• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tqbel 4-5. Strotegi untuk mengulangi bios untuk meningkctkqn kesqhihon pengukuron

D SEUPTT DAN CARA PEMILIHAN SAMPEL

Tqbel 4-5. Tqbel 4-5. Strotegi untuk mengulangi bios untuk meningkctkqn kesqhihon pengukuron

Corq untuk mengurongi bios Contoh Melokukon pemeriksoon tonpo

setohu subyek

Melokukon pemeriksoon lonpo identitos subyek

3

Kolibrosi olot

Anok kecil diwowoncorq sombil dioiok bermoin Pemerikso memboco foto USG tonpo tohu identitos posien

Kolibrosi olof tiop minggu

3 Kalibrasi

alat

Melakukan kalibrasi alat ukur

secara

berkala

sangat

dianjurkan

dalam proses penelitian, khususnya

untuk

alat

ukur

yang bersifat mekanis atau

elektrik.

Keputusan

untuk

meningkatkan keandalan

dan

kesahihan

alat ukur tergantung

pada pertimbangan

peneliti

atas hal-hal

berikut:

AlanRTumbelakadkk.

83

1

pentingnya variabel yang akan

diukur

dalam konteks penelitian

2

besarnya efek keandalan dan kesahihan alat

ukur

terhadap hasil

3

kemampulaksanaary termasuk biaya

yang diperlukan Kesahihan variabel abstrak

Penentuan kesahihan alat ukur paling sulit dilakukan apabila variabel yang

diukur

bersifat abstrak, misalnya derajat

nyeri,

atau kualitas

hidup.

selain hasil pengukuran bukan berskala numerik melainkan nominal atau ordinal, penilaian variabel abstrak memPunyai

tingkat

subyektivitas yang

ti.ggi.

Pertanyaan yang harus

diperhatikan

dalam penilaian terhadap variabel abstrak adalah apakah pengukuran yang dilakukan terhadap

variabel

abstrak tersebut menggambarkan aPa

yang

sebenarnya

hendak diketahui.

Terdapat 3

hal

yang

termasuk dalam validasi

variabel abstrak

ini,

yaitu:

L

Kesahihan

prediktif

(predictiue

aalidity),

merujuk pada apakah

tingkat keakuratan pengukuran yang dilakukan dapat

memperkirakan variabel tergantung yang dimaksud. Misalnya

dalam faktor risiko bagi yang terjadinya penyakit jantung

koroner dikenal klasifikasi tipe kepribadian seseorang menjadi dua pola yakni pola kepribadian tipe A atau tipe B' Untuk menilai kesahihan

klasifikasi tersebut kita perlu mengetahui

berapa akuratkah klasifikasi yang dipergunakan dapat memperkirakan besarnya insidens penyakit

jantung

koroner pada sekelompok subyek yang

diteliti.

Kesahihan atau

validitas

jenis

ini

disebut sebagai kesahihan

prediktif.

2

Kesahihan

kriteri

a (criterion

aalidity)

dinamakan pula sebagai

kesahihan konvergen

(conaergent

oalidity), menunjukkan

berapa sahih hasil pengukuran tersebut dibanding dengan cara pengukuran

lain untuk

variabel yang sama. Misalnya, apakah kesahihan pertanyaan

untuk

ketaatan

minum

obat pada suatu uji klinis samabaiknyabila dibandingkan dengan cara mengukur kadar obat daldm urin?

3 Kesahihan muka

(face

ztalidity)

atau

kesahihan isi

(content

ztalidity) memmjuk pada keputusan subyektif peneliti berdasarkan

84

Pengukuran

akal sehat (common sense) atau intuisi terhadap variabel yang sulit diukur. Untuk mengukur kualitas

hidup

para responden, peneliti dapat memperkirakan dengan menggunakan hubungan subyek dengankeluarga dantetffiEga, atau dengan carayang lain. Variabel yang digunakan sebagai penduga variabel yang

sulit diukur ini

dinamakan

proxy. Hal

tersebut sepenuhnya bergantung pada peneliti, neunun alasan atau pembenaran unfuk menggrrnakan alat

ukw

proxy tersebut harus dijelaskan atau didiskusikan.

Tingkat sosial-ekonomi sering sulit apabila hanya

diukur

dengan jumlah penghasilan resmi per bulan. Dalam masyarakat banyak pegawai kecil yang rnempunyai gaji yang

kecil

(yang biasanya disebut apabila ditanya berapa penghasilannya)

namun

dapat

hidup

layak. Ini berkaitan dengan kegiatan lain di luar pekerjaan resminya.

Bila gaji digunakan

sebagai standar, hasilnya

tidak

sesuai dengan kenyataan.

Untuk

mengatasi hal

ini

dapat

dibuat

proxyt

misalnya kepemilikan

sepeda

motor

sebagai penanda

tingkat

sosial ekonomi sedang, dan seterusnya.

HUnUNGAN ANTARA KEANDALAN DAN KESAHIHAN

Keandalan maupun kesahihan suatu pengukuran bukanlah

merupakan sesuatu yang all or none, andal (sahih) atau

tidak

andal

(tidak

sahih),

namun tetapi lebih merupakan spektrum

'daerah

kelabu'. Keandalan dan kesahihan alat ukur atau pengukuran

biasanya dinyatakan secara

kualitatif

(atau semi-kuantitatif ) sebagai amat

buruk, buruk, kurang, cukup, baik,

sangat baik.

Kedua karakteristik pengukuran tersebut hendaknya dipandang sebagai

dua hal yang terpisah.

Suatu

jenis pengukuran dapat

mempunyai keandalan yang

sangat

baik namun

kesahihannya kurang baik; di sisi lain ada pengukuran yang kesahihannya cukup

baik sedangkan keandalannya buruk. Hubungan

antara kedua karakteristik pengukuran tersebut dilukiskan secara skematis pada

Gambar

4-2a

dan

4-2b.

AlanRTumbelakadkk.

Nildi sebenarnya

trtr trE

Gambar 4-2 (al dan (b). Ilustrasi hubungan antara keandalan dan kesahihan pengukuran pada pengukuran yang dilakukan berulang kali. Pengukuran A yang memberi variasi yang sempit (keandalannya baik) dan reratanya dekat dengan nilai sebenamya (kesahihannya baik). Pengukuran B memberikan variabilitas

nilai

yang lebar (keandalannya kurang) namun nilai reratanya dekat dengan nilai sebenamya (kesahihannya baik). Pengukuran C memberi variabilitas yang sempit (keandalannya baik) namun rerata hasil pengukuran menyimpang dari.nilai yang sebenamya (kesahihannya kurang).

Pengukuran D memberi variabilitas nilai yang lebar (keandalannya kurang) ftunun nilai reratanya menyimpang dari nilai sebenamya (kesahiharunya kurang).

85

(b)

d b b

o b"U" en

b d

86 Pengukaran

Darrnn PUsTAKA

1

Ahlbohm A, Norrel S. Introduction to modem epidemiology. Edisi ke-2.

Chesnut Hill: Epidemiology Resources Inc;1990.

2

Altman DG. Practical statistics for medical research. New York:

Chapnran and HalI; 1995.

3

Bland fM, Altman DG. Statistics notes: Measurement error propor tional to the mean. BMl.1996;3'1.3:1,06.

4

Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics. Edisi ke-3.

Boston: Lange Medical Books/McGraw Hill; 2001.

5

Fletcher RH, Fletcher SW, Wagner EH. Clinical epidemiology-the essen tials. Edisi ke-3. Baltimore: Williams & Wilkins; 1996.

6

Greenhalgh T. How to read a paper: statistics for the non-statistician.

I. Different types of data need different statistical tests. BMJ. 1997;315:364- 366.

7

Hulley SB, Cummings SR, Browner WS, Grady D, Hearst N, Newman TB, penyunting. Designing clinical research-An epidemiologic approach.

Edisi ke-2. Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins;2001.

8

Sackett DL, Haynes RB, Tugwell P. Clinical epidemiology. A basic science for clinical medicine. Edisi ke-2. Boston: Little, Browni 1991.

9

Tumbelaka AR, Adisasmita AC, Riono P, Sastroasmoro S,

Rachimhadhi

T.

Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Puslitkes LPUL,1992.

AlanRTumbel"akadkk. 87

Pengukuron merupokon dosor semuo penelition.

Pengukuron yong tidok okurat okon mengokibotkon hosil penelition yong tidok okurot pula.

Dolom penelition pengukuron mencokup pengukuron kuolitotif moupun kuontitotif .

Pengukuron dilokukon terhodop voriabel, yong dapot berskolo kotegorikol atou numerik. Skolo kotegorikol dibogi menjadi skolo nominol don ordinal, sedongkan skolo numerik dibagi menjodiskalo intervol dan skolo rosio.

Dori skolo numerik voriobel dapat diuboh menjodi skolo ordinol otou nominal, namun seboliknyo tidak.

Tiop skolo voriobel mempunyoi voriobilitos yong dapot

terjodi

podo pengomot, olot ukur, don subyek yang diukur.

Duo koroteristik pengukuron yong horus selolu diperhotikon odoloh voliditas (kesohihon) yong dipengoruhi bios, don keondolon (reliobilitos) yong dipengoruhi peluong.

Soloh sotu ospek pengukuron yong sering diperlukon dolom pengukuron odaloh kesesuoion (agreemenf) pengukuron yong dinyotokon dolom koppo.

Stotistik

ini diperlukon ogor diperoleh kesesuoion pengukuron voriobel nominol ontoro 2 pengomot (i nter-observer agreement) don ontoro 1 pengomot dolom woktu yong berbedo (i nt ra-o bserver ag reement).

Segola upayo yong mungkin horus sungguh-sungguh dilokukon untuk maningkotkon kesohihon dan keandolon pengukuron.

Bab 5 - Pemilihansubyek