PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat untuk mampu mengelola perkembangan teknologi tersebut semata-mata untuk mengurangi kesenjangan antara kemampuan sumber daya manusia dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini. Komputer adalah seperangkat alat yang digunakan untuk memproses data menurut prosedur yang dirancang. Microsoft Office, atau biasa disebut Office, adalah rangkaian perangkat lunak server, perangkat lunak klien, dan layanan yang dikembangkan oleh Microsoft.
Sedangkan Microsoft Excel merupakan program aplikasi untuk membantu mengolah data dan menyajikan informasi data kuantitatif, baik dalam bentuk angka, tabel, maupun grafik. Selain Microsoft Office, penggunaan website dalam penyebaran informasi juga memegang peranan yang sangat penting di era digital saat ini. Blog merupakan singkatan dari website log atau weblog yang merupakan suatu bentuk website yang memuat tulisan-tulisan yang ditambahkan secara berkala dan berkesinambungan yang memuat ide, pemikiran, opini, pengalaman, kisah petualangan, dan lain sebagainya.
Dalam berbagai bidang, perlu dipahami pemanfaatan teknologi sebagai sarana untuk menunjang keberhasilan dan kelincahan dalam mencapai tujuan yang ditargetkan. Oleh karena itu pada mata kuliah aplikasi komputer dan internet diharuskan mengikuti praktikum yang menjelaskan tata cara penggunaan aplikasi atau alat komputer untuk mempermudah pekerjaan.
Tujuan
HASIL PRAKTIKUM
- Acara 1 MS.Word
- Acara 2 MS. Excel
- Screenshot Hasil
- Interpretasi
- Acara 3 Membuat Blog
- Bahan Praktikum
- Link Blog
- Screenshot Blog
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
SUM(F4:F13), dan jumlah nilai bahasa Inggrisnya adalah =SUM(G4:G13). b) Rumus rata-rata nilai bahasa Indonesia adalah. Sehingga penerapan teknologi Smart Farming dapat menjadi solusi berbagai permasalahan pada sektor pertanian di Indonesia. Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) adalah peralatan pertanian yang dioperasikan dengan atau tanpa motor penggerak untuk keperluan budidaya, pemeliharaan, pemanenan, pasca panen, pengolahan hasil panen, peternakan, dan kesehatan hewan.
Pemberian jasa alat dan mesin pertanian dapat membantu petani mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya serta dapat mengatasi kelangkaan sumber daya manusia dalam kegiatan bertani. Pada tahun 2017, Kementerian Pertanian mendirikan UPJA sebagai percontohan di Kabupaten Banyumas, salah satunya adalah UPJA Desa Tani Maju Karangduren. UPJA Tani Maju sendiri didirikan pada tanggal 17 September 2017 dan menjadi salah satu UPJA percontohan di Kabupaten Banyumas.
Mesin yang tersedia di UPJA Tani Maju meliputi dua unit traktor roda dua, traktor. Bantuan mesin pertanian yang diberikan dikelola oleh UPJA dengan cara menyewakan kepada petani yang membutuhkan mesin pertanian untuk kegiatan pertaniannya. Berdasarkan hasil survei lapangan, ternyata mesin pertanian yang tersedia di UPJA Tani Maju belum dimanfaatkan dengan baik oleh petani setempat.
Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan mesin pertanian yang banyak digunakan oleh petani di luar wilayah Desa Karangduren bahkan di luar Kabupaten Banyumas. Kurangnya pemanfaatan jasa mesin pertanian disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan petani dan perbedaan pandangan petani terhadap penggunaan mesin pertanian yang disewa oleh UPJA. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dimana terdapat permasalahan mengenai petani lokal yang masih belum memanfaatkan program UPJA di Desa Karangduren dengan baik, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Persepsi Petani terhadap UPJA (Usaha Jasa Pemasangan Mesin) Tani Maju, Desa Karangduren Kecamatan Sokaraja".
Tujuan umum penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui persepsi petani setempat terhadap UPJA Tani Maju desa Karangduren. Analisis hubungan faktor-faktor pembentuk persepsi dan persepsi petani lokal terhadap UPJA Tani Maju Desa Karangduren. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan pengembangan usaha di UPJA Tani Maju desa Karangduren dalam pengelolaan mesin pertanian yang disewakan kepada petani.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai UPJA Tani Maju Desa Karangduren sehingga dengan adanya program ini dapat dimanfaatkan oleh para petani dengan sebaik-baiknya dalam kegiatan pertaniannya. Keunggulan teoritis dari penelitian ini adalah hasil penelitian diharapkan dapat menambah bahan kajian dan referensi bagi pihak atau instansi terkait khususnya pada program UPJA (Jasa Mesin Bergerak) dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya wawasan mengenai UPJA. khususnya mengenai persepsi petani bahwa ada program.
KERANGKA PEMIKIRAN
Landasan Teori
Sementara itu, petani sebagai tenaga kerja pertanian harus memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang teknik pertanian agar dapat melakukan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman, pengumpulan dan pengolahan hasil pertanian, serta penyimpanan dengan sebaik-baiknya. Mesin mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian melalui budidaya, pemanenan, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian (Peraturan Menteri Pertanian, 2008). Menurut Peraturan Menteri Pertanian (2008), peralatan mesin mutlak diperlukan untuk digunakan dalam kegiatan pertanian karena dapat mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan lahan, mencapai atau meningkatkan intensitas tanam (IP), mengurangi kehilangan hasil, menjaga kesegaran. dan keutuhan produk, meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan hasil pertanian serta dapat menjaga fungsi lingkungan hidup.
Usaha Jasa Mesin Pertanian (UPJA) adalah lembaga perekonomian nasional yang bergerak di bidang jasa pertanian dalam mengoptimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian untuk memperoleh keuntungan usaha, baik di dalam maupun di luar kelompok tani atau Gapottan (Peraturan Menteri Pertanian, 2008 ). UPJA ini mempunyai fungsi utama menyelenggarakan kegiatan perekonomian berupa jasa permesinan dalam penanganan budidaya, seperti jasa penyiapan dan pengolahan lahan, pengairan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan tanaman, kegiatan panen dan pasca panen, pengolahan hasil pertanian. produk seperti pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan padi, serta mendorong pengembangan produk untuk meningkatkan nilai tambah, perluasan pasar, daya saing dan kesejahteraan petani. Menurut Morgan dalam Theresia dkk 2016) persepsi adalah suatu proses yang diawali dengan melihat hingga terbentuk suatu respon dalam diri individu, sehingga individu menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya melalui inderanya.
Persepsi merupakan suatu proses aktif yang melibatkan tidak hanya stimulus yang ditargetkan, tetapi juga individu secara keseluruhan dengan pengalaman, motivasi dan sikap yang relevan dalam menanggapi stimulus tersebut (Walgito, 2004). Menurut Ruch dalam Hadiwijaya dalam Nasoi et al., 2019), persepsi adalah suatu proses pengorganisasian sinyal-sinyal sensoris dan pengalaman masa lalu yang relevan untuk memberikan gambaran yang terstruktur dan bermakna terhadap suatu situasi tertentu. Menurut Mulyana (2005), persepsi merupakan inti komunikasi, sedangkan interpretasi merupakan inti persepsi yang identik dengan reverse coding atau decoding dalam suatu proses komunikasi.
Wiryadi (1996) mengatakan persepsi adalah proses seseorang dalam mengamati suatu objek atau peristiwa dengan menggunakan panca indera sehingga dapat diperoleh suatu pemahaman atau penilaian. Menurut Leavit dalam Sobur dalam Husnayati (2017), persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, tentang bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan persepsi dalam arti luas adalah suatu pandangan atau penglihatan, yaitu bagaimana seseorang melihat atau menafsirkan sesuatu.
Walgito (2004) menyatakan bahwa persepsi pada prinsipnya dipengaruhi oleh faktor internal dan juga faktor lain yaitu faktor stimulus yang merupakan faktor eksternal. Petani yang sudah lama menggeluti usahatani akan mempunyai pengalaman lebih banyak dibandingkan petani pemula (petani muda). Darwis (2008) menyatakan bahwa sumber pendapatan rumah tangga pada umumnya diperoleh dari dua sumber, yaitu sektor pertanian dan sektor non pertanian.
Mosher (1965) dalam Damihartina (2005) dan Husnayata (2017) menyatakan bahwa tanah merupakan alat produksi untuk kegiatan pertanian, termasuk salah satu faktor produksi dan pabrik hasil pertanian. Tanah merupakan sumber daya alam dalam bentuk fisik yang mempunyai peranan sangat penting bagi para petani yang melakukan usahatani.
Penelitian Terdahulu
Dari keenam faktor pembentuk tersebut, pendidikan nonformal dan lingkungan perekonomian mempunyai hubungan yang sangat nyata terhadap persepsi petani pada tingkat 99%. Faktor pengalaman, pendapatan dan luas mempunyai hubungan yang signifikan terhadap persepsi petani terhadap UPJA dengan tingkat kepercayaan 90%. Sedangkan faktor umur dan pendidikan formal tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap persepsi petani terhadap UPJA.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data korelasi rank spearman untuk menganalisis hubungan faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap UPJA, sedangkan uji Mann-Whitney digunakan untuk menganalisis perbedaan persepsi petani terhadap UPJA. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap penggunaan traktor tangan roda dua berbasis UPJA berada pada kategori benar dengan kinerja sebesar 78,65%. Sedangkan variabel lingkungan dan posisi petani tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap persepsi petani terhadap penerapan peta petani.
Penelitian persepsi petani terhadap teknologi tanam padi Jarwo Transplanter untuk mendukung swasembada pangan dilakukan oleh Dedy Hertanto, Andi Yulyani Fadwiwati, Awaludin Hipi, Rahmat Anasiru (2019). Pada penelitian ini, hasil yang diperoleh berdasarkan persepsi petani terhadap teknologi alat tanam padi Jarwo Transplanter dalam mendukung swasembada pangan menunjukkan kategori sedang, sehingga diperlukan strategi untuk memberikan gambaran positif. Sedangkan variabel pendidikan formal mempunyai hubungan yang erat dan nyata dengan persepsi petani terhadap teknologi alat dan mesin pertanian dalam mendukung swasembada pangan.
Untuk mengetahui persepsi petani terhadap penggunaan alat tanam padi transplantasi jarwo digunakan analisis deskriptif kualitatif, sedangkan untuk menguji hubungan variabel X dan Y menggunakan analisis data statistik non parametrik, uji rank spearman. Penelitian Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina, Agriani Hermita Sadeli, Gema Wibawa Mukti (2017) berjudul Persepsi Petani Terhadap Teknologi Penanaman Sayuran Organik di Kabupaten Bandung Barat. Hasil analisis hubungan karakteristik demografi dengan persepsi petani terhadap teknologi budidaya sayuran organik di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan persepsi petani terhadap teknologi tanam sayuran organik, sedangkan hubungan karakteristik petani dengan persepsi petani terhadap inovasi tanam sayuran organik diuji dengan menggunakan uji rank Spearman. Kelima penelitian ini secara garis besar menggambarkan persepsi petani terhadap suatu program dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Dari kelima penelitian tersebut, belum banyak penelitian yang membahas tentang persepsi petani terhadap UPJA, khususnya UPJA Tani Maju.
Kerangka Konseptual
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani dipengaruhi oleh umur, pendidikan formal, pendidikan informal, pengalaman petani, pendapatan petani, lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian yang mendeskripsikan bagaimana persepsi petani terhadap UPJA, faktor-faktor apa saja yang membentuk persepsi petani tersebut dan apa hubungan antara faktor-faktor pembentuknya dengan persepsi petani terhadap UPJA.
METODE PENELITIAN
- Tempat dan Waktu
- Rancangan Pengambilan Sampel
- Variabel Pengukuran
- Teknik Analisis Data
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselesaikan responden berdasarkan ijazah pendidikan terakhir yang diperolehnya, diukur dalam skala ordinal. Lingkungan ekonomi adalah kekuatan ekonomi yang ada pada masyarakat sekitar lokasi penelitian, diukur dalam skala ordinal. Persepsi petani terhadap UPJA merupakan pandangan dan penilaian petani terhadap UPJA yang dituangkan dalam pandangan petani terhadap pengertian, manfaat, dan kegiatan UPJA.