• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar

beiakang masalah merupakan bagian

yang paling penting dari

setiap.tsnlutt penelitian. Dalam penilaian suatu usulan

untuk r.,"*p"to1eh

dana, banyak penyandang dana memberikan bobot

tertinggi untuk latar

belakang masalah

ini. Ini

dapat dimengerti,

karenilatar

belakang masalah merupakan

inti

usulan, sedangkan isi usulan selebihnya hanya menguraikan lebih lanjut apa yang telah

dikemukakan

dalam

latar

belakang tersebut.

Agar mudah

diikuti

dan dipahami pembaca, uraian dalam Latar Belakang Masalah hendaknya mencakup 4 hal yang lebih mudah

diikuti bila

disusun dalam

urutan

sebagai

berikut:

1

Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah

2

Apa yang sudah

diketahui

(what is known)

3 Apa

yang

belum diketahui

(what is not known

-

knowledge gap)

4

Apayang dapat diharap dari penelitianyang direncanakanuntuk

menutup

knowledge gaP

tetsebut

36 Usulanpenelitian.

L MesarAH

DAN BEsARAN MASALAH

Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh tiap peneliti. Masalah kesehatan terjadi bila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya ada (ilas Sollen) dengan yang sekarang ada (das Sein), Masalah dalam bidang kedokteran

dan kesehatan amat banyak; namun, apakah semua

masalah

tersebut layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian?

Jawabnya

adalah 'Tidak'; tidak

setiap masalah kesehatan layak dikembangkan menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitian, dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu. Misalnya, masalah kesehatan

yang cukup

besar

bahwa

"sebagian besar pasien anak dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia tidak ditangani dengan

memadai" bukanlah

merupakan masalah

penelitiary oleh

karena jawabannya sudah ada dan hanya ada satu, yakni kekurangan uang dan fasilitas yang diperlukan.

Selain jenis masalatu besaran masalah (magnitude of the problem) juga harus

diuraikan.

Pengetahuan tentang epidemiologi penyakit atau masalah kesehatan diperlukan agar pembaca dapat

diyakinkan

bahwa masalah tersebut memang penting untuk dicari pemecahannya melalui penelitian. hrsidens atau prevalens suatu penyakit yang tinggi merupakan masalah kesehatan

bila

menyebabkan

kesakitan

atau kematian yang

tinggi.

Namun insidens penyakit yang rendah,

bila menyebabkan kematian atau kecacatan yang bermakna juga merupakan

masalah

yang perlu diteliti. Dimensi waktu,

apakah masalah tersebut sekarang masih berlangsung, serta area geografik

dan demografik perlu dikemukakan untuk

mempertegas betapa

pentingnya

masalah.

Agar suatu

masalah kesehatan

layak untuk diangkat

menjadi masalah penelitian diperlukan beberapa syarat. Di antara syarat yang

diajukan oleh para ahli, rumusan Hulley dan Cummings cukup

komprehensif,

informatil

dan mudah

untuk

diingat yakni: mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang baru, selaras dengan

etika,

serta relevan.

Ini dirumuskan

dengan

baik

sebagai FINER

(F e a s ib I e,

lnt

er e sting, N o a el, Ethi c

al,

Rel ea ant) .

Sudi g do S astr o asmor o dkk.

F

-

Feqsible

o

Tersedio subyek Penelition

o

Tersediq dono

o

Tersediq woktu, olot, don keqhlion

|

-

lnteresting

o

Mosolqh hendoknyo menqrik bogi peneliti N

-

Novel

o

Mengemukokon sesuqtu Yong boru

o

Membqntoh olou mengkonfirmosi penemuon terdohulu

o

Melengkopi otou mengembongkon hosil penelition terdohulu

E

-

Erhicql

o

Tidok bertentongon dengon etiko

R

-

Relevqnf

o

Untuk pengembongon ilmu pengetohuon

r

Untuk peningkoton

tolo

loksono posien otou kebiiokon kesehotqn

o

Sebogoi dqsor untuk penelition seloniutnyo

37

L

Kemampulaksanaan

Kemampulaksanaan merupakan hal yang tidak dapat ditawar. Banyak kesenjangan dalam bidang kedokteran yang daPat dikembangkan menjadi masalah penelitian yang baik, menjanjikan hal yang baru, dan relevan dengan pelayanan

masyarakat dan

pengembangan

ilmu,

namun

tidak

cukup subyek penelitian, dana, sarana, keahliarL atau waktu. sebagian kendala tersebut mungkin diatasi dengan modifikasi desain, penyesuaianbesar sampef mengurangi jenis pemeriksaan, dan

pelbagii kiat lainnya.

Namun bila segala manuver

yang dilakukan

iersebut sangat mengurangi atau meniadakan nilai penelitian, hendaklah

peneliti mempertimbangkan kembali

aPakah

penelitian

dapat

al4,rttun.

Jadi pertimbangan praktislah yang akhimya menentukan, apakah masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian'

38 Usulan penelitian.

2 Menarik

Penelitian yang

baik

sangat

menyita pikiran,

tenaga,

waktu,

dan biaya. Pelbagai kendala, baik yang telah diantisipasi maupun yang

muncul kemudian, dapat

mengancam

dari waktu ke waktu. Di

lain sisi, peneliti juga

dituntut untuk

selalu

jujur

dan taat asas dalam seluruh tahapan penelitian sampai dengan pelaporanhasilnya. Oleh karena

itulah

peneliti harus tertarik pada substansi yang

ditelitinya.

Bila tidak, maka terdapat duakemungkinannegatif yang dapat terjadi:

mungkin ia akan cepat menyerah apabila dihadapkan pada pelbagai kendal4 atau ia tidak akan taat asas pada penelitian yang dirancangnya sendiri.

3 Memberikan nilai

baru

Nilai

baru dalam penelitian sering dihubungkan dengan orisinalitas

suatu penelitiary hal yang seringkali membuat

gamang peneliti.

Penelitian yang sama sekali baru disebut sebagai penelitian

orisinal,

sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut

replikatif.

Di

antara pelbagai kelompok peneliti, para peserta program

doktor

paling

khawatir

kalau-kalau rencana

penelitiannya'tidak

orisinal'.

Penelitian yang semata-mata mengulang penelitian terdahulu yang hasilnya telah jelas (established), memang berarti membuang banyak sumber daya secara sia-sia. Namun bukan berarti semua penelitian harus sama sekali baru. Pada

umumnya

penelitian ulangan dapat

dibenarkan

apabila:

o

Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu, apakah

hal yang

sama terjadi

bila

diterapkan pada kondisi atau populasi yang berbeda (beda ras, usi4 kondisi

klinig

dan sebagainya)

.

Peneliti melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaary analisis, atau simpulan penelitian sejenis yang

dipublikasi

sebelumnya.

Ini

juga

berarti

bahwa penelitian

ulang

yang

validitasnya lebih rendah daripada penelitian terdahirlu

tidak layak dilakukan. Alasan pengulangan penelitian harus

.

dijelaskan secara spesifik dan eksplisit dalam latar belakang usulan penelitian.

S u di gdo S as tr o asmor o dkk. 39

Dari literatur

dapat

disimpulkan

bahwa

butir-butir berikut ini

merupakan penelitian yang dapat dianggap orisinal:

1

Melakukan

penelitianbelum

pernah dilakukan sebelumnya

2

Meneruskan hasil penelitian orisinal yang sudah ada

3

Mengembangkan ide orisinal

milik

orang lain dan kemudian melaksanakannya

4

Menggunakan teknik baru

untuk

memperoleh data empiris

5

Merancang penelitian orisinal untuk dilaksanakan orang

lain

6 Menguji

ide orang

lain

dengan metode yang belum pemah

digunakan

7

Menemukan data

empiris

yang

belum

pernah

dilaporkan

B

Melakukan penelitian serupa dengan yang dilakukan di

luar

negeri

9

Menggunakan

teknik

lama

untuk

area baru

10 Memberi

eaidence

baru untuk

masalah lama

1

1

Melakukan studi lintas disiplin yang baru untuk masalah lama

L2 Menerapkan hasil studi orang lain pada populasi yang

berbeda

Biasanya usulan penelitian yang

baik

dapat mengandung lebih

dari

satu aspek orisinalitas tersebut.

4

Etis

Penelitian apa pun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai subyek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Kesulitan

mungkin timbul

karena

etika bukan hal yang mudah untuk didefinisikan.

Seseorang

mungkin mengatakan

sesuatu

hal

secara

etis

masih

berterima, namun bagi orang lain mungkin hal tersebut

sudah melanggar etika. Oleh karena itulah tiap penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek harus lebih dahulu memperoleh persetujuan

dari komisi

etika independen setempat.

Uraian lebih lanjut

dapat dibaca dalam Bab L8. Penggunaan plasebo pada

uji klinis

senantiasa menjadi bahan diskusi dalam sidang komisi etika. Modifikasi usulan

penelitian mungkin perlu dilakukan

atas saran

dari komisi

etika tersebut.

40 Usulanpenelitian.

5

Relevan

Relevansi merupakan hal utama yang harus

dipikirkan

pada awal

setiap penelitian. Tiap peneliti harus dapat memprediksi hasil

penelitian yang akan diperoleh, apakah relevan dengan kemajuan

ilmu,

tata laksana pasien, kebijakan kesehatary atau sebagai dasar

untuk penelitian

selanjutnya.

Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan

topik

penelitian,

peneliti harus

membatasi

diri pada pertanyaan penelitian

yang paling penting. Menjawab satu atau dua pertanyaan penelitian yang

penting

secara

adekuat lebih baik daripada menjawab banyak

pertanyaan

yang

remeh-temeh.

Hal ini perlu

ditekankaru karena

terlalu

banyak pertanyaan dalam satu

penelitian

akan menambah

kesulitan dalam pemilihan

desain,

penghitungan

besar sampel, interpretasi uji statistik4 serta masalah metodologis lainnya, di samping memerlukan tambahan logistik berupa biaya, waktu, tenaga, fasilitas

lain.

Para

peneliti muda

cenderung

untuk

memasukkan sebanyak

mungkin pertanyaan dalam satu penelitian; hal ini

seyogianya dihindarkan. Praktik untuk menambahkan satu atau lebih pertanyaan penelitian setelah data

terkumpul

(misalnya karena ada data yang menarik yang sebelumnya tidak terpikirkan), juga

tidak

selayaknya

dilakukan.

Sumber masalah

penelitian

Masalah

penelitian dapat dikembangkan dari pelbagai

sumber, termasuk:

1 Kepustakaan (buku

ajar,

karangan asli dalam jurnal,

telaah sistematik

/

meta-analisis, abstrak). Pertanyaan

dalam artikel

ilmiah bahwa terdapat suatu hal belum disepakati oleh para ahli merupakan petunjuk bahwa hal tersebut

perlu diteliti.

Tinjauan pustaka yang baik sering

diakhiri

dengan saran tentang hal atau aspek yang perlu

diteliti

lebih lanjut. Reaiew sistematik atau meta- analisis merupakan sumber informasi yang amat berharga

untuk

memperoleh sumber masalah penelitian. Setiap calon peneliti harus berupaya

untuk

mencari

publikasi ilmiah

terbaru, teristimewa dengan menggunakan internet.

Su digdo S astr o asmor o dkk.

Bahan diskusi dan materi konferensi, seminar, simposium, lokakarya, dan

sebagainya. Banyak

hal yang muncul

dalam

diskusi resmi, ataupun dalam

pembicaraan

informal

dengan pakar saat rehat kopr" dapat memunculkan masalah yang

mungkin

bagus

untuk

dikembangkan menjadi masalah penelitian.

Masalah dalam pengalaman sehari-hari seringkali dapat

dikembangkan menjadi masalah penelitian. Kontroversi antara yang tertulis dalam buku dengan fakta dalam praktik merupakan sumber masalah yang tidak akan pernah habis. Dikatakanbahwa cara terbaik

untuk

menjadi peneliti yang

mandiri

ialah mencari masalah penelitian yang bersumber

dari praktik

sehari-hari.

Pendapat pakar yang masih bersifat spekulatif seringkali dapat dicari landasan teorinya

untuk

dikembangkan menjadi masalah penelitian.

Sumber non-ilmiah dapat pula merupakan

sumber masalah penelitian. Berita surat kabar,

misalnya'penyakit aneh'di

suafu daerah yang merenggut banyak korban dapat

dijadikan

dasar

dan

dikembangkan menjadi masalah penelitian'

2

APE YANG SUDAH DIKETAHUI

Setiap masalah kedokteran atau kesehatan

hampir

pasti sudah ada upaya pemecahan,

baik

dengan dasar

bukti yang

sahih

melalui

penelitian (eaidence-bssed) maupun langsung dilaksanakan oleh para praktisi. Dengan studi literatur yang komprehensif dapat dijelaskan hal-hal apa saja yang telah

dilakukan

orang, khususnya penelitian yang bermaksud mengatasi masalah tersebut. Pemilihan

literatur

yang relevan dan cukup

mutakhir

diperlukan agar batas-batas yang sudah diketahui menjadi jelas.

Uraian tentang

apa

yang sudah diketahui ini harus

ringkas,

namun lengkap

dan

kritis.

Semua sumber pustaka

yang dirujuk

harus telah ditelaah

dengan

kritis,

sehingga

dapat diidentifikasi

sumber mana yang sahih, mana yang kurang sahih, dan mana yang

tidak

sahih.

Hal-hal yang memerlukan uraian lebih lanjut

dapat

dikemukakan dalam

Bab 2

usulan penelitian yakni

Bab Tinjauan 41

42 Usulanpenelitian.

Pustaka. Kebiasaan lama

untuk

membuat

tinjauan

dengan hanya membaca sumber sekunder tanpa

melakukan

telaah

kritis

harus ditinggalkan. Dengan demikian maka dapat diambil simpulan yang mantap yang menggarisbawahi pentingnya

penelitian

dilakukan.

3 ApI.

YANG BELUM DIKETAHUI

Hal

yang

belum diketahui

dalam pemecahan masalah merupakan kesenjangan pengetahuan (knornledge gap) yang seyogianya

ditutup

dengan penelitian. Kita tahu bahwa hasil penelitian yang berupaya menjawab masalah dapat menimbulkan masalah baru yang harus pula dijawab dengan penelitian. Identifikasi apa yang sudah diketahui dalam juga sekaligus dapat mengidentifikasi yang belum diketahui.

Mungkin terdapat laporan penelitian yang sudah dipublikasi, namun hasilnya kontroversial atau tidak konsisten;

ini

menandakan bahwa penelitian sejenis layak dan harus dilakukan kembali, dengan catatan kualitasnya harus lebih baik daripada yang sudah dipublikasi.

Di lain

sisi

mungkin

sudah cukup banyak

penelitian

dianggap dapat menjawab pertanyaan sejenis

di

negara maju,

namun

data di negara berkembang atau di Indonesia belum ada, padahal cukup alasan

untuk menduga bahwa situasinya besar kemungkinan

berbeda. Keadaan yang sering ditemukan adalah kebiasaan

untuk

mengekstrapolasi hasil penelitian ke dalam populasi yang berbeda.

Misalnya eaidenceuntuk pasien dewasa tersedia, namun

untuk

anak

tidak

tersedia sehingga

pata dokter

anak menggunakan eaidence pada orang dewasa tersebut untuk populasi anak. Banyak hal dalam

praktik

(di semua

disiplin

dalam kedokteran

klinik)

Iazim dilakukan padahal

belum

ada eaidence yang

kuat. Hal ini juga

menjadi area yang perlu

untuk diverifikasi

dengan penelitian.

4 API,

YANG DIHARAP DARI PENELITIAN

Ketiga

uraian di

atas (masalah dan besarnya masalah, aPa

yang

sudah diketahui, dan apa yang belum diketahui) kemudian

diakhiri

dengan pernyataan

pentingnya penelitian dilakukan,

bagaimana penelitian akan

dilakukan,

serta

hasil

apa yang dapat diharapkan

Sudigdo S astr o qsmor o dkk. 43

dari

penelitian yang direncanakan.

Apabila

disusun dengan baik,

maka latar

belakang masalah akan

mengawali "benang

merah"

yang kemudian

dilanjutkan

dengan rumusan masalatt pertanyaan penelitiary hipotesis, tujuary serta manfaat penelitian (lihat bawah).

Jadi untuk mengidentifikasi

masalah

penelitian yang laik teliti diperlukan

penguasaan substansi. Karenanya, sebelum menulis masalah penelitian, peneliti harus melakukan penelusuran pustaka, diskusi mendalam dengan senior atau sejawat lain, apabila diperlukan korespondensi dengan pakar dalam dan luar negeri. Karena itu sering dikatakan bahwa

penelitian

adalah

pekerjaan otak

dan sebagian

besar dilakukan di perpustakaan, bukan sekedar pekerjaan teknis di lapangan atau laboratorium.

B lpEwnrxasr DAN RuuusnN Mnsnreu

Identifikasi

masalah pada

umumnya

merupakan ringkasan uraian

dalam Latar

Belakang

yang dibuat

secara padat, tajam, spesifik.

Dengan ringkasan

ini

maka masalah

penelitian

menjadi jelas dan terlokalisasi, yangsekaligus menjadi dasar bagi Rumusan Masalah

atau Pertanyaan Penelitian. Rumusan masalah penelitian ini mempunyai

syarat sebagai beikut:

1

Rumusan masalah

hendaknya disusun dalam kalimat

tanya (interogatif). Rumusan masalah dalam

kalimat

tanya

ini

sangat dianjurkary karena dapat lebih bersifat khas dan tajam; karena

itu

rumusan masalah disebut pula sebagai pertanyaan penelitian (research question)."

Dengan rumusan dalam bentuk kalimat

tanya, masalah penelitian lebih terfokus, spesifik, dan tajam.

2 Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak

bermakna ganda. Pertanyaan penelitian "Bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kirT?" tidak bersifat khas,

r

Catatan: Seperti banyak hal dalam metodologi, ada kontroversi di sini. Suatu

institusi penyandang -dana .resmi melarang peggunaan. kalimat tanya untuk rumusan pertanyaan penelitian, sedangkan instutisi resmi lainnya menganggaP bahwa peneliti vang-tidak dapat merumuskan masalah penelitiannya dalam kalimat'tanya y'ang"khas

berirti

tidak menguasai masa'lah penelitian yang direncanakair. Kami setuju dengan pendapat kedua ini.

44 Usulan penelitian.

karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak parameter. Pertanyaan:

'Apakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan curah jantung?" Lebih khas,

tidak

dapat

ditafsirkan

lain.

3

Bila terdapatbanyak pertanyaan penelitiary maka masing-masing pertanyaan harus diformulasikan terpisah, agar tiap pertanyaan

dapat dijawab

secara

terpisah pula. Contoh

penggabungan pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji hipotesis:

'Apakah pemberian kalium intravena akan menurunkan tekanan darah, mempercepat laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap

kinerja global miokardium?"

Pertanyaan

kompleks

tersebut

harus diuraikan menjadi

3, sehingga

tiap pertanyaan

dapat dijawab dengan

uji

hipotesis yang sesuai secara terpisah.

Masalah yang seringkali timbul adalah apabila pertanyaan

penelitian sangat banyak, sehingga bila dipertanyakan satu per satu

menjadi amat berlebihan. Misalnya ingin diketahui hubungan

antara penerimaan

KB

dengan beberapa

karakteristik

demografi dan sosial-ekonomi suami-isteri. Tentu akan berlebihan

bila dibuat pertanyaan terpisah tentang hubungan antara penerimaan

KB dengan usia isteri, usia suami, suku, agarr.a, tingkat pendidikan, jenis pekerjaary usia saat menikatr, dan sebagainya. Dalam hal

ini

maka penggabungan menjadi karakteristik demografi dan sosial-ekonomi keluarga

yang

dapat dibenarkary asal

dalam definisi

operasional dijelaskan semua yang dimaksud.

Biasanya rumusan masalah

diawali

dengan pengantar seperti:

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah

di

atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

atau

Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi

peneliti untuk

merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

atau

Dengan mdmperhatikan latar belakang masalah

di

atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Sudi gdo S astr o asmor o dkk. 45

Contoh

Apakah bayi yang

lahir

dari

ibu

yang suaminya perokok mempunyai berat lahir lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang suaminya bukan perokok?

Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

ibu

dengan keberhasilan program KB di suatu daerah urban?

C HIpornsIs

Setelah masalah

penelitian dirumuskan, langkah berikut

adalah

merumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah

pernyataan sebagai

jawaban sementara

atas

pertanyaan penelitianr lang

harus diuji validitasnya

secara

empiris. Jadi hipotesis tidak

dinilai benar atau salatu melainkan

diuji

dengan data empiris apakah sahih (aalid) atau tidak.

Tidak

semua

jenis penelitian memerlukan hipotesis.

Survei

ataupun studi eksploratif yang tidak mencari hubungan

antar- variabel, jadi hanya bersifat deskriptif, tidak memerlukan hipotesis,

misalnya penelitian tentang prevalens hipertensi pada

pasien obesitas,

atau rerata kadar natrium murid

sekolah.

Perlu

atau tidaknya hipotesis dapat

dilihat

dari pertanyaan penelitian; apabila dalam pertanyaan penelitian terdapat kata-kata:

lebih

besaq,lebih

kecil, berhubungan dengan, dibandingkan, menyebabkan, terdapat korelasi, dan

sejenisnya, maka

berarti diperlukan

(satu atau lebih) hipotesis. Dalam konteks

ini

yang dimaksudkan dengan hipotesis adalah hipotesis peneli tian (resear ch hypothesis), y angharus dibedakan dengan hipotesis dalam

uji

kemaknaan

yaitu

hipotesis

nol

dan hipotesis alternatif.

Lihat

Bab 15.

Syarat

hipotesis yang baik

Formulasi hipotesis yang baik harus memenuhi persyaratan berikut:

1

Dinyatakan dalam

kalimat

dekralatif yang jelas dan sederhana,

tidak

bermakna ganda.

46 Usulanpenelitian.

Mempunyai

landasan

teori yang kuat. Hipotesis tidak

serta- merta datang dengan

sendirinya namun

harus

dibangun

atas dasar teori, pengalamary serta sumber

ilmiah lain

yang sahih.

Menyatakan hubungan antara safu variabel tergantung dengan satu atau

lebih

variabel bebas. Kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel

tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko

dengan

analisis

multivariat. Namun

dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan

lebih dari

satu

variabel tergantung

(disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis sederhana.

Contoh hipotesis yang kompleks:

Tingkat pendidikan ibu berperan dalam tumbuh-kembang anak

Meski kalimatnya pendek dan mudah dimengerti, namun hipotesis tersebut tidak dapat diuji dengan satu uji hipotesis, dan harus dipecah menjadi:

Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan pertumbuhan anak

dan

Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan perkembang- an anak

Sebaliknya hipotesis

yang dinyatakan dalam kalimat

paniang dapat disebut sebagai sederhana apabila memenuhi ketiga syarat

di

atas.

Contoh:

Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 32 minggu yang mendapat oftsigen lebih dari 60% dalam minggu pertama hidupnya mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita displasia bronkopulmoner dibandingkan dengan bayi yang tidak memperoleh oksigen 60%.

Sudigdo S astro asmoro dldc.

Hipotesis

memungkinkan diuji

secara empiris.

Hal ini mutlak

dalam semua studi empiris; suatu hipotesis, meski mempunyai dasar yang

kuaf

tidak dapat disebut memenuhi syarat bila

tidak

dapat

diuji

secara empiris.

Contoh

Anak yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan orang dewasa akan mengalami hambatan mental yang berat.

(Pengujian empiris mustahil dilakukan, karena praktis tidak akan ada anak yang

tidak

pernah berkomunikasi dengan orang dewasa).

Rumusan hipotesis harus

bersifat

khas

dan

menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Di sisi lainrumusannya jugaharus

cukup longgar

sehingga membuka

peluang untuk dilakukan

generalisasi. Rumusan yang

bersifat terlalu umum

atau yang

bermakna

ganda, harus dihindarkan.

Contoh

Pemberian obat X dapat memperbaiki gangguan fungsi pencernaan. (Fungsi apa? Apakah fungsi digesti, absorbsi, atau fungsi ekskresi?)

Kesulitan mungkin

timbul

karena dalam latar belakang masalah belum

diuraikan

secara

rinci

hal-hal yang dikemukakan dalam hipotesis. (Oleh karenanya sebagian

ahli

berpendapat bahwa rumusan hipotesis sebaiknya

tidak ditulis

dalam Pendahuluan, melainkan dituliskan setelah Tiniauan Pustaka). Untuk mengatasi hal ini, maka variabel-variabel yang diperlukan untuk penrnusan hipotesis harus dijelaskan dengan

rinci di

dalam latar belakang masalah, seperti pada usulan penelitian

untuk

penyandang dana yang

tidak

memerlukan tinjauan pustaka secara terpisah.

Untuk

keperluan skripsi, tesis, atau disertasi, hal-hal tersebut kemudian

diuraikan lebih rinci

dalam tinjauan pustaka.

Hal yang sebaliknya terjadi, hipotesis penelitian yang terlalu

rinci

akan

menjadi sirlit untuk

digeneralisasikan

ke populasi

oleh karena

tidak

sesuai dengan keadaan

yang

sebenarnya dalam

praktik

sehari-hari.

47

48 Usulan penelitian.

Contoh

Pada pasien gagal iantung, pemberian

infus inotropik

Z

dimulai

dari 2,5 mikrogram/kg/menit akan meningkatkan maximal peak ftow ztelocity pada jalan keluar ventrikel

kiri

dari 1,5 m/detik menjadi 2,0 m/detik.

(karena maximal

peak

floul aelocity merupakan salah

satu

parameter

curah

jantung,

maka

cukup

disebut meningkatkan curah

jantung

saja.

Dalam definisi

operasional

baru

dijelaskan parameter apayarrg digunakan untuk menyatakan curah jantung.

Demikian pula dosis serta teknik pemberian obat dapat diuraikan

pada

cara penelitian,

tidak

pada hipotesis)' Dengan

demikian

hipotesis tersebut dapat'dilonggarkan' menjadi:

Pada pasien dengan gagal jantung, pemberian obat infus

inotropik Z berhubungan

dengan

peningkatan

curah jantung.

Dikemukakan n

priori.

Hipotesis harus dikemukakan sebelum

penelitian dimulai,

sebelum

data terkumpul. Hipotesis

yang dirumuskan setelah peneliti

melihat

data, yang disebut sebagai hipotesis a

posteriori

atau posthoc hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis

multipel yang mempunyai

konsekuensi

dalam uji hipotesis (Kemungkinan bahwa

kemaknaan

yang

diperoleh disebabkan semata-mata karena faktor peluang, atau kesalahan

tipe I

akan menjadi makin besar dengan bertambah

banyaknya hipotesis).

Sebagian

ahli menyebut prosedur ini

sebagaifishing expedition, atat data dredging, danbahkan dapat

dituduh

'cl)rarrg'

,

bagaikan menebak lotere setelah nomoTnYa

diundi.

Banyak contoh hasil penelitian sebagai akibat hipotesis yang disusun setelah melihat data ternyata tidak

valid

dan

tidak

tervalidasi saat

dilakukan

penelitian dengan hipotesis a priori.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa studi dengan banyak

pertanyaan penelitian dapat memerlukan banyak hipotesis, y ang mempersulit desain. Bila memang diperlukan banyak hipotesis,

lebih baik ditentukan hipotesis utama

(hipotesis mayor),

dan

hipotesis lainnya sebagaihipotesis minor. Dalam rencana penelitiary perhatian utama peneliti harus terarah pada hipotesis utama.