• Tidak ada hasil yang ditemukan

[PENDING] Ada Apa Dengan FAIZ ? Menemukenali Anak/Siswa Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ada Apa Dengan FAIZ ? Menemukenali Anak/Siswa Berbeda"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

Saat mengetahui anak Anda berbeda dengan anak lain, reaksi orang tua bisa berbeda-beda. Bahkan situasi sehari-hari orang tua dengan perilaku anak yang berbeda dengan anak pada umumnya terkadang meresahkan dan membingungkan. Usia anak semakin bertambah namun tidak ada perubahan yang berarti, kemampuan anak jauh dari kemampuan anak kebanyakan pada umumnya.

Informasi yang tepat mengenai kasus anak berkebutuhan khusus akan menjamin orang tua memahami dinamika anak berkebutuhan khusus. Berbagi pengalaman juga diperoleh dari berbagai hasil penelitian para peneliti mengenai anak berkebutuhan khusus, dan menjadi data pendukung buku ini. Faiz kecil sebenarnya tidak melihat ada yang aneh di usia bayinya, pertumbuhan fisiknya normal seperti anak kebanyakan.

Meita bersekolah di taman kanak-kanak negeri tak jauh dari rumahnya. Tidak ada layanan pendidikan khusus di sekolahnya untuk anak-anak seperti Meita. Aku mengelus lembut pipinya, selalu ada cinta dan kasih sayang pada anak seperti Aldo yang tak bisa kusembunyikan. Semua itu biasanya dilakukan untuk mencari perhatian karena diabaikan atau sedikit adu mulut dengan teman, hal ini sebenarnya biasa terjadi pada anak seusianya.

GAMBAR FAIZ
GAMBAR FAIZ

DONI

Layanan deteksi dini di Sekolah

Berdasarkan informasi, sekolah terkadang tidak bisa berbuat banyak karena guru mengetahui kondisi anak setelah anak melalui proses pendidikan di sekolah.

Pemeriksaan Deteksi Oleh Orangtua

Setelah terlihat ada masalah, barulah orang tua diminta datang ke sekolah dan baru kemudian orang tua memberitahukan bahwa masalah tersebut terjadi pada anaknya.

Fasilitas Pertemuan Orang tua dan Guru

Kesibukan orang tua dalam pekerjaan atau aktivitas bisnis seringkali membuat orang tua kesulitan untuk meluangkan waktu menghadiri pertemuan orang tua bersama pihak sekolah. Terkait permasalahan anak, seringkali orang tua merasa bersalah karena dianggap tidak memenuhi syarat/hati-hati terhadap anaknya. Orang tua mempercayakan kepada pihak sekolah segala permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan yang dialami anaknya dan bersyukur anaknya diterima menjadi bagian dari sekolah.

Pertemuan orang tua sangat penting dan dapat menjadi salah satu cara untuk menyinkronkan persepsi atau menyamakan persepsi terhadap permasalahan anak.

Pengetahuan dan Keterampilan Guru Pendamping Khusus

Kesulitan sumber daya manusia membuat sekolah kesulitan melakukan asesmen awal terhadap anak berkebutuhan khusus.

Penanganan khusus anak-anak di sekolah inklusif

Kendala lainnya adalah keterbatasan biaya yang membuat orang tua enggan membawa anaknya ke klinik tumbuh kembang. Anak usia dini menjadi situasi yang penuh tekanan bagi orang tua, sehingga sulit bagi orang tua untuk mengatasi keadaan anaknya. Hal ini bukan dimaksudkan untuk menghalangi anak berkebutuhan khusus untuk diterima di sekolah tersebut, namun untuk mengetahui apa permasalahan anak tersebut dan seberapa kuat pihak sekolah dalam menangani anak.

Deteksi dini permasalahan tumbuh kembang pada anak penting dilakukan untuk memberikan program yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus. Prosedur operasi standar untuk sistem penerimaan siswa baru harus ditetapkan, namun prosedur tersebut tidak dimaksudkan untuk mencegah anak-anak berkebutuhan khusus diterima di sekolah. Psikoedukasi bagi orang tua hendaknya diberikan agar orang tua dapat mengetahui terlebih dahulu permasalahan anaknya dan memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan keterampilan sosial anaknya.

Mangunsong (2014) menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan tampaknya tidak jauh berbeda dengan anak normal. Mereka masih bisa bersekolah di sekolah reguler, namun prestasinya lebih rendah dibandingkan anak-anak lain. Anak dengan disabilitas intelektual sedang adalah anak yang dapat dilatih keterampilan tertentu yang akan membantunya di kemudian hari dalam pekerjaan.

Dampak gangguan yang dialami anak down syndrome serupa dengan dampak yang dialami anak tunagrahita. Anak lamban belajar adalah anak yang mempunyai kemampuan inteligensi relatif rendah, berkisar antara 75-90, yang mempengaruhi kemampuannya untuk tampil setara dengan anak normal, dan mengalami kesulitan atau kegagalan di sekolah (Kirk, Madison, Texas Education Agency, dalam Kazowski, 2004) . Anak yang lamban belajar mempunyai kemampuan kecerdasan di bawah rata-rata dan mempunyai kemampuan kognitif yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya.

Anak lamban belajar dikatakan mempunyai kemampuan kecerdasan antara anak normal dan anak yang mengalami keterbelakangan mental, oleh karena itu mereka biasa disebut dengan keterbelakangan mental ambang (Kaznowski, 2004). Sekitar 20 persen dari seluruh penduduk dinyatakan lambat belajar (Saterlie & Loraditch, 1967). Meskipun kecacatan anak lamban belajar tidak terlihat, namun para pendidik akan segera menyadari kesulitan akademik yang dialami anak lamban belajar, terutama pada tahap awal pembelajaran.

Sekolah

Keberhasilan anak tunagrahita tidak hanya bergantung pada kemampuannya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh dukungan lingkungan, karena sebagian besar kegagalan anak tunagrahita sebenarnya bukan disebabkan oleh ketidakmampuannya, melainkan kurangnya dukungan dari lingkungan. . Pandangan orang awam bahwa mereka mempunyai kecerdasan yang rendah selalu dikaitkan dengan pandangan bahwa mereka tidak mampu, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dan mengekspresikan kemampuannya.

Penyesuaian sosial

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autisme (ASD) juga merupakan gangguan perkembangan yang serius dan kompleks pada anak. Gangguan perkembangan atau kelainan yang bervariasi dalam bidang interaksi sosial, komunikasi, minat yang sangat terbatas dan perilaku yang sangat berulang. Misalnya, anak ASD ada yang keluhannya ringan dan ada juga yang keluhannya.

Anak-anak Asperger biasanya memiliki minat dan kemampuan di atas rata-rata dalam bidang tertentu, seperti menggambar, sains, atau musik. Sedangkan PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder Not Other Specified): merupakan diagnosis yang diberikan kepada anak yang tidak memenuhi kriteria diagnostik empat bentuk Pervasive Developmental Disorder (PDD) seperti Autisme, Asperger, CDD (Disorder Childhood Destroyer) . dan Rett. Anak PDD-NOS menunjukkan gangguan yang jelas pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan minat/perhatian.

Beberapa anak dengan PDD-NOS hanya mengalami kendala di lingkungan sekolah atau rumah, sementara yang lain mengalami kesulitan di bidang kehidupan lainnya. Istilah PDD-NOS digunakan jika seorang anak menunjukkan beberapa tanda/gejala autis namun tidak memenuhi seluruh kriteria yang ada untuk dikatakan mengidap autisme atau bentuk PDD lainnya. Istilah PDD-NOS juga terkadang mengacu pada istilah APD (Atipikal Perkembangan Kepribadian), APDD (Atipikal PDD), atau Autisme Atipikal, atau dikategorikan dalam ASD, yang lebih dekat dengan diagnosis sindrom Asperger, meskipun mungkin tidak tepat. .

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, 1 dari 68 anak yang lahir didiagnosis autisme. Hampir separuh atau sekitar 46 persen anak yang didiagnosis autisme memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata. Angka kejadian kasus anak ASD di Indonesia masih belum diketahui secara pasti.

Selain itu juga diinformasikan bahwa 31% anak ASD memiliki disabilitas intelektual (IQ<70) dan 23% memiliki IQ ambang, sisanya memiliki rentang intelektual normal atau di atas normal. Gejala-gejala di atas menyebabkan gangguan yang signifikan secara klinis pada aspek sosial, pekerjaan, atau fungsi sehari-hari anak saat ini.

ADHD

ADHD Gabungan

Anak berkebutuhan khusus mempunyai kebutuhan dan modalitas yang unik, sehingga diperlukan penanganan/intervensi yang tepat agar kebutuhannya terpenuhi dan modalitasnya dapat berkembang secara optimal. Dalam menangani anak berkebutuhan khusus harus berorientasi holistik dengan menggunakan pengetahuan interdisipliner yang berbeda dari para ahli yang berbeda. Untuk memberikan intervensi dini pada anak berkebutuhan khusus dapat digunakan dua model yaitu model medis dan model sosial.

Intervensi terhadap anak berkebutuhan khusus harus mengembangkan kemampuan adaptasi terhadap anak berkebutuhan khusus dan lingkungannya. Tujuan intervensi disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak berkebutuhan khusus, sehingga mempersiapkan kemandirian anak berkebutuhan khusus di masyarakat. Salah satu cara untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi perbedaan karakteristik anak berkebutuhan khusus adalah Universal Design for Learning (UDL).

Guru dapat menyesuaikan bahan ajar cetak dan digital, misalnya dengan menyesuaikan ukuran, jenis dan warna font untuk memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Bagi anak berkebutuhan khusus low vision (tunanetra), bahan ajar cetak dapat diperbesar dengan font dan warna yang mudah dibaca. Menerapkan ruang kelas yang fleksibel, di mana anak berkebutuhan khusus dapat duduk di kursi atau di atas karpet, secara berkelompok atau sendiri-sendiri.

Penempatan meja, bangku dan karpet untuk anak berkebutuhan khusus hendaknya memperhatikan kekurangan atau kelemahan anak berkebutuhan khusus tersebut. 99 Struktur lainnya adalah sistem kerja yang menjadi pedoman bagi anak berkebutuhan khusus untuk melakukan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam suatu kegiatan. Guru merencanakan penguatan yang akan digunakan dan diberikan untuk meningkatkan keterampilan anak berkebutuhan khusus.

Program Son-Rise merupakan pendekatan intensif bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan keterampilan interaksi sosial. Cerita sosial dirancang untuk menggambarkan situasi di kelas ketika guru mengajar, apa yang dilakukan anak berkebutuhan khusus, dan apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan perilaku yang ingin mereka tingkatkan. Kelemahan tahapan dalam kartun sangat banyak sehingga sangat sulit dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus yang belum bisa melakukan kontak mata dan gambarnya kurang spesifik karena hanya berupa simbol sederhana.

Sedangkan PECS mempunyai tahapan yang jelas dan konsisten dengan tahapan komunikasi anak berkebutuhan khusus tanpa syarat khusus, dan gambarnya bebas, bisa menggunakan apa saja (Ginanjar 2002).

TENTANG PENULIS

113 dengan menawarkan pendidikan inklusif di sekolah, mendirikan Lembaga Pendidikan dan Sosial Interpesona Bayanaka, mendirikan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Pengembangan “Rumahsiwi Institute”. Penyelenggaraan kegiatan menyelenggarakan kursus singkat bagi guru pendamping ABK di sekolah, dan mengembangkan kemandirian ABK dewasa, serta orang tua. Sempat sharing dengan orang tua anak autis Kharisma di Pekanbaru (2009), mengikuti seminar deteksi dini masalah tumbuh kembang anak (2012), bekerjasama dengan Indotambang untuk meningkatkan kualitas pelatihan guru PAUD di Tangerang, Bogor dan Depok. mengikuti Seminar ABK Internasional bekerjasama dengan UKM - UPI (2012) memaparkan hasil penelitian kualitatif dengan judul Interaksi sosial anak autis di sekolah dasar kelas awal, penelitian DIKTI mengembangkan model keterampilan sosial pada anak autis, mengembangkan rintisan Model pembelajaran 'ACT Me' bersama TELKOM dan DIKTI, serta media pembelajaran dapat diakses di website maritukan .com.

Gambar

GAMBAR FAIZ

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Anti Korupsi Pada Anak Usia Dini Dengan Dongeng Pendidikan anti korupsi pada anak usia dini adalah upaya pencegahan terhadap kasus korupsi yang dimulai sejak anak usia