• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tinjauan Umum Mengenai Sistem Jaminan Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "A. Tinjauan Umum Mengenai Sistem Jaminan Sosial"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Sistem jaminan sosial nasional merupakan suatu proses pengelolaan program jaminan sosial yang dilakukan oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.44. Sistem jaminan sosial nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas kemaslahatan, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Sistem jaminan sosial nasional dimaksudkan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.48.

Merupakan program jaminan sosial yang dilaksanakan secara nasional dengan tujuan menjamin peserta dan anggota keluarganya menerima manfaat dan perlindungan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasar.51. Merupakan program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan memastikan pesertanya menerima uang tunai.

Hak dan Kewajiban Peserta BPJS a. Hak Peserta

Tugas dan Kewajiban BPJS

Memberikan informasi melalui media cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta hasil properti dan pembangunan. Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan perkembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

Peran Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan

Dalam hal ini pemerintah mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk menjamin agar tujuan pemerintah di bidang kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal dengan mengerahkan personel, sarana dan prasarana baik secara kuantitatif (kuantitas) maupun kualitatif (kualitas). Agar pemerintah dapat berfungsi dengan baik maka pemerintah harus mampu bertindak cepat dan atas inisiatif sendiri, oleh karena itu pemerintah diberi istilah freies ermessen. Dengan adanya freies ermessen, negara mempunyai kekuasaan yang luas untuk mengambil tindakan hukum yang berpihak pada kepentingan sosial dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.64.

63Ika Widiastuti, Pelayanan Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Jawa Barat, ISSN-L, Volume 4, No. 1 Januari-Juli 2017, Jakarta, hal. Mendorong penyiapan institusi kesehatan pemerintah dan swasta serta mendukung ketersediaan tenaga kesehatan khususnya dokter umum di puskesmas dan dokter spesialis di rumah sakit. Merencanakan, mengatur, mengatur, memajukan dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang berkeadilan dan terjangkau bagi masyarakat;

Ketersediaan lingkungan, struktur, fasilitas kesehatan, baik fisik maupun sosial, bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya; Tersedianya sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya;

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) 1. Pengertian Penerima Bantuan Iuran

Perbedaan Peserta Penerima Bantuan Iuran dan Bukan Peserta Penerima Bantuan Iuran

Peserta BPJS PBI hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu menurut data dinas sosial, sedangkan peserta BPJS non-PBI diperuntukkan bagi warga mampu yang meliputi bukan Penerima Upah (PBPU), Bukan Penerima Upah (BP), serta pemilik usaha, dll, dan juga pekerja (PPU) b. Peserta BPJS PBI hanya dapat berobat di fasilitas kesehatan Tingkat 1 di puskesmas kecamatan atau desa, sedangkan peserta BPJS non-PBI dapat memilih fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk dan bekerjasama dengan BPJS sesuai dengan wilayah tempat tinggalnya. Peserta BPJS PBI iuran bulanannya ditanggung oleh negara, sehingga tidak perlu membayar iurannya sendiri, sedangkan bagi peserta BPJS tanpa PBI harus membayar sendiri iuran bulanannya, padahal bagi peserta BPJS tanpa PBI dari golongan pekerja, kontribusi mereka dari gaji mereka sebagian ditanggung oleh perusahaan.

73 Keputusan Menteri Sosial No. 146/HUK/2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Penyandang Miskin dan Penyandang Disabilitas. Peserta BPJS PBI dan non-PBI yang mendapat kelas 3 tidak dapat naik kelas pada saat dirawat, sedangkan peserta BPJS non-PBI yang khusus mendapat kelas I dan 2 dapat naik kelas pengobatan apabila ruangan yang memenuhi syarat rumah sakit tersebut adalah penuh. Peserta BPJS PBI dan non-PBI yang mengambil Kelas 3 tidak perlu memiliki rekening bank, sedangkan peserta mandiri non-PBI yang mengambil Kelas 1 dan 2 harus memiliki rekening bank pada saat pendaftaran.75.

Syarat dan Prosedur Mendaftar BPJS PBI

Sumber pendapatan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, kuli bangunan, buruh perkebunan dan/atau pekerjaan lain yang berpenghasilan dibawah Rp. Surat keterangan cacat dikirim oleh RT, RW kecamatan kemudian berangkat ke kecamatan untuk membuat surat keterangan tidak mampu (SKTM). Datanglah ke dinas sosial dengan membawa berkas diatas, dinas sosial akan mengurus pendaftaran BPJS anda sampai anda mendapatkan kartu BPJS PBI atau kartu KIS.78.

Pengguna Layanan Registrasi BPJS Kesehatan harus cukup umur menurut hukum untuk melaksanakan kewajiban hukum yang mengikat atas setiap kewajiban yang mungkin timbul akibat penggunaan Layanan Registrasi BPJS Kesehatan; Mendaftarkan diri Anda dan seluruh anggota keluarga yang terdaftar pada kartu keluarga untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan; Persyaratan pendaftaran peserta BPJS Kesehatan yang tidak termasuk dalam kelompok PBI dapat dikelola secara mandiri di kantor cabang seluruh Indonesia dengan memenuhi persyaratan yaitu;

Sejalan dengan pelaksanaan program bantuan iuran jaminan kesehatan pemerintah, pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan perundang-undangan terkait, antara lain: 80. Keputusan Menteri Sosial Nomor 146 Tahun 2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan masyarakat miskin dan penyandang cacat.

c. Buku tabungan BNI, BRI atau Mandiri; 4. Foto 3x4. 79 4.  Dasar Hukum Program PBI
c. Buku tabungan BNI, BRI atau Mandiri; 4. Foto 3x4. 79 4. Dasar Hukum Program PBI

Perubahan peserta BPJS bukan PBI menjadi peserta BPJS PBI

Pemerintah Daerah melakukan pendataan laporan perubahan status kepesertaan dari Peserta Jaminan Kesehatan Non PBI menjadi Peserta Jaminan Kesehatan PBI Pemerintah Daerah mengusulkan perubahan status kepesertaan dari Peserta Jaminan Kesehatan Non PBI menjadi Peserta Jaminan Kesehatan kepada Menteri PBI yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. Kemudian, Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial melakukan verifikasi terhadap perubahan status kepesertaan dari Peserta Jaminan Kesehatan Non PBI menjadi Peserta Jaminan Kesehatan PBI yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial melakukan validasi data Peserta PBI Jaminan Kesehatan setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.

Perubahan dan validasi data peserta PBI Jaminan Kesehatan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial dilakukan setiap 6 (enam) bulan pada tahun anggaran berjalan dan ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. . PBI jaminan kesehatan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial selanjutnya diserahkan kepada menteri untuk didaftarkan sebagai peserta PBI jaminan kesehatan pada BPJS Kesehatan.83. Perubahan status kepesertaan bagi yang menunggak diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Yang mengatur bahwa status kepesertaan dapat diubah untuk menjamin kelangsungan kepesertaan. Perubahan status kepesertaan tidak menghilangkan kewajiban peserta, pemberi kerja, atau pemerintah daerah untuk membayar tunggakan iuran. Perubahan status kepesertaan tetap mewajibkan Peserta untuk mendaftarkan diri dan/atau anggota keluarganya pada jenis kepesertaan baru.84. Mengenai pengajuan peserta yang menunggak menjadi peserta PBI, diatur jelas dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang dijelaskan pada Pasal 20 yang memuat.

Selain itu, pada pasal 21 yakni pada ayat (1) dijelaskan bahwa perubahan status kepesertaan dari peserta jaminan kesehatan PBI menjadi peserta jaminan kesehatan non PBI dilakukan melalui pendaftaran di BPJS Kesehatan dengan membayar iuran pertama.

Landasan Teori tentang Maslahah Mursalah 1. Pengertian Maslahah Mursalah

Konsep Maslahah Mursalah

Cara ini merupakan salah satu cara untuk menetapkan undang-undang yang berkaitan dengan permasalahan yang ketentuannya tidak disebutkan sama sekali dalam teks mengingat kemaslahatan kehidupan manusia. Permasalahan ini perlu dilakukan berdasarkan penelitian, pengamatan, dan melalui analisa serta pembahasan yang mendalam, sehingga dapat ditentukan hukumnya. Permasalahan ini tidak bertentangan dengan teks dan memenuhi kepentingan kehidupan manusia serta terhindar dari kesulitan.93.

Semakin bertambah keinginan manusia terhadap kemaslahatannya, jika hukumnya tidak menampung kemaslahatan orang yang boleh diterima, bermakna syariat itu kurang sempurna bahkan boleh dibekukan. Para sahabat dan tabi'in menggubal hukum berdasarkan kemaslahatan, seperti Abu Bakar memerintahkan mengumpulkan nas-nas al-Quran untuk kemaslahatan umum. Di antara ulama yang banyak menggunakan maslahah mursalah ialah Imam Malik, dengan alasan Allah mengutus rasulnya untuk kemaslahatan umat manusia, sehingga kemaslahatan itu jelas dituntut oleh syariat’, sebagaimana firman Allah dalam Al’Quran Surat Al-Anbiyaa. : 107:94.

Syarat-syarat Maslahah Mursalah

Maslahah bersifat umum, bukan bersifat perseorangan, maksudnya dalam kaitannya dengan terbentuknya hukum suatu peristiwa atau maslahah dapat mendatangkan kemaslahatan bagi sebagian besar umat manusia yang sebenarnya dapat terwujud atau dapat mencegah keburukan, atau tidak hanya mendatangkan kemaslahatan saja. kepada satu atau beberapa orang Oleh karena itu, undang-undang tidak dapat ditentukan karena hanya menghasilkan manfaat tertentu bagi pemimpin atau orang tertentu tanpa memperhatikan kemaslahatan rakyat. Pembentukan hukum dengan memanfaatkan kemaslahatan ini tidak bertentangan dengan sistem hukum atau ketentuan pokok nash dan ijma. Oleh karena itu, problematika tuntutan persamaan hak laki-laki dan perempuan dalam pembagian harta warisan merupakan suatu permasalahan yang tidak dapat dibenarkan karena permasalahan tersebut tidak sahih.

Al-Maslahah al-Daruriyah (kepentingan yang hakiki dalam kehidupan), seperti memelihara agama, memelihara jiwa, akal, keturunan dan harta. Al-Maslahah al-Hajjiyah, (kepentingan hakiki di bawah darjat al-maslahah daruriyyah), tetapi perlu dalam kehidupan. Al-Maslahah al-Tahsiniyah, (kepentingan pelengkap) yang jika tidak dipenuhi, tidak akan menimbulkan kesempitan dalam hidupnya, kerana dia tidak benar-benar memerlukannya, hanya sebagai pelengkap atau hiasan kepada kehidupannya.

Untuk menjaga kemurnian metode maslahah murrasa sebagai landasan hukum Islam, maka harus mempunyai dua dimensi penting yaitu sisi pertama harus menyesuaikan diri dan sesuai dengan apa yang tertuang dalam nash (Al-Qur’an dan al-Qur’an). -Hadits ) berdiri. ) baik secara tekstual maupun kontekstual. Kedua sisi ini harus diperhatikan secara matang dalam pembentukan hukum Islam, karena jika kedua sisi diatas tidak diterapkan secara seimbang maka hukum akibat istinbath di satu sisi akan sangat kaku dan terlalu mengikuti hukum sendiri. . keinginan di sisi lain. Maka dalam hal ini perlu adanya syarat dan standar yang tepat dalam menggunakan maslahah murlah, baik dari segi metodologi maupun penerapannya.

Kemaslahatan tersebut sesuai dengan prinsip yang terkandung dalam ketentuan syariat, yang ushul dan furu’nya tidak bertentangan dengan nash.

Macam-macam Maslahah Mursalah

Kemaslahatan hanya dapat dispesialisasikan dan diterapkan pada bidang sosial (mu'amalah) dimana bidang tersebut menerima rasionalitas dibandingkan dengan bidang ibadah. Metode maslahah merupakan langkah untuk menghilangkan kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam permasalahan sosial, sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Dan Dia tidak akan pernah menyulitkan kamu dalam beragama.” Misalnya pada bidang ibadah diberikan keringanan untuk merangkum shalat (jama') dan berbuka bagi orang yang musafir. Di kawasan muammalah mereka diperbolehkan antara lain berburu binatang, melakukan pembelian dan melakukan pemesanan penjualan.

Hal ini disebabkan adanya berbagai alat pemukul yang digunakan Nabi Muhammad SAW saat menghukum orang yang meminum minuman beralkohol. Menurut para ahli ushul fiqh, pendapat yang terakhir ini sangat cocok digunakan karena didukung oleh syara’ karena baik jenis maupun bentuknya disebut muslaheh mu’taberah.

Gambar

c. Buku tabungan BNI, BRI atau Mandiri; 4. Foto 3x4. 79 4.  Dasar Hukum Program PBI

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan antara pasien umum dengan pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN – PBI) terhadap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan antara pasien umum dengan pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN – PBI)

Pelayanan kesehatan Polri dilaksanakan dengan menggunakan dana APBN dan dana pemeliharaan kesehatan yang ditanggung oleh negara melalui sistem iuran Personil Polri serta dana

adalah Iuran program Jaminan Kesehatan bagi Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang dibayar oleh Pemerintah

Peraturan Pemerintah RI No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah. & peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta

mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran. mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai Peserta BPJS

Daripada mewajibkan penduduk Indonesia untuk menjadi peserta sebuah program jaminan kesehatan nasional yang dikelola oleh pemerintah, dan membayar sebuah iuran yang jumlahnya