QUIZ
PERENCANAAN PESISIR B 1. Ujungpangkah, Kabupaten Gresik
Sumber: Google Earth
2. Kabupaten Gresik merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki 18 kecamatan yang memiliki wilayah pesisir. Salah satunya adalah Kecamatan Ujung Pangkah. Kecamatan Ujung Pangkah ini memiliki beragam kegiatan ekonomi terutama yang berkaitan dengan wilayah pesisir, salah satunya yaitu
sektor perikanan. Kecamatan ini juga termasuk dalam zona minapolitan perikanan tangkap dan budidaya. Terdapat beberapa potensi dan permasalahan yang ada pada kawasan ini yang akan dibahas dari berbagai aspek, sebagai berikut:
Potensi:
1. Terdapat terumbu karang serta ekosistem estuaria yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi.
2. Pada kawasan terdapat beragam jenis mangrove yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat serta sebagai daya tarik wisata, yaitu mangrove jenis Avicennia Marina, Rhizophora Mucronata, Rhizophora Stylosa, dan Sonneratia Alba.
3. Memiliki substrat lanau yang cocok untuk pertumbuhan biota laut dan mangrove sehingga berpotensi untuk pengembangan kawasan konservasi dan pariwisata mangrove.
4. Peruntukan lahan di kawasan tersebut sudah menunjang kegiatan pesisir, antara lain permukiman dan kawasan wisata.
Permasalahan:
1. Terdapat alih fungsi lahan kawasan konservasi menjadi pertambakan, industri, dan pelabuhan sehingga mempengaruhi kelestarian mangrove di Kecamatan Ujung Pangkah.
2. Lahan di kawasan Ujung Pangkah merupakan tanah timbul yang memiliki dualisme aturan hukum, sehingga rentan menimbulkan konflik agraria.
Dinamika sosio historis tanah timbul dimulai dari pembentukan lahan yang terus mengalami perluasan akibat sedimentasi dan dimanfaatkan menjadi tambak. Berdasarkan perspektif hukum agraria terdapat permasalahan yakni tumpang tindih peraturan, regulasi, dan birokrasi yang kurang memadai.
Penguasaan lahan di Kecamatan Ujungpangkah termasuk dalam tipe penguasaan secara adat yang bergeser pada penguasaan secara hak milik terdaftar. Hal tersebut menyebabkan iregularitas kontestasi agraria yang berpotensi konflik.
3. Nilai ekonomi dari hasil perikanan tangkap menunjukkan hasil yang rendah.
Cara Penanganan Masalah:
1. Kegiatan industri yang dilakukan pada kawasan ini harus ramah lingkungan serta tata letak bangunan harus disesuaikan dengan ketentuan yang ada. Hal ini dilakukan untuk menyatukan antara fungsi konservasi, edukasi, wisata dan ekonomi pada kawasan ini.
2. Kondisi sosial yang rentan terhadap konflik dapat diminimalisir dengan adanya kelembagaan setempat yang perlu disepakati bersama sebagai kontrol sosial. Sebagaimana aktor yang menjadi penengah antar pihak yang bersengketa, perlu kiranya jaminan perlindungan aktor-aktor yang berpengaruh seperti dari kepala desa dan/atau kepala lembaga non formal lainnya.
3. Peningkatan nilai ekonomi perikanan dengan meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.