Pembelajaran Vokal Teknik Artikulasi Dalam Bernyanyi Pada Penerapan Dialek Mandar Ke dalam Pengucapan Bahasa Indonesia di Kelas X6 SMA Negeri 1
Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Aby Rafdi; Suharto
Program Sarjana Universitas Negeri Semarang; Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
email: [email protected]
A. PENDAHULUAN
Musik merupakan seni bunyi yang secara spesifik musik membentuk bunyi dan rasa, melalui unsur melodi, irama, harmoni, sehingga menghasilkan nada yang indah dipadukan dengan ekspresi sebagai bentuk karya estetik (Mudjilah, 2012). Pembelajaran adalah terjadinya dua aktivitas antara guru dengan siswa yang mengajarkan keterampilan sesuai bidannya, khususnya musik (Abdullah, 2017). Budiharma (2010) menyatakan bahwa vokal adalah alat musik paling tua sepanjang perkembangan kebudayaan umat manusia. Setidaknya ada enam jenis teknik vokal yang perlu dipahami yaitu teknik artikulasi, pernafasan, intonasi, resonansi, phrasering, dan ekspresi.
Artikulasi menjadi bagian paling penting dalam bernyanyi, sebab isi pesan lagu akan dapat tersampaikan ketika lirik yang dinyanyikan jelas. Bernyanyi dengan jelas berarti berkomunikasi
Abstrak
Vokal merupakan alat musik paling tua sepanjang perkembangan kebudayaan umat manusia.
Setiap budaya memiliki vokal khas baik dari bahasa, dialek, dan aksen. Sehingga dalam mata pelajaran seni budaya, pembelajaran vokal menjadi materi yang utama di SMA Negeri 1 Pamboang, dengan latar keaderahan yang masih sangat kental. Maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui, mendeskripsikan, menganalisis, dan mampu mempresentasikan pembelajaran vokal teknik artikulasi dari bahasa daerah Mandar dalam pengucapan berbahasa Indonesia yang baku di SMA Negeri 1 Pamboang. Sasaran penelitian yaitu guru, siswa, dan materi ajar. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vokal tradisi atau dialek kedaerrahan Mandar yang melekat bagi sebagian masyarakat daerah tanpa terkecuali siswa, guru, di SMA Negeri 1 Pamboang. Dengan adanya materi teknik vokal pada pembelajaran vokal atau seni musik, menjadi ranah guru dalam mengatasi keganjalan pengucapan berbahasa yang tidak tepat, dengan menggunakan dua materi lagu yaitu ‘tènggang-tènggang lopi’
sebagai lagu daerah dan lagu nasional ‘Mengheningkan Cipta’ sebagai lagu bahasa Indonesia.
Sehingga memudahkan siswa dalam menganalisa, memahami, mendeskripsikan serta mempresentasikan vokal teknik artikulasi dari dialek bahasa Mandar dalam berbahasa Indonesia dengan tepat.
Kata Kunci : Vocal Leearning, Articulation Techniques, Mandar Dialect
dengan audiens, agar ikut meresapi makna lagu hingga dapat melantunkan syair bersama.
Sebaliknya ketika seorang penyanyi tidak mengucapkan syair kata demi kata dengan jelas, walaupun lagunya sudah tidak asing terdengar ditelinga, tetap akan menjadi jarak antar penampil dan penonton. Zacconi dalam Slamet, (1996: 29) menyatakan bahwa artikulasi yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi huruf-huruf hidup. Menurut data Ethnologue, terdapat 720 bahasa yang digunakan di Indonesia, ini menunjukkan bahwa perbedaan dialek ataupun subdialek juga akan begitu beragam. Pelafalan dengan bahasa daerah asal (bahasa Mandar) dengan bahasa indonesia yang baik dan benar menjadi salah satu problem dari penulis saat bernyanyi atau sekedar mengucapkan kalimat. Tentu dapat kita sepakati bahwa pelafalan yang tidak sesuai akan merusak atau mengurangi estetika sebuah karya vokal baik puisi atau pun nyanyian.
Mandar sebagai salah satu suku yang berada di Pulau Sulawesi tepatnya Sulawesi Barat, memiliki kekhasan dialek yang berbeda dalam berbicara hingga bernyanyi. Ini berkaitan langsung dengan lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 1 Pamboang yang ada di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, sekaligus dengan masyarakat sekolah yaitu siswa ataupun guru. Ciri khas dialek bahasa Mandar seperti pada kata “Pelan-pelan” dalam bahasa Indonesia, pada bahasa Mandar diucapkan “Pèlang-Pèlang”, penambahan ‘g’ pada kata akhiran ‘n’ dan pengucapan ‘e’ yang seperti mengucapkan ‘lele’ dalam bahasa Indonesia dengan kode huruf yaitu è . Pada kasus di atas, menjadi hal yang menarik atau menjadi fenomena yang peneliti rasa perlu diketahui, dipahami, guna mengatasi dan meluruskan ketidak tepatan berbahasa.
Berdasarkan pengalaman dan observasi penulis di SMA Negeri 1 Pamboang di peroleh bahwa pembelajaran seni budaya pada materi vokal di kelas X6 sebagian siswa masih belum bisa membedakan penerapan pelafalan yang sesuai dengan bahasa Indonesia baku. Hal ini disebabkan peserta didik lebih sering menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa daerah. Sebagai daerah yang cukup menjunjung budaya (bahasa), bahasa mandar digunakan dalam bahasa sehari-hari, juga pada seni pertunjukan daerah seperti bernyanyi lagu daerah. Maka ketika peserta didik berbahasa Indonesia, ada beberapa huruf pada kata yang kurang tepat pelafalannya baik di saat sekadar berbicara bahasa Indonesia ataupun saat bernyanyi lagu bahasa Indonesia.
Terpicu dari pembahasan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk lebih dalam meneliti keunikan permasalahan perihal artikulasi dalam pembelajaran seni budaya (vokal) di sekolah, dengan itu peneliti mengangkat judul penelitian yaitu “Pembelajaran Vokal di kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat”.
B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan deskriptif analisis yang bertujuan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai masalah-masalah manusia dan sosial (Fadli, 2021). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mendeskripsikan secara holistic serta mendalam terhadap partisipan/subjek penelitian dalam konteks khusus pada latar yang alamiah dengan menggunakan atau memanfaatkan metode yang alamiah juga (Alaslan, 2021: 27) Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pamboang dengan subjek penelitian siswa kelas X6, fokus penelitian yaitu pembelajaran vokal teknik artikulasi pada dialek Mandar dalam pengucapan bahasa Indonesia. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan subjek penelitian dan observasi di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil dokumentasi.
2. Proseder Kerja Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus yang masing-masing siklus I dan siklus II terdiri atas dua kali pertemuan dengan langkah-langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Pada langkah perencanaan menyusun angket dan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas, langkah tindakan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemudian melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan selanjutnya melakukan refleksi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai bahan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data meliputi reduksi data dengan merangkum data yang diperoleh agar terfokus pada pokok pembahasan, sajian data untuk mendeskripsikan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang berkaitan dengan rumusan masalah. Sedangkan keabsahan data diperoleh dengan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara melakukan cek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, serta triangulasi waktu untuk mengetahui kredibilitas data.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kurikulum SMA Negeri 1 Pamboang
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum pemeblajaran intrakulikuler yang beragam, dalam kasus agar peserta didik lebih optimal serta memiliki banyak waktu dalam mendalami tujuan dan menguatkan kompetensi (Alaslan, 2021). Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum yang telah diterapkan di SMA Negeri 1 Pamboang, dimana kurikulum ini begitu adaptif atau menyesuaikan sesuai kebutuhan lingkungan belajar. Bentuk belajar intrakulikuler yaitu pelaksanaannya disesuikan dengan jadwal yang ada, dan alokasi waktu yang telah ditentukan, bertujuan mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan materi. Dimana akan dikuatkan pada bagian ekstrakulikuler seperti minat dan bakat serta kepemimpinan atau kepribadian yang baik. Sama halnya kurikulum 2013 langkah awal pelaksanaan pembelajaran seni di SMA Negeri 1 Pamboang adalah pembuatan RPP yang memuat identitas mata pelajaran, kompetensi mata pelajaran, kelas dan semester, alokasi waktu, kompetensi inti, serta silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Tekhusus pada pembelajaran seni musik materi vokal dengan permasalahan yang ada perihal kedaerahan, tentu kurikulum yang berlaku harus sedikit menerima polesan atau sentuhan magis agar sesuai dengan kejadian lapangan. Dengan fenomena kedaerahan yang menjadi perhatian Ibu Jusnita S, P.d. maka RPP sebagai rancangan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran juga harus mengikuti sesuai tujuan belajar atas fenomena yang ada. Oleh karenanya, ketelitian guru dalam melihat peluang yang baik agar perkembangan siswa tidak hanya berada dalam batas nyaman di daerah, namun juga dipersiapkan untuk kemampuan adaptasi diranah nasional ataupun internasional. Maka penyusunan RPP juga dimaksimalkan disesuaikan dengan kurikulum pemerintah hingga tak terlepas dari kejanggalan siswa sehingga kemampuan pengembangan siswa menjadi tujuan utama.rujukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (Lase, 2020). Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum mengajar pembelajaran seni musik materi teknik vokal di dalam kelas. Pada tahap ini guru harus mempersiapkan diri ataupun siswa itu sendiri secara optimal sebab akan dikenalkan dengan pembiasaan baru, baik dari mempelajari teknik dasar vokal hingga pada fokus teknik artikulasi. Pembelajaran seni musik yang di ajarkan pada kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang tahun ajaran 2022/2023. Dengan mempertimbangkan fenomena yang ada, secara sederhana untuk mengatasinya pembuatan RPP menjadi dasar rancangannya guna mencapai tujuan pembelajaran kebiasaan artikulasi yang kurang tepat dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Terdapat dua penilian pada pembelajaran seni musik yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Aspek pengetahuan yang diberikan kepada siswa melibatkan penilaian pembelajaran bagaiaman siswa dapat memahami mareri, menerapkan materi, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, operasional, dasar/prosedural dan metekognitif sesuai dengan bidang pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik dan kompleks. Berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja warga, masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Sedangkan dari sisi aspek keterampilan dengan menggunakan alat dari organ tubuh atau alat musik
lainnya, siswa dituntut dapat mengolah informasi, mengikuti prosedur yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang pekerjaan dan kemasyarakatan melalui menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif pada ranah abstrak dan konkret, sehingga menampilkan kinerja dan terukur sesuai dengan standar terkait pengembangan dari sekolah dan masyarakat global. Dalam wawancara 15 Agustus 2023, Ibu Jusnita, S.Pd., selaku guru seni budaya SMA Negeri 1 Pamboang dengan latar belakang lulusan Program Studi Seni, Drama, Tari, dan Musik. mengatakan;
“ Fenomena dialek daerah yang melekat ke anak-anak (peserta didik) dalam berbahasa Indonesia akan terus berlangsung sepanjang tahun, sebab sedari kecil sudah sangat melekat dan tidak diperhatikan oleh guru dalam konteks pendidikan, baik saat anak-anak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga masa SMP. Jadi, kalau hanya di tingkat SMA yang perhatikan akan cukup sulit. Namun tetap menjadi salah satu prioritas untuk mengingkatkan SDM, sebagai masyarakat daerah yang masih menjaga erat budaya”
Tujuan utama dari pembelajaran seni musik materi teknik vokal bagi siswa SMA Negeri 1 Pamboang adalah untuk membekali siswa agar lebih dapat memilah pengucapan yang tepat pada tiap kata dalam bahasa daerah kedalam bahasa Indonesia, serta menunjang siswa agar lebih percaya diri pada tingkat nasional hingga Internasional. Dimana belajar vokal tidak sakadar bernyanyi, melainkan pemahaman mengolah vokal agar tetap sehat, jelas, merdu dan baik, sebab teknk vokal dapat diterapkan pada saat siswa sekadar berbicara biasa, namun hingga siswa terbiasa dalam bersuara dengan nada.
2. Proses Penerapan Pembelajaran Seni Musik Materi Teknik Vokal di Kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang Dengan Fokus Teknik Artikulasi
Metode Demonstrasi adalah metode pengajaran, yang diawali dengan guru dalam memberi permasalahan atau fenomena kepada peserta didik, kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk memecahkan masalah tersebut secara bersama-sama atau berkelompok dengan teman (Endayani dkk., 2020). Metode demonstrasi begitu efektif pada proses pembelajaran sebab membantu lebih memahami pesan dari guru, dengan praktik langsung yang diperlihatkan oleh guru. Contoh proses pembelajaran seni musik materi dan praktik teknik vokal pada fenomena artikulasi kedaerahan yang diterapkan dalam artikulasi bahasa Indonesia.
Keaktifan dan kreatifitas guru dalam menentukan strategi interaksi di dalam kelas sebelum, sedang atau pun sesudah pembelajaran menjadi hal utama yang diperhatikan seorang guru, guna menciptaakan proses kegiatan belajar mengajar yang menarik, sehingga menarik perhatian lebih seluruh siswa dan meningkatkan antusiasme siswa ketika belajar. Maka itu, siswa akan lebih terangsang untuk mengamati, menyesuaikan diri antara teori dengan kejadian nyata serta merangsang siswa melakukan atau mempraktekkan sendiri. Namun proses pembelajaran praktik biasanya akan sedikit membutuhkan waktu yang lebih lama sebab penyesuaian siswa terhadap hal yang baru, bagi apa yang telah di lakukan lebih lama, dalam konteks ini yaitu pengucapan, barulah dapat dipraktikkan dengan baik.
Tentu proses pembelajaran hingga mencapai tujuan pembelajaran tidak hanya perihal metode serta startegi yang diterapkan, namun ketersambungannya koneksi dan menjaga koneksi di dalam ruang kelas menjadi hal yang utama, yaitu penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Guru, siswa, tujuan, metode, materi, media pembelajaran, dan evaluasi menjadi koneksi yang harus tetap terjaga dengan baik. Berikut ini, uraian koneksi pemebajran seni musik materi dan praktik teknik vokal fokus teknik artikulasi bagi siswa kelas X6 di SMA Negeri 1 Pamboang.
a. Guru
Ibu Jusnita, S.Pd. adalah satu-satunya guru tetap (PNS) pada mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 1 Pamboang, dimana terhitung ada dua orang pengajar lagi yang masih berstatus honorer. Namun terlepas dari status, pembagian kelas dibagi cukup rata sesuai dengan kebutuhan jam. Pada kelas X Ibu Jusnita, S.Pd. lah yang mengajar mata pelajaran seni budaya, dimana terdapat tujuh kelas.
Beliau merupakan lulusan sarjana pendidikan program studi seni drama, tari dan musik di Universitas Negeri Makassar. Pengalaman mengajar tentu sudah tidak diragukan lagi, sebab sudah bertahun-tahun Ibu Jusnita, S.Pd. mengajar di SMA Negeri 1 Pamboang, penulis selaku peneliti pun merupakan anak didik beliau seketika duduk dibangku sekolah menengah atas. Peneliti pun dengan secara sadar bahwa Ibu Jusnita mengajar dengan berbagai metode kondisional yang tentu membuat suasana kelas lebih nyaman, menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran seni musik dilaksanakan seminggu sekali untuk semua kelas di SMA Negeri 1 Pamboang, dengan durasi pembelajaran tiap pertemuannya ialah 1 jam pelajaran terhitung 45 menit.
b. Siswa
Siswa menjadi subjek dan objek penelitian, pada penelitian ini merupakan siswa kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang pada tahu ajaran 2023/2024. Jumlah siswa kelas X6 yaitu sebanyak 30 siswa di kelas X6 diantaranya 9 orang laki-laki, dan 21 orang perempuan. Dengan jumlah siswa yang cukup banyak, menjadi pekerjaan yang ekstra bagi guru untuk mengajar di dalam kelas, dikarenakan siswa kelas X juga merupakan siswa baru yang sedang berproses dari fase remaja ke dewasa, sehingga sifat dan sikap yang kurang baik atau kurang bijaksana oleh siswa sering ditemui di kelas X. Siswa siswi di kelas ini juga merupakan kumpulan siswa yang datang dari 8 sekolah menengah pertama yanh berbeda yang berada di Kecamatan Pamboang.
c. Tujuan
Terdapat empat kompetensi pembelajaran beradasar kurikulum pembelajaran, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui proses pembelajaran intrakulikuler, kokurikuler, dan ektrakulikuler. Siswa kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang secara musikalitas, pemahaman materi teknik vokal serta praktik artikulasi dari dialek daerah ke dialek bahasa Indonesia masih cukup kurang. Maka tujuan utama daripada pembelajaran seni musik materi teknik vokal fokus pada teknik artikulasi dari dialek daerah ke dialek bahasa indonesai yang baik dan baku ialah, siswa dapat memahami dan mempresentasikan teknik vokal dengan bernyanyi secara unisono atau berkelompok, siswa juga diharapkan dapat menyanyikan lagu daerah dan lagu nasional sesuai dengan kaidah pengucapan yang ada pada tiap bahasa.
d. Metode
Rusman dalam (Mayasari dkk., 2022) menyatakan Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang strategis guna meningkatkan kreativitas siswa sebab strategi pembelajaran ini berpusat pada siswa dengan kolaborasi pemecahan masalah dalam kegiatan atau pengalaman sehari-hari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), merupakan metode pembalajaran yang mampu menyadarkan peserta didik dengan cepat. Sebab dengan memberi masalah lalu memecahkan masalah, siswa akan lebih cepat merefleksikannya. Ada pepatah yang mengatakan
“Guru terbaik adalah pengalaman”. Maka dengan secara sadar siswa melihat, memahami dan mengalami sendiri, akan membantu siswa menangkap lebih akurat dan tepat isi, makna, serta kemana pembelajaran ini diharapkan.
Metode Problem Based Learning (PBL) dan metode demontrasi dalam kegiatan belajar mengajar proses pembelajaran praktik seni musik teknik vokal fokus artikulasi kedaerahan dalam bahasa Indonesia yang baik menjadi cara mengajar yang paling ampuh atau sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada kasus ini, guru menjelaskan dan mencotohkan teknik vokal yang baik dan benar, secara spesifik mempraktikkan teknik arikulasi yang baik dan benar di depan peserta didik dengan menjadi titik fokus di kelas. Sehingga kemungkinan meningkatnya keingintahuan peserta didik sangat tinggi peluangnya, dan yang pasti peserta didik akan paham serta mengubah kebiasaan yang kurang tepat itu menjadi lebih baik atau tepat.
Gambar 1. Proses Pembelajaran Vokal Metode demonstrasi, PBL dan drill
(Sumber : Aby Rafdi, 28 Juli 2023)
Selian metode diatas, metode drill sebagai metode pengulangan yang dalam konteks pembelajaran praktik berarti latihan secara berulang-ulang, dengan begitu kebiasaan siswa yang melatih motorik serta indranya akan membiasakan pembelajaran vokal dialek dengan baik, dengan kemampuan menempatkan pengucapan sesuai kaidah bahasa yang dalam penelitian ini yaitu cara pengucapan bahasa Mandar kedalam bahasa Indonesia.
e. Materi
Pada pembelajaran seni budaya dengan bidang seni musik di kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang materi yang diberikan ialah bernynayi unisono dengan teknik vokal fokus pada artikulasi dari dialek daerah pada pengucapan bahasa Indonesia. Pada proses pembelajaran seni musik materi teknik vokal, terbilang sebanyak empat kali pertemuan dalam pembelajaran seni musik materi bernyanyi dengan teknik vokal yang berfokus pada teknik artikulasi yaitu dialek daerah ke pengucapan berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar lebih baku.
Pertemuan pertama guru memberikan materi lagu pemanasan bernyanyi dengan mempraktikkan bernyanyi secara unisono yaitu lagu kebangsaan Indonesia Raya. Langkah berikutnya guru merefleksikan cara bernyanyi siswa dengan menjelaskan beberapa teknik vokal yaitu artikulasi, pernafasan, intonasi, prhaserhing, resonansi, sikap badan, ekpresi, dan lain-lain.
Kemudian siswa berdiskusi dan menyampaikan keganjalan yang di alami dalam bernyanyi lagu berbahasa Indonesia dan guru memberikan interaksi balik dengan memberitahukan ketidaktepatan penggunaan teknik vokal saat siswa bernyanyi. Setelah menjelaskan materi teknik vokal dan
mendemonstrasikannya, guru meminta siswa untuk mempraktikkan cara bernyanyi yang baik dan benar dalam bernyanyi lagu berbahasa Indonesia yaitu lagu Indonesia raya dengan teknik vokal yang telah diterima dalam pembelajaran seni musik, yang tentu langsung beriringan dengan pembelajaran ketepatan pengucapana artikulasi agar lebih tepat atau sesuai pada lirik yang mengandung huruf ‘è’, seperti pada lirik merdeka, negeri, Indonesia, dsbgnya.
Gambar 2. Partitur Materi Lagu Daerah (Tenggang-tenggang lopi)
(Sumber : Aby Rafdi, 28 Juli 2023)
Pada pertemuan kedua pembelajaran seni budaya mareri seni musik teknik vokal yang berfokus pada teknik artikulasi dialek daerah dalam pengucapan bahasa Indonesia yang baik atau
lebih tepat agar terkesan lebih baku. Diawal pembelajaran guru kembali mengajak siswa untuk bernyanyi lagu Indonesia raya secara unisono sebelum masuk kedalam proses pembelajaran praktik teknik vokal fokus teknik artikulasi dialek daerah ke dalam dialek berbahasa Indonesia, dengan begitu guru kembali membahasa ulang secara singkat teknik vokal dengan peranannya pada kegiatan bervokal seperti sekadar berbicara, hingga melakukan aktivitas seni seperti berpuisi, dan bernyanyi. Setelah merefleksikan kembali materi yang telah diberikan pada minggu kemarin, minggu ini guru memberikan materi baru yaitu dua lagu diantaranya satu lagu daerah dan satu lagu nasional. Dengan begitu siswa lebih muda membandingkan pengucapan yang tepat dan kurang tepat pada kata dalam bahasa Indonesia dengan dialek daerah.
Gambar 3. Partitur Materi Bernyanyi Lagu Nasional (Mengheningkan Cipta)
(Sumber : Aby Rafdi, 28 Juli 2023)
f. Teknik Vokal
Teknik vokal berarti aturan atau tatanan cara memproduksi suara dengan baik dan efisien, agar terdengar indah, jelas, merdu, nyaring, dan dapat dipastikan memiliki esetika nilai teknik dalam bernyany (Sinaga, 2018). Bernyanyi merupakan ungkapan perasaan secara musikal lewat suara.
Melalui suara, ungkapan perasaan tersebut dapat tersampaikan kepada pendengarnya, dengan memadukan musikalitas antara musik dengan vokal sebagai nada utama sehingga menghasilkan harmoni yang indah yang mampu membuat para pendengar menikmatinya. Contoh teknik vokal dalam bernyanyi: (1) Artikulasi merupakan teknik vokal yang mempelajari cara pengucapan yang baik dan benar pada tiap kata yang ada di lirik, agar lebih jelas dan merdu.
(Kurnianingsih dkk., 2013) dalam peneilitiannya menyatakan artikulasi ialah pelafalan yang bergantung pada kondisi bibir, gigi, lidah, rongga mulut, rongga hidung, rongga kepala, dan batang tenggorokan, yang ketika kondisi alat suara ini dalam kondisi baik akan menghasilkan suara merdu, indah dan jelas. (2) Phrasering merupakan teknik vokal yang mempelajari cara pemenggalan kata yang sesuai dengan maksud kalimat, juga dengan penyesuain musik, sehingga ketepatan arah lirik
lagu dapat tersampaikan dengan baik dan tepat. (3) Intonasi merupakan ketepatan nada. Intonasi menjadi bagian penting dalam pelatihan dasar teknik vokal (bernyanyi), sebab penyampaian lagu tidak akan indah, merdu, atau akan terdengar sumbang jika nada lagu dinyanyikan tidak tepat. (4) Pernafasan merupakan teknik vokal yang mempelajari cara mengatur dan meminimalisir nafas sesuai dengan kebutuhan saat bernyanyi, sehingga suara akan lebih stabil dan mudah untuk di kontrol juga menjadi dorongan pita suara guna mengatur power suara.
Pernafasan dada, pernafasan yang paling kondisional dengan kebutuhan udara yang diperlukan.
Pernafasan perut, pernafasan ini kurang cocok digunakan saat bernyanyi sebab jarak antara peurt dan mulut sebagai organ yang bersuara sehingga transfer udara cukup sulit, pernafasan ini dapat dirasakan saat posisi baring. Pernafasan diafragma, tepat berada diantara atau sekat rongga dada dan perut. Dengan pelatihan yang baik pernafasan diafragma menjadi teknik pernafasan yang paling disarankan, sebab tampungan udara dengan jarak yang terjangkau akan membantu penyanyi saat menyalurkan udara sehingga volume atau power penyanyi akan lebih baik dan menjaga kestabilan suara.
g. Media Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran seni musik di SMA Negeri 1 Pamboang menggunakan fasilitas yang ada disekolah, dimana SMA Negeri 1 Pamboang tentu mempunyai beberapa alat musik serta alat bantu untuk mengajar seni musik. Namun pada materi teknik vokal fokus teknik artikulasi tentang dialek daerah kepada dialek berbahasa Indonesia yang baik atau dapat dikatakan lebih baku, guru mata pelajaran seni tidak menggunakan alat musik. Sebab interaksi dengan pelatihan vokal secara mandiri, hanya sekadar menggunakan sound untuk memutar musik atau iringan lagu.
h. Evaluasi
Evaluasi pada kelas vokal fokus artikulasi dialek daerah kedalam pengucapan berbahasa Indonesia yang baik dan benar ialah menyanyikan lagu daerah yaitu “Tengganng-tenggang lopi” dengan pembanding lagu nasional yaitu Mengheningkan cipta, dengan memberikan penilaian berupa predikat cukup baik, baik, dan sangat baik.
Pembelajaran seni musik di SMA Negeri 1 Pamboang dilaksanakan di ruang kelas sesuai jadwal yang ada, sejumlah tiga guru seni budaya dengan latar belakang yang sama yaitu lulusan program studi seni drama, tari, dan musik. Seminggu terdapat sekali pertemuan pada tiap kelasnya, dengan durasi jam pelajaran 2×45 menit. Dengan penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran seni budaya materi seni musik teknik vokal fokus teknik artikulasi, berdasar penerapan dialek daerah yang kurang tepat pada penerapan pengucapan dalam bahasa Indonesia, menjadi metode yang paling ampuh untuk peserta didik dapat mengamati dan mencontohkan ulang yang dipraktikkan oleh guru.
3. Pembelajaran Dialek Artikulasi Mandar Dalam Budaya Tradisi Mandar
Secara kesinambungan pembelajaran dialek artikulasi Mandar disekolah hanya bisa didapatkan dalam kelas mata pelajaran seni budaya dan bahasa Indonesia. Berbicara perihal bahasa dan seni, tentu akan berkaitan dengan karya sastra berupa pengekpresian diri secara lisan, contoh dari karya sastra Mandar dan seni di dalam tradisi Mandar ialah kalindaqaq dan sayang-sayang Mandar.
a. Kalindaqdaq
Kalindaqdaq merupakan karya sastra secara lisan yang mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan bait-baitnya atau susunan kata yang baik dan indah. Sepeti yang dikuatkan dalam penelitian (Muhammad Parwin dkk., 2016) bahwa etimologi kalindaqdaq mengungkapkan bahwasanya kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu kali yang berarti “gali” dan daqdaq yang berarti dada. Maka dalam penelitian (Muhammad Parwin dkk., 2016) yang mewawancari Muhammad Ishaq selaku budayawan mengungkapkan bahwa
“kalindaqdaq ri’o mappasungang anu ilalang dialawe”
yang memiliki arti “Kalindaqdaq ialah mengeluarkan segala hal yang ada didalam hati yang terdalam”.
Maksud dari ungkapan ialah menunjukkan kalindaqdaq berada di garis tutur kata yang baik, halus, dan indah, dimana isi kata dalan kalindaqdaq membahas soal agama, pendidikan, nasehat, sosial, hingga hal jenaka yang romantik, lelucon serta motivasi sehingga memberikan efek positif pada pendengarnya.
Ciri umum kalindaqdaq adalah 8,7,5,7, yang terdiri dari empat baris, dimana setiap barisnya memiliki jumlah suku kata yang berbeda, baris pertama 8 suku kata, baris kedua 7 suku kata, baris ketiga 5 suku kata dan baris terakhir atau keempat terdiri dari 7 suku kata, itulah yang menjadi ciri umum yang lumrah didapatkan pada syair-syair kalindaqdaq tersebut, contohnya:
U-su-rung- mal-lè -tè - lèm-bong Walau harus menyeberangi lautan Ma-ti-ndo ma-nu-ma-nu
Tidur laksana burung Maq-a-ro-ma-i
Demi berikhtiar/berusaha Dal-lè-po-lè-di-pu-ang
Rezeki dari Yang Maha Kuasa
Gambar 4. Gambar Notasi Kalindaqdaq
(Sumber : Aby Rafdi, 15 Agustus 2023)
Kalindaqdaq dalam di irirngi beberapa tabuhan rebana dengan pola cepat sehingga nuansa yang diperdengarkan mengundang semangat dan kebahagiaan. Momen-momen kalindaqdaq dikumandangkan ialah saat acara tradisi totammaq (orang yang khatam Al-qur’an) atau sering disebut sayyang pattuqduq (kuda menari), yang memiliki kejelasan yaitu seorang anak yang menamatkan Al- qur’an akan di arak mengelilingi kampung dengan kuda yang menari-nari di iringi tabuhan rebana serta lantunan kalindaqdaq. Selain itu, kalindaqdaq juga bisa dijumpai pada acar pernikahan, acara seni pertunjukan daerah, dsbgnya. (Muhammad Parwin dkk., 2016).
b. Sayang-Sayang Mandar
Sayang-sayang Mandar merupakan karya sastra musik Mandar klasik, dalam menymapaikan pesan lewat lisan dengan nada. Perpaduan vokal dan iringan alat musik kacapi menjadi ciri khas musik sayang-sayang Mandar. Pa’èlong (penyanyi) sayang-sayang Mandar biasanya akan bernyanyi secara spontan sesuai dengan keadaan yang dialami oleh penyanyinya atau pun hal yang ada disekitar panggung pertunjukan. Spontanitas ini menjadi khas yang utama, sebab diyakini awal dari sayang-sayang Mandar ini muncul adalah hanya sebatas rayuan atau pelampiasan keresahan seseorang yang ma’ èlong-èlong (bernyanyi-nyanyi) di tempat tongkrongan (Taufiq, 2022). Formasi pemain sayang-sayang Mandar dahulu yaitu dua orang pakkacaping (pemain kecapi) atau disebut pakko’bi’
(pemetik dawai), kemudian dua orang pa’èlong (penyanyi) yaitu satu laki-laki dan satu perempuan.
Durasi pertnjukkan sayang-sayang Mandar paling pendek yaitu 10 menit, hingga sayang-sayang Mandar paling lama akan sejam atau lebih (Indarsih dkk., 2023).
Perkembangan dalam pelestarian sayang-sayang Mandar saat ini sebagai karya sastra dan karya seni musik menjadikan formasi yang sering digunakan pegiat seni tradisi Mandar yaitu dua pa’èlong (penyanyi) laki-laki dan perempuan, kemudian satu pemain gitar irama (rythm), satu pemain gitar pakko’bi’ (pemetik melodi), dan satu pemetik bass. Dari dulu hingga sekarang musik sayang-sayang berperan penting dalam syairnya yang terkandung nilai religius, nilai pendidikan moral, nila budaya, yang secara langsung memberikan nasihat, rayuan hingga hal jenaka, sehingga seni pertnjukan ini menjadi hiburan dan pemaknaan yang tersirat dalam di tiap syairnya. Interaksi antar pa’èlong dengan penonton adalah hal yang dinanti-nanti juga dalam pertunjukkanya (Indarsih dkk., 2023). Contoh salah satu karya sastra syair sayang-sayang Mandar ciptaan Firdaus, yang lebih banyak diterapkan dalam petikan karambangan. Berikut notasi, syair beserta artinya, yaitu:
Bismillah turanna’ èlong sayangè Bimislillah Pembuka lagu
Bismilah turanna’ èlong bungasna panginoang Bimillah ini nyanyain awalan permainan Sayangè salama’ nasang puanè
Ya Allah selamatkan kami
Salama’ nasang ingganna ma’irrangngi
Selamatkanlah Semua Yang Mendengarkan
Gambar 5. Notasi Sayang-sayang Mandar
(Sumber : Aby Rafdi, 15 Agustus 2023)
Pengertian yang ada di dalam makna kalimat berbahasa Mandar berarti lebih, mengingat kebesaran Allah SWT dengan mengucap basmalah dengan do’a keselamatan bagi semua, bagi penampil atas pertunjukan, bagi penonton atas kenyamanan, hingga atas keselamatan bagi penyair dan pendengar selama hidup didunia dan di akhirat. Arti dan perngartian lagu berdasar dengan garis besar hasil wawancara peneliti bersamaguru bahasa Indonesia sebagai pegiat sastra dan budaya yaitu Ibu Neliana, S.Pd tanggal 15 Agustus 2023.
c. Lagu Mandar Tempo dulu Tènggang-Tènggang Lopi
Materi lagu tènggang-tènggang lopi menjadi pilihan lagu dalam pembelajan seni musik materi teknik vokal, sebab dalam lirik atau syair yang terkandung didalamnya memiliki cerita nenek moyang sebagai identitas To Mandar (orang Mandar) sekaligus dalam liriknya terdapat beberapa penekanan dialek kedaerahan yang bisa dijadikan acuan pustaka. Adapun lirik beserta arti lagu tènggang-tènggang lopi (Asis, 2019), sebagai berikut;
Tèngang-Tènggang Lopi Goyang-Goyang Perahu Ciptaan: A. Syaiful Sinrang Tènggang-tènggang lopi Perahu berayunan-ayun / Lopinna anaq koda
Perahunya sang nahkoda Anaq koda ipanja’ja’
Sang nahkoda yang mengarah Ipanja’ja’ uluanna
Mengatur haluan perahunya Uluanna lèpa-lèpa
Arahnya perahu kecilnya Lèpa-lèpa lambang liwang
Perahunya menyeberang ke sebelah Lambang liwang di lallutè
Ke tempat lallute Mappadottong tinjaqna
Melepaskan atau menyampaikan nazarnya Polèmaq polèmaq liwang
Sesampainya saya (nahkoda) disana Natoanamaq tèdong lotong
Saya dijamu kerbau hitam (perumpaan) Tèdong lotong takkè tanduq
Kerbau hitam yang tidak bertanduk Apa mokadaq maandè
Sehingga aku tidak mau memakannya
Menurut (Asis, 2019) kata tènggang-tènggang yang berarti ‘bergoyang-goyang’ dalam konteks perahu berlayar atau yang berada di lautan maka akan berarti ‘ayun-ayun’ dan akan menunjukkan gambaran lopi ‘perahu’ berayun di atas laut. Bait pertama pada kata anaq koda ‘nahkoda’ sangat serasi dengan lirik pertama sebab setiap berbicara perahu maka tidak akan terlepas dari nahkoda.
Syair lagu mandar tempo dulu ini enjadi gambaran lirik yang sistematis, dengan peggambaran yang teratur sesuai jalan cerita atau pesan yang ingin disampaikan.
Pembelajaran yang dapat peneliti simpulkan dari lagu tènggang-tènggang lopi bahwa budaya Mandar merupakan budaya maritim, dimana kegiatan yang dahulu masyarakat Mandar laksanakan ialah berlayar, merantau, guna untuk mencari rezeki. Nilai religius yang ada pada bait akhir yang berarti ketika To Mandar ‘orang Mandar’ sampai pada hulu jamuan yang dilarang oleh agama menjadi penolakan yang dharuskan sebab keselamatan selama perjalanan hingga pada keberlanjutan kehidupan yang barokah ‘diberkahi’ olleh Allah SWT.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran seni musik materi teknik vokal yang berfokus pada teknik artikulasi dalam dialek daerah pada pengucapan berbahasa Indonesia yang baik, benar atau baku bagi siswa kelas X6 di SMA Negeri 1 Pamboang, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pelafalan siswa kelas X6 SMA Negeri 1 Pamboang masih dipengaruhi oleh dialek bahasa Mandar sebagai bahasa ibu atau bahasa sehari-hari yang cukup kental di lingkungan umum maupun pada lingkungan sekolah itu sendiri. Dalam ranah sekolah pembelajaran seni musik materi teknik vokal menjadi tumpuan guru memberikan perhatian pada fenomena ini.
Teknik artikulasi pada teknik vokal cukup berkaitan dengan dialek, maka pemberian materi bernyanyi lagu daerah “Tenggang-tenggang lopi” dan lagu nasional “Mengheningkan Cipta” menjadi tolok ukur yang tepat bagi siswa untuk mengamati, memahami hingga mampu merepresentasikannya. Tidak hanya sekadar saat bernyanyi namun juga pada kegiatan dialog sehari- sehari sewaktu menggunakan bahasa Indonesia.
Proses pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah, metode demonstrasi, metode drill atau latihan secara berullang-ulang hingga terbiasa dan metode diskusi kelompok menjadi metode yang cocok dalam pembelajaran seni musik materi teknik vokal yang berfokus pada teknik artikulasi dialek bahasa daerah Mandar pada cara pengucapan berbahasa Indoensia yang baku. Pada pembelajaran ini, guru memberikan materi teknik vokal dengan menjelaskan, dilanjut mempraktikkan langsung di hadapan siswa. Kemudian, siswa diminta untuk berdiskusi, belajar bersama, mengamati, dan mempratikkan cara bernyanyi yang baik dan benar dengan fokus pengucapan kata yang lebih tepat dalam lagu berbahasa Indonesia, diakhiri dengan demonstrasi balik oleh siswa di depan kelas. Langkah metode belajar, strategi belajar, materi belajar, serta kinerja guru dalam berinteraksi langsung dengan siswa-siswi menjadikan tujuan pembelajaran dengan berdasar fenomena di atas dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA [1] Alaslan, A., Metode Penelitian Kualitatif, 2021.
[2] Asis, A., Penggunaan Diksi Dalam Lagu Mandar. Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 10(1), 111–121. https://doi.org/10.36869/wjsb.v10i1.43, 2019.
[3] Abdullah, B., Makna Pembelajaran Dalam Pendidikan (The Meaning of Learning in Education). V(September), 94–102, 2017.
[4] Endayani, T., Rina, C., & Agustina, M., Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Al - Azkiya : Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD, 5(2), 150–158.
https://doi.org/10.32505/al-azkiya.v5i2.2155, 2020.
[5] Fadli, M. R., Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika. Humanika, 2021.
[6] Indarsih, S., Khaeruddin, & Syahrir, N., Kandungan Nilai Pendidikan Pada Pertunjukan Sayang-Sayang Dalam Festival dawai Etnik Mandar 2022 Oleh Group Musik Resota Nada Di Kabupaten Polewali Mandar. 2, 2023.
[7] Kurnianingsih, W., Paula Monica, B., & Sumaryanto, T., Pembelajaran Vokal di Purwacaraka Musik Studio Semarang, 2013.
[8] Lase, F., Peran Perencanaan Pembelajaran Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru.
Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 149–157. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.22, 2020.
[9] Mayasari, A., Arifudin, O., & Juliawati, E., Implementasi Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran. Jurnal Tahsinia, 3(2), 167–175.
https://doi.org/10.57171/jt.v3i2.335, 2022.
[10] Mudjilah, H. S., Teori Musik 1. Teori Musik 1, 1–12, 2012.
[11] Parwin, M., Nurkidam, A., & Ramli., Fungsi Media Rakyat “Kalindaqdaq” Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Di Masyarakat Desa Betteng Kecamatan Pambong
Kabupaten Majene. Komunida : Media Komunikasi Dan Dakwah, 6(1), 72–90.
http://almaiyyah.iainpare.ac.id/index.php/komunida/article/view/344, 2016.
[12] Sinaga, T., Gondang : Jurnal Seni dan Budaya Dasar-Dasar Teknik Bernyanyi Opera. Gondang:
Jurnal Seni Dan Budaya, 2(2), 79–89, 2018.
[13] Slamet, R., Teori Seni Vokal. Semarang; Media Wiyata, 1996.
[14] Taufiq, A. M., Makna Idiomatik dan Nilai Moral. Jurnal Seni, 8.5.2017, 2003–2005, 2022.