• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air merupakan suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna

N/A
N/A
nasrul azhari turnip

Academic year: 2023

Membagikan "Air merupakan suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Air merupakan suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna. Air dengan rumus kimia H2O sangat berlimpah di bumi ini. Semua makhluk hidup di dunia ini membutuhkan air, mulai dari mikroorganism sampai dengan manusia sehingga air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan. Sebagai kebutuhan utama dalam kehidupan, air minum yang baik sudah menjadi hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Air minum yang digunakan harus aman, jumlahnya memadai dan juga mudah di akses. Air minum yang dapat dikonsumsi yaitu yang tidak memiliki risiko yang signifikan terhadap kesehatan walaupun air tersebut dikonsumsi seumur hidup (WHO, 2011). Air minum yang aman didefinisikan sebagai air yang sesuai dengan standar baku mutu. Standar baku mutu air minum di Indonesia adalah Peraturan Menteri

Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010, air minum yang aman bagi kesehatan yaitu apabila sudah memenuhi pesyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif. Air minum yang tidak sesuai dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, karena selain air minum sangat diperlukan bagi kehidupan air minum juga bisa membawa zat-zat yang dapat membahayakan tubuh. Salah satu contoh patogen yang dapat di tularkan melalui air adalah Escherichia coli. Escherichia coli atau yang biasa di singkat menjadi E. coli merupakan flora normal yang terdapat pada usus manusia dan hewan namun dalam jumlah abnormal E.coli dapat menyebabkan diare akut dan jika E. coli berada di bagian tubuh lain, E. coli dapat

menyebabkan penyakit infeksi seperti 4 infeksi saluran kemih (ISK), bakteraemia, dan

meningitis. Escherichia coli hanya salah satu contoh dari patogen yang bisa di tularkan melalui air, ada banyak patogen dan zat lainnya yang jika berada di air dengan jumlah yang abnormal dapat mengganggu kesehatan. Konsep penting untuk meningkatkan keamanan air minum adalah dengan meningkatkan kualitas air minum sesuai dengan target kualitas air jangka pandek dan jangka panjang. Kementerian kesehatan Indonesia telah merancang pedoman berupa standar baku mutu untuk meningkatkan kualitas air minum, standar baku mutu tersebut termuat di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 mengenai air minum dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 tahun 2017 mengenai air untuk keperluan higiene sanitasi. Dijelaskan di dalam Permenkes No.32 Tahun 2017, air untuk keperluan higienitas sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeba dengan kualitas air minum, tetapi air tersebut dapat dijadikan sebagai air baku air minum. Sedangkan menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010, air minum adalah air yang sudah melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang sudah memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Dari kedua pedoman tersebut, dapat mengetahui kualitas air minum yang baik untuk digunakan masyarakat sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengelolaan air minum di Indonesia dilakukan oleh kementerian, pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan pemerintahan kabupaten.

Perusahaan ini diberi nama Perusahaan Daerah Air minum (PDAM). Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang Nomor1/Perda/Huk/1976 dibentuk PDAM yang bernama PDAM Tirta Musi Palembang. Di bawah pengawasan pemerintahan kota

Palembang, PDAM Tirta Musi Palembang melakukan pengolahan air minum yang dimulai dari pengambilan air permukaan di Intake. Setelah air tesebut diambil, pengolahan selanjutnya dilanjutkan di IPA (Instalasi Pengolahan Air) dengan 3 cara pengolahan, yaitu pengolahan fisik,

(2)

kimiawi, dan bakteriologis. Dalam melaksanakan tugasnya PDAM Tirta Musi Palembang berpedoman dengan baku 5 mutu yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 dan No. 32 Tahun 2017 dan melaksanakan 3K (Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas) sehingga menghasilkan air minum yang diharapkantidak mengganggu kesehatan. Proses pengolahan yang dilakukan di IPA akan mengkasilkan air minum yang setelahnya akan itu ditampung di reservoir dan dilakukan uji di laboratoriun untuk memastikan air bersih tersebut sudah sesuai dengan standar. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang mendistribusikan air bersih tersebut ke rumah konsumen, tetapi untuk mencapai rumah konsumen yang lokasinya jauh diperlukan transmisi terlebih dahulu ke Booster agar air tersebut diberi tekanan tambahan

menggunakan pompa agar bisa sampai di lokasi terjauh pelayanan. Air minum dapat terkontaminasi saat proses distribusi tersebut, biasanya kontaminasi ini terjadi akibat dari koneksi silang dan kontaminasi pipa distribusi, masalah pipa rumah tangga, dan kontaminasi fasilitas penyimpanan air minum. PDAM Tirta Musi Palembang masih mengalami masalah distribusi ini sendiri, di kota Palembang sekitar 17,8% terjadi kehilangan air minum PDAM Tirta Musi pada tahun 2019 (PDAM Tirta Musi Palembang, 2020). Kehilangan air sebagian besar diakibatkan oleh kebocoran perpipaan pada saat distribusi. Kebocoran perpipaan dapat system distribusi ini dapat membuat air minum yang didistribusikan terkontaminasi. Hal ini berbanding lurus dangan keluhan yang ada, seperti masyarakat masih mengeluhkan terkadang masalah warna air yang mereka terima berwarna pekat dan keruh sedikit warna coklat muda (IDN Times, Kamis (19/12)). Sedangkan menurut kedua Permenkes No. 492 Tahun 2010 dan No. 32 Tahun 2017, air minum yang aman digunakan yaitu air minum yg tidak berwarna. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berkeinginan melakukan studi eksplorasi guna mengetahui kualitas air minum yang diterima di rumah konsumen, apakah sudah memenuhi standar baku yang

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 dan No. 32 Tahun 2017.

(3)

Air merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan. Pengaruh air langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air, dan terjadi karena air berfungsi sebagai media penular penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebar penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah terlampaui. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah serta intensitas aktivitas penduduk yang tidak hanya meningkatkan kebutuhan akan air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan. Buangan –buangan inilah yang merupakan sumber- sumber pengotoran perairan (Soemirat, 2002).

Air yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup terdapat beberapa jenis,

namun dari beberapa jenis air tersebut, air tawar yang paling banyak

digunakan padahal kuantitasnya tidak sebanyak jenis air yang lain. Air tawar

digunakan untuk keperluan makhluk hidup sehari-hari, namun

persentasenya hanya sebesar 2,5% yang terdistribusi sebagai air sungai,

air danau, airtanah, dan sumber air lain (UNEP,2011). Hal ini

menyebabkan sumberdaya air sangat penting dijaga

keberlangsungannya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kota Medan

merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur dan

salah satu kota yang tidak memiliki sungai besar seperti di beberapa kota lain

di Pulau Kalimantan (Susanti, 2012). Sungai-sungai besar ini biasanya

digunakan sebagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat sebagai sarana transportasi air dan sumber air baku. Kota

Samarinda dengan Sungai Mahakam atau Kota Pontianak dengan Sungai

Kapuas merupakan beberapa contoh kota yang memanfaatkan sungai

sebagai sarana transportasi dan sumber air baku (Jalil, 2014). Ketersediaan

air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Balikpapan dapat

diperoleh dari air permukaan dan airtanah. Namun, hingga saat ini

air permukaan masih menjadi sumber air utama di Kota Balikpapan. Air

permukaan yang digunakan yaitu air yang berasal dari tampungan

air waduk.Kegiatan pembangunan waduk buatan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan air masyarakat Kota Balikpapan yang semakin meningkat

(4)

akibat pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan tahun 2010 - 2014, jumlah penduduk di Kota Balikpapan terus bertambah. Pertambahan jumlah penduduk ini akan terus terjadi dan dapat menjadi salah satu penyebabmeningkatnya kebutuhan akan sumberdaya air.Guna memenuhi kebutuhan air masyarakat Balikpapan maka dibangun sebuah waduk yang terletak di hulu Sungai Manggar dan waduk tersebut disebut dengan Waduk Manggar. Tersedianya air di waduk ini sanga tergantung dari air hujan yang turun dalam waktu tertentu karena termasuk waduk tadah hujan. Waduk Manggar menjadi salah satu sumber air baku yang penting bagi Kota Balikpapan (Susanti, 2012). Waduk Manggar pertama kali dibangun pada tahun 1978-1983 dan mulai beroperasi sebagai sumber air baku tahap pertama pada tahun 1983-1985. Setelah itu, Waduk Manggar terus dimanfaatkan sebagai sumber air bersih hingga saat ini. Air dari Waduk Manggar diolah menjadi air bersih dan disalurkan kepada masyarakat oleh PDAM Tirta Manggar.Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar Kota Balikpapan merupakan pengelola sistem penyediaan air bersih di wilayah Kota Balikpapan, berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Balikpapan Nomor 01 Tahun 1976 tanggal 4 Pebruari 1976 dan telah diadakan perubahan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Balikpapan pada tanggal 8 Oktober 2008. PDAM Tirta Manggarsecara langsung bertanggung jawab penuh tentang kondisi air bersih di Kota Balikpapan. Sumber air baku di Waduk Manggar yang sangat tergantung air hujan membuat PDAM Tirta Manggar harus bekerja lebih keras saat musim kemarau atau disaat Kota Balikpapan lama tidak turun hujan.

Waduk Manggar dapat menyusut hingga tidak dapat diproduksi menjadi air

minum saat kemarau, namun karena fungsinya yang sangat penting sebagai

sumber air baku untuk masyarakat Kota Balikpapan, terkadang

PDAM Tirta Manggar terpaksa tetap mengolah air hingga batas

minimal air baku. Salah satu caranya dengan melakukan pergiliran

pemadaman air. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar kebutuhan air

bersih masyarakat tetap terpasok walaupun tidak maksimal dan terkadang

kualitas airnya sering dipertanyakan masyarakat.Kondisi air yang terkadang

keruh, berbau, dan berwarna kekuningan merupakan beberapa permasalahan

(5)

yang dihadapi oleh masyarakat di Kota Balikpapan. Kualitas airnya menjadi tidak stabil. Kondisi wilayah yang memiliki jenis tanah gambut dan juga kondisi kemiringan lereng yang beragam mempengaruhi pengolahan dan distribusi air

Air merupakan komponen utama sebagai media penularan penyakit. Penyakit yang penularannya melalui air adalah disentri, diare, kolera, dan tifus (waterborne diseases). Sampai saat ini penduduk indonesia masih sulit dan terbebas dari penyakit-penyakit tersebut (Kadir, Siri, & Majid, 2021).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan Cabang Sunggal merupakan unit usaha milik daerah yang mendistribusikan air bersih kepada masyarakat umum di Kota Medan. PERUMDA Tirtanadi Medan Cabang Sunggal melayani pelanggan wilayah administrasi kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Selayang dengan jumlah penduduk 238.482 Jiwa. Jumlah Pelanggan PERUMDA Tirta Khayangan sebanyak 525.000 sambungan.. Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara kepada petugas bidang Sumber Daya Manusia dan Laboratorium PERUMDA Tirta Khayangan masalah Kualitas fisik dan kimia Air sering menjadi polemik di wilayah kerja PERUMDA Tirta Khayangan, terhitung dari bulan Januari 2020 sebanyak 34 aduan dan berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah kota sungai penuh pada tahun 2021 sampai dengan bulan agustus banyak keluhan yang diterima pihak PDAM melalui pesan singkat dengan aduan konsumen yang menyatakan bahwa belum optimalnya kuantitas dan kualitas air, ditandai dengan masyarakat yang kesulitan air bersih, serta air yang didapatkan tersebut pun masih keruh dan berbau (Pemkot Sungai Penuh, 2021). Masalah yang timbul tersebut diakibatkan kelalaian pihak operator laboratorium, ada pengendapan sisa flok atau lumpur pada pipa, dan kebocoran pada pipa pendistribusian dan pipa intake. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Berdasarkan pemaparan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengnalisis kualitas fisik dan kimia air bersih pada PDAM Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh.

Adapun fenomena masalah yang terjadi pada PDAMTirtanadi Cabang Sunggal yaitu masalah kualitas air yang keruh dan kotor. Dilihat dari adanyakomplainpelanggankepadaPDAM.Demikianjugapadasaatprapenelitianyang dilakukan di Jalan kutilang, peneliti terlebih dahulu mengutarakan pertanyaan kepada

pelangganpenggunaPDAMyaitutentangmasalahkualitasair,pertanyaanyangdiberika nyaitubagaimana air yang disalurkan oleh PDAM kepada rumah tanggan

pelanggan sudah

dalamkeadaanbersihdansesuaidenganharapanyangdiinginkanolehBapak/Ibu.Hasild ariobservasi tersebut disimpulkan bahwa kondisi air yang keluar dari PDAM kerumah tanggapelanggan kurang maksimal, dimana air, yang keluar seharusnya bening akan tetapi terlihatbegitu keruh dan kotor. Bahkan jika volume keran dikencangkan, airnyamalah akan terlihatlebih kecoklatan.

Sehingga air tersebut yang seharunsya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhanmandi,

(6)

mencuci, dan memasak, akan menjadi terhambat. Demikian halnya bahwa sebelum airtersebut digunakan untuk kebutuhan memasak terlebih dahulu air diendapkan dalam beberapamenit agar kotoran yang tergenang diair turun ditempat penampungan air tersebut, kemudiansetelah pengendapan air tersebut dilakukan maka air sudah dapat digunakan untuk kebutuhanmemasak dan lain sebagainya.

Adapun juga fenomena masalah yang terjadi pada taif airPDAM yang meningkat pada tahun 2017, dimana hasil yang diperoleh peneliti pada PDAMTirtanadi, PDAM mengatakan bahwa kenaikan tarif air dilakukan guna untuk

menunjangkegiatanoperasionalperusahaan.Disisilainkenaikantarifairtersebutmemb erikanefeknegatif kepada pelanggan terutama pada pelanggan Jalan Alumunium IV Kelurahan TanjungMulia Medan, dimana hasil yang diperoleh adalah

beberapa pelanggan merasa

keberatanterhadapkenaikantarifairyangditetapkanolehPDAM,yangmanakenaikantar ifairtersebutmembebaniekonomirumahtanggapelanggan,danjugapelangganberpend apatkenaikan tarif air seharusnya sejalan dengan kualitas air yang disalurkan oleh PDAM. Begitujuga pada fenomen masalah yang terjadi pada kualitas

pelayanan PDAM yaitu terletak

padamasalahpelayananairbersihyangmasihkurangoptimal,dimanamasyarakatpelang ganmengeluhkanakanairyangdisalurkanPDAMmasihdalamkeadaankeruhdankotor,

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Aneuk Laot merupakan satu-satunya perusahaan di Kota Sabang yang bertanggung jawab dalam proses pengolahan air baku menjadi air bersih. Salah satu Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirta Aneuk Laot yang digunakan yaitu IPA Pria Laot dengan kapasitas debit 80 liter / detik. Pengolahan air pada PDAM ini umumnya sama dengan PDAM lainnya, yaitu pengambilan air baku melalui intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi. Air hasil olahan dimasukkan ke dalam bak reservoir yang artinya air siap didistribusikan ke masyarakat.

Kualitas air merupakan kondisi air yang berhubungan dengan suatu kegiatan tertentu dan harus sesuai dengan syarat kesehatan seperti persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif. Sedangkan kuantitas air merupakan banyaknya kebutuhan air bersih yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor sosial ekonomi (populasi dan tingkat kemampuan ekonomi

(7)

masyarakat)dan faktor teknis (pemakaian meter air) (Rohmawati, 2016). Kuantitas dan kualitas air merupakan hal penting yang menentukan kesehatan masyarakat (Handani, Utami, & Kusmira, 2017).

Berdasarkan survei pendahuluan secara langsung dan wawancara dengan petugas lapangan PDAM pada bulan Januari 2019 di lokasi daerah layanan PDAM Tirta Aneuk Laot, diketahui bahwa tekanan air kurang, aliran berlangsung secara tidak kontinu serta sistem distribusi yang tidak mampu mencukupi kebutuhan air seluruh pelanggan. Pelanggan tidak mendapatkan air 24 jam secara kontinu. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, PDAM hanya mengalirkan air 2 hari sekali dan waktunya hanya 6 jam/hari, sehingga menyebabkan beberapa pelanggan PDAM sering kesulitan dalam mencukupi kebutuhan air bersih karena kurangnya air dari PDAM. Dengan distribusi air tidak 24 jam / kontinu, belum diketahui apakah pelanggan PDAM ini mendapatkan kuantitas air yang cukup atau tidak, karena kuantitas sangat berkaitan dengan kontinuitas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi PDAM Tirta Aneuk Laot dengan cara mengidentifikasi pemenuhan kuantitas dan kualitas air bagi pelanggan PDAM Tirta Aneuk Laot Kota Sabang agar dapat dilakukan perbaikan sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

JudulSkr i psi:Anal i si sKr i mi nol ogiDanHukum Pi danaTer hadapTi ndakan Pemer asan yang Ber kedk Uang Par ki r( St udi Put usan Pengadi l anNeger iMedanNomor472/Pi d.