkembanganbaru
tersebut.Di
tengah perkembangan yang menarikitulah
edisi keempatbuku
Dasar-DasarMetodologi Penelitian Klinis hadir. Tidak
berbeda dengan edisipertama kedua
dan ketiga, edisi keempatini
masihhadir dengan pendekatan praktis. Pembaca yang ingin
memperdalam pengetahuan
metodologi penelitian, epidemiologi klinik,
dan eaidence-based medicine harus membacaliteratur
terbaru.Kami menyampaikan
penghargaan kepada semuapenulis
edisi pertamabuku iru,
yangmeskipun
sebagian sudah meninggalkankita,
nama merekamasih kami
pertahankan. Nama-namayang telah wafat kami beri tanda '. Kepada para penulis yang baru
bergabungkami
sampaikanterima
kasih.Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para
pembacayang telah
menyampaikankritik
dan masukan kepadakami.
Semogabuku ini tetap dapat mengisi kebutuhan buku
sejenis yang berbahasa Indonesia.
20
Juni
2011SS
SI
lv
PENcnNTAR
Sejak diterbitkan buku Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis lebih dari
16 tahun yanglalu,
Pimpinan DepartemenIImu
KesehatanAnak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RSDr. Cipto Mangunkusumo mendapat banyak masukan dari berbagai pihak yang umumnya menyatakan bahwa buku ini
bermanfaat
untuk
membanfu pemahamanmetodologi
penelitian bagi pemula.Di luar
perkiraan kami,buku ini juga diminati
oleh Peserta PendidikanDokter
Spesialis selainIlmu
Kesehatan Anak, bahkan juga dijadikan olehbanyak penelitiklinis
yang lebih senior.Dalam edisi ke-3 banyak ditambahkan perkembangan baru dalam metodologi penelitian serta epidemiologi
klinik,
karena jumlah dan variasi materinya cukup banyak, maka susunan bab-bab berubahdibandingkan
dengan edisi sebelumnya. Dalam edisi ke-4ini pun
ditambahkan satu babbaru
tentang PenelitianKualitatif.
Beberapa penulis yang berperan aktif dalam edisi sebelumnya sudah
wafat, beberapa lainnya sudah pensiun, dan ada pula yang mengundurkan diri dari
BagianIlmu
KesehatanAnak
FakultasKedokteran Universitas Indonesia -
RSCipto Mangunkusumo'
Namun para penyunting masih menyertakan nama-nama tersebut, dengan niat baik sebagai penghormatan dan penghargaan terhadapapayangtelah
mereka sumbangkan dalam edisi pertamabuku
ini.Akhirnya
sebagaiPimpinan
Departem'en sayamenyampaikan selamat kepada para penulis dan penyunting yang telah rela
berjerih payah melakukan revisibuku ini.
Semoga apa yang telahkita lakukan dapat dipetik manfaatnya oleh semua peminat
penelitianklinis.
Dr. Bambang Supriyatno, SpA(K)
Ketua DepartemenIlmu
KesehatanAnak
Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaDarren IsI
Prakata iii
Pengantar i7)
DaftarIsi 7)
Bab
1
Penelitian dalam bidang kedokteran dankesehatan
'l'Iskandar Wahidiyat, Sofyan Ismael, Hans E Monintja
Bab
2
Inferensi: dari sampel kepopulasi
'1,3Sudigdo Sastroasmoro
Bab
3 Usulanpenelitian
31Sudigdo Sastroasmoro, Djajadimin Gatot, Nartono Kadri, Purnamawati S Pudjiarto
Bab
4
Pengukuran dalampenelitian
66Alan R Tumbelaka, M Hardjono Abdoerrachmann, Abdul Latiel Maria Abdulsalam, Darlan Darwis
Bab
5 Pemilihansubyekpenlitian
88Sudigdo Sastroasmoro
Bab
6
Desainpenelitian
'l'04Husein Alatas, WT Karyomanggolo, Dahlan Ali
Musa, Aswitha Boediarso, Ismet N Oesman
Bab
7
Studicross-sectional
130Muhamad Vinci Ghazali, Suharyono Sastromihardio, Sri Rochani S, Titi Soelaryo, Hariarti Pramulyo
Bab
8
Penelitiankasus-kontrol
l+6Rulina Suradi, Corry M Siahaan, Rachma F Boedjang, Sudiyanto, Iswari Setyaningsih, Soepardi Soedibjo
Bab
9 Studikohort
167Taralan Tambunan, Taslim S Soetomenggolo, Jimmy Passat,
I
Suharti AgusmanBab
10 Ujiklinis .
't'87Sri Rezeki Harun, Sukman T Putra, Adnan S Wiharta, Imral Chair
vt
Bab
1L
Uiidiagnostik
219Hardiono D Pusponegoro, I G N Wila Witya, Anton H Pudjiadi, |ulfina Bisanto, Siti Z Zulkamain
Bab
12
Analisiskesintasan
245Sudigdo Sastroasmoro, Agus Firmansyah, Mardjanis Sai4 Arwin P Akib, Syawitri P Siregar
Bab
L3
Metaanalisis
265Sudigdo Sastroasmoro
Bab
14 Penelitiankualitatif
287Nastiti Kaswandani, Sudigdo Sastroasmoro
Bab
L5 Variabeldanhubunganantar-variabel
298Sudigdo Sastroasmoro, Asril Aminullah, Yusuf Rukman, Zakiudin Munasir
Bab
L6 Pemilihanujihipotesis
324Alan R Tumbelaka" Pandu Riono, Muljono Wirjodiardjo, Partini Pudjiastuti, Kemas Firman
Bab
17
Perkiraan besarsampel
348Bambang Madiyono, S Moeslichan Mz
Sudigdo Sastroasmoro, I Budiman, S Harry Purwanto
Bab
L8
Penerapan etika dalampenelitian
383Sri Oemijati, Samsudiru M Sutan Assin LA Tamaela Sri S Nasar
Bab
19
Penulisan hasilpenelitian
392Sudigdo'Sastroassmoro/ Yani A Kasim
Bab
20
Penulisanrujukan
418.
Sunoto, jose RL Batubara, EM Dadi SuyokoBab
2l
Kesalahan metodologis dalampenelitian
432Sudigdo Sastroasmoro
Bab
22
Telaah kritis makalah kedokteran(1)
452 Sudigdo SastroasmoroBab
23
Telaah kritis makalah kedokteran(2)
469 Sudigdo Sastroasmorovii
Bab
24
Dari penelitian ke praktik kedokteran Dody FirmandaBab 25'Value-basedmedicine Sudigdo Sastroasmoro Kamus istilah
Lampiran Penjurus
481
489
498 509 51,5
viii
Bab 1 - Penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Iskandar Wahidiyat, Sofyan Ismael Hans
EMonin$a
'ftmu
pengetahuanselalu berkembang oleh karena
manusiaI diu.rug"rahi
akal oleh Tuhan dan mempunyai sifat selaluingin
I tahu, suatu hal yang membedakan manusia dari
hewan.LManusia
selaluberpikir
dan selaluingin
mencoba mengaitkan antara fakta atau fenomena dengan teori yang diketahuinya.Makin
banyak teori yangdimiliki
oleh manusia dengan makin banyaknya membaca dan makin banyak fakta yang diperolehnya, akanmakin tinggi pula
pengetahuannya,
danmakin
besarpula
rasaingin tahunya.
Setiapfakta baru yang diperoleh akan mempertinggi tingkat
teori yang dibuatnya; dengan demikianilmu
pengetahuan akan senantiasa berkembangtidak
ada hentinya.PENTEUBANGAN ILMU PENGETAHUAN Ilmu
pengetahuan yang tertulismula-mula
berasaldari
kitab-kitab suci. DalamAl
Qur'anulKarim kita
temukan banyak sekali sumberilmu
yang menjadi cikal-bakal pelbagaiilmu
pengetahuan seperti filsafat,biologl ilmu-ilmu
sosial, hukum, antropologi, kesehatan, obat- obatan, astronomi, ddnlain-lain.
Pengetahuan tersebut lambat-laun berkembang serta bercabang menjadi 2 kelompok besarilmu, yakni
kelompokilmu
alamiah serta kelompokilmu
pengetahuan budaya.P enelitian dalam bidang kedoktsr an dan kesehatan
Ilmu-ilmu
alamiah berkembang antara lain menjadiilmu
kimia, fisika, dan kedokteran. Pengetahuan budaya berkembangmenurut norma-norma
yangberlaku (yakni bersifat normatif). Di
antara kedua sifatini
kemudianmuncul ilmu-ilmu
sosial, yang sebagianmemiliki
karakteristikilmu
alamiah (empiris) dan sebagianbersifatnormatif. Baik ilmu alamiah maupun ilmu budaya mempunyai
sifat terbuka,ber:'ar, dan dapat dipercaya.PnNTUTIAN DATAM BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Skema
pada Gambar L-1
secaraumum memperlihatkan pola
perkembanganpelbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu
alamiah,sosial, maupun budaya, yang bersumber pada pengetahuan agama yang telah berlangsung selama ber abad-abad, sesuai dengan
tingkat
kemajuanumat
manusia padatiap kurun
zaman. Pada Tabel 1--L dapatdilihat
rangkuman pelbagai jeniskarakteristik
dasar cabang- cabangilmu
alamiah, sosial, dan budaya.Gambar 1.-1. Pohon pengetahuan, melukiskan secara umum perkembangan dan percabangan ilmu yang bersumber pada pengetahuan agama.
I sknnd ar W ahidiy at dkk.
Tobel
l-1. Koroklerislik
umumpelbogoi disiplin ilmu
llmu-ilmu olqmioh llmu sosiol Pengelohuon budoyo Pendekolqn:
Empiris (Sesungguhnyo) Tuiuon:
Mempeloiori keteroluron
/
kelerongon dolom olom semesloConloh:
Anotomi, fisiko, ilmu posti, ilmu kedokteron, kimio, geologi
Pendekoion:
Empiris-Normotif Tuiuon:
Mempeloiori kelerqturon dolom hubungon ontor- monusio
Conloh:
llmu politik, sosiologi, ekonomi, ontropologi, demogrofi, psikologi
Pendekclon:
Normofif (Seboiknyo) Tuiuon:
Mempeloiori peristiwe don pernyoloon budoyo yong dionggop unik Conloh:
Pengetohuon ogomo, folsofoh, hukum, seni soslro, seni musik, seni tori
ITUU DAN PENELITIAN
Secara
umum penelitian bertujuan untuk mengembangkan
khazanahilmu
dengan memperoleh Pengetahuan berupa fakt abaru, sehinggakemudian
dapatdisusun teori,
konsep,hukum,
kaidah atau metodologi yang baru.Dari
sini pula dapat diperoleh masalah baru yang kelak harus dipecahkan dengan penelitian. Fakta memang menunjukkan bahwa setiaP hasil sebagai jawaban atas masalah yangdiperoleh
dengan caramelakukan penelitian
akan mengundang pertanyaan atau masalah baru.llrnu
(science) dan Penelitian (research)tidak
dapat dipisahkan.Ilmu
tidak akanberkembang tanpa Penelitian, sebaliknya penelitian tidak akan ada apabila tidakberada di dalam kerangka ilmu tertentu.Meskipunbanyak sekali definisi tentang
ilmu
danpenelitian, narRun secaraumum dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan filosofi,
sedang penelitian merupakan tindakan (action) yarrg berguna
untuk
membangun serta mengembangkanilmu
penigetahuan-4 P enelitian dalam bidang kedoktersn dan kesehatan
Gambar L-2. Alur penelitian ilmu empiris. Aktivitas penelitian dimulai dari kejelian peneliti dalam mengidentifikasikan kesenjangan antara apa
yang seharusnya ada (teori) dengan apa yang sekarang ada (fakia).
Peneliti kemudian merumuskan masalah serta membangun hipotesis.
Awal penelitian merupakan proses deduksi, yakni peneliti menerapkan apa yang ada dalam teori (yang bersifat umum) kepada masalah khusus.
Untuk menguji hipotesis, ia harus menyusun rancangan penelitian dengan metodologi penelitian yang sesuai. Hasil penqlitian, yang bersifat khusus, digeneralisasi sebagai pernyataan umum yang akan memperkaya teori baru; generalisasi. ini merupakan proses induksi. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menyusun hipotesis baru yang timbul sebagai tindak lanjut penelitian, sehingga ilmu pengetahuan akan selalu bertambah melalui proses siklus deduksi-induksi ini.
KERANGKA TEORI KERANGKA KONSEP
I sknn d ar W ahidiy at dkk.
Ilmu
pengetahuan merupakan akumulasi proses pengembanganilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan metodeilmiah,
dengan menggunakan teoribaru
yang terus berkembang.Meski
kemajuanilmu-ilmu
alamiahyang dilandasi oleh penelitian empiris
telah menunjukkan tingkat yang canggih" seringkali dengan metode dan teknologi yang canggih pula, namunhakikat
perkembanganilmu
mengikuti pola yang sama. Para peneliti melihat kesenjangan antara teori yang berdimensiumum
dan fenomena alamiah yang bersifatkhusus (metode deduktif).
Kesenjanganini lalu
dikembangkanmenjadi
masalahpenelitian,
dandirumuskan dalam
hipotesis.Peneliti kemudian membuat desain penelitian, dan dengan metode yang sesuai dilakukan pengumPulan data. Data yang diperoleh yang bersifat khusus diolah atau dianalisis, kemudian dilakukan inferensi sebagai pernyataan
umum
(metodeinduktif)
sehingga menjaditeori
baru.Dari teori ini peneliti
memperoleh masalah penelitian baru, dan kembali kepada metode deduksi. Dengan demikian jelasbahwa perkembangan ilmu-ilmu merupakan akumulasi dari
sirkulus metodeberpikir deduktif
daninduktif
yangberjalan terus- menerus, berkesinambungan.Lihat
Gambar L-2.RANNH PENELITIAN KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN
Bagi dokter yang berkecimpung dalam bidang kedokteran
dan kesehatan,penelitian
padaumumnya bertujuan mengumpulkan
informasi atau data yang diperlukan untuk rencana kegiatan medis-klinis
atau medis-sosial.Di samping itu penelitian juga
berguna untuk pengembangan ilmu kedokteran sendiri yang akan bermuara pada peningkatan kesejahteraanumat
manusia.Berdasarkan ranahnya, penelitian dalam bidang
ilmu
kedokteran dan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi penelitian kedokteran dasar, kedokteranklinis, serti
kedokteran komunitas. Ketiga ranah (domain)penelitian
tersebutdalam
langkah-langkahnyamemiliki
perbedaan karakteristik, namun sekaligus juga mempunyai saling keterkaitan yang sangat
eraf
serta tetap berada dalam satu kerangka6 P enelitian dal am b i dan g ke dokter an dan kes ehat an
keilmuan yakni ilmu
kedokteran. Keterkaitan tersebut dewasaini
memunculkan suatu konsep baru yangkini dikenal
dengan nama translationalresearch. Apabila selama ini ketiga ranah (kedokteran dasar,klinis,
dan kornunitas seolah masing-masing berjalan sendiri- sendiri), keterkaitan tersebutkini
telah dipertegas menjadi kegiatan berkesinambungan, dan dikenal sebagai"fro*bench
to beil,frombeil
to practice". Pembahasan selanjuhrya tentang penelitian translasional dapat
dilihat
dalam Bab 6.Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis statistika penelitian
dalam bidang ilmu kedokteran atau
kesehatandapat dibagi
ke dalam 2 golongan besar,yakni
penelitian yang bersifatdeskriptif dan analitik. Dalam penelitian deskriptif peneliti melakukan
eksplorasi fenomenakedokteran
tanpaberupaya untuk
mencarihubungan antar-variabel pada fenomena tersebut.
Sedangkan dalampenelitian analitik,
di samping melakukanidentifikasi
sertapengukuran variabel, peneliti juga mencari hubungan antar-
variabel
untuk
menerangkan kejadian atau fenomena yang diamati.Dalam penelitian analitik ini, peneliti dapat hanya mengukur
fenomena saja tanpa melakukan intervensi terhadap variabel (yakni
bersifat analitik
observasional),tetapi ia dapat pula
melakukan intervensi terhadap variabel bebas dan menilai efek intervensi ataumanipulasi tersebut terhadap variabel tergantung (penelitian
eksperimental atauintervensional).
Hal yangperlu
diingat bahwatidak
selalupenelitian deskriptif
(yang secara metodologis dapat dikatakan desainnya sederhana)nilainya
rendah atau lebih rendah dibandingkan dengan penelitian analitik banyak hadiah Nobel dalam pelbagai bidangilmu
diterima oleh peneliti ydng'hanya'melalcukan penelitian deskriptif saja. Jadi substansi selain desain, memegang peran yang penting dalam menenh:kan kualitas suatu penelitian.Penelitian dilakukan
sejalan dengansifat
dasar manusia yangselalu ingin tahu terhadap pelbagai
fenomenadi
sekelilingnya.Tujuan seseorang
melakukan penelitian
padaumumnya
adalah:(1) Untuk mengetahui deskripsi pelbagai fenomena alam; (2)
Untuk menerangkan hubungan antara pelbagai kejadian; (3) Untuk
memecahkan pelbagai masalah yang ditemukan dalam kehidupan;
(4)
Untuk memperlihatkan
efek tertentu.lskan dar W ahi diy at dkk. 7
Kembali ke
masalahpenelitian
dalambidang
kedokteran dan kesehatan, masalahtimbul bila
orang bertanya "mengapa begini, mengapa beglba.?" - artinya terdapat kesenjangan antara fenomenakedoktlran
biologis, klinis, atau sosial dengan teori yang sudah ada.Dalam
ilmu
alamiah tidak semua kesenjangan dapat dikembangkan menjadi masalah penelitiary atau merupakan masalah yangperlu dlteiiti.
Agar suatu kesenjangan dapat diangkat atau dikembangkan menjadipenelitian
makaia harus
dapatdijawab
secaraempiris, dan kemungkinan iawabannya lebih dari satu. Pertanyaan 'Mengapa Tuhan menciptakan manusia' bukanlah merupakan pertanyian
penelitiary oleh karenaia tidak
dapat dijawab dengan bbservasi empiris. Demikian pula masalah kesehatan bahwa sebagian besar pasien penyakit jantung bawaan di Indonesia tidak mendapat pengobatan yang adekuat bukanlah merupakan suatu pertanyaanp".t"titiut;
oleh karena kita sudah tahu jawab annya, yakni ketiadaan biaya dan fasilitas.Bila suatu kesenjangan memang merupakan masalah penelitiary maka masalah terse'but
dapat
dipecahkan dengan berbagai cara,yakni
dengan:(a) trial
and error;(b)
spekulasi; (c)autoritas
atautradisi; (d) penelitian ilmiah.
Tentuuntuk kita para
sarjana, cara yangterakhirlah
yang merupakan cara terbaik.Untuk
melakukanirutu
penelitiary kita harus mempersiapkan strategi yang baik,baik
daribekalilmu
maupun dari saranapenelitianny4
sehingga dengan metodologi yang benar kita akhirnya dapat memperoleh fakta-fakta baru yang dapat dipercaya pula. Metodologipenelitianyang
sesuaiuntuk
menjawab pelbagai pertanyaan penelitian yangdirumuskan
akandiuraikan
dalam bab-babberikut.
Sesungguhnya masalah penelitian kedokteran tidak akan pemah habis. Ia akan selalu ada, sejalan dengan kebutuhan serta
tuntutan
masyaraka t y angsenantiasa berkembang. Lingkaran ilmiah berupasiklus deduksi dan induksi berjalan
terus. sesuatuyang dahulu
dianggap sudah tuntas sekarang ternyata dapatditeliti
lebih jauhaan ietrin dalam. Demikian
seterusnya, sehinggakeluasan
dan kedalamaniimu mdkin
lamamakin
bertambah.Dalam penelitian
klinis,
seperti yangdiuraikan
dalam bab-babberikut,
pelbagai masalahklinis dapat dan perlu diangkat
sertaI
P enelitian dnlam bidang kedokteran dan kesehatandikembangkan
menjadi
masalahpenelitian. Dalam hal
substansi serta kecanggihannya tentu terdapat tahapan atau tingkatan.Untuk para
mahasiswa S1,baik
substansi atau metodologinyamungkin
digunakan yang sederhana. Penelitian mahasiswaS2 diharapkan baik substansi maupun metodologinya harus lebihtinggi
tingkatanrrya.Sedangkan
untuk
disertasiDoktor
penelitian haruslebih
canggih, terutama dari segi metodologi serta analisisnya. Bagi para staf pengajar, serta para peneliti yangbekerja di institusi penelitian pada umumnya, terbuka lebar kesempatanuntuk
melakukan penelitiarydari
yang sederhana sampaiyang paling
canggih, sesuai dengan relevansi masalah dalam bidang ilmu kedokteran itu sendiri, dalam masyarakat Indonesia, maupun umat manusia pada umumnya.MENPUBATANI PENELITI DAN PRAKTISI
Dewasa
ini
diperkirakan laporan hasil penelitian tidak kurangdari 2 juta pertahury yang dimuat dalam puluhan ribu jurnal ilmiah kedokteran di seluruh dunia dalam pelbagai
bahasa.Haruslah diakui bahwa jumlah penelitian yang berkualitas tinggi lebih banyak dilakukan di
negara-negaramaju ketimbang di
negara sedang berkembang. Karenatujuan akhir penelitian
kedokteran adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka keadaantersebut
memperbesar kesenjanganmutu pelayanan
kesehatan masyarakat antara negaramaju
dan negara sedang berkembang.Keadaan yang tidak menggembirakan ini harus segera
diakhiri
dandicari
cara yangbaik untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitiandi
negara-negara yang sedang berkembang. Kerja sama antarapara ilmuwan di
negaramaju dan
negaraDunia
Ketigamutlak diperlukan
dalam masa mendatang.Dengan kemajuan teknologi
informasi
yang amat pesat selama empat dasawarsaini,
maka hasil-hasilpenelitian yang dilakukan dapat
segera disebarluaskary antaralain melalui media
internet.Idealnya pengethhuanbaru tersebut dapat segera diterapkan dalam
tata
laksana pasien.Namun tidak mungkin diharapkan
seorangdokter dapat
membaca demikian banyak hasil penelitian. BahkanI skln d ur W ahi diy at dkk.
seorang spesialis,
atau
sub-spesialispun tidak mungkin dapat mengikuti
semuaperkembangan ilmu pengetahuan di dalam
bidangnya masing-masing.Agar
dokter dapat memanfaatkan hasil penelitianyang
relevan dengan fugasnya, seyogyanyaia
mencari sumber ilmiah setiap kali menjumpai masalah dalam tugas profesinya.Sumber ilmiah terbaru tersebut makin lama makin mudah diperoletr, antara lain dengan intemet. Meski demikian sumber ilmiah tersebut harus dinilai apakah sahih, penting, dan dapat diterapkan pada pasien.
Dengan melaksanakan
hal
tersebut,dokter dapat
melaksanakan perilaku belajar mandiri seumur hidup. Pendekatan ini disebut sebagai e<tidence-basedmedicine, paradigma baru yang
menjembatanipeneliti sebagai'produsen ilmu',
dan petugas pelayan kesehatan sebagai'penggunailmu'. Llhat
Bab 24.TENCCUNG IAWAB PENELITI
Para peneliti, termasuk peneliti dalam bidang kedokterary
memiliki
hak seluas-luasnya
untuk
mengembangkan rasa ingin tahunya; hak yang besarini
harusdiimbangi
dengan tanggung jawab yang besar pula. Pengembangan ilmu harus mengacu pada kesejahteraan umat manusia; tidaklah layak bila peneliti bersikap membabibut4 yakni
mengembangkanilmu untuk ilmu itu sendiri. Sikap'ilmu untuk
ilmuT dengan mengabaikanhakikat
pengembanganilmu justru
mengancamhakikat
kemanusiaan.Masalah
lain yang juga perlu diperhatikan dalam penelitian
adalah kemungkinan terj adi co nfli c t of int er e s t .(konflik
kepentingan)peneliti, yang
dapat mengganggu obyektivitas penelitian.Hal ini
dapat terjadi oleh
karenaparapeneliti
sering juga berperan sebagaipraktisi,
sehingga kadangsulit baik bagi peneliti maupun
pasienuntuk
memisahkan suatu tindakan sebagai uPaya pengobatan atau sebagaiprosedur penelitian. Konflik kepentingan juga
acapkaliterkait
dengan masalah finansial, terutama dalam pengembanganobat baru yang disponsori oleh
perusahaanfarmasi atau firma
bioteknolo gi. Harus diakui bahwa b atas antara y ang w ajar dan tidak wajar yang berkaitan dengan keuangan tidaklah selalu jelas. Beberapa 9
10 P enelitian dalam bidang kedokter an dan kzsehat an
jumal
kedokteran dalam beberapa tahun terakhirini
mensyaratkan penulis karanganuntuk
menyertakan kemungkinan adanyakonflik
kepentingan, dengan pemyataan siapa yang memberi sponsor, atau posisi penulis dalam institusi yang berkepentingan dengan maksud penelitian. Kredibilitas dan integritas para peneliti dengan demikiandituntut
dengan cara memberikan keterangan yang terbuka dan jujur.Kemajuan pengetahuan manusia, antara lain yang saat
ini
sangat berkembang adalah rekayasa genetik4 membuka peluang yang luar biasa bagi manusia untuk menciptakan pelbagaihaf
yang sebenarnya mempunyai sifatindffirent,
bebas-nilai,tidak
memihak. Kemajuan pengetahuan tersebut seyogyanya dimanfaatkan untuk kemaslahatanumat, namun dapat
diselewengkanke
arah yang berseberangan dengan norma-norma yang berlaku.Antara lain
dengan maksuduntuk mengatasi hal tersebut, maka setiap institusi penelitian
sekarang telah membentuk komisi etika penelitianyang dibeberapainstitusi dikenal
sebagai Clinical Ethics Committee atas Institutional Reaiew Board (IRB) yang dapat beradadi
bawahinstitusi
(fakultas kedokterary rumah sakit, institusi penelitian), namun harus bersifatindependen dalam
melaksanakan tugas. Sampaitingkat
tertentu caraini terbukti
cukup efektifuntuk
memberi arah kepada peneliti dalam melakukan aktivitasnya dengan tujuan serta cara yang tidak melanggar etika. Lihat Bab 18. Namun sebenamya pembatasanyangterbaik
adalahdari peneliti itu sendiri; peneliti hendaknya
tetap berpegang teguh pada norma yang berlaku, dan tingkat yang tertinggi dari tanggung jawab peneliti adalah kepada Tuhan Sang Pencipta.Darran PUSTAKA
1
Feinstein AR. Clinical epidemiology-
The architecture of clinical research.Philadelphia: Saunders, 1985.
2
Hegde MN. Clinical research in communicative disorders. Boston: CollegeHill Press, 1987.
jazieh AR. Future of translational research: Why go pragmatic? diunduh dari www.dovep4ess.com/getfile.php?f 1leID=87 41,.
Lo B. Addressing ethical issues. Dalam: Hulley SB, Cummings SR, Browner WS, Grady D, Newman TB, penyunting. Designing clinical research. Edisi ke-3. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;2007.
Isknndar W ahi diy at dkk.
5
Pratiknya AW. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. jakarta: Rajawa1i,1986.6
Rennie D. An American perspective on research integrity. BM1.1998;316:.1728-JJ.
7
Shamoo AE, Resnik DB. Responsible conduct of research. New York: Oxford University Press, 2009.8
Sitthi-amon C, Sumrongthong R. Strengthening health research capacitl in developing countries -i
crucial element for aihieving health equity. BM].2000;321:8L3-7.
g
slowther A-M, Hope T. Clinical ethics committees. BMj. 2000;321:649-50.10
Sugarman j. The role of institutional support in protecting human research subject. Acad Med. 2000;75:687-92.11. Woolf sH. The meaning of translational research and why it matters. IAMA.
299;2997ll'13.
11
12 P enelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan
&# dS
tr*$w
Seperti semua cobong ilmu loinnyo, ilmu kedokteron berkembang dengan barsumber podo ilmu ogomo.
Perkembongon ilmu kedokteron berlangsung seponjang mosa, sesuoi dengon perkembongon perodobon monusio.
Panelition merupokon ujung tombok kemojuon ilmu kedokteron yong bermuoro perboikon toto loksono posien.
Hosil penelition yong boik secoro longsung otou tidok longsung okon bermonfoot untuk
kesajohteroon monusio.
Soot ini penelitian dolom bidong kedokteron don kesehston berlongsung omot cepot, nomun sebogion besar penelition yong penting berlongsung di negara-negaro moju. Untuk
itu
diperlukan karjosomo ontor paneliti di negora moju don negara berkembang secora f ormol don inf ormol.
Untuk memenuhi hasrot keingintohuannyo peneliti bebos melokukon penelition seponjong dopot dipertonggung-jowobkan secoro ilmioh don tidok
melanggar eti ko. Nomun tonggung jowob terokhir penelrfi odalqh kepodo Sang Pencipto.
Bab 2 - Inferensi: dari sampel ke populasi
Sudigdo Sastroasmoro
azimnya pembahasan tentang
inferensi
atau generalisasi hasil penelitian dikemukakan menjelang bagian akhirbuku
metodologi penelitiary setelah pembahasan tentang hal-halang mendasar termasuk pengukuran, desain, dan uji
hipotesis.Namun
dalamdiskusi
dengan para (calon)peneliti
ataupeneliti
muda, terdapat kesan bahwa sebagian besardari
mereka mengalami kesulitan dengan metodologi oleh karena pemahaman yangkurang
tentang hubungan antara sampel dan populasi. Para pemula cenderunguntuk
memandang sampel dan populasi sebagai duahal
terpisah; merekatidak
langsung menghubungkan bahwa setiaphasil yang diperoleh pada
sampel sebenarnya merupakan refleksi dari keadaan di populasi yangdiwakili
oleh sampel tersebut.Keadaan
ini
menyebabkan rentetan kesulitanuntuk
memahamimengapa dipergunakan teknik pemilihan subyek yang
benar, mengapadigunakan formula yang
berbedauntuk
desain yang berbeda, mengapa harusdihitung
perkiraanjumlah
subyek yangdiperlukary
mengapa harus dilakukanuji
hipotesis dan apa maknahasil uji hipotesis,
apatujuan menghitung interval
kepercayaan (confidznce interaals), dan seterusnya. Contoh kurangnya pemahaman tersebut adalah adanya kecenderunganuntuk menulis
persentasepada sampel dengan
sangatrinci misalnya sampai 3 angka di
14 lnferensi: dari sampel ke populasi
belakang
koma
(dengan anggapanmakin
panjang desimalmakin
teliti), padahal jumlah subyeknya kurang dari 100. Tidak jarangkita
membacalaporan:
"hantya 11dari
66 pasien (16,667%) termasuk stadiumI
danII,
selebihnya 55 pasien (83,333%) termasuk stadiumlanjut (III dan IV)". Padahal, karena nilai pada sampel
hanyamerupakan point
estimatenilai pada populasi yang mempunyai
rentang tertentu, maka penulisan desimalyang'amat
sangatteliti'
tersebut sangat berlebihan (lihat uraian selanjutnya di bawah).
Pembahasan tentang sampel dan populasi sendiri akan
diuraikan
dalam Bab 4. Dalam bab pendekini diuraikan
pengertianpokok hubungan
antara sampeldan populasi, yang diperlukan
sebagai dasar pemahaman inferensi hasil penelitian. Pemahaman akanhal ini
bergunapula
dalampemilihan
desairu estimasi besar sampel, dan berbagai aspek lainnya dalam penelitian. Perhitungan statistika dan angka-angkatidak
dihadirkan, kecuali yang sangat sederhana,unfuk
memberi gambaran konsep sampef populasi, dan inferensi hasil penelitian.SnvtpEr DAN PoPULASI:
STATISTIK DAN PARAMETER
Dalam bab
ini
hanya akan ditekankan bahwa seseorangmeneliti
karenaingin
mengetahui sifat, karakteristik, atau efek suafufaktor
atau hasil perlakuan pada populasi dengan melakukan pengamatan, pengukuran, atau intervensi pada sebagian kecil subyeky*g dipilih
sebagai sampel penelitian. Observasi, pengukuran, dan intervensi yang
dilakukanpada
sampel menghasilkan databerupa angka yang secaraumum
disebut sebagaistatistik (ataustatistic
dalambahasa Inggris). Bedakanlah dengan istilah statistika (ataustatistics
dalarn bahasaInggris)
yangberarti ilmu-nya. Nilai
padapopulasi
yang berkaitan dengan statistik disebut parameterPerhatikan Gambar 2-T. Ling]<aran
bergerigi
besar merupakan gambaran populasi umum, atau populasi target(targetpopulation),
yakni populasi tempat hasil penelitian diharapkan akan diterapkan.Sudigdo Sastroasmoro
Populosi
torget
Subyek yong benor direliti
Populosi teriongk
TI
ttll ll
_lL tt
\/\/\/
\-
Subyek terpilih
Gambar 2.1. Skema memperlihatkan hubungan antara populasi target populasi terjangkau, subyek terpilih, dan subyek yang be11-benar
aitutiti.
Pemilihan populasi terjangkau biasanya tidak dilakukan dengan sistematika tertentu, melainkan atas alasan praktis. Suby;k terpillh adalah mereka yang memenuhi kriteria penelitian dan dipilihdengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasi terjangkau' Sebagian subyek yang terpilih mungkin tidak dapat menyelesaikan pe.r"litiat dengan pelbagai alasan, sehingga akhimya data diperoleh hutyu dari subyek yang benar-benar tuntas diteliti. Hasil penelitian pada subyekyang diteliti ini digeneralisasikan ke populasi terjangkau
i".utu
statistika, sedangkan generalisasi dari populasi terjangkau ke populasi target tidak dapat dilakukan secara statistika namun secaralogika dan common sense.
15
16 Inferensi: dari sampel ke populast
Beberapa ahli menyebutnya sebagai ranah (domain). Populasi target
dalam penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik klinis
dan demografis. Tabel 2-L memberikan contoh-contoh populasi target.Tabel 2-1. Contoh populasi
lorgel
penelitionklinis
Koro keristik demogrof is Korqkteristik klinis
remoio reonolus
perempuon posco-monopouse dewoso mudo
boyi < 9 bulon penduduk pesisir
pengguno norkobo sepsis
osleoporosis infork miokord morbili korbon tsunomi
Misalnya
peneliti ingin
mengetahui sifat dan hasil pengobatan kanker payudara pada perempuan di Indonesia. Di Indonesia pasien kanker payudatapada suatu saat ada beberapapuluh
ribu, danjika dijumlah
dengan kasusbaru,
maka dalamkurun waktu
tertentu, misalnya 10 tahury jumlahnya dapat mencapai ratusanribu
orang.Mereka inilah yang disebut sebagai populasi target. Namun kita
tidak mungkin
dapat meneliti semua pasienkanker payudara
tersebut.Oleh karena pelbagai keterbatasary maka kita hanya dapat
memperoleh pasien di Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Pasien di RSCM pun dari
waktu
kewaktu
sangat banyak, sehinggakita
hanya dapat menjangkau pasienkanker payudara di
RSCM selamakurun
tertentu,misal
antara 2000-2005. Kelornpok pasien yang dapat dijangkauini
disebutpopulasi terjangkau
(accessiblepopulation)
ataupopulasi sumber
(sourcepopulation).
Populasi terjangkaq selain dibatasi oleh karakteristik klinis dan demografis, juga dibatasi oleh tempat danwaktu.
Dengan demikian maka populasi terjangkau suatu penelitian klinis dibatasi oleh: (1) karakteristik klinis, (2) demografi, (3)tempaf
dan (4) waktu.Sudigdo Sastroasmoro
Tidak
semua pasiendalam
Populasiterjangkau perlu dipilih
menjadi subyek penelitian. Misalnya suatu penelitian berdasarkan perhitungan besar sampel hanya memerlukan sejumlah 100 pasien, iedangkandi
datam populasi terjangkau terdapat 800 pasien. Dalam keadaan tersebut harusdipilih
100 dari 800 pasien yang ada, dengan suatu cara, sehingga ke-100 pasienyang terpilih
dapat dianggap mewakili (representatif terhadap) populasi terjangkau. Cara pemilihan sampel dapat dilakukan atas dasarpeluang
atau bukan atas dasar peluang (lihat uraian dalam Bab 5). Tidak jarang dari ke-100 subyek yang terpiiih tersebut sebagian tidak dapat mengikuti penelitian sampai selesai (misalrrya 5 orang subyekmangkir
karena pelbagai alasan), sehingga pada akhimya penelitian secara langsung dilakukan pada 95 pasien kanker payrdara di RSCM yang berobat antara tahun 2000-2005.Hasil penelitian tersebut kemudian dilakukan generalisasi ke populasi terjangkau,
kemudian dari populasi
terjangkaudigeneralisasi
ke populasi target.Snupnr YANG MEWAKILI PoPULASI
Kembali lihatlah Gambar 2-1. Misalnya kita telah
memilih
sejumlah subyek dalam kelompok sampel (100 orang) dengan cara tertentu yang dianggap mewakili populasi terjangkau. Dari jumlah tersebut hanya95
yangmengikuti penelitian sampai
selesai.Penelitian
(yakni, pengukuran, intervensi, dan sebagainya) hanya dilakukan pada ke-95 subyek tersebut. Pertanyaannya adalatu bagaimanakahkita
dapat menerapkan hasil-hasil pada ke-95 orang tersebut pada populasi terjangkau, dan kemudian ke populasi tatget? Dengan perkataan lafui bagaimanakita
dapat memperkirakan pelbagai parameter dalam populasi dengan mengetahuistatistik
yang diperoleh(diukur)
dari subyek pada sampel?Untuk
dapat menjelaskanhal-hal
tersebutdi
atas makaperlu
dij awab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1
Apakah subyek yang benar-benarditeliti
dapat mewakili subyekterpilih? Apabila
semua subyekterpilih
dapat menyelesaikan penelitian tenfu jawabnya adalah "ya" .Bagaimana kalau terdapat17
18 Inferensi: dari sampel ke populasi
subyek yang tidak menyelesaikan penelitian? Secara umum dapat dikatakan bahwa bila yang tidak menyelesaikan penelitian hanya
sebagian kecil maka subyek yang diteliti dapat dianggap mewakili
subyekterpilih.
Pada penelitianklinisbiasanya
drop out sebanyak 5-10% di-anggap "masihtidak
mengganggu hasil penelitian"; pada penelitian komunitas mungkin angka 15"/" atau bahkan 20o/o maslh berterima.2
Apakah subyekyang terpilih dapat (dianggap) mewakili populasi terjangkau? Bila pemilihan subyekdilakukan
dengan cara yang benar (misalnya denganteknik
random sampling atau consecutiae sampling,untuk
jelasnyalihatlah
Bab 5) maka subyekterpilih
dianggapmewakili
populasi terjangkau.Bila jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah YA, maka hasil yang diperoleh pada sampel dapat digeneralisasi (atau diinferensi) ke populasi tempat subyek tersebut
dipilih,
dalam halini
adalah populasi terjangkau.Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita dapat menerapkan hasil penelitian yang diperoleh dari sampel tersebut pada populasi
terjangkau?
Jawaban ataspertanyaan tersebut dapat diperoleh
dengan dua cara, yakni:o
melakukanuji
hipotesisuntuk
memperolehnilai p,dan
r
membuat estimasi dengan menghitung interval kepercay.uilr.MENICUITUNG NILAI P
Nilai
p secara tradisi selaludihitung
pada semua studi analitik;jadi
sudah sangatdikenal
olehpara
dokter, bahkanoleh
mahasiswa.Namun apakah pemahaman mereka tentang makna
nlaip
tersebut cukup baik? Sayang sekali, ternyatatidak.
Pada survei mendadak yangdilakukan
di banyak tempat di dunia, ditemukan fakta bahwaternyata
pemahamanpara dokter (umum maupun
spesialis,di
Indonesiamaupun di
negara maju) tentang konsep-konsep dasar dan'sederhana dalam biostatistika, termasuk pemahaman tentangnllai p,
sangatburuk.
Biasanyakurang dari
20"/" pesertayang
menjawab benar ke-10 soalpilihan
ganda (multiple choice questions)Sudigdo Sastroasmoro
tentang simpang
baku
(standard deaiation), standard error,nllai
p,interval
kepercayaan, dan sejenisnya. Bukankahini
menyedihkan"sedangkan
para dokter
tersebutdari waktu ke waktu
membacaartikel
dalam pelbagaijurnal
ilmiah?Contoh
sederhanaberikut memperlihatkan bagaimana
caramenghitungnllai
p.Pada
uii klinis
untuk membandingkan apakah obat baruA
lebih efektif ketimbang obat standar B untuk pengobatan penyakit X diperoleh hasil sebagai berikut.Di
antara 50 pasien yang diberikan obat A 40 pasien sembull sedangkan di antara 52 pasien yang diobati dengan B 30 pasien sembuh.Lihat Tabel 2-2.
Tsbel 2-2. Hqsil
uii klinis
terhodop obotA
dqn obot BSembuh Tidok
sembuh
Jumloh19
Obqt A Obot B
40o 30c
b
r0d22
50
52
Jumloh 70
Dari
data tersebutkita
melakukanuji
hipotesis, yang langkah-langkah bakunya adalah sebagai berikut:1.
Tentukan hipotesisnol
obatA
dan B sama efektifnya untuk pengobatan penyakit X:Ho : A=B2.
Tentukan hipotesis alternatif: (obat A tidak
samaefektifnya
dengan obat B)untuk
pengobatan penyakitX:lL: A*B
32 102
20 Inferensi: dari sampel ke populasi
3. Tentukan
uji
hipotesis yang akan digunakan. Karena datanya adalah nominal, maka digunakanuji
x2.4. Hitung nilai expected,yakni berapa besar masing-masing sel (sel a,b, c, d) bila obat A dan B sama baiknya, atau dengan kata lain bila hipotesis 0 benar.
Nilai
expected dapal dihitung dengan rumus:(nilai total kolom x total baris yang sesuai) / nilai total ]adi nilai expected untuk masing-masing sel dapat dihitung sebagai berikut:
Sel o Sel b Sel c Sel d
(20x50)
f
1O2 =34,31(32x50)
f
1O2 =15,69(7Ox52lf
102 =35,69(32x521
/102
=16,31Dari
nilai-nilai
tersebut dapat dihitung nilai x2 dengan rumus atau dengan bantuan komputer. Karena tabel tersebut mempunyai2baris
dan 2 kolom, maka derajat kebebasan (degree of freedom)-nya adalah 1.Pada perhitungan diperoleh nilai x2 = 4,76. Pada tabel x2
untuk dt=\, uji2-
arah, diperoleh hasil p <0,05; dengan komputer diperoleh hasil lebihtepaf
yaknip:0,03.
Perhitungan tersebut disajikan
untuk
mengingatkan bahwanilai p diperoleh
denganperhitungan matematika berdasarkan teori
peluang.Ini dilakukan
dengan mengandaikan bahwa hipotesisnol
(Ho) benaa atau bila obat A sama baik dengan obat B. Karenaitulah
maka nilai p yang diperoleh harusditafsirkan
sebagaiberikut:
Apabila hipotesis
0 benar, makakemungkinan untuk
memperoleh hasil tersebut (atau hasil yang lebih ekstrem) adalah 3%. Artinya meskipun obat
A
dan B sama baiknya,kita
masih dapat memperoleh hasil tersebut, akan tetapi kemungkinannya hanya 3%.Hasil tersebut juga dapat dibaca sebagai
berikut:
Bila kedua
obat samaefektifnya, kemungkinan hasil
tersebut (atau hasil yang lebih ekstrem) disebabkan semata- mata oleh faktor peluang (chance) adalah 3%.Sudigdo Ssstroasmoro
Nilai
p sebesar 0,03tidak
berarti:Besarnya kemungkinan bahwa obatA tidak lebih baik dari- pada obat B, ntau
Besarnya kemungkinan bahwa obat A sama baiknya dengan obat B
Kembali kepada interpretasi
nilai
p = 0,03, yaknibila
obat A dan obatB
samabaiknya,
makakita masih dapat
memperoleh hasil tersebut (atau hasil yang lebih ekstrem) dengan peluang sebesar 3%.Bila telah ditentukan
sebelumnyabahwa nilai
5%atau kurang
dianggap secara statistika bermakna, maka hasil tersebut dikatakan bermakna secarastatistika.
Interpretasi
ya.g
sama juga dilakukan terhadap semua jenisnilai
p
untuk
semua uji hipotesis, misalnya uji untuk perbedaan proporsi, uji perbedaan rerata, korelasi, anova, regresi linear maupunmultipel, uji
regresilogistik,
dan berbagai jenisuji non-parametrik. Untuk
masing-masing
uji
tersebut digunakan rumus yang berbeda, namun hasilnyayakni tilaip,
diinterpretasi dengan catayang sama seperti telah dijelaskandi
atas. Sekali lagi diulang bahwanilai
p = besamya peluanguntuk
mendapatkan hasil yang diobservasi (atau hasil yanglebih
ekstrem)bila
hipotesis 0(yakni
hipotesis bahwatidak
ada perbedaan atau tidak ada hubungan) benar.MENCHITUNG INTERVAL KEPERCAYAAN
Berbeda dengan uji hipotesis yang menentukan besamya kemungkinan
untuk
memperolehhasil apabila
hipotesis 0 benar, padainterval
kepercayaankita
mengestimasi rentangnilai
pada populasi dengan dasar satu nilai yang diperoleh dari sampel yang mewakili populasi'Perhitungan
matematikadibuat
dengan dasarteori
probabilitas;seandainya penelitian yang salna dilakukan berulang kali sampai tidak terbatas, berapa rentang
nilai
yang diperoleh?Dalam
generalisasi pemyataan tersebut dapat diubah menjadi: bila penelitian dilakukan berulang kali, berapa rentang nilai pada populasi?21
22 Inferensi: dnri sampel ke populasi
Gambar 2-2. Skema memperlihatkan hubungan antara satu nilai statistik yang disebut sebagaipoint estimete (P) pada sampel S dengan interval kepercayaan, yakni rentang nilai pada populasi yang dihitung berdasarkan point estimate tersebut. Kata interval menunjuk rentang, sedangkan batas atas dan bawah rentang disebut sebagai batas kepercayaan (confidence limits).
Lihat
Gambar2-2. Rumusumum interval
kepercayaan adalah:;1=p+(Z q
xSE)IK
atauinterval
kepercayaan (confiilenceintelval)
yalcni rentangnilai padapopulasiyangdihitung
dengan dasar satu statistik yang diperoleh pada sampel. IK yang lazim digunakan adalah lK95% ata:u IK99"/o.P adalah
point
estimate, yakni statistik yang diperolehdari
sampel yang dapat berupaproporsi,
rerata, beda proporsi, beda rerata,risiko
rclat7f, rasio odds, dan lain-lain..z" adalah deviat baku nonnal untuk a. Nilai
oini
dipilih sesuaidengan'IK
yangdiinginkan. Bila diinginkanIK9S"/",
maka berarti o = O05, sehingga zo:1,96. Biladipilih
IK99"h, maka cr= 0,01 sehingga zo=2,576 (lihat Bab
17,Tabell7.2).
Sudigdo Sastroasmoro
SE adalah
stanilaril elroL
yang besamyadihitung
denganrumus yang berbeda untuk setiap jenis statistik- Lihat
Lampiran.A Iwrsnver
KEpERCAYAAN LINTIJKPRoPoRSI DAN
RERATA TI.JNGGAL
Pada
penelitian deskriptif,
datadeskriptif
yang sering digunakan adalahproporsi
(variabelnominal)
dan rerata (variabelnumerik).
Penghitungan interval kepercayaan kedua jenis data tersebut diuraikan
di bawahini.
Interval
kepercayaanuntuk proporsi tunggal
Ingin diketahui berapa persen pasien kanker payudara yang pemah memakai
pil
KB. Dari sampely*g
terdiri atas L00pasien kanker payudara 30% pernah menggunakan
pil
KB.Unfuk memperkirakan berapa persen populasi target (semua pasien kanker payudara) yang pernah menggunakan pil KB,
kita
harus menghitunginterval
kepercayaan (misalnya rK9s%).Rumus
IK untuk
proporsi tunggal adalah:lK
=P ! zu
p= proporsi yang pernah menggunakan
pil
KB = 0,30n= 1f-p) =l-0,3O=0,70
zo= deviat baku normal untuk a; bila a = 0 ,05,makazo=1,96 n= jumlah subyek dalam sampel = 1,00
Bila nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus, maka diperoleh:
lTi r
o.TlKsss=0,3r1,sE,JlE-
= dari (0,30-0,09) sampai (0,30+0,09)
= dari 0,21sampai 0,39
23
pq n
24 Inferensi: dari sampel ke populasi
Bagaimana kita menginterpretasi hasil ini? Interpretasinya adalah:
o
Bila pada populasi terjangkau yang sama dilakukan pemilihan subyek dengan cara yang sama berulangkali
sampai tidak terhingga, maka proporsi pasien yang pemah menggunakanpil
KB 95"/" terletak antara 0,21sarnpai0,39atatt2lT"
sampai 39o/", atauo Kita
percaya 95% bahwaproporsi
pasien kanker payudara yang pernah menggunakanpil
KB pada populasi terjangkau terletak antara 0,2L sampai 0,39 atau antara 21"/" sampaiSg%.Bila kita menginginkan
IK99%,maka nilai
zomenjadi
2,576, sehingga:IK99%:
0,3 +0,1.2:0,18
sampai 0,42, atau 18"/" sampai 42%. Tampak bahwabila tingkat
kesalahan(o) lebih kecil,
maka rentangnilai IK makin
lebar.Apabila ingin
diperoleho
yang kecil dengan rentang IK yang lebih sempit (berarti perkiraan lebih tepat),maka subyek yang dipilih
sebagaisampel (n) harus
ditambah.Karena
n
merupakan penyebut, maka apabilajumlah
subyek (n)bertambah maka nilai
SEmenjadi lebih kecil
sehinggainterval
kepercayaan yang diperoleh menjadi lebih sempit, artinyahasil pada sampel makin mendekati keadaan pada populasi (orang menjadi lebih percaya pada data kita).Nilai
SE tidak mungkin mencapai 0 kecuali bila seluruh subyek diambil sebagai sampel (sensus).Interval
kepercayaanunfuk
reratafunggal
Bila diketahui rerata umur 100 pasien infark miokard yang berobat
ke
RSCM selamabulan fuli
adalah 48,5 tahun dengan simpang baku = 7,6 tahun, berapakah rerata umur pasien infark miokard yang berobat di RSCM?Rumus untuk SE (rerata) adalah
Rumus untuk IK rerata adalah:
SE
(rerata)=SL
Jn
X:5B
Jn
fK(ru,oro) =x* zoL
Sudigdo Sastroasmoro
SB = simpang baku alau standard deviation n = jumlah subyek
Maka:
7.6lK95o/q,",a"y = 48,5 + I'96 x
16o
= antara 47 sampai 50
Interpretasi: kita
percaya 95o/" bahwa secara keseluruhandari
waktu ke waktu rerata umur pasien infark miokard yang berobat ke RSCM adalah antara 47 sampai50 tahun.Interval
kepercayaanuntuk
beda 2proporsi
Ingin diketahui apakah ada perbedaan proporsi peremPuan yang pernah minum pil KB pada kelompok muda (<50 tahun) dan kelompok tua (>50 tahun).
Pada 100 subyek dalam sampel:
Kelompok
muda
ada40 orang,28 pernahminum pil
KB Kelompok tua ada 60 orang, 30 pernahminum pil
KB Dengan demikian maka:o
Proporsi pemakai pil KB pada kelompok muda = 28140 = 0,70o
Proporsi pemakaipil
KB pada kelompok tua =30160 = 0,50 Jadi pada sampel terdapat bedaproporsi
sebesar = 0,70-
0,50 =0,20
antarakedua kelompok.
Pertanyaannya adalah berapakah perbedaan proporsi tersebut pada populasi?Pertanyaan
ini
dapat dijawab dengan menggunakanformula IK untuk
perbedaanproporsi (lihat Lampiran;
diperoleh hasil IK95%untuk
perbedaanproporsi
antara -0,12 sampai +0,52).IK
tersebut mencakup angka 0; perbedaan proporsi 0 menunjukkan kedua proporsi tersebut sama (bila X =Y
maka X-Y = 0).Untuk
perbedaan proporsi(dan juga perbedaan rerata), IK yang mencakup angka 0 menunjukkan bahwa
dalam populasi tidak
ada perbedaan.Apabila pada
data tersebutdilakukan uji
hipotesis maka akan diperolehnilai
p>0,05.25
o a
26 Inferensi: dari sampel ke populasi
Interval
kepercayaanuntuk beda 2retata
Dalam suatu
penelitian
diperoleh data sebagai berikut:Rerata tekanan diastolik 50 dokter
ahli
anestesi adalah 87 (SD 5,2) mmHg sedangkan rerata tekanan diastolik50 dokterahli kulit dan kelamin adalah 82 (SD 4,7) rr.nHg.
Pertanyaannya adalah berapakah beda rerata tekanan darah diastolik pada populasi dokter anestesi dan dokter penyakit
kulit
bila sampel tersebut dianggap mewakili populasinya?Beda tekanan darah diastolik antara kedua kelompok dokter pada sampel adalah sebesar
(87-82):
5 mmHB. Pertanyaandi
atas dapat dijawab dengan menghitung IK untuk beda rerata (lihat Lampiran).Bila hasil
penghitunganmenunjukkan
lK95% beda rerata adalah antara 1 sampai 9 mmHg, jadi rentang tersebut tidak mencakup angka0, berarti dalam populasi terdapatbeda rerata tekanan darah diastolik
antara dokter ahli anestesi dan dokter kulit. Bila dilakukan
penghitungan nilai p pada data tersebut akan diperoleh p<0,05.Interval
kepercayaanuntuk risiko relatif dartrasio
odds Pada studi kohort (lihat Bab 9) diamati 100 pekerja pabrik tekstil dan L00 pekerja pabrikbatere selama periode tertentu.Pada awal pengamatan tidak ada yang menderita bronkitis.
Pada akhir pengamatan
dinilai
outcome-nya yakni ada atau tidaknya bronkitis. Pada kelompok pekerja tekstil terdapat 10 yang menderitabronkitis,
sedangkan pada kelompok pekerja batere terdapat 6 yang menderita bronkitis. Hasil tersebut disusun dalam tabel 2 x 2 sebagai berikut:Bronkitis Tidok Jumloh
Pobrik
tekstil
I0 ob90 d94
Pabrik bolere
r00
6c
r00Jumlqh
l6
184 200Sudigdo Sastroasmoro
Data studi kohort biasanya dianalisis dengan menghitung
risiko relatif, yakni
perbandingan antararisiko
(dalamhal ini
insidens) terjadinya penyakit pada kelompok terpajan (bahan tekstil) dengan insidens pada kelompok yangtidak
terpajary dengan rumus:Insidens pada
kelompok
terpajan= a/(a+b) = 10/100.Insidens pada
kelompok tidak
terpajan = c/(c+d) = 61100.Maka RR = 10/100 : 6/100 = 1016 = T,67
Denganformulauntuk
menghitung IK risiko relatif (lihat Lampiran) diperoleh hasil IK95% antara 0,96 sampai 4,32. Tampak bahwaIK untuk
risiko relatif adalah tidak simetris terhadap point estimate-nya, berbeda denganIK untuk
proporsi atau rerata tunggal maupunIK
untuk beda proporsi atau beda rerata, oleh karena penghitunganIK untuk
risikorelatif dilakukan
denganformula
yang menggunakan logaritme.Analog dengan uraian
di
atas,interval
kepercayaanuntuk
rasio odds (RO) pada studi kasus-kontrol (Bab 8)dihitung
denganformula yang serupa akan tetapi tidak sama (lihat Lampiran) yang
menghasilkaninterval
kepercayaan yang asimetris terhadap point estimnte-nya. Karena RR dan RO keduanya merupakan perbandingan kejadian, makanilai
1 menunjukkantidak
ada perbedaan kejadian kelainan atau penyakit antara kelompok terpajan dan tidak terpajan(bila
X = Y, maka X/Y =1). Jadibila IK
mencakup angka L,berarti
dalam populasitidak
terdapat perbedaan kejadianpenyakit
pada kelompok terpajan dantidak
terpajan. Lebih jauh, apabila RR atau ROlebih
dari1., berarti pajanan yangditeliti
merupakan penyebab atau faktor risiko, sedangkan bila kurang dari 1 berarti merupakan faktor protektif. Namun seperti telah disebut di atas, apabila IK95%mencakup angka 1 maka berarti dalam populasi hal tersebut
tidak
terjadi, dan bila dilakukan uji hipotesis akan diperolehnilai
p>0,05.Interval kepercayaan dapat dihitung untuk pelbagai statistik lain, seperti sensitivitas, spesifisitas,
nilai prediksi,
Iikelihood ratiotntuk
uji
diagnostlk, relatiae dan absolute risk reduction serta number needed to treatuntuk uji klinis
pragmatis, dan sebagainya. Namuninterval
kepercayaansulit dihitung untuk
data ordinal.27
28 Inferensi: dari sampel ke populasi
KETESIrIAN INTERVAL KEPERCAYAAN
KETIMBANG NILAI P
Penghitungan nilai p maupun interval kepercayaan (IK) merupakan langkah untuk generalisasi atau inferensi hasil penelitian dari sampel ke populasi.
IK
lebih unggul ketimbang nTlaip, karena:1 IK
dapatdihitung untuk
penelitiandeskriptif
mauPun analitik, sedangnllaip
hanya dapatdihitung
pada penelitian analitik.2 IK
menunjukkan arah (direction) dan besaran (magnituile) beda antar-kelompol sedangkan p tidak memberi informasi besaran dan arah perbed aan, iahanya menunjuk besamya kemungkinanuntuk
memperoleh hasil berdasar peluang bila hipotesis 0 benar.3
Nilai IK sendiri secara tidak langsung memberikan informasinilai p;bila IK untuk
perbedaan tidak mencakup angka 0 makanilai
p lebih
kecil dari tingkat
kemaknaan yangdipilitr,
dan apabilaIK untuk
perbandingantidak
mencakup angkal
berartinilaip
lebih kecil dari tingkat kemaknaan yangdipilih.
SItupur,q.N
Dengan beberapa contoh sederhana tersebut dapat dipahami bahwa:
o
Penelitian selalu dilakukan pada sampele Dari
sampel tersebut diperolehnilai tertentu
yang disebutstatistik
o
Hasil yang diperoleh pada sampel (statistik) akan digeneralisasi ke populasi yangdiwakili
oleh sampel sebagai parameterr
Inferensihasil penelitian dapat