LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR WILAYAH
Penggunaan GPS untuk Pemetaan
Oleh
NAMA : Ahmad Fahmi Nur Irfani NIM : 215100200111021
KELOMPOK : BE 1
ASISTEN : Hafizh Razan Hidayat
Alifia Rossa Amelia Hafizh Razan Hidayat Amanda Hannysa Putri D Isma Syawla Lazuardy Ariya Ratana Teja G Kanaya Putri Hardanti Choirunnisa Hamidah A Randi Ilham Rahmandita Diva Al Khansa Wulandari Putri Budiyono Edi Suranta Sembiring Yuandini Kartika Wening
LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan system untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem yang pertama kali di kembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil (survey dan pemetaan). Sistem GPS, yang nama asinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satelite Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu: satelit, pengontrol, dan penerima/pengguna. Satelit yang GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumah 24 buah dimana 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
GPS (Global Positioning System) digunakan dalam geofisika karena penggunaan GPS tidak tergantung cuaca dan waktu. Selain itu Penggunaan GPS dapat mencakup daerah yang sangat luas karena satelit GPS mempunyai orbit yang cukup tinggi yaitu sekitar 20.000 km diatas permukaan bumi dan jumlah satelit GPS cukup banyak yaitu 24 satelit sehingga penggunaan satelit ini dapat digunakan oleh siapa saja dalam waktu yang bersamaan.
Manfaat menggunakan GPS (Global Positioning System) dalam penelitian yaitu setiap penggunaan GPS tidak dikenai biaya dan dapat menampilkan spektrum daerah yang cukup luas. Oleh karena itu, pada praktikum ini, praktikan akan menggunakan GPS secara langsung dengan pemakaian yang benar untuk mengetahui kegunaan GPS dalam kehidupan sehari- hari.
1.2 Tujuan
a. Mampu menentukan titik koordinat (Waypoint) suatu lokasi kemudian titik tersebut digabungkan hingga membentuk rute (Track) menggunakan GPS, ArcGIS, dan Google Earth.
b. Mampu menentukan suatu lokasi dari titik koordinat menggunakan GPS
c. Mampu mengukur jarak rute (Track) dan luas poligon yang terbentuk menggunakan GPS, ArcGIS, dan Google Earth.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian GPS
GPS merupakan singkatan dari Global Positioning System yang menurut literatur merupakan suatu alat yaitu sebuah sistem navigasi yang memanfaatkan satelit dan berfungsi untuk memberikan informasi pengguna GPS itu sendiri perihal posisinya berada secara global dipermukaan bumi yang didasari dengan pengukuran dari satelit. Sistem GPS ini menggunakan satelit untuk dapat menjalankannya, sehingga data yang digunakan adalah data yang berasal dari satelit yang khusus mengorbit bumi. Data yang dikirim dari satelit ini adalah berupa sinyal radio dengan basis data digital yang dibaca oleh sistem GPS itu sendiri.
Terdapat 24 susunan satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek. Namun 3 diantarannya tidak diaktifkan karena digunakan sebagai cadangan, sehingga kini terdapat 21 satelit yang aktif dan berperan penting bagi kehidupan di bumi. Satelit GPS tentunya memiliki teknologi tinggi yang dapat menjangkau seluruh permukaan bumi karena memiliki susunan orbit tertentu. Selain itu, teknologi GPS merupakan teknologi yang canggih karena dapat memberikan informasi mengenai posisi dan waktu dengan keakuratan dan ketelitian yang tinggi. Terdapat 3 segmen yang ada pada sistem GPS, yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit, dan segmen pengguna (Ningsih, 2014).
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit dan metode Triangulasi. Sistem tersebut merupakan sistem yang pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika yang awalnya diperuntukan bagi kepentingan militer.
NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) adalah nama asli dari Sistem GPS, yang mempunyai tiga segmen yaitu: satelit (Space Segment), pengendali (Control Segment), dan penerima/pengguna (User Segment) (Susilo et al., 2014).
2.2 Fungsi GPS
Fungsi GPS adalah teknologi yang digunakan untuk navigasi petunjuk arah yang mempermudah berbagai bidang kegiatan manusia. GPS dapat dimanfaatkan untuk peneliti, olahragawan, petani, tentara, pilot, petualang, pendaki, pengantar barang, pelaut, dan orang- orang yang memiliki berbagai kepentingan untuk meningkatkan produktivitas, kemudahan, dan keamanan yang berkaitan dengan navigasi dan petunjuk arah. Berdasarkan dengan literatur, penggunaan GPS dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu lokasi, navigasi, tracking, dan timing. Fungsi GPS untuk berdasarkan dengan lokasi adalah untuk menentukan lokasi suatu titik pada permukaan bumi. Fungsi GPS berdasarkan dengan navigasinya adalah untuk membantu manusia untuk mencari lokasi dari suatu titik di bumi. Fungsi GPS dalam tracking adalah unruk membantu dalam memonitoring pergerakan objek dan membantu dalam melakukan pemetaan posisi tertentu dan melakukan perhitungan jaringan terdekat. Fungsi GPS sebagai timing adalah dapat dijadikan dasar penentuan jam seluruh dunia karena GPS ini menggunakan jam atom yang jauh lebih presisi dan akurat jika dibandingkan dengan jam biasa. Semakin berkembangnya jaman, teknologi GPS terus dikembangkan. GPS memiliki fitur tambahan yang dapat memberikan informasi selama melakukan perjalanan yaitu mengenai waktu tempuh, jarak tempuh, kecepatan, dan informasi lainnya yang memudahkan manusia dalam transportasi (Pranindya, 2014).
GPS dibuat dengan tujuan untuk navigasi. GPS sangat membantu manusia dalam perjalanan. Dimana pada kendaraan terpasang GPS Tracker yang fungsinya membantu untuk menentukan arah yang tepat untuk sampai ke tujuan. GPS juga berfungsi sebagai pelacakan kendaraan yang fungsinya mirip dengan navigasi. Namun perbedaannya adalah pada GPS sistem pelacakan yang digunakan adalah alat yang dapat menampilkan dan dapat menerima
sinyal pada lokasi yang berbeda. Fungsi lainnya adalah GPS yang digunakan untuk mengatur dan mengoperasikan transportasi. Salah satu aplikasi GPS dengan fungsinya sebagai pengatur dan pengoperasi adalah GPS yang digunakan sebagai sistem pengatur lalu lintas dan jalur yang harus dilalui kereta sehingga dapat mengurangai resiko terjadinya kecelakaan.
Selain digunakan pada kereta, peran GPS ini juga digunakan di pesawat dengan menggunakan teknologi komputer untuk mengetahui informasi sehingga mengurangi kesalahan yang dapat membahayakan pesawat (Hidayati, 2017).
2.3 Prinsip Penggunaan GPS
GPS merupakan alat yang digunakan untuk petunjuk arah dengan menggunakan sistem satelit navigasi dan penetuan posisi dengan bantuan sinyal satelit yang diselaraskan. Dalam penggunaannya, GPS sangat perlu dan penting menggunakan satelit yang berada di orbit bumi. Satelit yang saat ini digunakan di bumi untuk keperluan manusia lainnya adalah sebanyak 24 buah. Satelit-satelit tersebut memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkat oleh alat penerima sinyal. Terdapat 3 komponen penting dalam GPS, yaitu GPS Control Segment (Bagian Kontrol), GPS (bagian angkasa), dan bagian GPS User Segment (bagian pengguna).
Prinsip dari kerja GPS itu sendiri adalah terhubungnya sumber sinyal GPS yaitu satelit dengan penerima sinyal yang disebut dengan receiver. Dengan demikian penjelasan dari prinsip cara kerja GPS adalah GPS yang aktif dan menerima sinyal dari satelit melalui GPS receiver dan diperoleh berbagai macam data, kemudian pengguna GPS akan memperoleh data yang dapat diakses dengan menggunakan internet (Hidayati, 2017).
Sistem GPS (Global Positioning System) mampu menentukan lokasi penerima (receiver) dengan menggunakan metode trilaterasi yang memanfaatkan minimal empat satelit yang selalu terlihat dari setiap titik di permukaan bumi sepanjang waktu. Trilaterasi merupakan metode untuk memperoleh koordinat spasial suatu titik yang tidak diketahui berdasarkan informasi jarak antara titik tersebut dengan setidaknya tiga titik koordinat yang sudah diketahui.
Setiap satelit GPS memancarkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi satelit itu sendiri, waktu, dan kondisi sistem secara umum. Receiver kemudian menggunakan sinyal tersebut untuk menghitung jarak terhadap satelit dengan cara mengalikan waktu yang ditempuh sinyal dengan kecepatan rambat sinyal (kecepatan cahaya). Receiver dapat memastikan lokasinya sebagai titik perpotongan dari empat lingkaran imajiner. Tiga lingkaran diperlukan untuk menentukan lokasi, sedangkan sinyal keempat dibutuhkan untuk menentukan waktu yang tepat dalam perhitungan. Dengan cara ini, receiver dapat menentukan posisinya dengan akurat dan cepat (Astro dan Humairo, 2019).
2.4 Macam Macam GPS
Receiver GPS berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga macam, yaitu tipe navigasi, tipe mapping, dan tipe geodetik. Tipe navigasi atau handheld, pada umumnya digunakan pada bidang militer atau untuk keperluan navigasi. Beberapa kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pada GPS tipe navigasi seperti ini memiliki kekurangan seperti tingkat ketelitian yang sangat rendah. Yaitu hanya mencapai 3 – 6 meter, yang artinya apabila alat tersebut menunjukkan suatu titik, maka titik tersebut berada sekitar 3 sampai 6 meter disekitarnya. GPS mapping adalah alat GPS yang digunakan menghitung luas atau membuat rute penting dalam perjalanan. Tipe Mapping (Pemetaan) Mempunyai tingkat akurasi antara 1 – 3 meter dan tipe mapping biasanya membutuhkan base station yang berfungsi untuk menerima sinyal satelit dan mengirimnya ke receiver GPS. Tipe ini biasa digunakan untuk survey dan Pemetaan dan setelah didownload ke pemetaan dan setelah didownload ke komputer dapat dilakukan koreksi secara diferensial. Tipe Geodetik merupakan
tipe yang paling teliti dan paling canggih dibanding dengan tipe navigasi ataupun tipe mapping karena mempunyai tingkat akurasi dibawah 1 meter (Perkasa, 2019).
Jenis GPS yang sering digunakan adalah GPS navigasi dan GPS geodetic. GPS navigasi merupakan GPS yang memiliki tingkat ketelitian atau keakurasuan yang lebih rendah dari pada GPS geodetic namun memiliki harga yang lebih murah. Sedangkan untuk GPS Geodetic, memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi hinggal milimeter, namun memiliki harga yang sangat mahal. Jenis GPS geodetic tepat digunakan pada bidang pemetaan atau bidang lainnya. Semakin tinggi tingat akurasi GPS geodetic, maka semakin mahal harganya (Hidayah et al., 2015).
2.5 Metode Penentuan Posisi
Metode penentuan posisi dengan GPS terbagi dua, yaitu metode absolut, dan metode diferensial. Masing-masing metode kemudian dapat dilakukan dengan cara real-time dan postprocessing. Apabila objek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut Static. Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak maka metodenya disebut kinematik. Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan yaitu 3 (tiga) parameter koordinat X, Y, Z atau L, B, h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit (Arjiansah et al., 2016).
Dalam menentukan posisi dengan menggunakan GPS, terdapat 2 metode yang digunakan yaitu metode absolut dan metode relatif. Metode absolut merupakan metode yang menentukan posisi yang berdasarkan dengan 1 receiver saja. Metode absolut ini tidak memiliki ketelitian tinggi yaitu ketelitian posisinya hanya dalam beberapa meter dan hanya digunakan sebagai navigasi atau petunjuk arah. Metode relatif merupakan metode yang menentukan posisi yang menggunakan 2 atau lebih receiver. Salah satu receiver yang digunakan, dipasangkan pada lokasi yang telah ditentukan titik koordinatnya untuk dapat menerima sinyal secara terus menerus dari satelit dan dijadikan refrensi bagi receiver lainnya yang digunakan.
Dengan demikian, metode relatif dapat memberikan hasil yang ketelitiannya lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode absolut (Hidayati, 2017).
2.6 Bagian-bagian GPS
Receiver GPS pada umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain antena yang dilengkapi dengan penguat sinyal (pre-amplifier), bagian RF (radio frekuensi) yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan memroses sinyal, pemroses mikro sebagai pengendali receiver, unit untuk melakukan sampling data serta memroses data guna mendapatkan solusi navigasi, osilator presisi untuk menghasilkan waktu yang akurat, catu daya sebagai sumber tenaga, unit untuk memberikan perintah dan menampilkan data, serta memori dan perekam untuk menyimpan data. Masing-masing komponen ini memiliki peran penting dalam mengoperasikan receiver GPS secara optimal. Antena berfungsi untuk menerima sinyal dari satelit, yang kemudian diperkuat oleh pre-amplifier sebelum diteruskan ke bagian RF. Sinyal yang sudah diidentifikasi dan diproses oleh RF selanjutnya diolah oleh pemroses mikro untuk mendapatkan solusi navigasi. Solusi navigasi inilah yang menentukan posisi receiver berdasarkan waktu dan data dari satelit. Semua proses ini membutuhkan sumber tenaga dari catu daya serta keakuratan waktu dari osilator presisi. Pengguna dapat memberikan perintah melalui unit perintah serta melihat hasil pada unit tampilan, sementara data dapat disimpan dalam memori atau perekam data (Ningsih, 2014).
Komponen terpenting dalam sistem navigasi GPS adalah sekumpulan satelit yang mengitari orbit bumi atau berada di ruang angkasa. Sebagai komponen utama, saat ini
terdapat 24 unit satelit GPS yang aktif beroperasi dan terus-menerus memancarkan sinyal gelombang radio ke permukaan bumi, yang kemudian ditangkap oleh alat penerima sinyal di bumi. Namun, selain satelit-satelit tersebut, terdapat dua sistem lain yang saling terhubung dan bekerja sama, sehingga membentuk tiga bagian utama dalam keseluruhan sistem GPS.
Ketiga bagian penting yang menjadi komponen mendasar dalam sistem navigasi GPS meliputi: Segmen Kontrol GPS (GPS Control Segment) yang berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol operasional satelit, Segmen Angkasa GPS (GPS Space Segment) yang terdiri dari konstelasi satelit-satelit itu sendiri, serta Segmen Pengguna GPS (GPS User Segment) yang merupakan penerima sinyal dari satelit dan pengguna akhir dari layanan navigasi GPS (Hidayati, 2017).
2.7 Manfaat / aplikasi GPS pada Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Pemanfaatan GPS dalam bidang Teknik pertanian adalah dapat membantu memberikan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu secara singkat tanpa dipengaruhi cuaca.
GPS sendiri menggunakan prinsip kerja penentuan posisi dengan reseksi jarak, dimana pengukuran dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya.
Melihat dari hal tersebut GPS dapat dimanfaatkan untuk memetakan suatu wilayah dimana dapat membantu memberikan gambaran informasi mengenai keadaan wilayah di daerah yang diukur, dan dapat mempengaruhi keberlanjutan apa yang harus dilakukan dalam wilayah tersebut (Amarrohman et al., 2019).
Menurut Putri et al (2022), Pada saat pengukuran lebar kerja (cutting width) berlangsung, sensor ultrasonik akan diatur pembacaannya dengan nilai delay sebesar 1 detik, sehingga pembacaan dapat dilakukan dengan cepat karena kondisi alat yang bergerak (dinamis). guna memperoleh hasil yang optimal, dipasang GPS tracker untuk melacak koordinat pergerakan mini combine harvester. GPS tracker akan merekam koordinat secara bersamaan dengan sensor ultrasonik yang mencatat lebar area pemotongan (cutting width). Data koordinat yang terekam dapat digunakan untuk membuat peta jalur pergerakan alat. Selain itu, koordinat tersebut juga dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk menganalisis berbagai aspek hasil panen, seperti kandungan unsur hara dalam tanah, populasi tanaman, persentase pertumbuhan tanaman, kehilangan area lahan akibat serangan penyakit atau hama, serta tingkat kehilangan biji-bijian yang disebabkan oleh kinerja mesin saat proses panen berlangsung. Aplikasi GPS dalam keteknikan pertanian ini memungkinkan pemantauan dan analisis yang lebih akurat dan efisien terhadap kegiatan panen dan produktivitas lahan. Teknologi ini menjadi sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi praktik pertanian modern.
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsi
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsi
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Global Positioning System (GPS) Sebagai alat untuk menentukan lokasi atau posisi koordinat akurat di muka bumi
2. Laptop Sebagai alat untuk input data
3. Google Earth Sebagai media melihat peta
4. Archmap Sebagai media pembuat peta poligon
5. Lokasi Sebagai tempat atau titik pemetaan
6. Penanda Sebagai tanda titik titik yang dipetakan 7. Alat Tulis Sebagai alat bantuk menulis data pemetaan 3.2 Gambar Alat dan Bahan
Tabel 3.2 Gambar Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Gambar
1. Global Positioning System (GPS)
2. Laptop
3. Google Earth
4. Archmap
5. Lokasi
6. Penanda
7. Alat Tulis
Display
Display Kursor
Tombol Mark Map
Hasil Data 3.3 Cara Kerja
Disiapkan
Ditekan atau dihidupkan Ditunggu sinyal terhubung
Dilihat 3-5 satelit terhubung akan muncul tanda segitiga hitam yang menunjukkan posisi
Diarahkan ke segitiga hitam Diklik dan dipilih yes
Muncull huruf/angka, diberi nama dan ditekan ok
Diklik Dicari titik yang akan ditentukan sebanyak 5 kali Diatur zoom in/zoom out agar titik terlihat Diulangi langkah ketiga dan keempat
Ditentukan rute yang akan diinput
Dimasukkan ke Ms. Excel/ArcGIS Dicatat hasil
Tombol Power GPS
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum
Tabel 4.2 Data Hasil Penentuan Lokasi
Data Hasil Penentuan Lokasi
Titik Easting Northing Lokasi
1 0677970 9120606
2 0678072 9120637
3 0678077 9120642
Data Hasil Pengambilan Titik Koordinat Titik Easting Northing
1 0677934 9120619
2 0677906 9120629
3 0677882 9120633
4 0677872 9120608
5 0677869 9120587
6 0677893 9120583
7 0677917 9120576
8 0677929 9120602
Luas 0,254 km^2
keliling 0,199 km^2
4 0678055 91205551
4.1.1 Peta Poligon
Gambar 4.1 Gambar Poligon Lapangan Rektorat Sumber : Data diolah, 2024
4.1.2 Peta Poligon Google Earth Pro
Gambar 4.2 Peta Poligon Berdasarkan Google Earth Pro Sumber : Data diolah, 2024
4.2 Analisis DHP
4.2.1 Pengambilan Titik Koordinat
Praktikum ini dilakukan pengukuran dengan GPS untuk memperoleh nilai yang tertera pada GPS. Praktium dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dengan benar.
Praktikum menggunakan GPS dilakukan di Lapangan Rektorat Universitas Brawijaya dan dilakukan marking di 8 titik dengan menggunakan GPS yaitu fitur mark yang digunakan untuk menandai lokasi yang ditentukan. Pada praktikum kali ini didapati nilai northing dan easting.
Nilai easting dan northing pada titik 1 adalah 677934 dan 9120619, pada titik 2 adalah 677906 dan 9120629, pada titik 3 adalah 677882 dan 9120633, pada titik 4 adalah 677872 dan 9120608, pada titik 5 adalah 677869 dan 9120587, pada titik 6 adalah 677893 dan 9120583, pada titik 7 adalah 677917 dan 9120576, dan pada titik 8 adalah 677929 dan 9120602. Setelah didapati nilai easting dan northing nya, maka langkah selanjutnya yaitu data tersebut diolah kedalam MS. Excel dan kemudian dimasukkan kedalam aplikasi ArcGIS untuk mendapatkan peta poligon dari titik titik tersebut.
4.2.2 Penentuan Lokasi
Setelah diperolah data yang diperlukan, selanjutnya dicari luas area atau lokasi dari titik yang telah di tandai. Hasil dari mencari luas area atau lokasi dari titik yang telah ditandai didapati nilai easting dan northing pada titik 1 adalah 0677970 dan 9120606, pada titik 2 adalah 0678072 dan 9120637, pada titik 3 adalah 0678077 dan 9120642, pada titik 4 adalah 0678055 dan 9120551. Dimana pada praktikum kali ini, pada setiap titik nya akan dilakukan dokumentasi penandaan titik lokasi yang didapat.
4.3 Analisis Poligon
Dalam praktikum kali ini, data hasil praktikum diperoleh dengan melakukan pemetaan dan proses marking menggunakan GPS. Setelah didapati data nilai titik nya maka data tersebut dimasukkan kedalam aplikasi dan website. Salah satu aplikasi yang digunakan adalah aplikasi ArcGIS yang digunakan untuk membuat peta polygon dari titik titik yang telah ditandai pada proses marking dengan menggunakan alat GPS. Pembuatan peta dibuat berdasarkan dengan nilai data hasil praktikum yang didapatkan. Tahapannya yaitu dimasukkan titik titik yang telah ditentukan. Selanjutnya dibuat poligon dengan menghubungkan titik titik tersebut. Selanjutnya masukkan data kota Malang yaitu tepatnya pada Kelurahan Ketawanggede. Setelah diperoleh peta poligon, maka selanjutnya dibuat layout sesuai dengan ketentuan. Hal yang perlu diisi pada peta adalah informasi mengenai nama peta, skala yang digunakan, arah mata angin, keterangan warna yang ditunjukan pada peta, dan letak atau posisi peta poligon jika dilihat dari peta Indonesia. Kemudian diperoelh peta poligon dengan bentuk seperti persegi dan berwarna ungu yang merupakan polygon titik GPS, bagian berwarna ungu muda merupakan bagian peta kelurahan Ketawanggede, bagian warna hijau merupakan batas kelurahan, garis warna merah merupakan jalan raya sedangkan garis warna biru merupakan sungai. Pada praktikum ini juga membuat peta poligon dengan menggunakan aplikasi lain yaitu aplikasi Google Earth Pro. Pada pembuatan peta menggunakan Google Earth Pro memiliki bentuk yang tidak berbeda dengan peta menggunakan ArcGIS. Namun pada pembuatannya, menggunakan data yang dapat diperoleh dengan menggunakan GPS yaitu data informasi garis lintang dan garis bujurnya. Dengan menggunakan aplikasi ini, dapat diperoleh nilai titik koordinat dengan akurat jika dibandingkan dengan aplikais lainnya. Tahapan pembuatan peta menggunakan aplikasi ini adalah dengan memasukkan data kemudian dihubungkan titik titiknya. Maka setelah itu diperoleh peta poligon. Selain peta poligon, dengan menggunakan aplikasi ini dapat diperoleh nilai luas dan keliling dari setiap titik yang dihubungkan. Dimana data data tersebut telah tercantumkan pada data hasil praktikum.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Penggunaan Alat
Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan adalah GPS. Prosedur pengambilan data ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sebelum menggunakan alat, GPS perlu diperiksa terlebih dahulu daya maupun sinyalnya. Pastikan untuk menggunakan GPS, daya GPS dalam keadaan penuh. Sinyal yang ada pada daerah yang ditinjau lokasinya dengan GPS juga erlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang tepat dan akurat. Kemudian atur program pada GPS sebelum melakukan marking. Setelah program telah disetting, maka selanjutkan lakukan marking pada titik-titik yang telah ditentukan. Pada praktikum ini kelompok BE1 melakukan marking pada 8 titik. Proses marking dilakukan dengan praktikan menandai lokasi dengan klik fitur mark kemudian dilakukan tracking atau jalan dan perhatikan GPS menuju titik selanjutnya. Dan pada titik selanjutnya, diklik fitur mark lagi dan lakukan selanjutnya dengan cara yang sama. Setelah menandai titik lokasi, maka dapat diperoleh informasi mengenai titik koordinat, garis lintang, garis bujur, luas area, dan keliling area dari titik lokasi yang telah ditentukan.
4.4.2 Pengolahan Data
Setelah didapati data hasil praktikum, kemudian data tersebut akan diolah terlebih dahulu kedalam aplikasi Microsoft Excel dengan tujuan untuk mengkoreksi ulang data yang telah didapat, setelah data tersebut dirasa sudah benar dan tidak perlu melakukan pengambilan data ulang lagi maka data disimpan dan kemudian data tersebut dimasukkan kedalam aplikasi ArcGIS yang digunakan untuk memperoleh bentuk peta poligon dari data titik-titik yang telah didapati menggunakan GPS. Selain menggunakan ArcGis data yang telah
disimpan tadi juga bisa dimasukkan kedalam aplikasi Google Earth Pro yang dimana penggunaan Google Earth Pro kita juga dapat memperoleh informasi mengenai titik koordinat dengan akurat.
4.4.3 Jenis Aplikasi Pengolah Data
Sesuai dengan hasil praktikum, yaitu berupa data tentunya di dalam hasil pengukuran di lapangan membutuhkan proses pengolahan data untuk membantu menjelaskan dari apa yang diukur. Maka dari itu, diperlukan beragam aplikasi atau dalam hal ini disebut software sebagai media pembantu untuk pengolahan data. Beragam aplikasi ini berdasarkan referensi salah satu contohnya adalah dapat digunakan GAMIT/GLOBK sebagai aplikasi ilmiah yang bisa digunakan di dalam pengolahan data dari hasil pengukuran. Literatur menggunakan aplikasi atau program ini dalam rangka menyelesaikan atau melakukan pengolahan dari hasil pengukuran GPS yang memantau aktivitas gunung merapi, yang dimana GPS yang digunakan adalah GPS CORS, sehingga di dalam membantu pengolahan data agar memperoleh hasil yang ilmiah digunakan jenis program lunak ilmiah GAMIT atau GLOBK (Rahmad et al., 2016).
4.5 Faktor yang Mempengaruhi Praktikum
Dalam praktikum kali ini, dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat GPS.
Dengan demikian, pada pembahasan kali ini, maka dibahas faktor yang mempengaruhi ketelitian posisi dalam survei menggunakan GPS. Berdasarkan literatur terdapat beberapa hal yang dapat mepengaruhi hasil pengamatan dengan GPS, yaitu pengaruh lokasi titik terhadap ketelitian posisi, pengaruh penentuan Interval waktu perekaman data, pengaruh lama waktu pengamatan, pengaruh waktu pengamatan, pengaruh koneksitas jaringan, dan pengaruh penggunaan titik ikat. Lokasi titik perlu diperhatikan ketinggian objek yang berada disekitar pengamatan karena dapat mengganggu penerimaan sinyal dari satelit ke alat penerima sinyal.
Ketelitian posisi titik yang didapat dengan pengaturan Interval waktu perekaman memiliki korelasi yang mana dapat mempengaruhi kerja pada GPS. Berdasarkan dengan teori, bahwa semakin lama waktu pengamatan yang dilakukan, maka semakin baik kualitas dapat yang diperoleh dari hasil pengamatan karena satelit meliputi perubahan geometri dan kondisi atmosfer yang lebih besar. Dalam melakukan pengamatan, perlu diperhatikan aktivias ionosfer karena dapat mempengaruhi hasil pengamatan yang mana perlu dihindari adalah saat aktivitas ionosfer sedang tinggi. Mengenai koneksitas jaring, semakin tinggi koneksitas titik, maka semakin banyak jumlah baseline yang terikat ke suatu titik sehingga nilai kekuatan jariangan akan semakin baik. Berdasarkan dengan cara geometrik, penambahan titik ikat sebagai titik kontrol dalam pengukuran GPS dapat meningkatkan nilai kekuatan jarring (Gurandhi dan Rudianto, 2014).
4.6 Syarat GPS dapat Digunakan sebagai Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data tentu terdapat syarat atau ketentuan yang dperlu diperhatikan, tidak terkecuali pada pengolahan data GPS. Pada refrensi membahas mengenai GPS Geodetik. Berdasarkan dengan refrensi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari tahapan awal dalam melakukan pengolehan data GPS Geodetik. Hal hal yang perlu diperhatikan adalah metode dalam menentukan posisi yang digunakan, geometri satelit, ketelitian data yang digunakan, dan strategi dari metode yang digunakan. Persyaratan lainnya adalah mengenai kondisi alat, dimana alat yaitu GPS yang digunakan adalah pada kondisi yang baik dan tidak rusak dan tombol yang ada pada alat dapat befungsi dengan baik. Dengan kondisi alat yang baik, maka penggunaan alat dapat dilaksanakan dengan lancar dan memperoleh hasil yang akurat. Selain itu, posisi satelit dan distribusinya merupakan hal yang perlu diperhatikan pada alat karena untuk meperoleh data yang tepat maka sinyal GPS harus ada kondisi yang baik (Mufid, 2017).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktikum mengenai Penggunaan GPS untuk Pengukuran Wilayah bertujuan untuk menentukan titik koordinat (Waypoint) suatu lokasi kemudian titik tersebut digabungkan hingga membentuk rute (Track) menggunakan GPS, ArcGIS, dan Google Earth, mampu menentukan suatu lokasi dari titik koordinat menggunakan GPS, mampu mengukur jarak rute (Track) dan luas poligon yang terbentuk menggunakan GPS, ArcGIS, dan Google Earth. GPS adalah singkatan dari global positioning system atau disebut juga dengan sistem untuk posisi global.
GPS merupakan alat untuk menentukan lokasi atau posisi koordinat dengan akurat di muka bumi sesuai dengan altitude, garis bujur, garis lintang, dan ketinggian posisi kita di permukaan laut. Terdapat 24 susunan satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek. Namun 3 diantarannya tidak diaktifkan karena digunakan sebagai cadangan, sehingga kini terdapat 21 satelit yang aktif dan berperan penting bagi kehidupan di bumi. Terdapat 3 macam GPS yaitu navigasi, mapping, dan geodetik. GPS navigasi adalah GPS yang mudah Dibawa Kemana saja dan dapat digenggam namun memiliki akurasi 3 - 6 m. GPS mapping adalah GPS yang digunakan dalam menghitung luas atau membuat rute penting dalam perjalanan dengan akurasi yaitu antara 1 hingga 3 m. Sedangkan GPS geodetik merupakan GPS yang memiliki akurasi yang sangat tinggi sehingga memiliki ketelitian yang sangat akurat yaitu akurasinya dibawah 1 m. Terdapat dua metode dalam menentukan posisi dengan menggunakan GPS yaitu metode absolut dan metode relatif. Metode Absolut adalah teknik menentukan posisi teliti yang hanya menggunakan 1 receiver. Metode relatif adalah teknik menentukan posisi teliti menggunakan minimal 2 buah receiver. Dalam praktikum kali ini selain menggunakan GPS, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS dan software Google Earth Pro. Dan pada praktikum BE1 lokasi yang digunakan adalah Lapangan Rektorat Universitas Brawijaya. Setelah diperoleh data dari praktikum dengan menggunakan GPS, dilakukan konversi data dari data koordinat menjadi data northing dan easting. Setelah itu data digunakan untuk membuat peta poligon dan peta situasi pada aplikasi ArcGIS dan Google Earth Pro.
5.2 Saran
Praktikum Ilmu Ukur Wilayah mengenai Penggunaan GPS untuk Pengukuran Wilayah telah berjalan dengan baik. Praktikum telah terlaksanakan dengan baik dimana praktikan telah aktif dalam asistensi. Penjelasan dari asisten praktikum sudah jelas dan baik. Praktikan dapat mengetahui bagaimana menentukan titik koordinat serta penggunaan GPS.
DAFTAR PUSTAKA
Ammarohman, FJ, Bambang DY, Mochammad A, Yudo P, Hana SF, dan Nurhadi B. 2019.
Pemetaan dan pengukuran untuk konstruksi teknik sipil. Jurnal Pasopati 1(1): 28-33.
Arjiansah RI, Bambang D, dan Fauzi, J. 2016. Analisis ketelitian pengamatan GPS menggunakan single frekuensi dan dual frekuensi untuk kerangka kontrol horizontal.
Jurnal Geodesi Undip 5(4): 254-262.
Astro RB, Humairo S. 2019. Teori relativitas pada global positioning system (GPS). OPTIKA:
Jurnal Pendidikan Fisika 3(1) : 96-102.
Hidayah LP, Sudiarta IW, dan Wirawan R. 2017. Penentuan Metode Pengukuran Posisi untuk Meningkatkan Akurasi Arduino GPS Shield. Skripsi dalam Bentuk Jurnal. Program Studi Agrikultur, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Mataram.
Hidayati NR. 2017. GPS Tracker Guna Melacak Posisi Pengguna dan Merekam Rute yang Ditempuh Terhadap Sumber Pencari GPS. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro, Program Diploma Teknik, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Ningsih AE. 2014. Kajian Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Metode DGPS Post Processing dengan Menggunakan Receiver Trimble Geoxt 3000 Series. Skripsi.
Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponerogo.
Perkasa P. 2019. Penggunaan global positioning system (GPS) untuk dasar survey pada mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan BALANGA 7(1): 22-23.
Pranindya A. 2014. Pendeteksi dan Pelacakan Keberadaan Manusia Menggunakan Global Positioning System (GPS) Berbasis Android Melalui Google Maps Server. Laporan Akhir. Jurusan Teknik Elektro, Program Diploma Teknik, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Putri RE, Sandri A, Putri I. 2022. Pengembangan sistem instrumentasi untuk mengukur lebar kerja (cutting width) pada mini combine harvester. Jurnal Teknologi Pertanian 23(3) : 239-248.
Susilo YS, Hartono P, dan Albert G. 2014. Sistem pelacakan dan pengamanan kendaraan berbasis GPS dengan menggunakan komunikasi GPRS. Jurnal Ilmiah Widya Teknik 13(1): 22-32.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Gurandhi MF, Rudianto B. 2013. Evaluasi spesifikasi teknik pada survei GPS. Reka Geomatika 1(2): 1-10.
Mufid A. 2017. Pembuatan Panduan Pengukuran GPS Geodetik dengan Metode Statik pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Rahmad AA, Cahyadi MN, Sulistiyani. 2016. Analisa pengolahan data stasiun GPS CORS Gunung Merapi menggunakan perangkat lunak ilmiah GAMIT/GLOBK 10.6. Jurnal TEKNIK ITS 5(2): 432-438.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
LAMPIRAN ACC DHP
ACC DHP 15/5/202
4
Data Hasil Penentuan Lokasi
Titik Easting Northing Lokasi
1 0677970 9120606
2 0678072 9120637
Data Hasil Pengambilan Titik Koordinat Titik Easting Northing
1 0677934 9120619
2 0677906 9120629
3 0677882 9120633
4 0677872 9120608
5 0677869 9120587
6 0677893 9120583
7 0677917 9120576
8 0677929 9120602
Luas 0,254 km^2
keliling 0,199 km^2
3 0678077 9120642
4 0678055 9120551
REVIEW VIDEO
Tombol-tombol yang ada pada alat GPS:
1. Power on/off, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat. Cara
mengoperasikan dengan menekan lama sampai GPS nyala. Selain itu tombol ini juga bisa mengatur kecerahan. Fungsi lain penunjuk jam, penunjuk baterai, sinyal dan bluetooth
2. Tombol In dan out. Fungsi sebagai zoom in dan zoom out.
3. Tombol find, fungsi untuk mendapatkan data yang sudah kita ambil saat penggunaan GPS.
4. Mark untuk menandai titik yang ingin kita ambil saat pelaksanaan praktikum.
5. Tombol Quit, berfungsi untuk keluar masuk dari menu
6. Enter, berfungsi untuk memilih/ mengenter menu yang dipilih
7. Menu, memiliki banyak pilihan menu, seperti atur peta, Filter Geocache, mengukur jarak dan lain sebagainya yang ada dalam GPS.
Cara kerja
1. Pilih peta dan masuk tampilan peta, kemudian pilih mark untuk menandai titik pertama yang akan diambil, dan tekan selesai. Untuk ganti nama bisa tekan enter.
2. Kemudian berjalan mengelilingi lapangan rektorat, untuk diukur jarak dan luas dari lapangan tersebut
3. Setelah melakukan marking dan tracking, Selnjutnya melakukan kalkulasi area.
Dimana di kalkulasi area ini kita dapat menghitung luas dan jarak.
4. Untuk menghitung pada menu kalkulasi area, dipilih salah satu dari Rute dan area.
Namun disini dipilih rute dan kemudian Kembali ke menu dan pilih titik. Untuk titik disarankan untuk merubah nama masing-masing titik supaya titik berurutan dari titik awal sampai akhir dan memudahkan nantinya. Untuk menutup rutenya jangan lupa Kembali ke titik awalnya, agar dapat diukur luas dan jaraknya dari titik awal sampai Kembali ke titik awal lagi.
5. Setelah itu, kita tekan Quit untuk keluar dari menu. Kemudian dari rute yang dibuat kita dapat merubah Namanya.
6. Untuk melihat peta yang sudah dibuat bisa pilih melihat peta dan peta yang dibuat tadi dapat terlihat di layer GPS
7. Kemudian kita memilih harga kalkulasi untuk mengetahui angka yang dikeluarkan berupa angka jarak dan angka luasannya (Kalkulasi area dan kalkulasi Panjang) 8. Selesai