Aktivitas fisik didefinisikan sebagai segala jenis gerakan fisik yang dihasilkan oleh kontraksi sadar otot rangka yang menuntut penggunaan energi. Sedangkan olahraga adalah jenis aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang-ulang, dan terarah dengan tujuan guna peningkatan atau pemeliharaan satu atau lebih komponen kebugaran jasmani. Konsumsi oksigen maksimal (VO2 max) yang dicapai selama latihan merupakan salah satu indikator kebugaran kardiorespirasi terbaik. Sumber energi selama berolahraga sendiri telah dikenal sejak tahun 1960-an dan berbeda pada setiap tingkatanVO2 max. Pada beban kerja <30% VO2 max, sumber energi utama adalah asam lemak, pada 40%-65% VO2 max terdapat keseimbangan 50:50 penggunaan
karbohidrat dan oksidasi lemak, dan >70% VO2 max terdapat peningkatan oksidasi karbohidrat dengan penurunan oksidasi lemak secara bersamaan. Pada olahraga dengan tingkat intesitas latihan menengah ditemukan bahwa oksidasi lemak terhadap penguluaran energi total tidak mengalami perubahan signifikan. Namun, saat intensitas olahraga ditingkatkan lebih lanjut hingga VO2 max mencapai 75%, penggunaan substrat berubah secara nyata, laju oksidasi lemak tubuh menurun sementara glikogenolisis otot menjadi sumber energi utama.
Dalam sebuah studi epidemiologi besar di Brasil, olahraga rutin setidaknya 150 menit/minggu dikaitkan dengan HDL yang lebih tinggi secara signifikan dan kadar trigliserida yang lebih rendah (x). Hal ini, menunjukkan bahwa olahraga dan aktivitas fisik berdampak pada penurunan kadar TG dan peningkatan kadar HDL, kondisi ini bergantung kepada besarnya intensitas dan frekuensi latihan. Hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan LDL jauh lebih jelas dibandingkan dengan HDLc atau trigliserida. Dalam studi prospektif selama 8 bulan terhadap 109 peserta yang dilakukan oleh Sponder et al (2017), aktivitas fisik yang kuat (hingga 75 menit/minggu) secara signifikan mengurangi kadar LDLc, tetapi pengurangan numeriknya sederhana (dari 115 +/- 33,4 menjadi 109,8 +/- 31,7 mg/dL , p=0,04). Hasil ini mengkonfirmasi bahwa kadar LDL tidak banyak dipengaruhi oleh olahraga tetapi dipengaruhi oleh diet dan pengaruh genetik yang kuat.