iii
ABSTRAK
Herita Dewi, 2015. Implementasi Kebijakan Pengarusutamaan Gender Sektor Pendidikan pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Disertasi.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang
Penulisan disertasi ini berawal dari studi pendahuluan, bahwa masih terjadinya ketimpangan (ketidakadilan) gender pada semua sektor pembangunan tidak terkecuali dalam sektor pendidkan, yang mana secara faktual dapat dilihat dari capaian makro pendidikan. Paradigma ini disebabkan salah satunya pada tataran kebijakan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan kebijakan yang belum responsive gender.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara empirikal implementasi kebijakan pengarusutamaan (tataran messo) dan sektor pendidikan (tataran mikro) pada pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang pada prinsipnya, mendiskripsikan secara kritis atau menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadian, untuk mencari dan menemukan makna (meaning) dalam konteks yang sesungguhnya (natural setting), dan memahami secara mendalam (verstehen). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara (in-depth interview), observasi berperan (participant observation), analisis dokumen/studi literatur dokumen, dan Focus Group Discussion (FGD).
Lokasi penelitian ini dilakukan di lingkup pemerintah Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari SKPD lintas terkait yang tergabung dalam Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender Sumbar, Dinas Pendidikan beserta stakeholders, serta Pemangku Kepentingan lainnya, seperti Puast Studi Gender (PSG), LSM/aktivis. Sampai penelitian berakhir jumlah informan sebanyak 48 orang.
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian dengan menggunakan analisis komparatif konstan (Bogdan & Biklen) dan teknik analisis model Miles Huberman.
Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi kebijakan Pengarusutamaan Gender di Provinsi Sumatera Barat, sudah berada pada tahap pemenuhan prasyarat yang fundamental, yaitu dengan adanya dukungan komitmen politis, kelembagaan PUG, namun belum sepenuhnya terimplementasi sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 67 Tahun 2011, dan tentunya belum menghasilkan dampak dalam mengurangi ketimpangan/
ketidakadilan gender tidak terkecuali sektor pendidikan. Hal ini dipicu oleh minimya pemahan dan sensitivitas gender pada tataran pengambil kebijakan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh konstruksi sosial budaya, yang memberikan dampak terhadap budaya kerja . Guna percepatan Pengarusutamaan Gender di Sumatera Barat penelitian ini juga menemukan model implementasi dan rekomendasi yang aplikabel guna disampaikan kepada para pengambil kebijakan.Temuan lain dari penelitian ini yaitu perlunya sinergitas antar eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Persoalnya saat ini kebijakan Pengarusutamaan Gender baru fokus pada tataran eksekutif.
iii