Misalnya, kelompok teman sebaya pada masa remaja cenderung terdiri dari campuran individu-individu dari kelompok yang berbeda. Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang kurang lebih sama umur atau tingkat kematangannya.
Batasan Masalah
Kelompok sebaya juga menjadi komunitas belajar tempat berlangsungnya pembentukan peran dan norma sosial mengenai pekerjaan dan kinerja.19. Berangkat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan dari permasalahan yang ditemui selama observasi, maka peneliti mengambil judul penelitian “Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Semangat Kerja Siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran.”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan permasalahan yang ditemukan selama observasi, maka peneliti mengambil judul penelitian “Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Semangat Kerja Siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Adakah hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun ajaran 2015/2016.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritik
Secara Praktis a. Bagi Peneliti
Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian dan penunjang dalam pengembangan ilmu pengetahuan penelitian terkait topik tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak lembaga dalam mengambil langkah baik sikap maupun tindakan untuk memperhatikan interaksi teman sebaya dan semangat belajar siswa khususnya siswa kelas V SDN 2 Tonatan Ponorogo.
Landasan Teori
Interaksi Teman Sebaya a. Pengertian Teman Sebaya
Santrock, mencatat bahwa anak usia 2 tahun menghabiskan 10% waktunya di siang hari untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Anak-anak yang tidak diterima dengan baik atau ditolak oleh teman-temannya di sekolah dasar mempunyai risiko tinggi.
Moral
Kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam hidup harus selalu selaras dengan kebiasaan-kebiasaan umum yang bersifat universal.42 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan akhlak adalah penentuan baik dan buruknya perbuatan manusia. Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa pengertian moralitas adalah suatu konsep yang digunakan untuk mendefinisikan aktivitas manusia dengan nilai-nilai (penentuan) baik atau buruk, benar atau salah, jika dalam kehidupan sehari-hari diucapkan. Moral adalah ajaran atau nasehat, standar atau kumpulan aturan, baik lisan maupun tulisan, tentang bagaimana seharusnya manusia hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.
Yang dimaksudkan dengan pembangunan moral ialah perkembangan yang berkaitan dengan peraturan dan konvensyen tentang apa yang harus dilakukan oleh orang dalam interaksi mereka dengan orang lain. Masalah utama yang menyerlah dewasa ini ialah nilai moral yang kabur di mata generasi muda, mereka berhadapan dengan pelbagai percanggahan dan pengalaman moral yang pelbagai, menyebabkan mereka keliru untuk memilih yang mana satu yang baik untuk mereka. Pada asasnya tujuan utama akhlak ialah supaya setiap muslim mempunyai budi pekerti yang baik, akhlak yang baik, adab atau adab yang sesuai dengan ajaran Islam.
Sebuah keluarga yang tidak dibangun dengan standar moral yang baik tidak akan bahagia, meskipun kekayaan materinya berlimpah. Upaya untuk meningkatkan keharmonisan antar tetangga memerlukan hubungan sosial yang baik dengan menaati kode etik bertetangga.
Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan Moral Siswa
Oleh karena itu, tugas guru, orang tua, dan otoritas lainnya adalah mengurangi pengaruh teman sebaya dan mendidik generasi muda tentang tradisi dan nilai-nilai masyarakat dengan menanamkan dalam diri mereka seperangkat kebajikan atau 'karakter baik'. Oleh karena itu, dalam pendekatan tradisional terhadap pendidikan karakter, orang dewasa (orang tua, guru, dan pihak berwenang lainnya) bertanggung jawab atas pendidikan moral dan teman sebaya dipandang mempunyai dampak negatif terhadap upaya ini. Perspektif kedua dan yang lebih baru mengenai peran teman sebaya dalam pendidikan moral berasal dari pendekatan perkembangan kognitif terhadap studi moralitas.
Mendekati pendidikan moral dari paradigma ini mengarah pada keyakinan bahwa teman sebaya bukannya tidak konsisten dengan upaya pendidikan moral, mereka penting dalam upaya tersebut. Piaget percaya bahwa pemahaman sosial muncul melalui hubungan dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Pendidikan moral bagi remaja harus berlangsung baik di dalam maupun di luar sekolah melalui interaksi remaja dengan orang tua, teman sebaya dan guru, serta melalui pengalamannya dengan standar-standar sosial.58.
Jika interaksi teman sebaya baik maka akan berdampak baik pula terhadap semangat belajar siswa dan sebaliknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo”.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Jadi dapat dikatakan “ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo”. santri di Pondok Pesantren Sulamun Huda Siwalan Mlarak Ponorogo Tahun Pelajaran Ponorogo. Penelitian tahun 2008, disertasi Siti Handriyah berjudul Kajian Hubungan Penggunaan Media Internet Terhadap Semangat Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Minat dan frekuensi penggunaan media internet untuk mengajar
Penelitian tahun 2013 pada tesis diploma kakak Giyantoro yang berjudul Hubungan antara perilaku teman sebaya dengan kedisiplinan siswa kelas 5 MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013 yaitu hasil penelitian bahwa: 1) Perilaku teman sebaya siswa kelas 5 MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo pada tahun pelajaran 2012/2012 2013 termasuk dalam kategori sedang dengan skor antara 36-44 frekuensi 13 persen 52%. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti tidak berbeda jauh dengan penelitian sebelumnya yaitu penentuan hubungan interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
Kerangka Berpikir
Pengajuan Hipotesis
Terdapat hubungan positif antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel independen (yang mempengaruhi) berupa variabel X yaitu interaksi teman sebaya.
Populasi dan Sampel
Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang seluruh anggota populasi dijadikan sampel.69 Dengan demikian, sampel penelitian ini adalah siswa SDN 2 Tonatan Ponorogo.
Instrumen Pengumpulan Data
Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop Drop Valid Drop Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop Valid Valid Drop Y=. Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Drop.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Pra analisis a. Uji Validitas
Salah satu cara untuk mengetahui validitas suatu alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan deviasi yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut. Sedangkan dari hasil perhitungan validitas instrumen terdapat 20 pernyataan tentang semangat kerja siswa yang dapat dilihat dari (Lampiran 1 halaman 91). Lihat (Lampiran 4, halaman 96) untuk mengetahui nilai siswa pada Kuesioner Uji Validitas Moral.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menguji reliabilitas sebagai koefisien konsistensi internal dimana instrumen yang dapat digunakan berjumlah ganjil dengan menggunakan metode Kuder-Richardshon, Hoyt atau Alpha Cronbach. Metode yang dapat dipilih untuk menguji validitas tersebut adalah metode uji reliabilitas Rulon dengan menggunakan rumus bagi dua di bawah ini: 76. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 adalah mean dan standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Setelah dihitung mean dan deviasi standarnya, ditemukan hasilnya, kemudian dilakukan pengelompokan dengan menggunakan rumus Mx + 1. SDx hingga Mx–1. SDx dikatakan cukup.78 Sedangkan analisis data dalam penelitian ini juga dapat menggunakan tabel dan menggunakan teknik deskriptif persentase sebagai berikut.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN 2 Tonatan
- Letak Geografis SDN 2 Tonatan
- Struktur Organisasi SDN 2 Tonatan
- Keadaan Kepala Sekolah dan Guru SDN 2 Tonatan
- Keadaan Siswa/siswi SDN 2 Tonatan
- Sarana dan Prasarana SDN 2 Tonatan
Selain maju dalam kegiatan pembelajaran, SDN 2 Tonatan juga mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang cukup menonjol antara lain tari tradisional dan modern, musik hadrah, qira'atil Quran, shalat Dhuha berjamaah, pramuka, olah raga dan PKS. Batas-batas Kawasan Sekolah SDN 2 Tonatan adalah di sebelah barat berbatasan dengan Kantor Kecamatan Tonatan dan Masjid Jami', sebelah utara dengan rumah warga, sebelah timur dengan rumah warga dan sebelah selatan dengan rumah warga. ' rumah. rumah warga. Dalam suatu lembaga pendidikan, peran kepala sekolah dan guru sangatlah penting, terutama sebagai pelatih siswa.
Tugas utama mereka adalah mendidik dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan yang diharapkan. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai akan memudahkan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat membantu mencapai hasil yang diinginkan.
Deskripsi Data
Data tentang Interaksi Teman Sebaya Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016
Responden dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas IV. kelas SDN 2 Tonatan.
Data tentang Moral Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016
Skor Jawaban Angket Moral Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan No Skor Jawaban Angket Moral Siswa Total Frekuensi.
Analisa Data
- Interaksi Teman Sebaya Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016
- Moral Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016
- Analisi Data Interaksi Teman Sebaya dan Moral Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan Tahun Pelajaran 2015/2016
- Korelasi antara Interaksi Teman Sebaya dengan Moral Siswa Kelas IV SDN 2 Tonatan Tahun Pelajaran 2015/2016
Kurang jika lebih rendah dari Mx – 1.SD atau bisa dikatakan kurang jika skornya lebih rendah dari 30 (skor < 30). Dari kategorisasi ini terlihat jelas bahwa interaksi teman sebaya siswa IV. kelas SDN 2 Tonatan ditetapkan sebanyak 4 responden dengan kategori baik, 21 responden dengan kategori cukup, dan 5 responden dengan kategori kurang. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa interaksi teman sebaya siswa IV. kelas di SDN 2 Tonatan dalam kategori cukup.
Kurang jika kurang dari Saya – 1.SD atau dapat dikatakan kurang jika nilainya kurang dari 35 (skor < 35). Kategorisasi tersebut menunjukkan bahwa semangat kerja siswa kelas IV SDN 2 Tonatan pada kategori baik ditentukan oleh 3 responden, pada kategori cukup ditentukan oleh 21 responden, dan pada kategori kurang ditentukan oleh 6 responden. . Berdasarkan hasil konsultasi dengan Ltabel diketahui bahwa untuk masing-masing variabel X dan Y sampel datanya berdistribusi normal.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa IV. kelas di SDN 2 Tonatan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment. Ha : rxy≠ 0 (ada hubungan antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa di SDN 2 Tonatan Ponorogo pada tahun ajaran.
Pembahasan dan Interpretasi
Jadi terdapat hubungan yang kuat antara interaksi teman sebaya dengan semangat kerja siswa kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan tabel analisis data diatas terlihat interaksi teman sebaya siswa kelas IV SDN 2 Tonatan dalam kategori baik ditentukan oleh 4 responden, dalam kategori sesuai ditentukan oleh 21 responden dan dalam kategori buruk ditentukan oleh 4 responden. ditentukan oleh 5 responden. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi teman sebaya antar siswa kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 berada pada kategori cukup dengan frekuensi 21 responden dari 30 responden dengan nilai 30-37 yaitu tingkat interaksi yang baik, cenderung bekerja sama, suka membantu, penuh perhatian dan jarang mengganggu teman lain.
Berdasarkan tabel analisis data diatas dapat diketahui bahwa semangat kerja siswa kelas IV SDN 2 Tonatan pada kategori baik ditentukan oleh 3 responden, pada kategori cukup ditentukan oleh 21 responden dan pada kategori buruk ditentukan oleh 3 responden. didefinisikan. ditentukan oleh 6 responden. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semangat kerja siswa kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 berada pada kategori cukup dengan frekuensi sebesar 21. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ha yang mengatakan “ada adanya korelasi antara interaksi dengan teman sebaya dan semangat kerja siswa kelas IV SDN 2 Tonatan Ponorogo tahun pelajaran diakui.
Jadi, dapat disimpulkan baik atau tidaknya interaksi dengan teman sebaya erat kaitannya dengan semangat kerja siswa. Seorang siswa yang tidak mempunyai pergaulan dengan teman yang baik dengan sendirinya akan mempunyai semangat belajar siswa yang buruk.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran