SriRezekiHarun dkk. 189
informasi tentang
aspekfarmakologi dan toksikologi obat
guna menyiapkan tahapanberikut, yakni studi
menggunakan manusia.Tahapan2
Dalam
tahapan pengembangan obatbant 2 digunakan
manusia sebagai peserta penelitian. Tahapan ke-2ini
berdasarkan tujuannya dibagi menjadi4
fase, yaitu:Fase
I
bertujuanuntuk
meneliti keamanan serta toleransi terhadap obat, biasanya dilaksanakan dengan menyertakan 20-100 peserta,tidak
jarang melibatkan relawan karyawan pengembang obat.Fase
II
bertujuan menilai sistem atau dosis pengobatan yangpaling
efektif, biasanya dilaksanakan dengan 100-200 peserta penelitian.Uji klinis
faseI maupun
faseII tidak
mempunyai desain standar,namun
disesuaikan dengan jenis obat danpenyakit
yang diobati.Uji
faseI
danII
seringdilakukan
tanpa randomisasi.Fase
III bertujuan
mengevaluasi obat atau cara pengobatan barudibandingkan
dengan plasebo atau pengobatanyang
ada (terapi standar).Uji klinis
yang banyak dilaporkan dalamjurnal
termasuk dalam faseini.
Baku emasuji klinis
faseIII
adalahuji klinis
acakterkontrol
(randomized cntrolled trial).Fase
IV bertujuan untuk
mengevaluasi obatyang telah dipakai
190 Ujiklinis
.
efekterapeutik
obato
perjalanan alamiah (natural history)penyakit
o
pasien menggunakan obat tambaharydiet
danlain-lain
o kriteria untuk
menyatakan kesembuhanyang
digunakan Demikian pula, bila kita membandingkan efektivitas 2 jenis obat atau prosedur pengobatan, maka perbedaan hasll (outcome)kedua
pengobatan yang diperoleh, selain dipengaruhi oleh perbedaan obat, juga ditentukan oleh beda perjalanan alamiah penyakit, perbedaan peilakuary atau perbedaan dalam kriteria kesembuhan. Oleh karenaitu
maka dalam ujiklinis
semua hal yang mungkin harusdilakukan
agar antarakelompok
pasienyang diobati
sama atau sebanding atau setara dalam 3 hal berikut:o setara dalam pe4alanan alamiah penyakit, o setara dalam perlakuan selama penelitian, serta
.
setara dalamkriteria
dan pengukuran hasil intervensi.A
Setaradalam perjalanan alamiah penyakit
Mudah
dimengertibila
dalam kelompok yang mendapat obat baru (kelompok perlakuan) sebagian besar pasien "derajat penyakitnyalebih ringan
ketimbang padakelompok kontrol,
makahasil
pada kelompok perlakuan akan lebih baik. Jadi harus diupayakan agar perjalanan alamiah penyakit pada kedua kelompok sama atau setara.Perjalanan alamiah penyakit sendiri dipengaruhi oleh banyak hal, antara
lain
jenis penyakit, penyebab, derajatpenyakif
lama sakig usia peserta jenis kelamin, ras, statusgizi,
faktor genetik, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat pula disebut sebagaifaktor
prognostik. Strategiuntuk
membuat kedua kelompok setara dalamhal
perjalanan alamiahpenyakit
ataufaktor
prognostiknya adalah dengan melakukan randomisasi.Lihat
uraiandi
bawah.B Setara dalamperlakuan
Segala cara yang mungkin harus dengan sungguh-sungguh dilakukan agar perlakuan terhadap peserta dalam kelompok-kelompok yang
dibandingkan
sama.Bila
peserta padakelompok perlakuan tahu
Sri Rezeki Harun dlek. 191
bahwa ia sedang menerima obat yang
diuji,
maka mungkinia
akan mengubah pola hidup, lebih hati-hati memilih makanan, berolah raga cukup istirahat,minum
obat teratur, dan sebagainya. Demikian pula bila peneliti mengetahui seorang peserta menerima obat yang diuji, ia mungkin lebih banyak memberi perhatian, nasihaf dan sebagainya.Untuk
mencegah terjadinya bias akibatpeneliti
atau pesertauji klinis
mengetahui jenis pengobatan yangdiberikan,
strategi yangpaling ampuh
adalah dengan melakukan Penyamaran (masking), sehingga baik peneliti maupun pesertatidak
mengetahui jenis obat atau pengobatan yang diberikan. Lihatlahuraian di
bawah.C
Setaradalam pengukuran hasil
Kriteria penentuan outcome atau hasil harus distandardisasi dengan baik, khususnyabila pengukuranbersifat subyektif atau data lunak.
Bila
tidak,
makamungkin
akan terjadi, sengaja atautidak, peneliti
memberikannilai
yang lebihbaik
kepada peserta yang menerima obat yangdiuji
ketimbang kepada peserta kelompok kontrol.Untuk
menghindari hal ini pengukuran tersamar (blinded) sangat dianjurkan.DnsnIN UII KLINIS
Pada
uji klinis
peneliti berupaya menelaah hubungan sebab-akibat antara variabel bebas yakni perlakuan (misal obat) dengan variabel tergantung (efek) dalam periode tertentu. Hasil yang diperoleh padauji klinis
adalah perbedaan efek pada kelompok perlakuan dengan pada kelompokkontrol.
Efek yangdinilai
darrat berupa kematiarylejadian klinis
tertentu, ataunilai-nilai
fisis atau hasil pemeriksaan khusus, yang berupa variabel berskala nominal, ordinaf atau numerik.Uji klinis
sangatmirip
denganstudi kohort,
karena kelompok perlakuan dankontrol diikuti
sampaiwaktu
yang ditentukan atau sampaiterjadi
efek. Bedanya, padauji klinis baik
alokasi pesertamaupun
metodeperlakuan ditentukan oleh peneliti,
sedangkan padastudi kohorg peneliti
hanya melakukan observasi saja tanpa memberikan perlakuan; perbedaan pajanan padakelompok
yangditeliti
serta pada kelompokkontrol terjadi
secara alamiah.192 Ujiklinis
Terdapat pelbagai bentuk desain
uji klinis, dari
yang sederhana sampai yangrumit.
Pembaca yangberminat
mendalami pelbagai desainuji klinis
dapat mempelajarinya dalam monogram Stanleydan Campbell yang telah menjadi acuan klasik.
Parapenulis
tersebutmenguraikan
pelbagaijenis
desain eksperimental yangdikelompokkan
sebagai desainpra-eksperimental,
desainkuasi-
eksperimental, dan desain eksperimental. Dalambabini diuraikan
dua jenis desain eksperimental yang paling sering digunakary yakni:1
Desain paralel, merupakan suafu perbandingan antar-kelompok (group comparison),dapat bersifat perbandingan kelompok
independen ataupun kelompok pasangan serasi (matched pairs).2
Desainmenyilang
(cross-orser design).Desainparalel
Jenis desain
ini
paling banyak digunakan, baik pada penyakit akut maupunkronik.
Pada desainini
disusun 2kelompok
(atau lebih), dan pengobatan pada kelompok-kelompok tersebut dilakukan secara paralel atau simultan. Jenis yang paling banyak dilakukan adalah desain paralel dengan 2 kelompok; satu kelompok memperoleh pengobatan baru (disebut kelompok eksperimental, kelompok perlakuan, kelompok terapi), sedangkan kelompok lainnya menerima plasebo atau terapi standar, disebut kelompok kontrol.Lihat
Gambar 10-"1,.Agar
diperoleh hasil yang sahilr, makakarakteristik
kelompok- kelompok yang diperbandingkan harus seimbang, terutama dalam hal perjalanan alamiah penyakit atau faktor prognosis yang penting.Untuk tujuan
tersebutdapat digunakan
salahsatu dari 2 teknik berikut:
o
dengan melakukan randomisasi.
denganpemilihan
pasangan serasi (matching)Dengan cara tersebut diharapkan sebelum dilakukan intervensi, karakteristik kedua kelompok sama atau sebanding. Bila pada