ABSES ANOREKTAL ICD K61.2
Standar pelayanan Bedah Digestif Indonesia
Abses yang terbentuk akibat adanya obstruksi kripta anal yang mendorong pertumbuhan bakteri pathogen pada ruang intersfingter.
Tipe : abses perianal, ischiorectal, intersfingter, supralevator, dan submucosa.
Puncak insidensi decade 3-4
Pria : wanita = 2-3 : 1
Prevalensi abses perianal (60%), ischiorectal (20%), intersphincteric (5%), supralevator (4%), and submucosa (1%)
Obstruksi dari kripta anal, kemudian terjadinya infeksi yang menyebabkan sekresi dari kelenjar anal berkumpul menjadi supuratif dan terbentuklah abses.
Biasanya terdapat pada interspinchteric dan akan menyebar ke jaringan ikat longgar sekitarnya.
Faktor resiko : konstipasi, diare, IBD, imunocompromise, riwayat trauma/operasi, riwayat carcinoma colorectal, riwayat abses anorectal sebelumnya (30%kasus).
Fistula ani eksaserbasi akut
Anamnesis:
o Abses perianal : adanya benjolan di perianal, rasa tidak enak dan nyeri di perianal terutama pada saat duduk, bergerak, buang air besar.
o Abses ischiorectal : demam, menggigil, nyeri perirectal.
o Abses intersfingter : nyeri pada rectum, nyeri tekan pada RT.
Pemeriksaan fisik : Adanya benjolan, kemerahan, nyeri tekan,fluktuasi RT : massa fluktuatif, nyeri tekan
Pemeriksaan penunjang : o USG Trans rectal o CT-scan
o MRI
Konservatif : antibiotik, analgetik
Operatif : Insisi drainase , debridement
Fistula anorectal (30-60% kasus)
Sepis
Baik bila tidak ada penyulit dan underlying disease