• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agenda Agenda at BULLET at BULLET Sekila

N/A
N/A
tristan persadamandiri

Academic year: 2023

Membagikan "Agenda Agenda at BULLET at BULLET Sekila"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat   Jenderal   Pajak

Pelaporan   SPT   Tahunan   Pelaporan   SPT   Tahunan   Wajib   Pajak   Badan   dan   Wajib   Pajak   Badan   dan  

Orang   Pribadi Orang   Pribadi

Kategori    Wajib   Pajak   Kategori    Wajib   Pajak   PP   Nomor   46   Tahun   2013 PP   Nomor   46   Tahun   2013

Agenda Agenda

•• Sekilas Sekilas     PP PP     Nomor Nomor     46 46     Tahun Tahun     2013 2013

•• Studi Studi     Kasus Kasus    

•• Cara Cara     Pengisian Pengisian     SPT SPT     Tahunan Tahunan     PPh PPh

(2)

Sekilas  

PERATURAN   PEMERINTAH   NOMOR   46   TAHUN   2013

Objek   Pajak

 Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun.

 Tidak termasuk Penghasilan dari usaha adalah penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.

 Peredaran bruto merupakan peredaran bruto dari

usaha, termasuk dari usaha cabang.

(3)

Subjek   Pajak

 Orang Pribadi

 Badan, tidak termasuk BUT,

yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.

 WP OP yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana atau prasarana yang dapat

Pengecualian Subjek Pajak

dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan, misalnya pedagang makanan keliling, pedagang asongan, warung tenda di trotoar, dan sejenisnya

sejenisnya.

 WP Badan yang belum beroperasi secara komersial

atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah

beroperasi secara komersial memperoleh peredaran

bruto melebihi Rp4,8 miliar.

(4)

 Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4 8 miliar dalam 1 tahun dikenai PPh final

Tarif

melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun dikenai PPh final dengan tarif sebesar 1% (satu persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari setiap tempat usaha

 Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif 1% (satu persen) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak, yaitu jumlah peredaran bruto setiap bulan dari

ti t t h

setiap tempat usaha

PPh Terutang = 1% x Peredaran Bruto Setiap Bulan

Pengenaan PPh didasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan yang tidak melebihi Rp4,8 Miliar.

Dasar Penentuan Dikenakan PPh Final

2014 2012 2013

Omzet

perdagangan Rp4 miliar

dikenai PPh Umum s.d. saat berlaku PP 46 Tahun 2013

PPh final 1% Juli s d Des 2013

Jika omzet 2013 Rp5 miliar maka tahun 2014 dikenai dengan Tarif Umum s.d. Des 2013

meskipun total omzet tahun berjalan misalnya Rp5 miliar

Tarif Umum Ketentuan UU PPh

Dalam hal pada tahun berjalan, penghasilan bruto sudah melebihi Rp4,8  miliar, tetap dikenai PPh final sampai dengan akhir Tahun Pajak dan tahun 

berikutnya dikenai ketentuan PPh umum.

(5)

Dasar Penentuan Dikenakan PPh Final (1)

2014 2015 2013

Dasar Penentuan Untuk Dikenakan PPh Final (2)

Dasar penghasilan bruto Rp4,8 miliar untuk dapat dikenai PPh final :

penghasilan bruto g tahun terakhir (setahun atau ( disetahunkan, dalam hal tahun terakhir meliputi kurang dari 12 bulan).

 Dalam hal WP baru terdaftar pada Tahun Pajak yang sama sebelum PP ini berlaku  dasar Peredaran Bruto adalah: akumulasi peredaran bruto dari bulan berdiri s.d. bulan sebelum PP ini berlaku, yang be d s d bu a sebe u be a u, ya g disetahunkan.

 Dalam hal WP baru terdaftar setelah PP ini berlaku 

dasar peredaran bruto adalah: penghasilan bruto

bulan pertama disetahunkan .

(6)

Penghasilan yang Dikenai PPh Final Tersendiri

 Penghasilan yang telah dikenai PPh dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri

p p g g p p j

(a.l. konstruksi), tidak dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan PP ini.

 Peredaran bruto usaha Wajib Pajak yang bersangkutan dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi Rp4,8 miliar tidak dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan PP ini, tetapi p mengikuti g ketentuan peraturan p perundang- p g undangan perpajakan yang mengatur mengenai pengenaan pajak atas penghasilan tersebut.

Penghasilan dari Luar Negeri

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan pelaksanaannya.

(sesuai ketentuan Pasal 24 UU PPh dan aturan pelaksanaan yang mengatur tentang Kredit Pajak Luar Negeri)

tentang Kredit Pajak Luar Negeri)

(7)

Kompensasi Rugi

 WP yang menyelenggarakan pembukuan dapat melakukan kompensasi kerugian dengan penghasilan yang tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final yang tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.

 Ketentuan kompensasi rugi adalah : o berturut-turut sampai dengan 5 tahun.

o tahun dikenai PPh final 1% tetap menjadi bagian dari periode 5 tahun tsb.

o kerugian pada tahun dikenai PPh final 1% tidak dapat dikompensasikan pada tahun berikutnya

dikompensasikan pada tahun berikutnya.

2012 2014 2011

Skema Kompensasi Rugi

2015 2013

2011

2010

Rugi pada

Jangka Waktu Kompensasi Kerugian

Kompensasi atas

Dikenai PPh Final  dan mengalami

kerugian

Kerugian dari penghasilan Tahun Pajak

2010

Kompensasi atas Kerugian Tahun 2010 tidak dapat dikompensasi di Tahun Pajak 2014

Kerugian dari penghasilan yang dikenai PPh Final pada Tahun Pajak 2014 tidak dapat dikompensasi ke Tahun

Pajak berikutnya

(8)

Pengisian

Pengisian SPT SPT Tahunan Tahunan PPh PPh WP WP

B d k i A PP N 46

B d k i A PP N 46

Badan terkait Aturan PP Nomor 46 Badan terkait Aturan PP Nomor 46 Tahun 2013

Tahun 2013

Deskripsi

Deskripsi Wajib Wajib     Pajak Pajak

PT   Murai   Batu   berdiri   sejak   Januari   2011   dan   telah   terdaftar   sebagai   Wajib   Pajak   pada   KPP   Pratama   Subulussalam.   PT   Murai   Batu   bergerak   dalam   bidang   usaha   perdagangan   alat   tulis   kantor.   PT   Murai   Batu   memiliki   peredaran   bruto   pada   tahun   2012   sebesar   Rp.   678.000.000   sehingga   memenuhi   kriteria   untuk   dikenai   PPh   berdasarkan   PP   No.   46   Tahun   2013.   Data   Wajib   Pajak   selengkapnya   sebagai   berikut   :

Nama Wajib Pajak : PT Murai Batu

NPWP : 01.234.567.8‐107.000

Jenis Usaha : Perdagangan

Alamat : Jalan Harapan Indah No.9, Subulussalam, Aceh Tenggara

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(9)

LLaporan aporan     Laba Laba     Rugi Rugi

PT MURAI BATU Laporan Laba/Rugi Periode 1 Jan s.d. 31 Des 2013

Peredaran

 

Usaha Rp 865.000.000

Harga Pokok Penjualan

Saldo

 

Awal Rp (125.000.000)

Pembelian Rp (675.000.000) +

Tersedia

 

Dijual Rp (800.000.000)

Persediaan

 

Akhir Rp 100.000.000 +

Harga

 

Pokok

 

Penjualan Rp (700.000.000) +

Laba Bruto Usaha

Rp 165.000.000

Biaya Administrasi dan Umum

Biaya

 

Gaji Rp (25.000.000)

Biaya

 

Penyusutan Rp (15.375.000)

Biaya

 

Alat

 

Tulis

 

Kantor Rp (2.125.000) Biaya

 

Perjalanan

 

Dinas Rp (3.000.000)

Biaya

 

Bunga Rp (5.000.000)

Biaya

 

Sewa

 

Gedung Rp (5.500.000)

Biaya

 

Telepon

 

dan

 

Listrik Rp (3.000.000) +

Total Biayay

Rp p (59.000.000) + ( )

Laba Neto Usaha

Rp 106.000.000

Pendapatan dan Biaya Lain

Pendapatan

 

Bunga

 

Tabungan Rp 2.000.000

Pajak

 

Bunga

 

Tabungan Rp (400.000) +

Total Pendapatan dan Biaya Lain

Rp 1.600.000 +

LABA NETO

Rp 107.600.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

N Neraca eraca

PT MURAI BATU NERACA Per 31 Desember 2013

AKTIVA KEWAJIBAN

Aktiva Lancar

Kas Rp 98.225.000 Hutang Bank Rp 100.000.000 +

Bank Rp 180.000.000 Jumlah KEWAJIBAN Rp 100.000.000

Piutang Dagang Rp 250.000.000

Persediaan Rp 100.000.000 + EKUITAS

Jumlah Aset Lancar Rp 628.225.000 Modal Rp 500.000.000

Aktiva Tetap Laba Ditahan Tahun‐

Tahun   Sebelumnya

Rp (24.000.000) Aktiva Tetap Rp 101.500.000 Laba Tahun Berjalan Rp 107.600.000 + Aktiva Tetap Rp 101.500.000 Laba Tahun Berjalan Rp 107.600.000 Akumulasi Penyusutan Rp (46.125.000) + Jumlah EKUITAS Rp 583.600.000

Jumlah Aset Tetap Rp 55.375.000 + +

Total AKTIVA Rp 683.600.000 Total KEWAJIBAN dan  EKUITAS

Rp 683.600.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(10)

Januari : Rp. 80.000.000 Februari : Rp. 90.000.000 Maret : Rp. 70.000.000 April : Rp. 40.000.000

Mei : Rp. 60.000.000

Juni : Rp. 120.000.000

J li R 95 000 000

Peredaran Bruto Januari – Desember 2013  PPh Pasal 22 Tahun 2013

Pemotong/Pemungut : Bendahara Instansi X NPWP   Pemotong/Pemungut : 00.123.456.7 ‐ XXX.000 Jenis Transaksi/Penghasilan : Pengadaan Barang

DPP : Rp.   40.000.000

PPh Dipotong/ Dipungut : Rp.       600.000 Tanggal   Transaksi : 2   Juli   2013

PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2013

Juli : Rp. 95.000.000

Agustus : Rp. 50.000.000 September : Rp. 60.000.000 Oktober : Rp. 70.000.000 Nopember : Rp. 80.000.000 Desember : Rp. 50.000.000 Jumlah : Rp. 865.000.000 Laba/Rugi Fiskal Tahun Pajak sebelumnya

PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2013 Pemotong/Pemungut : Bank   X

NPWP Pemotong/Pemungut : 21.321.654.7‐XXX.000 Jenis   Transaksi/Penghasilan : Bunga   Bank

DPP : Rp. 2.000.000

PPh   Dipotong/   Dipungut : Rp.       400.000 PPh Final sesuai PP 46

Masa Pajak Peredaran Bruto PPh (1 %) Laba/Rugi Fiskal Tahun Pajak sebelumnya 

Rugi Tahun Pajak  2011

: Rp. (75.000.000) Laba Tahun Pajak 

2012

: Rp. 51.000.000

Juli Rp 95.000.000 Rp 950.000

Agustus Rp 50.000.000 Rp 500.000

September Rp 60.000.000 Rp 600.000

Oktober Rp 70.000.000 Rp 700.000

Nopember Rp 80.000.000 Rp 800.000

Desember Rp 50.000.000 Rp 500.000

Jumlah Rp 405.000.000 Rp 4.050.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Rincian   Biaya

Biaya yang dapat ditentukan secara pasti pengeluarannya untuk periode Januari – Juni 2013 : Harga Pokok Penjualan Rp 380.000.000

Biaya   Gaji Rp 10.000.000

Biaya Penyusutan Rp 7.687.500

Biaya   Alat   Tulis   Kantor Rp 1.000.000 Biaya Perjalanan Dinas Rp 3.000.000

Biaya   Bunga Rp 2.500.000

Biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti pengeluarannya dan harus diproporsionalkan untuk menentukan biaya periode Januari – Juni 2013 : Biaya Sewa Gedung (Januari-Juni) = 6/12 x Rp 5 500 000 = Rp 2 750 000

Rincian Aset Tetap dan Biaya Penyusutan 

y g p

Biaya Telepon dan Listrik Rp 1.500.000

Jumlah Rp 405.687.500

6/12 x Rp 5.500.000 = Rp. 2.750.000

Harta  Berwujud

Bulan /  Tahun  Perolehan

Harga Perolehan Akumulasi  Penyusutan Awal 

Tahun 2013

Nilai Sisa Buku  Fiskal Awal  Tahun 2013

Metode  Penyusutan

Penyusutan  Fiskal Tahun 

2013 Komputer Januari 2011 Rp. 3.500.000 Rp. 1.750.000 Rp. 1.750.000 Garis Lurus Rp. 875.000 Mesin Ketik Januari 2011 Rp.  500.000 Rp.  250.000 Rp.  250.000 Garis Lurus Rp.  125.000 Meja Kursi Januari 2011 Rp. 2.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Garis Lurus Rp. 500.000 Lemari Januari 2011 Rp. 1.500.000 Rp. 750.000 Rp. 750.000 Garis Lurus Rp. 375.000 Motor Januari 2011 Rp. 14.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000 Garis Lurus Rp. 3.500.000 Mobil Januari 2011 Rp. 80.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 60.000.000 Garis Lurus Rp. 10.000.000

Jumlah Rp. 101.500.000 Rp. 30.750.000 Rp. 70.750.000 Rp. 15.375.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(11)

BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH KASUS 1 KE SPT TAHUNAN PPh KASUS 1 KE SPT TAHUNAN PPh WP BADAN (FORMULIR 1771)?

WP BADAN (FORMULIR 1771)?

P

Pengisian engisian     SPT SPT     Contoh Contoh     Kasus Kasus     1 1

Dalam   Kasus   1   Formulir   yang   harus   diisi   oleh   PT   Murai   Batu   sebagai   berikut   : A. Lampiran   Khusus   :

1) Lampiran   Khusus   1A 2) Lampiran   Khusus   2A 3) Lampiran   Khusus   8A ‐ 2 B. Form   Induk   dan   Lampiran   :

1) Form   1771   – VI  

2) Form   1771   – V

3) Form   1771   – IV

4) Form   1771   – III

5) Form   1771   – II

6) Form 1771 – I

6) Form   1771   – I

7) Form   1771   – Induk

(12)

LAMPIRAN   KHUSUS   : LAMPIRAN   KHUSUS   : LAMPIRAN   KHUSUS   1A LAMPIRAN   KHUSUS   1A LAMPIRAN   KHUSUS   2A LAMPIRAN   KHUSUS   2A LAMPIRAN   KHUSUS   8A LAMPIRAN   KHUSUS   8A ‐‐ 2 2

1. Pengisian Form Lampiran Khusus 1A:  

1. Pengisian Form Lampiran Khusus 1A:  

Dimasukkan   ke   bagian   Kelompok   2

Komputer, Mesin Ketik, Meja  Kursi, Lemari dan Motor  digabungkan ke Kelompok 1

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(13)

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 2A:  

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 2A:  

Laba/Rugi Fiskal Tahun Pajak sebelumnya  Rugi Tahun Pajak 

2011

: Rp. (75.000.000) Laba Tahun Pajak 

2012

: Rp. 51.000.000

Diambil dari penghitungan  Netto Fiskal Form 1771‐I

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A

3. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A‐‐2 (1/2):   2 (1/2):  

Transkrip Elemen dari  Neraca diisi berdasarkan 

Neraca Wajib Pajak

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(14)

3. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A

3. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A‐‐2 (2/2):   2 (2/2):  

Transkrip Elemen dari  Laporan   Laba/Rugi   diisi  

berdasarkan Laporan  Laba/Rugi   Wajib   Pajak

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

FORM   INDUK   DAN   LAMPIRAN   : FORM   INDUK   DAN   LAMPIRAN   : FORM   1771  

FORM   1771   – VI VI     FORM   1771   FORM   1771   – V V FORM   1771   FORM   1771   – IV IV FORM   1771   FORM   1771   – III III FORM   1771   FORM   1771   – II II FORM   1771   FORM   1771   – II FORM   1771  

FORM   1771   – INDUK INDUK    

(15)

1. Pengisian Form 1771  1. Pengisian Form 1771 – – VI :   VI :  

Diisi dengan Daftar Penyertaan  Modal pada Perusahaan Afiliasi  (dalam contoh kasus ini tidak (dalam contoh kasus ini tidak  ada)

Diisi dengan Daftar Utang  dari Pemegang Saham  dan/atau Perusahaan Afiliasi  (dalam contoh kasus ini tidak  ada)

Diisi dengan Daftar Piutang  dari Pemegang Saham  dan/atau Perusahaan Afiliasi  (dalam contoh kasus ini tidak  ada)

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form 1771  2. Pengisian Form 1771 – – V :   V :  

Diisi dengan Daftar

Pemilik Modal di PT Murai Batu  meliputi rincian Nama, Alamat,  NPWP dan Jumlah Modal  Disetor serta persentase  kepemilikan modal. 

Berdasarkan neraca jumlah  modal PT Murai Batu adalah modal PT Murai Batu adalah  500.000.000

Diisi   dengan   Daftar   Susunan   Pengurus dan Komisaris  meliputi Nama, Alamat,  NPWP dan jabatan

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(16)

3.   Pengisian   Form   1771   3.   Pengisian   Form   1771   – IV IV     : :      

Diisi dengan PPh Final atas Bunga Tabungan dengan tarif 20 %

Diisi   dengan    Perhitungan   Penghasilan   Usaha Dengan Peredaran Bruto Tertentu  sesuai dengan PP – 46 dengan tarif 1 %.

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

4.   Pengisian   Form   1771   4.   Pengisian   Form   1771   – III III     : :      

Diisi   dengan    Kredit   Pajak   Dalam   Negeri   dalam   kasus   ini   PPh Pasal 22 terkait Pengadaan Barang :

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(17)

5.   Pengisian   Form   1771   5.   Pengisian   Form   1771   – II II     : :      

Diisi   berdasarkan  

data rincian  HPP   dan   Biaya  

di Laporan  Laba/Rugi PT 

Murai   Batu.

Dipindahkan   ke   Form   1771 ‐ I

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

6.   Pengisian   Form   1771   6.   Pengisian   Form   1771   – I I     : :      

Diisi dengan  peredaran usaha dari laporan Laba/Rugi

Diisi dari Form 1771‐II

Diisi dengan pendapatan dari luar usaha (i.e : dari Tabungan)  d L L b /R i

pada Laporan Laba/Rugi

Diisi dengan jumlah seluruh Penghasilan yang dikenakan PPh  Final dimana berdasarkan Form 1771‐IV yang telah diisi  sebagai berikut :

1. Bunga Deposito / Tabungan, Dan Diskonto SBI / SBN =  2.000.000.

14. Penghasilan Usaha Dengan Peredaran Bruto Tertentu  (sesuai PP 46) = 405.000.000

Total = 407.000.000

Diisi

 

dengan

 

penyesuaian

 

Fiskal

 

Positif

 

Lainnya

 

yang

 

dihitung

 

dari

 

:

Dipindahkan ke Formulir 1771 Huruf A Angka 1.

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(18)

7.   Pengisian   Form   1771  

7.   Pengisian   Form   1771   – Induk Induk     (1/2) (1/2)     : :      

Diisi dengan  tahun pajak

Diisi dengan identitas Wajib Pajak (PT Murai Batu)

Diisi dengan status Pembukuan/Laporan Keuangan (dalam hal  ini PT Murai Batu tidak diaudit)

Diisi dari Form 1771‐II Diisi dengan Laba/Rugi Fiskal  Tahun Pajak sebelumnya :  75.000.000 – 51.000.000 =  24.000.000

Dihitung dengan menggunakan Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)

Diisi dengan  kredit pajak dalam Negeri (dari Form 1771‐III)

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

7.   Pengisian   Form   1771  

7.   Pengisian   Form   1771   – Induk Induk     (2/2) (2/2)     : :      

Diisi dengan perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 Tahun  Berjalan  (DIKOSONGKAN KARENA MEKANISME PP 46)

Diisi dengan PPh Final dan Penghasilan Tidak termasuk Objek  P j k (d i F li 1771 IV

Pajak (dari Formulir 1771‐IV

Diisi dengan chek list lampiran yang  dilaporkan

Diisi dengan Tanda Tangan dan Nama  Pengurus/Kuasa

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(19)

Pengisian

Pengisian SPT SPT Tahunan Tahunan PPh PPh WP WP

B d k i A PP N 46

B d k i A PP N 46

Badan terkait Aturan PP Nomor 46 Badan terkait Aturan PP Nomor 46 Tahun 2013

Tahun 2013

Deskripsi

Deskripsi Wajib Wajib     Pajak Pajak

PT   Murai   Batu   berdiri   sejak   Januari   2011   dan   telah   terdaftar   sebagai   Wajib   Pajak   pada   KPP   Pratama   Subulussalam.   PT   Murai   Batu   bergerak   dalam   bidang   usaha   perdagangan   alat   tulis   kantor.   PT   Murai   Batu   memiliki   peredaran   bruto   pada   tahun   2012   sebesar   Rp.   678.000.000   sehingga   memenuhi   kriteria   untuk   dikenai   PPh   berdasarkan   PP   No.   46   Tahun   2013.   Data   Wajib   Pajak   selengkapnya   sebagai   berikut   :

Nama Wajib Pajak : PT Murai Batu

NPWP : 01.234.567.8‐107.000

Jenis Usaha : Perdagangan

Alamat : Jalan Harapan Indah No.9, Subulussalam, Aceh Tenggara Perbedaan   dengan   Contoh   Kasus   1   adalah   pada   contoh   2  

PT   Murai   Batu   tidak   mengalami   kerugian   pada   tahun ‐ tahun   sebelumnya   dan   memiliki   PPh   Pasal   25   yang   telah  

dibayar pada Masa Pajak 2013

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(20)

LLaporan aporan     Laba Laba     Rugi Rugi

PT MURAI BATU Laporan Laba/Rugi Periode 1 Jan s.d. 31 Des 2013

Peredaran

 

Usaha Rp 865.000.000

Harga Pokok Penjualan

Saldo

 

Awal Rp (125.000.000)

Pembelian Rp (675.000.000) +

Tersedia

 

Dijual Rp (800.000.000)

Persediaan

 

Akhir Rp 100.000.000 +

Harga

 

Pokok

 

Penjualan Rp (700.000.000) +

Laba Bruto Usaha

Rp 165.000.000

Biaya Administrasi dan Umum

Biaya

 

Gaji Rp (25.000.000)

Biaya

 

Penyusutan Rp (15.375.000)

Biaya

 

Alat

 

Tulis

 

Kantor Rp (2.125.000) Biaya

 

Perjalanan

 

Dinas Rp (3.000.000)

Biaya

 

Bunga Rp (5.000.000)

Biaya

 

Sewa

 

Gedung Rp (5.500.000)

Biaya

 

Telepon

 

dan

 

Listrik Rp (3.000.000) +

Total Biayay

Rp p (59.000.000) + ( )

Laba Neto Usaha

Rp 106.000.000

Pendapatan dan Biaya Lain

Pendapatan

 

Bunga

 

Tabungan Rp 2.000.000

Pajak

 

Bunga

 

Tabungan Rp (400.000) +

Total Pendapatan dan Biaya Lain

Rp 1.600.000 +

LABA NETO

Rp 107.600.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

N Neraca eraca

PT MURAI BATU NERACA Per 31 Desember 2013

AKTIVA KEWAJIBAN

Aktiva Lancar

Kas Rp 357.225.000 Hutang Bank Rp 100.000.000 +

Bank Rp 180.000.000 Jumlah KEWAJIBAN Rp 100.000.000

Piutang Dagang Rp 250.000.000

Persediaan Rp 100.000.000 + EKUITAS

Jumlah Aset Lancar Rp 887.225.000 Modal Rp 500.000.000

Aktiva Tetap Laba Ditahan Tahun‐

Tahun   Sebelumnya

Rp 235.000.000 Aktiva Tetap Rp 101.500.000 Laba Tahun Berjalan Rp 107.600.000 + Aktiva Tetap Rp 101.500.000 Laba Tahun Berjalan Rp 107.600.000 Akumulasi Penyusutan Rp (46.125.000) + Jumlah EKUITAS Rp 842.600.000

Jumlah Aset Tetap Rp 55.375.000 + +

Total AKTIVA Rp 942.600.000 Total KEWAJIBAN dan  EKUITAS

Rp 942.600.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(21)

Januari : Rp. 80.000.000 Februari : Rp. 90.000.000

Maret : Rp. 70.000.000

April : Rp. 40.000.000

Mei : Rp. 60.000.000

Juni : Rp. 120.000.000

Juli : Rp. 95.000.000

0 000 000

Peredaran Bruto Januari – Desember 2013  PPh Pasal 22 Tahun 2013

Pemotong/Pemungut : Bendahara Instansi X NPWP   Pemotong/Pemungut : 00.123.456.7 ‐ XXX.000 Jenis Transaksi/Penghasilan : Pengadaan Barang

DPP : Rp.   40.000.000

PPh Dipotong/ Dipungut : Rp.       600.000 Tanggal   Transaksi : 2   Juli   2013

PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2013

Agustus : Rp. 50.000.000

September : Rp. 60.000.000

Oktober : Rp. 70.000.000

Nopember : Rp. 80.000.000 Desember : Rp. 50.000.000

Jumlah : Rp. 865.000.000

PPh Pasal 25

Masa Pajak PPh Pasal 25

Januari 2013 200 000

PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2013 Pemotong/Pemungut : Bank   X

NPWP Pemotong/Pemungut : 21.321.654.7‐XXX.000 Jenis   Transaksi/Penghasilan : Bunga   Bank

DPP : Rp. 2.000.000

PPh   Dipotong/   Dipungut : Rp.       400.000 PPh Final sesuai PP 46

Masa Pajak Peredaran Bruto PPh (1 %)

Juli Rp 95 000 000 Rp 950 000

Januari   2013 200.000

Februari 2013 200.000

Maret   2013 200.000

April 2013 350.000

Mei 2013 350.000

Juni 2013 350.000

Jumlah 1.650.000

Juli Rp 95.000.000 Rp 950.000

Agustus Rp 50.000.000 Rp 500.000

September Rp 60.000.000 Rp 600.000

Oktober Rp 70.000.000 Rp 700.000

Nopember Rp 80.000.000 Rp 800.000

Desember Rp 50.000.000 Rp 500.000

Jumlah Rp 405.000.000 Rp 4.050.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Rincian Biaya

Biaya yang dapat ditentukan secara pasti pengeluarannya untuk periode Januari – Juni 2013 : Harga   Pokok   Penjualan Rp 380.000.000

Biaya Gaji Rp 10.000.000

Biaya   Penyusutan Rp 7.687.500

Biaya Alat Tulis Kantor Rp 1.000.000 Biaya   Perjalanan   Dinas Rp 3.000.000

Biaya Bunga Rp 2.500.000

Biaya Telepon dan Listrik Rp 1.500.000

Biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti pengeluarannya dan harus diproporsionalkan untuk menentukan biaya periode Januari – Juni 2013 : Biaya Sewa Gedung (Januari-Juni) = 6/12 x Rp 5.500.000 = Rp. 2.750.000

Rincian Aset Tetap dan Biaya Penyusutan  Biaya   Telepon   dan   Listrik Rp 1.500.000

Jumlah Rp 405.687.500

Harta  Berwujud

Bulan /  Tahun  Perolehan

Harga Perolehan Akumulasi  Penyusutan Awal 

Tahun 2013

Nilai Sisa Buku  Fiskal Awal  Tahun 2013

Metode  Penyusutan

Penyusutan  Fiskal Tahun 

2013 Komputer Januari 2011 Rp. 3.500.000 Rp. 1.750.000 Rp. 1.750.000 Garis Lurus Rp. 875.000 Mesin Ketik Januari 2011 Rp.  500.000 Rp.  250.000 Rp.  250.000 Garis Lurus Rp.  125.000 Meja Kursi Januari 2011 Rp. 2.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Garis Lurus Rp. 500.000 Lemari Januari 2011 Rp. 1.500.000 Rp. 750.000 Rp. 750.000 Garis Lurus Rp. 375.000 Motor Januari 2011 Rp. 14.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000 Garis Lurus Rp. 3.500.000 Mobil Januari 2011 Rp. 80.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 60.000.000 Garis Lurus Rp. 10.000.000

Jumlah Rp. 101.500.000 Rp. 30.750.000 Rp. 70.750.000 Rp. 15.375.000

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(22)

BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH KASUS 2 KE SPT TAHUNAN PPh KASUS 2 KE SPT TAHUNAN PPh WP BADAN (FORMULIR 1771)?

WP BADAN (FORMULIR 1771)?

P

Pengisian engisian     SPT SPT     Contoh Contoh     Kasus Kasus     2 2

Dalam   Kasus   2   Formulir   yang   harus   diisi   oleh   PT   Murai   Batu   sebagai   berikut   : A. Lampiran   Khusus   :

1) Lampiran   Khusus   1A 2) Lampiran   Khusus   8A ‐ 2 B. Form   Induk   dan   Lampiran   :

1) Form   1771   – VI   2) Form   1771   – V 3) Form   1771   – IV 4) Form   1771   – III 5) Form   1771   – II 6) Form   1771   – I 7) Form 1771 – Induk

Pada   contoh   kasus   2 tidak perlu  mengisi   Lampiran   Khusus 2 A karena  PT Murai Batu  tidak   mengalami  

kerugian fiskal

7) Form   1771   – Induk

(23)

LAMPIRAN   KHUSUS   : LAMPIRAN   KHUSUS   : LAMPIRAN KHUSUS 1A LAMPIRAN KHUSUS 1A LAMPIRAN   KHUSUS   1A LAMPIRAN   KHUSUS   1A LAMPIRAN   KHUSUS   8A LAMPIRAN   KHUSUS   8A ‐‐ 2 2

1. Pengisian Form Lampiran Khusus 1A:  

1. Pengisian Form Lampiran Khusus 1A:  

Dimasukkan   ke   bagian   Kelompok   2

Komputer, Mesin Ketik, Meja  Kursi, Lemari dan Motor  digabungkan ke Kelompok 1

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(24)

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A‐‐2 (1/2):   2 (1/2):  

Transkrip Elemen dari  Neraca diisi berdasarkan 

Neraca Wajib Pajak

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A‐‐2 (2/2):   2 (2/2):  

Transkrip Elemen dari  Laporan   Laba/Rugi   diisi  

berdasarkan Laporan  Laba/Rugi   Wajib   Pajak

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(25)

FORM   INDUK   DAN   LAMPIRAN   : FORM   INDUK   DAN   LAMPIRAN   :

FORM   1771   FORM   1771   – VI VI     FORM   1771   FORM   1771   – V V FORM   1771   FORM   1771   – IV IV FORM 1771 FORM 1771 III III FORM   1771   FORM   1771   – III III FORM   1771   FORM   1771   – II II FORM   1771   FORM   1771   – II FORM   1771  

FORM   1771   – INDUK INDUK    

1. Pengisian Form 1771  1. Pengisian Form 1771 – – VI :   VI :  

Diisi dengan Daftar Penyertaan  Modal pada Perusahaan Afiliasi  (dalam contoh kasus ini tidak (dalam contoh kasus ini tidak  ada)

Diisi   dengan   Daftar   Utang   dari Pemegang Saham  dan/atau Perusahaan Afiliasi  (dalam contoh kasus ini tidak  ada)

Diisi dengan Daftar Piutang  dari Pemegang Saham  dan/atau Perusahaan Afiliasi  (dalam contoh kasus ini tidak  ada)

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(26)

2. Pengisian Form 1771  2. Pengisian Form 1771 – – V :   V :  

Diisi dengan Daftar

Pemilik Modal di PT Murai Batu  meliputi rincian Nama, Alamat,  NPWP dan Jumlah Modal  Disetor serta persentase  kepemilikan modal. 

Berdasarkan neraca jumlah  modal PT Murai Batu adalah  500 000 000

500.000.000

Diisi dengan Daftar Susunan  Pengurus dan Komisaris  meliputi Nama, Alamat,  NPWP dan jabatan

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

3.   Pengisian   Form   1771   3.   Pengisian   Form   1771   – IV IV     : :      

Diisi dengan PPh Final atas Bunga Tabungan dengan tarif 20 %

Diisi   dengan    Perhitungan   Penghasilan   Usaha Dengan Peredaran Bruto Tertentu  sesuai dengan PP – 46 dengan tarif 1 %.

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(27)

4.   Pengisian   Form   1771   4.   Pengisian   Form   1771   – III III     : :      

Diisi   dengan    Kredit   Pajak   Dalam   Negeri   dalam   kasus   ini   PPh Pasal 22 terkait Pengadaan Barang :

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

5.   Pengisian   Form   1771   5.   Pengisian   Form   1771   – II II     : :      

Diisi   berdasarkan  

data rincian  HPP   dan   Biaya  

di Laporan  Laba/Rugi PT 

Murai   Batu.

Dipindahkan   ke   Form   1771 ‐ I

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(28)

6.   Pengisian   Form   1771   6.   Pengisian   Form   1771   – I I     : :      

Diisi dengan  peredaran usaha dari laporan Laba/Rugi

Diisi dari Form 1771‐II

Diisi dengan pendapatan dari luar usaha (i.e : dari Tabungan)  pada Laporan Laba/Rugi

Diisi dengan jumlah seluruh Penghasilan yang dikenakan PPh  Final dimana berdasarkan Form 1771‐IV yang telah diisi  sebagai berikut :

1. Bunga Deposito / Tabungan, Dan Diskonto SBI / SBN =  2.000.000.

14. Penghasilan Usaha Dengan Peredaran Bruto Tertentu  (sesuai PP 46) = 405.000.000

Total = 407.000.000

Diisi

 

dengan

 

penyesuaian

 

Fiskal

 

Positif

 

Lainnya

 

yang

 

dihitung

 

dari

 

:

Dipindahkan   ke   Formulir   1771   Huruf   A   Angka   1.

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

7.   Pengisian   Form   1771  

7.   Pengisian   Form   1771   – Induk Induk     (1/2) (1/2)     : :      

Diisi dengan  tahun pajak

Diisi dengan identitas Wajib Pajak (PT Murai Batu)

Diisi dengan status Pembukuan/Laporan Keuangan (dalam hal  ini PT Murai Batu tidak diaudit)

Diisi dari Form 1771‐II

Berbeda dengan Contoh 1, pada contoh kasus 2, ini  dikosongkan karena tidak ada kerugian fiskal tahun  sebelumnya

Dihitung dengan menggunakan Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)

Diisi dengan  kredit pajak dalam Negeri (dari Form 1771‐III)

Diisi dengan PPh Pasal 25  yang telah dibayar

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(29)

7.   Pengisian   Form   1771  

7.   Pengisian   Form   1771   – Induk Induk     (2/2) (2/2)     : :      

Diisi dengan perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 Tahun  Berjalan  (DIKOSONGKAN KARENA MEKANISME PP 46)

Diisi dengan PPh Final dan Penghasilan Tidak termasuk Objek  Pajak (dari Formulir 1771‐IV)

Diisi dengan chek list lampiran yang  dilaporkan

Diisi dengan Tanda Tangan dan Nama  Pengurus/Kuasa

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Pengisian

Pengisian SPT SPT Tahunan Tahunan PPh PPh WP WP

O P ib di k i A PP

O P ib di k i A PP

Orang Pribadi terkait Aturan PP Orang Pribadi terkait Aturan PP Nomor 46 Tahun 2013

Nomor 46 Tahun 2013

(30)

Deskripsi Studi Kasus

A. I nfor m a si U m um

Dokter Ahmad Rais seorang Wajib Pajak yang berprofesi sebagai dokter anak dengan status belum menikah bertempat tinggal di Suraba a dengan NPWP 05 321 616 6 615 000 Penghasilan Surabaya dengan NPWP 05.321.616.6-615.000. Penghasilan yang diterima selama tahun 2013 diperoleh dari beberapa sumber yaitu penghasilan jasa dokter dari praktek di Rumah Sakit Medika Utama, penghasilan dari praktek dokter di klinik pribadinya yang berlokasi di Surabaya, dan penghasilan dari usaha apotek yang dimilikinya. Ahmad Rais telah mengajukan ijin menyampaikan surat pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk perhitungan PPh Tahun Penghitungan Penghasilan Neto untuk perhitungan PPh Tahun Pajak 2013 ke KPP Pratama Surabaya Rungkut.

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Deskripsi Studi Kasus

B. Dat a -Dat a

Selama tahun pajak 2013 penghasilan yang diterima adalah sebagai berikut:

No. Bulan Penghasilan

jasa dokter di Penghasilan dari praktek dokter di

Jumlah Peredaran Rumah Sakit

Medika

praktek dokter di

klinik pribadinya Bruto Apotek 1 Januari 23.000.000 15.000.000 20.000.000 2 Februari 24.000.000 12.000.000 22.000.000 3 Maret 20.000.000 11.000.000 23.000.000 4 April 21.000.000 13.000.000 20.000.000 5 Mei 25.000.000 15.500.000 21.000.000 6 Juni 20.000.000 14.000.000 25.000.000 7 Juli 25.000.000 12.500.000 22.000.000 8 Agustus 24 000 000 12 750 000 20 000 000 8 Agustus 24.000.000 12.750.000 20.000.000 9 September 22.500.000 13.750.000 23.000.000 10 Oktober 23.500.000 14.250.000 26.000.000 11 November 22.000.000 11.150.000 25.250.000 12 Desember 25.000.000 14.000.000 24.000.000 Total 275.000.000 158.900.000 271.250.000

 

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(31)

Deskripsi Studi Kasus

B. Dat a -Dat a

Data pembayaran PPh yang dibayar sendiri dan PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain sebagai berikut:

No. Bulan PPh Pasal 21 atas PPh Pasal 25 No. Bulan PPh Pasal 21 atas

Penghasilan jasa dokter di Rumah Sakit

Medika

PPh Pasal 25

1 Januari 575.000

1.000.000

2 Februari 600.000

1.000.000

3 Maret 500.000

1.000.000

4 April 525.000

1.500.000

5 Mei 1.275.000

1.500.000

6 Juni 1.500.000

1.500.000 

7 Juli 1.875.000

1.500.000 

8 Agustus 1.800.000

1.500.000 

9 September 1.687.500

1.500.000 

10 Oktober 1.762.500

1.500.000 

11 November 1.650.000

1.500.000 

12 Desember 1.875.000

1.500.000 

Total 15.625.000 16.500.000

 

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Deskripsi Studi Kasus

B. Dat a -Dat a

Peredaran bruto atas usaha apotek selama tahun 2012 adalah sebesar Rp1.450.000.000,00. Sehingga sejak masa Juli 2013 atas usaha apotek tersebut termasuk dikenai Pajak Penghasilan atas usaha apotek tersebut termasuk dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final menurut Peraturan Pemerintah nomor 46 Tahun 2013. Pajak Penghasilan yang dibayar adalah sebagai berikut:

No. Bulan PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final

1 Juli 220.000

2 Agustus 200.000

3 September 230.000

4 Oktober 260.000

5 November 252.500

6 Desember 240.000

Total 1.402.500  

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(32)

Deskripsi Studi Kasus

B. Dat a -Dat a

Data-data lain selama tahun 2013 sebagai berikut:

 membayar zakat melalui Badan Amil Zakat sebesar

No Uraian Aset Nilai Perolehan (Rp) Tahun Perolehan 1 Ruma h di Ja la n Rung kut

Ma dya 10 550.000.000 2005

2 Ta na h d i Siw a la nke rto no . 103 A

300.000.000 2007

3 Mo b il 225 000 000 2010

Daftar Harta Pada akhir Tahun 2013

Rp16.500.000,00;

 Daftar harta dan kewajiban

3 Mo b il 225.000.000 2010

4 Ta b ung a n di Ba nk Ha ra pa n Ca b a ng Sura b a ya

40.000.000 2009

5 De po sito di Ba nk Mulia Ca b a ng Rung kut

175.000.000 2012

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Pembahasan Studi Kasus

No. Jumlah (Rp)

A.

1

a P ktik d i R h S kit M d ik Uraian Pe nghitungan pe nghasilan ne to Pe nghasilan ne to dari pe ke rjaan be bas:

Menghitung PPh yang terutang untuk tahun pajak 2013

a . Pra ktik d i Ruma h Sa kit Me d ika

45% x Rp 275.000.000 123.750.000 b . Pra ktik d i klinik p rib a d i

45% x Rp 158.900.000 71.505.000

195.255.000

2

39.300.000

234.555.000

B. 16.500.000

218.055.000 C. PTKP (TK):

Pe ng ha sila n ne to d a ri usa ha d a n p e ke rja a n b e b a s Pe nghasilan ne to dari usaha

Pe ng ha sila n usa ha a p o tik b ula n Ja nua ri sa mp a i d e ng a n Juni 2013 ( 30% x Rp 131.000.000,00)

Jumla h Pe ng ha sila n Ne to

Jumla h Pe ng ha sila n ne to se te la h za ka t Zakat

24.300.000

24.300.000

D. 193.755.000

E.

a . 5% x 50.000.000 2.500.000 b . 15% x 143.755.000 21.563.250

24.063.250 PPh yang te rutang

W a jib Pa ja k se nd iri

PPh Te rutang

Pe nghasilan Ke na Pajak Jumla h PTKP

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

(33)

Pembahasan Studi Kasus

Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2014:

 Penghasilan Neto seluruhnya Rp 234.555. 000,00

 Penghasilan Neto Usaha Apotik Rp 39.300.000,00 (-)

 Jumlah Penghasilan Neto setelah pengurangan usaha apotek Rp 195.255.000,00

 Zakat atas Penghasilan Rp 16 500 000 00 ( )

 Zakat atas Penghasilan Rp 16.500.000,00 (-)

 Jumlah Penghasilan Neto setelah pengurangan zakat Rp 178.755.000,00

 PTKP TK/0 Rp 24.300.000,00 (-)

 Penghasilan Kena Pajak Rp 154.455.000,00

 PPh Terutang:

5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00

15% x Rp104.455.000,00 Rp 15.668.250,00

---(+) Rp 18.168.250,00

 Kredit Pajak PPh Ps. 21 Tahun Pajak 2013 j j Rp 15.625.000,00 p , --- (-) Rp. 2.543.250,00

 Angsuran bulanan PPh Ps.25 Tahun Pajak 2013:

1/12 x Rp2.543.250,00 : Rp 211.937,00

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar setiap masa pajak pada tahun 2014 setelah bulan disampaikannya SPT Tahunan adalah sebesar Rp 211.937,00.

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH KASUS

KASUS 3 3 KE SPT TAHUNAN PPh KE SPT TAHUNAN PPh WP

WP OP OP (FORMULIR (FORMULIR 1770)? 1770)?

(34)

STEP 1

Isi Tahun Pajak , Metode Pembukuan, dan Identitas

Tahun Pajak Metode

Pencatatan

MEMPUNYAI PENGHASILAN :

DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA

YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

x

NORMA PEMBUKUAN

DARI PENGHASILAN LAIN

SPT PEMBETULAN KE - ……….

• •

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

s.d

BERI TANDA " X " DALAM

TH DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN RI

SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN PERHATIAN

FO R M U LI R

1 3

0 1

BL

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

1770 0

NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

1 3

2

T A HUN P AJ AK

1

TH BL

3 SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

1 2

Periode Pembukuan

NPWP : 0 5 3 2 1 6 1 6 6 6 1 5 0 0 0 NAMA WAJIB PAJAK : A H M A D R A I S

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS : D O K T E R 8 6 2 0 2

NO. TELEPON/FAKSIMILI : 0 3 1 3 0 2 0 2 7 4 / - PERUBAHAN DATA : LAMPIRAN TERSENDIRI X TIDAK ADA

KLU :

ID E N TI TA S

Identitas Wajib Pajak

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

0 1 1 3 s.d 1 2 1 3

xNORM A PEM BUKUAN

PERHATIAN

SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

BERI TANDA " X " DALAM

NPWP : 0 5 3 2 1 6 1 6 6 6 1 5 0 0 0

NAMA WAJIB PAJAK : A H M A D R A I S

1 3

FORMULIR

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEM ENTERIAN KEUANGAN RI KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN BL TH BL TH

1770 - IV 2 0

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI HARTA PADA AKHIR TAHUN

LAMPIRAN - IV

TAHUN PAJAK

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

STEP 2

Masukkan Harta, Kewajiban, dan Susunan Keluarga

BAGIAN A :

NO. JENIS HARTA

3 4

1 Rumah di Jalan Rungkut Madya 10 2 Tanah di Siwalankerto no. 103 A (1)

8

TAHUN PEROLEHAN HARTA PADA AKHIR TAHUN

NOP: 62.32.060.033.009.0245.0

- 550.000.000 300.000.000

6

9

2010 2009

10 dst 7

5 Deposito di Bank Mulia Cabang Rungkut

KETERANGAN (3)

(2) (4) (5)

HARGA PEROLEHAN (Rupiah)

NOP: 65.58.070.032.007.0123.0 Mobil

Tabungan di Bank Harapan Cabang Surabaya

BPKB: L. 3842752.7 - 225.000.000

40.000.000

2012 175.000.000

2005 2007

a c b

JBA 1.290.000.000

JUMLAH BAGIAN A

No Uraian Aset Harga Perolehan Tahun Perolehan

1 Rumah di Jalan Rungkut Madya 10 550.000.000 2005

2 Tanah di Siwalankerto No. 103 A 300.000.000 2007

3 Mobil 225.000.000 2010

4 Tabungan di Bank Harapan Cabang Surabaya 40.000.000 2009 5 Deposito di Bank Mulia Cabang Rungkut 175.000.000 2012

a b c

Peringatan:Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembelajaran pemasaran berbasis karakter di kelas XII di SMK N 10, diman guru menumbuhkan rasa kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas, menciptakan suasana belajar