• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Abstrak"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

Arman 105961111816. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Tebu Rakyat Pola Kemitraan di Kelurahan Parangluara Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh SRI MARDIYATI dan KHAERIYAH DARWIS.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berapa tingkat pendapatan usahatani tebu rakyat pola kemitraan dan untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani tebu rakyat pola kemitraan di Kelurahan Parangluara, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar.

Responden pada penelitian ini adalah petani tebu rakyat dengan pengalaman usahatani minimal 7 tahun. Dalam penelitian ini terdapat 10 responden petani tebu rakyat yang berada di Kelurahan Parangluara Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Biaya total usahatani tebu adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk usahatani tebu selama satu musim tanam dihitung dalam satuan rupiah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan yang diperoleh petani dengan sistem PC (Plant Cane) yaitu sebesar Rp.23.814.391,39/ha dengan jumlah rata-rata total biaya yaitu sebesar Rp.18.828.065,46/ha. Sedangkan untuk penerimaan rata-rata yang diperoleh petani dengan sistem rawat ratoon yaitu sebesar Rp.23.814.391,39/ha dengan jumlah rata-rata total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp.7.243.667,34/ha. Dari perhitungan tersebut kemudian diperoleh rata-rata pendapatan dengan menggunakan sistem PC sebesar Rp.4.986.325,94/ha dan rata-rata pendapatan yang diperoleh menggunakan sistem rawat ratoon sebesar Rp.16.570.724,05/ha.

Penggunaan sistem rawat ratoon dalam budidaya tanaman tebu rakyat sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani responden. Hasil analisis R/C Ratio dari sistem tanam PC (Plant Cane) adalah 1,302 dan sistem rawat ratoon adalah 3,287 menunjukkan bahwa nilai R/C Ratio yang diperoleh >1, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan usahatani tebu rakyat layak untuk dikembangkan.

Kata kunci: Usahatani Tebu, Sistem PC (Plant Cane), Rawat Ratoon, Pendapatan Usahatani

(2)

vii ABSTRACT

Arman 105961111816. Analysis of Financial Feasibility of Community Sugar Cane Farming Partnership Pattern in Parangluara Village, Polombangkeng Utara District, Takalar Regency. Supervised by SRI MARDIYATI and KHAERIYAH DARWIS.

This study aims to analyze the income level of the people's sugarcane farming partnership pattern and to determine the feasibility level of the community's sugarcane farming partnership pattern in Parangluara Village, North Polombangkeng District, Takalar Regency.

Respondents in this study were smallholder sugarcane farmers with at least 7 years of farming experience. In this study there were 10 respondents of smallholder sugarcane farmers who were in Parangluara Village, North Polombangkeng District, Takalar Regency. Data analysis techniques used in this study include: The total cost of sugarcane farming is the sum of fixed costs and variable costs, including all costs incurred for sugarcane farming during one growing season calculated in rupiah.

The results showed that the average income obtained by farmers with the PC system (Plant Cane) was Rp.23,814,391.39/ha with an average total cost of Rp.18,828,065.46/ha. Meanwhile, the average income obtained by farmers with the ratoon care system is Rp.23,814,391.39/ha with the average total cost incurred is Rp.7,243,667.34/ha. From these calculations, the average income using the PC system is Rp. 4,986.325.94/ha and the average income obtained using the ratoon care system is Rp. 16.570.724.05/ha.

The use of the ratoon care system in smallholder sugarcane cultivation greatly influences the income of the respondent farmers. The results of the analysis of the R/C Ratio of the PC planting system (Plant Cane) is 1.302 and the ratoon care system is 3.287, indicating that the R/C Ratio value obtained is >1, it can be concluded that the people's sugarcane farming income is feasible to develop.

Keywords: Sugarcane Farming, PC System (Plant Cane), Ratoon Treatment, Farming Income

Referensi

Dokumen terkait

Dari Rp 1 biaya total yang dikeluarkan oleh petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,26 sehingga diketahui kegiatan usaha pembenihan ikan patin yang dilakukan petani di

Rp 1.000,00 biaya total yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahatani paprika. hidroponik akan memperoleh penerimaan sebesar

6.341.204 per Ha lebih besar dibandingkan dengan rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani bukan penangkar yaitu sebesar Rp.. Perbedaan biaya tenaga kerja

HPP rata-rata sebesar Rp 2.122,- lebih besar dari harga jual rata-rata sebesar Rp 3.563,- Hal ini membuktikan bahwa pendapatan petani lebih besar dari biaya yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa Penerimaan yang diperoleh petani bawang merah sebesar Rp 198.172.599 dan biaya yang dikeluarkan Rp 56.540.173 per

Adapun hasil penelitian yang diperoleh di Desa Tassipi Kecamatan Amali Kabupaten Bone pendapatan rata-rata sebesar Rp 9.922.250/ petani dan hasil analisis R/C Ratio adalah sebesar 4

Rata-­rata total biaya variabel yang dikeluarkan per petani per musim dengan rata-­rata luas lahan sebesar 2.180,56 m2 berdasarkan Tabel 2 adalah sebesar Rp 22.098.887 yang terdiri atas

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dengan rata-rata biaya produksi wortel yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp.6.305.810 petani di Desa Ngabab mampu memproduksi wortel sebanyak