• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK - Universitas Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ABSTRAK - Universitas Mataram"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Analysis of Added Value of Processed Products made from Taro Raw Materials in Sakra Village, Sakra District, East Lombok Regency

Oleh:

Ll. Prayoga Anggara *) Ir. IGL Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D.**) Ir. Nurtaji Wathoni, MP.**) *) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram**) Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Mataram

*Email : llprayogaa@gmail.com

ABSTRAK

Ll. Prayoga Anggara. Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Berbahan Baku Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Pembimbing Utama: Ir. IGL Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D.; dan Pembimbing Pendamping: Ir.

Nurtaji Wathoni, MP.(1). Untuk mengetahui tahapan proses produksi keripik talas yang dilakukan oleh agroindustri di Desa Sakra dilakukan dengan cara membuat analisis bagan alir proses produksi yang selanjutnya di analisis secara deskriptif.

(2). Untuk menganalisis nilai tambah yaitu di gunakan analisis nilai tambah metode hayami dengan pormulasi pada tabel 3.1. (3). Untuk menganalisis pendapatan terlebih dahulu dihitung unsur-unsur pendapatan meliputi : biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan. (4).Untuk menganalisis kelayakan usaha pada industri keripik talas di Desa Sakra.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Haasil dari menganalsis tahapan proses produksi keripik talas dengan bahan baku umbi talas adalah: (1) pengupasan bahan baku; (2) pemotongan bahan baku; (3) pembersihan dengan air; (4) pengeringan;

(5) penggorengan; dan (6) pengemasan. Waktu yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi sekitar 13 jam. (2) Hasil dari mengnalisis nilai tambah pada industri rumah tangga keripik talas yang berbahan baku umbi talas dengan rata-rata nilai tambah adalah Rp 9.645/kg bb, dengan rasio nilai tambah 48,23% yang cukup menguntungkan. (3) Berdasarkan hasil dari menganalisis rata-rata total biaya produksi adalah sebesar Rp 488.297per proses produksi, sehingga memproleh penerimaan Rp 733.333 dan pendapatan sebesar Rp 245.035 per proses produksi.

(4) Hasil dari menganalisis kelayakan usaha industri rumah tangga keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra secara finansial layak dikembangkan dengan nilai RC-ratio > 1. Nilai RC-ratio pada produk keripik talas berbahan baku umbi talas adalah RC-ratio =1,50.

Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Berbahan Baku Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur

(2)

ABSTRACT

Ll. Prayoga Anggara. Analysis of Added Value of Processed Products made from Taro Raw Materials in Sakra Village, Sakra District, East Lombok Regency. Main Advisor: Ir. IGL Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D .; and Counselor:

Ir. Nurtaji Wathoni, MP. (1). To find out the stages of the taro chips production process carried out by the agro-industry in Sakra Village, it is done by making an analysis of the production process flowchart which is then analyzed descriptively.

(2). To analyze the added value, the added value analysis of the Hayami method is used with the formulation in table 3.1. (3). To analyze income, the elements of income are first calculated, including: production costs, revenues, and income.

(4). To analyze the feasibility of the business in the taro chips industry in Sakra Village.

The results of this study are (1) The results of analyzing the stages of the production process of taro chips with taro tubers as raw materials are: (1) stripping of raw materials; (2) cutting of raw materials; (3) cleaning with water;

(4) drying; (5) frying pan; and (6) packaging. The time needed in one production process is around 13 hours. (2) The results of analyzing the added value in the home industry of taro chips made from taro tubers with an average added value of Rp 9,645/kg bw, with a value added ratio of 48.23% which is quite profitable. (3) Based on the results of analyzing the average total cost of production is Rp.

488,297 per production process, so that the revenue is Rp. 733,333 and income is Rp. 245,035 per production process. (4) The results of analyzing the feasibility of a home industry of taro chips in Sakra Village, Sakra Subdistrict are financially feasible to develop with an RC-ratio value > 1. The RC-ratio value for taro chips products made from taro tubers is RC-ratio = 1.50.

(3)

PENDAHULUAN

Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara, terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia.

Pembangunan ekonomi menitik beratkan pada bidang pertanian dan industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah agroindustri mengacu pada kegiatan mengolah bahan baku dari hasil on farm menjadi bahan setengah jadi (intermediate product) atau bahan jadi (finished product). Pembangunan agroindustri akan dapat meningkatkan produksi, harga hasil pertanian, pendapatan petani, serta menghasilkan nilai tambah hasil pertanian (Masyhuri,1994).

Agroindustri adalah salah satu pembangkit perekonomian masyarakat, karena mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap sektor sektor lainnya, jika agroindustri berkembang dapat, meningkatkan sektor pedagangan. Selain itu agroindustri membutuhkan pasokan bahan baku dari hasil pertanian, sehingga sektor ini akan mempengaruhi sektor lainnya (Badan Pusat Statistik NTB 2013).

Tanaman talas merupakan tanaman pangan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Banyak masyarakat yang menggemari tanaman pangan yang satu ini. Ubi talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.

Tanaman talas merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang memiliki peranan cukup strategis. Tanaman talas menjadi sangat penting artinya didalam kaitannya terhadap upaya penyediaan bahan pangan karbohidrat non beras, diversifikasi/penganekaragaman komsumsi pangan lokal/budaya lokal (Ermayuli dkk, 2011)

Agroindustri keripik talas di Desa Sakra telah didirikan sekitar tahun 2020 dan telah menunjukkan perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi keripik talas (mentah) mencapai 1,5 kuintal/hari. Jumlah unit agroindustri yang ada di wilayah ini terdapat 3 unit agroindustri yang menghasilkan keripik talas mentah. Sebagai sebuah bisnis, agroindustri yang mengolah bahan baku talas menjadi keripik talas harus dapat memberikan nilai tambah. Selain itu, dalam proses produksinya tentu saja tidak terlepas dari produksi, penerimaan, biaya produksi yang pada akhirnya diharapkan pendapatan yang memadai bagi agroindustri. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui nilai tambah, produksi, penerimaan, biaya dan pendapatan agroindustri kripik talas.

Permasalahannya adalah: (1) Bagaimana tahapan proses produksi yang dilakukan pelaku pada industry keripik talas di Desa Sakra?; (2) Berapa besarnya nilai tambah umbi talas setelah diolah menjadi keripik talas pada industry keripik talas di Desa Sakra?; (3) Berapa besarnya biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan pelaku pada industri keripik talas? (4) Bagaimana kelayakan usaha pada industri keripik talas di Desa Sakra?

Berdasarkan uraian tersebut, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Berbahan Baku Talas Di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui tahapan proses produksi keripik talas yang dilakukan oleh agroindustri di Desa Sakra dilakukan dengan cara membuat analisis bagan alir proses produksi yang selanjutnya di

(4)

NT = Na – (Nb + Ni)

analisis secara deskriptif. (2). Untuk menganalisis nilai tambah yaitu di gunakan analisis nilai tambah metode hayami dengan pormulasi pada tabel 3.1. (3). Untuk menganalisis pendapatan terlebih dahulu dihitung unsur-unsur pendapatan meliputi : biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan. (4). Untuk menganalisis kelayakan usaha pada industri keripik talas di Desa Sakra.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah usaha keripik Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif, sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu: data primer dan data sekunder.

Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu pengambilan sampel dengan cara sengaja karena alasan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Selain itu juga berdasarkan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian (Sirangimbun dan Effendi, 1995).

Penelitian ini dilakukan di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur dengan alasan bahwa di Desa Sakra terdapat populasi pengusaha keripik Talas yang masih aktif.

Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha agroindustri keripik talas yang masih aktif di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada Bulan September 2020, di Desa Sakra terdapat sebanyak 3 unit agroindustri keripik talas yang masih aktif. Oleh karenanya, pengambilan responden dilakukan secara sensus, yaitu semua populasi (3 unit usaha) yang ada dan masih aktif di Desa Sakra Kecamatan Sakra dijadikan sebagai responden.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Biaya dan Pendaptan, Penerimaan dan Pendapatan, Analisis Nilai Tambah dan Analisis Kelayakan Usaha keripik Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur.

Analisis Data

3.7.1. Tahapan Proses Produksi

Untuk menganalisis tahapan proses produksi di lakukan dengan cara membuat bagan alir tahapan proses produksi mulai dari bahan baku sampai produk jadi (Keripik Talas) yang selanjutnya di analisis secara deskriptif.

3.7.2. Analisis Nilai Tambah

(5)

Keterangan :

NT = Nilai tambah

Na = Nilai akhir (produk akhir dikalikan harga satuan) Nb = Nilai bahan baku

Ni = Nilai bahan penolong dan input lain

Untuk mengetahui nilai tambah produk keripik talas dihitung dengan menggunakan “Metode Hayami” yang disajikan pada Tabel 3.1. (Said, G., 2005):

Tabel 3.1. Analisis Nilai Tambah dengan Metode Hayami

No. Variabel Formula

1 Output, Input dan Harga

a. Produksi (Kg) a

b. Bahan Baku (kg) b

c. Tenaga Kerja (HKO) c

d. Faktor Konversi (Kg/kg BB) d = a / b

e. Koefesien Tenaga Kerja (HKO/kg BB) e = c / b

f. Harga Output Rata-Rata (Rp/kg) f

g. Upah Rata-Rata Tenaga Kerja (Rp/HKO) g 2 Penerimaan dan Keuntungan

h. Harga Bahan Baku (Rp/kg) h

i. Sumbangan Input Lain (Rp/kg BB) i (i.1+i.2) i.1 Sumbangan Bhn. Penolong (Rp/kg BB) i.1 i.2 Sumbangan Bhn. Pendukung (Rp/kg BB) i.2

j. Nilai Produksi (Rp/kg BB) j = d x f

k1. Nilai Tambah (Rp/kg BB) k1 = j – i – h

k2. Rasio Nilai Tambah (%) k2 = (k1 / j) x 100%

l1. Imbalan Tenaga Kerja (Rp/kg BB) l1 = e x g

l2. Rasio Bagian Tenaga Kerja (%) l2 = (l1 / k1) x 100%

m1. Keuntungan (Rp/kg BB) m1 = k1 – l1

m2. Tingkat Keuntungan (%) m2 = (m1 / j) x 100%

3 Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi

n1. Bahan Baku (%) n1 =(h / j) x 100%

n2. Pendapatan Tenaga Kerja (%) n2 = (l1 / j) x 100%

n3. Sumbangan Input Lain (%) n3 = (i / j) x 100%

o Keuntungan Kegiatan Produksi (%) o = (m1 / j) x 100%

Sumber: Said, G., 2005

(6)

TC = TFC + TVC

TR = Q x P

π = TR - TC

3.7.3. Analisis Biaya dan Pendapatan

1. Biaya Produksi

Keterangan:

TC = Total cost

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap) TVC =Total variabel cost (total biaya variabel) 2. Penerimaan dan Pendapatan

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Q = Jumlah produk yang dihasilkan P = Harga jual produk

Keterangan:

π = Pendapatan TR = Total penerimaan TC = Total biaya

(7)

3.7.4. Analisis Kelayakan Usaha

Untuk mengetahui kelayakan usaha pada pengolahan keripik talas dengan mencari efisiensi usaha dengan menggunakan rumus R/C ratio sebagai berikut :

RC ratio = Total Penerimaan Total Biaya

Kriteria :

RC-ratio > 1 : maka usaha pengolahan umbi talas menjadi keripik talas efisien

RC-ratio = 1 : maka usaha pengolahan umbi talas menjadi keripik talas belum efisien atau usaha mencapai titik impas

RC-rasto < 1 : maka usaha pengolahan umbi talas menjadi keripik talas tidak efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan yang pernah ditempuh, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha. Rincian karakteristik responden usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur disajikan pada Tabel 3.9.

(8)

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Pada Usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No Uraian Jumlah Persentase

(Org) (%)

1 Umur Responden (th)

1) 40 1 33,33

2) 32 1 33,33

3) 51 1 33,33

Jumlah 3 100,00

Rata-rata 50

2 Tingkat Pendidikan

1) TSMP 1 33,33

2) TS1 1 33,33

3) TSMA 1 33,33

Jumlah 3 100,00

3 Jumlah Anggota Keluarga (org)

1) 4 2 66,67

3) 5 1 33,33

Jumlah 3 100,00

Rata-rata 4

4 Pengalaman Berusaha (th)

1) 3 1 33,33

2) 2 1 33,33

3) 5 1 33,33

Jumlah 3 100,00

Rata-rata 4

Sumber: Data Primer diolah , Tahun 2022.

(9)

Umur Responden

Umur sangat berkaitan erat dengan produktifitas yaitu tenaga kerja, serta pola pikir dalam mengambil berbagai keputusan yang ada. Semakin tinggi umur seseorang maka pola pikirnya akan semakin luas. Menurut Simanjuntak (1985), golongan usia produktif berkisar antara 15-64 tahun.

Dari Tabel 4.1. tampak bahwa umur responden yaitu pada kisaran umur 32- 51 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 100,00% dan 0,00% umur responden > 61 tahun tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa anggota kelompok tersebut mempunyai kemampuan untuk berkerja secara fisik dan mental dalam melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh produksi yang maksimal hingga memasarkan hasil produksi kripik talas.

Tingkat Pendidikan

Dari Tabel 4.1., menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengusaha kripik talas ditempat penelitian tergolong berpendidikan tinggi yaitu tamat SMP (Sekolah Menengah Pertam) sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33 %, kemudian tidak tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33 %. Dan S1 (Strata 1) sebanyak 1 orang 33,33%.

Menurut Soekartawi (1989) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang untuk berpikir lebih baik dan rasional dalam memilih berbagai alternatif dalam pengembangan usahanya dan cepat untuk menerima atau melaksanakan inovasi- inovasi baru.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan dalam menerima inovasi cukup tinggi karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin rasional dalam bertindak yang dapat bermanfaat dalam pengembangan usaha yang sedang di kelola.

Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anggota keluarga pengusaha kripik talas yang terdiri dari suami, anak, dan lainnya yang tinggal dalam satu rumah dan makan dalam satu dapur yang mencerminkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu rumah tangga dalam menjalankan kehidupan keluarga. Dari Tabel 4.1. menunjukan bahwa pada kisaran 4 sebanyak 2 orang (66,67%), dan kisaran 5 sebanyak 1 orang (33,33%). Ini menunjukkan bahwa pengusaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur merupakan keluarga sedang dan besar.

Pernyataan ini diambil dengan mengacu pada pendapat Ilyas (1988), yang menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga berkisar antara 1-2 orang tergolong keluarga kecil, 3-4 orang tergolong keluarga sedang dan 5 orang atau lebih tergolong keluarga besar.

(10)

Pengalaman Berusaha

Pengalaman berusaha berkaitan erat dengan usia, semakin tua usia seseorang semakin bertambah pengalamannya. Pengalaman berusaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa lama pengusaha kerupuk singkong jalankan kegiatan usahanya. Dari pengalamam berusaha, responden yang pengalamannya 3 tahun sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33 %, selama 2 tahun sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33 % dan 5 tahun sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33%. Pengalaman berusaha tersebut tentu saja akan berpengaruh positif terhadap keputusan pelaku agroindustri, khususnya dalam menentukan langkah- langkah yang tepat dalam mengelola usahanya agar memperoleh hasil yang lebih baik.

Gambaran Umum Agroindustri Pada Keripik Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur sudah dilakukan sejak lama secara turun temurun. Pembuatan keripik talas yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah tersebut umumnya dengan skala usaha rumah tangga, teknologi yang digunakan untuk pengolahannya relatif sederhana sehingga kurang memperhatikan efisiensi dan kualitas produk.

Umbi Talas yang digunakan responden sebagai bahan baku utama dalam pembuatan keripik talas diperoleh dari pemasar langsung dari penjual umbi talas yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Selain di dukung dengan ketersediaan bahan baku, usaha yang berbasis dengan umbi talas ini juga memerlukan modal yang relatif kecil untuk pembelian bahan baku dan relatif sedikit juga dalam penggunaan tenaga kerja dikarenakan dalam proses produksi yang dilakukan juga tidak terlalu susah sehinggan lebih dominan pada pengusaha mengerjakan proses produksinya dengan mandiri atau sedikit banyaknya juga memerlukan tenaga kerja dalam dan luar keluarga, sehingga dapat di usahakan dalam skala kecil (industri rumah tangga). Adapun dalam proses produksinya membutuhkan keterampilan serta pengetahuan yang cukup bagi tenaga kerja itu sendiri. Setelah di produksi keripik talas langsung dipasarkan oleh produsen ke pasar tradisional, pengepul dan pengecer hingga ke konsumen akhir.

(11)

Pengupasan Bahan Baku 2 jam Pengemasan

5 jam

Pemotongan Bahan Baku

2 jam Penggorengan

2 jam

Pembersihan Dengan Air

1 jam Pengeringan

1 jam Tahapan Proses Produksi

Aliran proses ini merupakan keputusan mempengaruhi keputusan yang lain, yaitu keputusan penjadwalan, tingkat persediaan, jenis pekerjaan dan metode pengendalian kualitas yang digunakan. Dalam penelitian ini aliran proses, akan menganalisis bagaiamana suatu produk dibuat atau dihasilkan. Dengan kata lain aliran proses ini merupakan peta aliran.

Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, bahan baku, bahan Penolong. Dan bahan pendukung proses pembuatan produk ini didasarkan karena adanya bahan baku yang tersaedia, persediaan bahan baku ini mempermudah atau memperlancar jalannya kegiatan pembuatan usaha agroindustri, pengolahan hasil pertanian yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan, Pengolahan produksi keripik talas dilakukan dengan beberapa tahapan (proses) kegiatan seperti, untuk bahan baku yang berbahan dasar umbi taias dimulai dari proses pengupasan bahan baku, pemotongan bahan baku, pembersihan dengan air, pengeringan, penggorengan, pengemasan, penjualan. Skema tentang proses pembuatan produk ditampilkan pada Gambar 4.1

Gambar 4.1. Proses Pembuatan Keripik Talas

Dapat dijelaskan proses pembuatan keripik talas dengan bahan baku umbi talas di Desa Sakra adalah sebagai berikut :

1) Pengupasan bahan baku

Pada proses pembuatan keripik talas dengan bahan baku umbi talas, tahap pertama yang dilakukan yaitu pengupasan bahan baku, umbi talas dikupas agar memudahkan dalam proses produksi. Pengupasan bahan baku membutuhkan waktu selama ± 2 jam.

2) Pemotongan bahan baku

Setelah bahan baku dikupas, kemudian dilakukan pemotongan tipis-tipis.

Pemotongan membutuhkan waktu selama ± 2 jam.

3) Pembersihan dengan air

Setelah bahan baku dipotong tipis, kemudian dilakukan pembersihan dengan air yang didapatkan dari sumur tempat proses produksi. Pembersihan dengan air membutuhkan waktu selama ± 1 jam.

(12)

4) Pengeringan

Setelah bahan baku dibersihkan dengan air, kemudian dilakukan pengeringan agar mengurangi kadar air. Pengeringan membutuhkan waktu selama ± 1 jam.

5) Penggorengan

Setelah bahan baku selesai dikeringkan, kemudian dilakukan proses penggorengan umbi talas hingga menjadi keripik talas. Penggorengan sendiri membutuhkan waktu selama ± 2 jam.

6) Pengemasan

Setelah keripik talas kering dan di angkat, selanjutnya keripik talas dikemas dan siap dijual ke konsumen. Pengemasan membutuhkan waktu selama ± 5 jam.

Nilai Tambah

Secara ekonomis, peningkatan nilai tambah suatu barang dapat dilakukan melalui perubahan bentuk. Melalui perubahan bentuk ini suatu produk akan mempunyai nilai tambah ketika barang tersebut mengalami perubahan bentuk.

Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja, sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha pengolahan (Hayami et al,1987).

Dalam penelitian ini besarnya tambahan nilai (manfaat) yang diperoleh sebagai akibat dari penggunaan sejumlah biaya dalam proses pengolahan keripik talas. Hasil perhitungan nilai tambah pada agroindustri keripik talas di Desa Sakra disajikan pada Tabel 4.2.

(13)

Tabel. 4.2. Nilai Tambah Industri Rumah Tangga Keripik Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No Variabel Formula Nilai

1 Output, Input dan Harga

a. Produksi (Kg) a 14,67

b. Bahan Baku (Kg) b 36,67

c. Tenaga Kerja (HKO) c 8,19

d. Faktor Konversi (Kg/kg BB) d = a / b 0,40

e. Koefesien Tenaga Kerja (HKO/kg BB) e = c / b 0,22

f. Harga Output Rata-Rata (Rp/kg) f 50.000,00

g. Upah Rata-Rata Tenaga Kerja (Rp/HKO) g 13.023,26

2 Penerimaan dan Keuntungan

h. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) h 5000,00

i. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg BB) i =(i.1+i.2) 5.354,55

i.1 Sumbangan Bhn. Penolong (Rp/kg BB) i.1 3.118,18

i.2 Sumbangan Bhn. Pendukung (Rp/kg BB) i.2 2.236,36

j. Nilai Produksi (Rp/Kg BB) j = d x f 20.000,00

k1. Nilai Tambah (Rp/Kg BB) k1 = j – i – h 9.645,45

k2. Rasio Nilai Tambah (%) k2 = (k1 / j) x 100% 48,23 l1. Imbalan Tenaga Kerja (Rp/Kg BB) l1 = e x g 2.909,09 l2. Rasio Bagian Tenaga Kerja (%) l2 = (l1 / k1) x 100% 30,16

m1. Keuntungan (Rp/Kg BB) m1 = k1 – l1 6.736,36

m2. Tingkat Keuntungan (%) m2 = (m1 / j) x 100% 33,68 3 Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi

n1. Bahan Baku (%) n1 =(h / j) x 100% 25,00

n2. Pendapatan Tenaga Kerja (%) n2 = (l1 / j) x 100% 14,55 n3. Sumbangan Input Lain (%) n3 = (i / j) x 100% 26,77 o Keuntungan Kegiatan Produksi (%) o = (m1 / j) x 100% 33,68 Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2022.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai tambah untuk keripik talas sebagai mana yang tampak pada Tabel 4.2., dapat diuraikan beberapa variabel yang meliputi: (1) Input, Output dan Harga; (2) Penerimaan dan Keuntungan per kilogram bahan baku; dan (3) Balas Jasa Pemilik Faktor-faktor Produksi.

Output, Input dan Harga Produk Keripik Talas.

Beberapa items pada variabel ini (Tabel 4.2.) mencakup: Produksi; Bahan Baku; Tenaga Kerja; Faktor Konversi; Koefesien Tenaga Kerja; harga Output Rata- rata; dan Upah Rata-rata Tenaga Kerja.

Produksi, Bahan Baku Utama dan Faktor Konversi. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.2.) diketahui rata-rata produksi yang diperoleh pengusaha keripik talas sebanyak 14,67 kilogram per proses produksi dengan harga output rata-rata sebesar Rp 50.000 per kilogram. Adapun rata-rata jumlah bahan baku utama yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah produksi tersebut adalah sebanyak 36,67 kilogram, sehingga diperoleh faktor konversi sebesar 0,40. Nilai faktor konversi 0,40 berarti setiap 1kg bahan baku utama dapat menghasilkan 0,40 kg produk keripik talas (14,67). Bahan baku utama ini yaitu: umbi talas

Tenaga Kerja dan Koefiesien Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.2.) diketahui rata-rata tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi keripik talas dalam sekali proses produksi sebanyak 8,19 HKO dengan koefisien tenaga kerja sebesar 0,22. Nilai koefisien tenaga kerja sebesar 0,22 berarti untuk mengolah

(14)

1 kg bahan baku utama hingga menjadi produk keripik talas dibutuhkan tenaga kerja 0,22 HKO.

Penerimaan dan Keuntungan Produk Keripik Talas.

Beberapa items pada variabel ini (Tabel 4.2.) mencakup: Harga bahan baku utama; Sumbangan input lain; Sumbangan bahan penolong dan bahan pendukung;

Nilai produksi; Nilai tambah; Rasio nilai tambah; Imbalan tenaga kerja; Rasio bagian tenaga kerja; Keuntungan dan Tingkat keuntungan. Nilai-nilai setiap items pada variabel ini diperhitungkan untuk setiap kilogram bahan baku.

Harga Bahan Baku Utama dan Sumbangan Input Lain. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.2.) diketahui rata-rata harga bahan baku utama yaitu Rp 5000 per proses produksi. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa bahan baku utama dimaksud adalah umbi talas. Dalam proses produksi keripik talas, terdapat juga sumbangan input lain yang terdiri atas sumbangan bahan penolong dan bahan pendukung. Bahan penolong yang digunakan meliputi: garam, bumbu penyedap, dan minyak goreng. Sedangkan bahan pendukung meliputi: gas, steples, plastik dan bensin. Pada Tabel 4.2, diketahui bahwa sumbangan bahan penolong pada produk keripik talas adalah: Rp 5.354 per kilogram bahan baku. Selanjutnya, untuk sumbangan bahan pendukung adalah: Rp. 2.236 per kilogram bahan baku.

Nilai Produksi dan Nilai Tambah. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.2, diketahui rata-rata nilai produksi yang diperoleh untuk setiap kilogram bahan baku utama pada keripik talas sebesar Rp 20.000 per kilogram bahan baku. Selanjutnya, untuk menghitung nilai tambah pada keripik talas dapat diperoleh dari selisih antara nilai produksi dengan harga bahan baku serta sumbangan bahan penolong dan bahan pendukung. Dari selisih antara nilai produksi/penerimaan perkilogram bahan baku dikurangi harga bahan baku, bahan penolong dan bahan pendukung diperoleh nilai tambah sebesar Rp 9.645 per kilogram bahan baku, dengan rasio nilai tambah sebesar 48,23%.

Imbalan Tenaga Kerja dan Rasio Imbalan Tenaga Kerja. Imbalan tenaga kerja diperoleh dari hasil kali antara koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja. Imbalan tenaga kerja untuk produk keripik talas adalah: Rp. 2.909,- per kilogram bahan baku dengan rasio bagian tenaga kerja sebesar 30,16%.

Keuntungan dan Tingkat Keuntungan . Keuntungan untuk setiap kilogram bahan baku utama yang digunakan pengusaha keripik talas diperoleh melalui selisih antara nilai tambah dengan imbalan tenaga kerja. Pada Tabel 4.2, keuntungan yang diperoleh pada produk keripik talas adalah: Rp 6.736 per kilogram bahan baku dengan tingkat keuntungan 33,68%.

Balas Jasa Pemilik Faktor-faktor Produksi Pada Produk Keripik Talas.

Beberapa items pada variabel ini (Tabel 4.2.) mencakup: balas jasa atas penggunaan bahan baku utama; pendapatan tenaga kerja; dan sumbangan input lain (balas jasa bahan penolong dan bahan pendukung); serta keuntungan kegiatan produksi. Nilai-nilai setiap items pada variabel ini diperhitungkan dalam persen.

Dari keseluruhan proses produksi untuk produk keripik talas terdapat di dalamnya kontribusi atau balas jasa bahan baku utama, tenaga kerja, dan input lain.

(15)

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.2.), pada produk keripik talas diketahui balas jasa bahan baku utama sebesar 25,00%; tenaga kerja sebesar 14,55% dan sumbangan input lain (bahan penolong dan bahan pendukung) sebesar 26,77 %. Tingkat keuntungan kegiatan produksi pada produk keripik talas adalah 33,68%.

Biaya Produksi dan Pendapatan

Biaya yang dikeluarkan pada usaha pembuatan keripik talas di Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur meliputi: (1) Biaya bahan baku utama;

(2) Bahan penolong; (3) Bahan pendukung; (4) Biaya tenaga kerja; dan (5) Biaya tetap. Selanjutnya, pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan keripik talas. Pendapatan suatu usaha dipengaruhi oleh besarnya volume produksi yang dapat dihasilkan, harga per satuan produk yang berlaku dan besarnya biaya yang dikeluarkan. Semakin tinggi harga per satuan produk dan semakin rendahnya biaya yang dikeluarkan, semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh pengusaha.

Analisis rata-rata biaya dan pendapatan usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022 disajikan pada Tabel 4.3.

Biaya Produksi

Biaya produksi terdiri dari biaya veriabel dan biaya tetap, dimana biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya pendukung dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat.

Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada produksi yang dihasilkan. Biaya variabel yang dikelurkan pengusaha dalam pembuatan keripik talas meliputi biaya bahan baku, bahan penolong, bahan pendukung serta biaya tenaga kerja.

1) Penggunaan dan Biaya Bahan Baku, Penolong dan Bahan Pendukung Bahan baku utama dari keripik talas adalah umbi talas, sedangkan bahan penolong meliputi: garam, bumbu penyedap dan minyak goreng.

Penggunaan dan biaya bahan baku, bahan penolong, dan bahan pendukung pada usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022 disajikan pada Tabel 4.3.

(16)

Tabel 4.3 Penggunaan dan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong dan Bahan Pendukung Pada Usaha Keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No. Uraian Satuan

Fisik

per Proses Produksi per Kilogram BB Persen Jumlah

Fisik Nilai (Rp.) Jumlah Fisik

Nilai (Rp.)

(%) 1

Bahan Baku (Umbi

Talas) kg 36,67 183.333,33 1,00 5000,00 48,29

2 Bahan Penolong :

Garam kg 1,17 11.666,67 0,03 318,18 3,07

Bumbu Penyedap kg 2,33 14.000,00 0,06 381,82 3,69

Minyak Goreng kg 6,33 88.666,67 0,17 2.418,18 23,35

Jumlah Bhn Penolong (Rp) 114.333,33 3.118,18 30,11

3 Bahan Pendukung :

gas m3 2,33 46.666,67 0,06 1.272,73 12,29

Staples ktk 3,33 6.666,67 0,09 181,82 1,76

Plastik pcs 1,33 18.666,67 0,04 509,09 4,92

Bensin lt 1,00 10.000,00 0,03 272,73 2,63

Jumlah Bhn Pendukung (Rp) 82.000,00 2.236,36 21,60 4 Total Biaya Bahan (Rp) 379.666,67 10.354,55 100,00

Sumber: Data primer diolah, Tahun 2022.

Berdasarkan Tabel 4.3, total biaya untuk bahan-bahan (bahan baku utama, penolong dan pendukung) pada usaha keripik talas rata-rata Rp.

379.666/proses produksi atau Rp. 10.354/kgBB. Total biaya bahan-bahan tersebut mencakup biaya bahan baku utama (umbi talas), bahan penolong (garam, bumbu penyedap dan minyak goreng) dan bahan pendukung yang meliputi: gas, steples, plastik dan bensin.

Bahan Baku. Merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain atau suatu produk. Dari Tabel 4.3, bahan baku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan baku utama yaitu umbi talas. Bahan baku umbi talas untuk pembuatan produk keripik talas dibutuhkan umbi talas sebanyak 36,67 kilogram per proses produksi.

Adapun total biaya bahan baku utama per proses produksi (Tabel 4.3.) yaitu sebesar Rp 183.333 per proses produksi atau Rp 5000 per kilogram. Dari seluruh biaya-biaya bahan baku, maka bahan baku utama (umbi talas) memiliki persentase yang paling besar yaitu 48,29 % dari seluruh total biaya bahan-bahan. Sementara untuk bahan penolong hanya 30,11% dan bahan pendukung 21,60%. Adapun bahan penolong yang dimaksud dalam pembuatan keripik talas tersebut adalah: garam 3,07%, bumbu penyedap 3,69% dan minyak goreng 23,35%. Sementara bahan pendukung meliputi:

gas 12,29%, steples 1,76%, plastik 4,92% dan bensin 2,63%.

Bahan Penolong. Bahan penolong dalam proses pengolahan produk ini merupakan bahan-bahan yang termasuk di dalam proses adonan olahanya sehingga terbentuknya suatu produk. Tanpa adanya salah satu dari bahan penolong ini suatu produk akan tetap bisa diselesaikan tetapi tidak akan

(17)

sesuai dengan yang diharapkan atau hasilnya tidak sempurna. Dari Tabel 4.3., bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi keripik talas meliputi: garam, bumbu penyedap dan dan minyak goreng. Adapun total biaya bahan penolong yang dikeluarkan adalah Rp 114.333 per proses produksi atau Rp 3.118 per kilogram bahan baku. Dimana dari total biaya bahan-bahan, bahan penolong memiliki persentase 30,11% dari seluruh biaya bahan-bahan.

Bahan Pendukung. Merupakan bahan yang digunakan pada saat proses pengolahan, tetapi bahan-bahan ini tidak termasuk di dalam olahan tersebut, meskipun bahan-bahan pendukung ini tidak gunakan, produk masih bisa jadi sesuai harapan. Dari Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa total biaya bahan pendukung yang dikeluarkan pada produk keripik talas adalah Rp. 82.000 per proses produksi atau Rp. 2.236 per kilogram. Dimana dari total biaya bahan- bahan, bahan pendukung memiliki persentase 21,60% dari seluruh biaya bahan-bahan. Bahan pendukung tersebut meliputi: gas, steples, plastik dan bensin.

2) Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan pada usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022 meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja pada usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022 secara rinci disajikan pada Tabel 4.4.

(18)

Tabel 4.4. Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha Keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No. Uraian Satuan

Fisik

per Proses Produksi per Kilogram BB Persen Jumlah

Fisik Nilai (Rp.) Jumlah Fisik

Nilai (Rp.)

(%) 1

Tenaga Kerja Dalam

Keluarga

Pengupasan (HKO) 1,67 13.333,33 0,05 363,64 12,50

Pemotongan (HKO) 0,86 10.000,00 0,02 272,73 9,38

Pembersihan (HKO) 0,14 5000,00 0,00 136,36 4,69

Penirisan/pengeringan (HKO) 0,57 6.666,67 0,02 181,82 6,25

Penggorengan (HKO) 0,33 6.666,67 0,01 181,82 6,25

Pengemasan (HKO) 0,29 5000,00 0,01 136,36 4,69

Penjualan (HKO) 0,29 20.000,00 0,01 545,45 18,75

Jumlah TKDK (HKO) 4,14 66.666,67 0,11 1.818,18 62,50 2

Tenaga Kerja Luar

Keluarga

Pengupasan (HKO) 2,52 20.000,00 0,07 545,45

Pemotongan (HKO) 0,95 10.000,00 0,03 272,73 18,75

Pembersihan (HKO) 0,14 5000,00 0,00 136,36 9,38

Penirisan/pengeringan (HKO) 0,19 1.666,67 0,01 45,45 4,69

Penggorengan (HKO) 0,14 1.666,67 0,00 45,45 1,56

Pengemasan (HKO) 0,10 1.666,67 0,00 45,45 1,56

Penjualan (HKO) 0,00 0,00 0,00 0,00 1,56

Jumlah TKLK (HKO) 4,05 40.000,00 0,11 1.090,91 37,50 Total (HKO) 8,19 106.666,67 0,22 2.909,09 100,00

Sumber: Data primer diolah, Tahun 2022.

Tenaga kerja yang digunakan pada agroindustri keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja di luar keluarga. Pada Tabel 4.4., tampak bahwa biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pengusaha keripik talas rata-rata sebesar Rp.

106.666per proses produksi atau Rp 2.909 per kilogram dengan persentase 100,00%

dari seluruh biaya yang dikelurkan untuk tenaga kerja. Dari hasil penelitian (Tabel 4.4.) menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja per proses produksi menggunakan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan tenaga kerja per kilogram bahan baku. Hal ini dikarenakan pembuatan keripik talas per proses produksi menggunakan bahan baku lebih banyak dibandingkan dengan per kilogram bahan baku.

Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dalam penelitian ini adalah biaya penyusutan alat tahan lama yang digunakan pada proses produksi usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

(19)

Tabel 4.5. Biaya Penyusutan Alat Pada Usaha Keripik Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No. Uraian per Proses

Produksi (Rp)

per Kilogram BB (Rp)

Persen

(%)

1 Pisau 1.056,33 28,81 53,78

2 Bak 198,30 5,41 10,10

3 Panci 416,67 11,36 21,21

4 Ember 8,20 0,22 0,42

5 Talenan 68,67 1,87 3,50

6 Kompor 125,35 3,42 6,38

7 Karung 90,63 2,47 4,61

Total 1.964,14 53,57 100,00

Sumber: Data primer diolah, Tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.5), alat yang digunakan pada usaha keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra relatif sederhana, yaitu meliputi:

pisau, bak, panci, ember, talenan, kompor, dan karung. Rata-rata biaya penyusutan alat pada usaha keripik talas adalah Rp. 1.964 per proses produksi atau Rp. 53,57 per kilogram bahan baku dengan persentase sebesar 100,00%.

Produksi, Penerimaan, Total Biaya dan Pendapatan

Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah produk fisik yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi fisik per proses produksi dengan jumlah produksi fisik per kilogram bahan baku. Selanjutnya, pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi.

(20)

Tabel 4.6. Produksi, Penerimaan, Total Biaya Produksi dan Pendapatan Pada Usaha Keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No. Uraian per Proses Produksi

(Rp)

per Kilogram BB (Rp)

1 Produksi (kg) 14,67 0,40

2 Harga Produk (Rp/kg) 50000 50000

3 Penerimaan (Rp) 733.333,33 20.000,00

a. Biaya Variabel

(1) Bahan Baku (Rp) 183.333,33 5000,00

(2) Bahan Penolong (Rp) 114.333,33 3.118,18

(3) Bahan Pendukung (Rp) 82.000,00 2.236,36

(4) Tenaga Kerja(Rp) 106.666,67 2.909,09

Jumlah Biaya Variabel (Rp) 486.333,33 13.263,64

b. Biaya Tetap (Rp) 1.964,14 53,57

4 Total Biaya Produksi (Rp) 488.297,47 13.317,20

5 Pendapatan (Rp) 245.035,86 6.682,80

Sumber: Data primer diolah, Tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian (4.6.), tampak bahwa rata-rata produksi yang diperoleh adalah sebanyak 14,67 kilogram per proses produksi dengan harga jual produk Rp 50.000 per kilogram, sehingga diperoleh penerimaan Rp 733.333per proses produksi. Adapun komponen biaya dari jumlah rata-rata biaya variabel yang terdiri dari bahan baku utama, bahan penolong, bahan pendukung dan tenaga kerja sebesar Rp 486.333 per proses dan biaya tetap sebesar Rp 1.964 per proses.

Sementara itu, total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 488.297 per proses, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp 245.035 per proses. Selanjutnya untuk per kilogram bahan baku diperoleh rata-rata produksi sebanyak 0,40 kilogram dengan harga jual produk sebesar Rp 50.000 per kilogram, sehingga penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 20.000 per kilogram. Adapun komponen biaya dari jumlah rata-rata biaya variabel yang terdiri dari bahan baku utama, bahan penolong, bahan pendukung dan tenaga kerja sebesar Rp 13.263 per kilogram dan biaya tetap sebesar Rp 53,57 per kilogram dengan rata-rata biaya produksi sebesar Rp 13.317 per kilogram, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp 6.682 per kilogram.

Kelayakan Usaha Agroindustri Keripik Talas

Kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melasanakan suatu kegiatan usaha. Hasil perhitungan kelayakan usaha dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial. Kelayakan usaha keripik talas dianalisa dengan menggunakan analisa Revenue Cost Ratio (RC-ratio) yaitu perbandingan antara total penerimaan (TR) dengan total biaya (TC).

(21)

Tabel 4.7. Produksi, Penerimaan, Total Biaya Produksi dan Kelayakan Usaha Industri Rumah Tangga Keripik Talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022.

No. Uraian per Proses Produksi

(Rp)

per Kilogram BB (Rp)

1 Produksi (kg) 14,67 0,40

2 Harga Produk (Rp/kg) 50000 50000

3 Penerimaan (Rp) 733.333,33 20.000,00

a. Biaya Variabel

(1) Bahan Baku (Rp) 183.333,33 5000,00

(2) Bahan Penolong (Rp) 114.333,33 3.118,18

(3) Bahan Pendukung (Rp) 82.000,00 2.236,36

(4) Tenaga Kerja(Rp) 106.666,67 2.909,09

Jumlah Biaya Variabel (Rp) 486.333,33 13.263,64

b. Biaya Tetap (Rp) 1.964,14 53,57

4 Total Biaya Produksi (Rp) 488.297,47 13.317,20

5 Pendapatan (Rp) 245.035,86 6.682,80

6 Kelayakan Usaha R/C 1,50 1,50

Sumber: Data Primer diolah, Tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.7), dapat diketahui bahwa nilai RC- ratio pada usaha industri rumah tangga keripik talas, baik yang berbahan baku umbi talas adalah lebih besar dari 1 yang berati secara finansial usaha industri rumah tangga keripik talas tersebut layak untuk dikembangkan.

Adapun nilai efisiensi usaha dari kelompok responden yang memproduksi keripik talas dengan bahan baku umbi talas sebesar 1,50 artinya: setiap Rp 1.000,- pengorbanan atau biaya produksi yang dikeluarkan oleh industri rumah tangga keripik talas dapat menghasilkan nilai penerimaan sebesar Rp 1.500,- atau dengan kata lain setiap Rp 1.000,- pengorbanan atau biaya produksi yang dikeluarkan oleh industri rumah tangga keripik talas dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 500,.

Ditinjau dari aspek kelayakan usaha (R/C), secara umum dapat dikatakan bahwa usaha industri rumah tangga keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra secara finansial layak untuk dilaksanakan (R/C > 1). Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk produk keripik talas dengan bahan baku umbi talas memiliki nilai RC-ratio: 1,50;. Berdasarkan nilai RC-ratio tersebut dapat bermakna bahwa usaha industri rumah tangga keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra secara finansial telah menghasilkan manfaat cukup besar, (Elena, M., 2021), keuntungan tersebut jauh di atas suku bunga bank yang berlaku. Situasi tersebut tentu saja sangat mendukung keputusan bahwa usaha agroindustri keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur secara finansial layak untuk dilaksanaka.

(22)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Terbatas pada ruang lingkup penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Haasil dari menganalsis tahapan proses produksi keripik talas dengan bahan baku umbi talas adalah: (1) pengupasan bahan baku; (2) pemotongan bahan baku; (3) pembersihan dengan air; (4) pengeringan; (5) penggorengan; dan (6) pengemasan.

Waktu yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi sekitar 13 jam.

2. Hasil dari mengnalisis nilai tambah pada industri rumah tangga keripik talas yang berbahan baku umbi talas dengan rata-rata nilai tambah adalah Rp 9.645/kg bb, dengan rasio nilai tambah 48,23% yang cukup menguntungkan.

3. Berdasarkan hasil dari menganalisis rata-rata total biaya produksi adalah sebesar Rp 488.297per proses produksi, sehingga memproleh penerimaan Rp 733.333 dan pendapatan sebesar Rp 245.035 per proses produksi.

4. Hasil dari menganalisis kelayakan usaha industri rumah tangga keripik talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra secara finansial layak dikembangkan dengan nilai RC-ratio > 1. Nilai RC-ratio pada produk keripik talas berbahan baku umbi talas adalah RC-ratio =1,50.

Saran

Terbatas pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah atau instansi terkait diharapkan agar memberi tambahan pelatihan dan informasi yang lebih luas tentang pemasaran industri rumah tangga keripik talas.

2. Dipandang perlu untuk meningkatkan kerja sama dengan para pengusaha keripik talas dan pedagang umbi talas di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur NTB.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Potret Usaha Pertanian Provinsi Sumatera Barat Menurut Subsektor. Padang : BPS Provinsi Sumbar. 114 hal.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2019. NTB. Industri dan Perdagangan, Lombok. Mataram.

Elena, M., 2021. Bank Indinesia Tetapkan Suku Bunga Acuan.

https://www.google.co.id/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20210420/11/1383 611/bank-indonesia-tetapkan-suku-bunga-acuan-tetap-35-persen.

Masyhuri,1994. 3Pembangunan Agroindustri Melalui Penelitian Pengembangan Produk yang Intensif dan Berkesinambungan¥. Jurnal Agro Ekonomika. No.

1 Juli 2001.

Saragih, B. 2004. Pertanian Mandiri: Membangun Pertanian Perspektif Agribisnis Penerbar Swadaya. Bogor.

Soedianto, 1993. Agribisnis seri IV. BPLP. Departemen Pertanian, Jakarta.

Soekartawi, 1986. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.

, 1989. Prinsip Dasar Manajemen

.

Gambar

Tabel 3.1. Analisis Nilai Tambah dengan Metode Hayami
Tabel  4.1.  Karakteristik  Responden  Pada  Usaha  keripik  talas  di  Desa  Sakra  Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022
Gambar 4.1. Proses Pembuatan Keripik Talas
Tabel  4.3  Penggunaan  dan  Biaya  Bahan  Baku,  Bahan  Penolong  dan  Bahan  Pendukung  Pada  Usaha  Keripik  talas  di  Desa  Sakra  Kecamatan  Sakra Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2022
+5

Referensi

Dokumen terkait

penganekaragaman talas yang dapat dilakukan yaitu pembuatan peuyeum dengan.. bahan

Tabel 3 menunjukkan total biaya bahan baku dan bahan penolong yang dikeluarkan pada usaha keripik pisang Nur Hayati setiap bulan diperoleh dari jumlah bahan yang

Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan

Rincian biaya -biaya produksi disajikan dalan laporan harga pokok produksi yang didalamnya dicantumkan biaya -biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan

Biaya bersama yang dikeluarkan dalam proses produksi produk bersama berbahan baku susu kambing meliputi biaya bahan baku langsung (susu kambing dan bibit kefir), biaya tenaga kerja

Biaya eksplisit, adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan dalam satu proses produksi, meliputi biaya pembelian bahan baku, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa biaya bahan baku, biaya produksi, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh Perusahaan

Analisis biaya dan pendapatan usaha pembesaran ayam broiler dan ayam pejantan terdiri dari: a Rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan peternak ayam broiler yaitu sebesar Rp..