• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Firdaus - Universitas Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ahmad Firdaus - Universitas Jember"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Diserahkan untuk menyelesaikan tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi pengajaran bahasa dan. Penyimpangan Santunan Berbahasa Dalam Interaksi Jual Beli Sapi Di Pasar Hewan Kalisat Kabupaten Jember” benar-benar karya saya sendiri, selain kutipan yang sumbernya saya kutip, belum pernah diserahkan kepada instansi manapun dan juga tidak dijiplak. Diajukan untuk dipertahankan di hadapan tim penguji untuk memenuhi salah satu persyaratan penyelesaian program pengajaran bahasa dan sastra Indonesia Departemen Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Misalnya saja penggunaan bahasa yang dilakukan penjual dan pembeli di pasar hewan Kalisat Jember, ungkapan-ungkapan yang kurang sopan dan santun, seringkali menimbulkan perselisihan antara penjual dan pembeli. Fokus masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penyimpangan kesantunan berbahasa dalam interaksi jual beli di pasar hewan Kalisat. Saran yang dapat dilakukan adalah: 1) penelitian mengenai kesantunan berbahasa dalam interaksi jual beli di pasar hewan Kalisat dibatasi hanya dalam bentuk deskripsi saja.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesantunan berbahasa dalam interaksi jual beli di pasar hewan kalisat. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga disertasi yang berjudul “Penyimpangan Santunan Berbahasa Dalam Interaksi Jual Beli Sapi Di Pasar Hewan Kalisat Kabupaten Jember” dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

Arju Muti'ah, M.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Jember, dan sebagai dosen pembimbing;

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Definisi Operasional

Katakan "Ya, jika tidak ada yang bisa kamu lakukan." merupakan pelanggaran maksim kerendahan hati karena pernyataan tersebut menyinggung perasaan orang lain. Perkataan tersebut menyinggung lawan bicaranya, sehingga kejadian tersebut di atas merupakan penyimpangan dari maksim kerendahan hati. Bagaimana bentuk penyimpangan maksim kerendahan hati pada pernyataan penjual dan pembeli ternak di pasar ternak Kalisat kabupaten Jember?

Bagaimana bentuk penyimpangan maksim kesepakatan dalam tuturan penjual dan pembeli sapi di Pasar Ternak Kalisat Kabupaten Jember. Bagaimanakah penyimpangan maksim simpati yang diwujudkan dalam tuturan penjual dan pembeli sapi di Pasar Ternak Kalisat Kabupaten Jember? Mendeskripsikan bentuk penyimpangan maksim kerendahan hati dalam tuturan penjual dan pembeli sapi di Pasar Ternak Kalisat Kabupaten Jember.

Mendeskripsikan bentuk penyimpangan maksim kesepakatan dalam tuturan penjual dan pembeli sapi di pasar hewan Kalisat Kabupaten Jember. Jelaskan bentuk penyimpangan maksim simpati dalam tuturan penjual dan pembeli sapi di pasar hewan Kalisat Kabupaten Jember.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Penelitian Sebelumnya yang Relevan
  • Kesantunan
    • Prinsip Kesantunan Leech
    • Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan
  • Sosiopragmatik
  • Pragmatik
    • Tindak Tutur
    • Konteks Tutur

Dari penuturan di atas dijelaskan bahwa ia kurang pandai memasak padahal menurut rekannya ia pandai memasak, hal ini terlihat ketika ia mengatakan “Ah, biasa saja”. Dari tuturan di atas dijelaskan bahwa penutur dan mitra tutur secara tidak sadar menerapkan maksim kesepakatan, dari tuturan yang diucapkan mitra tutur terlihat hanya dia yang setuju atau setuju bahwa apa yang disampaikan penutur sesuai dengan apa yang dia sampaikan. melihat bahwa mitra tutur konsisten dengan tuturan yang disampaikan mitra tutur “Iya, wanita itu cantik sekali.” Dari tuturan di atas dijelaskan bahwa penutur dan mitra tutur secara tidak sadar menerapkan maksim simpati, hal ini terlihat dari tuturan yang diungkapkan mitra tutur “Baguskah sekarang.

Kalau dia butuh obat merah, saya punya di lemari.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa pasangannya mengatakan bahwa dia bersimpati dengan apa yang terjadi pada subjeknya. Lebih lanjut Kridalaksana (1984) mengartikan tindak tutur sebagai kegiatan seseorang atau penutur yang berbicara kepada mitra tutur dengan tujuan tertentu untuk berkomunikasi dan menyampaikan suatu tujuan. Adanya konteks dapat mempengaruhi pemahaman pendengar atau mitra tutur terhadap tuturan yang terjadi dalam suatu peristiwa tutur.

Konteks: Pernyataan di atas diucapkan guru kepada siswa pada siang hari di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini terlihat dalam konteks tuturan yaitu dalam tuturan tersebut terdapat penutur yaitu guru, waktu terjadinya pada siang hari dan tempat terjadinya di dalam kelas. Tuturan tersebut mempunyai makna bahwa guru memintanya menyiapkan selembar kertas dan pulpen sesuai perintah guru.

Hal ini terlihat pada konteks tuturan, dalam tuturan tersebut terdapat situasi yang mendukung pada saat tuturan tersebut diucapkan. Ungkapan ini mempunyai makna bahwa guru menanyakan kabar kepada setiap orang yang menjadi tuturan guru pada awal kegiatan belajar mengajar. Hal ini terlihat dalam konteks tuturan, yaitu di dalam tuturan tersebut terdapat tindakan-tindakan yang mendukung tuturan tersebut, yaitu adanya perilaku nonverbal pada saat ujaran tersebut dituturkan.

Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa guru memerintahkan siswa yang masih sibuk dalam kegiatan belajar mengajar atau yang sedang berbicara sendiri untuk mengerjakan soal nomor 4 di depan kelas. Hal ini terlihat dalam konteks tuturan, yaitu dalam tuturan tersebut terdapat situasi psikologis dan mental yang mendukung terjadinya tuturan tersebut. Pernyataan ini mempunyai arti guru memberitahukan kepada siswa pelajaran yang akan berlangsung hari ini.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan dan Jenis Penelitian

Begitu pula dengan perolehan data, baik jenis maupun jumlahnya tidak didasarkan pada rencana atau sasaran tertentu. Oleh karena itu, penjelasan hasil analisis penelitian terkait pelanggaran asas kesantunan di pasar hewan Kalisat Kabupaten Jember lebih berdasarkan data alam yang dikumpulkan di lapangan.

Data dan Sumber Data Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

  • Teknik Rekam

Teknik Analisis Data

Tahap pertama mengumpulkan sumber data dari tuturan penjual dan pembeli di Pasar Hewan Kalisat Kabupaten Jember yang direkam melalui telepon genggam. Pencatatan lapangan kemudian dilakukan untuk menangkap konteks dan data yang diperoleh. Tahap ketiga adalah mereduksi data yang diperoleh dari sumber data. Data tersebut diseleksi berdasarkan batasan permasalahan kemudian data tersebut dikelompokkan berdasarkan pelanggaran prinsip sopan santun lintah. Setelah itu data dienkripsi agar lebih mudah. mengenali. Tahap keempat adalah penyajian data. Setelah data dikupas, langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk tabel agar data tertata.

Kemudian, data tersebut diinterpretasikan untuk menemukan peristiwa tutur yang melanggar prinsip kesantunan berbahasa yang menjadi batasan masalah sehingga lebih mudah dipahami. Interpretasi dengan menghubungkan data dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kesantunan, sosiopragmatik, dan pragmatis.

Instrumen Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Tahap Persiapan
  • Tahap Pelaksanaan
  • Tahap Penyelesaian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyimpangan Maksim Kerendahan Hati

Penyimpangan Maksim Kesepakatan

Penyimpangan Maksim Kesimpatian

PENUTUP

Kesimpulan

Pertama, melibatkan penyimpangan dalam bentuk maksim kerendahan hati. a) penyimpangan berdasarkan konteks psikologis, konteks psikologis yaitu situasi kejiwaan dan mental yang menyertai pengakuan tersebut, seperti marah, sedih, gembira, dan gembira. Penyimpangan berdasarkan konteks tindakan, konteks tindakan, konteks tindakan yaitu tindakan, tindakan atau perilaku nonverbal yang menyertai cerita, misalnya menyipitkan mata, menggelengkan kepala, dan memalingkan muka. Penyimpangan berdasarkan konteks situasi, konteks situasi yaitu beberapa jenis faktor, kerangka kelembagaan sosial yang luas dan umum seperti pengadilan, rumah sakit, ruang kelas atau lingkungan kehidupan sehari-hari, misalnya seperti pasar, kawasan yang melakukan percakapan adat istiadat khusus.

Penyimpangan dari konteks psikologis, konteks psikologis yaitu situasi psikologis dan mental yang menyertai penuturan, seperti kemarahan, kesedihan, kegembiraan, dan kegembiraan. Penyimpangan berdasarkan konteks tindakan, konteks tindakan adalah perbuatan, tindakan, atau perilaku nonverbal yang menyertai narasi, misalnya menatap tajam, menggelengkan kepala, dan memalingkan muka.

Saran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

ii Universitas Kristen Indonesia PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIRE ASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jesslyn Siona NIM : 1861050111 Program Studi :