AKUNTANSI PIUTANG
MOH. AMIN Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unisma
Pengantar
• Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit. Kebijakan Kredit dengan tujuan mendapatkan laba yang optimbal dg resiko minimal.
• Tujuan Penjualan Kredit:
1. Merangsang minat para langganan 2. Menaikkan volume penjualan
3. Meningkatkan laba bersih perusahaan 4. Strategi memenangkan persaingan
memperbesar market share
KREDITKAN AJA??
Resiko Penjualan Kredit:
1. Tidak terbayarnya piutang ;
Solusi : Menyediakan cadangan dana (Bad debt / piutang tak tertagih)
↑ Volume penjualan kredit ↑ Dana diinvestasikan dalam piutang ↑ Resiko tidak terbayarnya piutang 2. Keterlambatan Waktu pembayaran piutang
Akibat : Timbul Biaya pengumpulan piutang (cash discount)
Untuk mengatasi Cash discount dg syarat biaya discount < tambahan laba.
Pengantar
Penilaian Resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima “K” sebelum memberikan persetujuan kredit :
Karakter
Kemampuan
Kapital
Kolateral
Kondisi
Pembagian Receivable (Piutang)
Notes Receivable
Account Receivable
Piutang yang didukung oleh instrumen kredit resmi seperti
promes
Piutang yang tidak didukung instrumen kredit resmi,
melainkan
didukung oleh bukti jual beli biasa seperti penerimaan
barang/jasa, kontrak dst.
KLASIFIKASI PIUTANG MENURUT SAK :
• Piutang Usaha : piutang yang berasal dari
penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit
• Piutang Lain-lain : piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal
perusahaan
Contoh perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang :
• Piutang usaha
• Wesel tagih
• Piutang pegawai
• Piutang bunga
• Uang muka
• Refundable deposit (uang jaminan)
• Piutang lain-lain
• Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak
tertagih)
PENYAJIAN PIUTANG DI L/K
• Disajikan sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.
• Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan
pada neraca diikuti dengan penyisihan piutang tak tertagih.
• Piutang pemegang saham dan piutang
perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang)
karena sifatnya yang berbeda.
Pencatatan Piutang
Sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan, piutang dicatat dan diakui
sebesar jumlah bruto (nilai jatuh tempo)
dikurangi dengan taksiran jumlah yang
tidak akan diterima. Itu berarti piutang
harus dicatat sebesar jumlah yang
diharapkan akan dapat ditagih.
Pencatatan Piutang
Karena itu berkaitan dengan pengelolaan
piutang, perusahaan harus membuat suatu
cadangan piutang tidak tertagih yang
merupakan taksiran jumlah piutang yang
tidak akan dapat ditagih dalam periode
tersebut.
Piutang Dagang
Penilaian Piutang
• Menurut SAK : Piutang dagang harus dicatat & dilaporkan sebesar “Nilai Kas (netto) yang bisa direalisasi”, yaitu
jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.
• Jumlah kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah
piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah
(nilai) piutang yang tidak dapat diterima.
Akuntansi Piutang Biasa/Account Receivable
1. Saat timbulnya Piutang
2. Saat menerima uang hasil penagihan Piutang 3. Saat menghapus Piutang
4. Menerima piutang yang telah dihapus
5. Menyesuaikan saldo cadangan kerugian piutang a. Karena menjual barang atau jasa
b. Karena memberi pinjaman
a. Sebelum menghapus tidak membentuk cadangan kerugian b. Sebelum menghapus telah membentuk cadangan kerugian
Metode untuk mengakui kerugian piutang 1. Cadangan kerugian piutang
2. Metode penghapusan Langsung CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Ada 2 dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang
3. Jumlah penjualan. Apabila kerugian piutang dihubungkan dengan proses pengukuran laba yang teliti maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah penjualan (pendekatan pendapatan-biaya)
4. Saldo piutang. Apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai aktiva dengan teliti (pendekatan aktiva-utang)
Kerugian piutang dihitung atas dasar jumlah penjualan
Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Persentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan.taksiran kerugian piutang ini dibebankan ke rekening kerugian piutang dan kreditnya adalah rekening cadangan kerugian piutang
Kerugian piutang dihitung atas dasar saldo piutang Ada 3 cara
1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisa umur piutang
(1) Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
Contoh pada tanggal 31 desember 1991 rekening piutang menunjukkan saldo sebesar Rp 7.500.000 dan rekening cadangan kerugian piutang menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 10.000.
persentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 1 % dari saldo piutang. Jurnal tanggal 31 desember 1991 :
Kerugian piutang 65.000
cadangan kerugian piutang 65.000
Perhitungan :
Persentase kerugian : 1% x Rp 7.500.000 = 75.000 Saldo kredit rekening cadangan kerugian piutang = 10.000 --- Jumlah yang ditambahkan ke rekening cadangan 65.000
Cadangan kerugian piutang
31/12 91 10.000 kerugian piutang 65.000 --- 75.000
Contoh :
Saldo piutang pada tanggal 1 Januari 2006 berjumlah $ 57.500 dan saldo piutang pada tanggal 31 Desember 2006 berjumlah $ 122.500. Misalkan Penyisihan Piutang Tidak tertagih memiliki saldo kredit sebesar $ 700.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan sebesar 3
% dari saldo rata-rata piutang. Besarnya Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada tanggal 31 Desember 2006 adalah :
57.500+ 122.500
3 % x = 2.700
2
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang dibentuk adalah sebesar $ 2.700 - $ 700 = $ 2.000.
Ayat jurnal penyesuaian :
Beban Piutang Tidak Tertagih 2.000
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 2000
(2) Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
Dari soal diatas maka jurnalnya Kerugian piutang 75.000
cadangan kerugian piutang 75.000
Cadangan kerugian piutang
31/12 91 10.000 kerugian piutang 75.000 --- 85.000
(3) Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisa umur piutang
Metode ini disebut metode analisa umur piutang. Piutang masing- masing langganan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu belum menunggak dan menunggak. Menunggak adalah sudah melebihi jangka waktu kredit.
Contoh : tanggal 31 desember 1991 saldo rekening piutang PT Risa fadila menunjukkan jumlah sebesar Rp 7.500.000 yang dapat dirinci berdasarkan umurnya nampak sebagai berikut :
PT risa fadila
Analisa umur piutang 31 desember 1991
NAMA jumlah
Belum menungga
k
Menunggak
1-30 31-60 61-90 91-180 181-365 > 1 thn
Alek Basri
Toko indah Cv jaya PT muda Alaska @ co Mulyono UD maju PT sinar Tasrif Manan UD sari Toko malta UD polka
270.000 500.000 320.000 1.410.000 1.200.000 180.000 600.000 400.000 1.000.000 350.000 250.000 320.000 50.000 650.000
250.000 500.000 250.000 1.300.000 1.200.000 -
400.000 400.000 800.000 100.000 -
200.000 -
600.000
20.000 -
30.000 -
- - - - -
250.000 -
- -
50.000 - -
40.000 110.000 -
- - -
100.000 -
- - - -
- - - - - - - -
100.000 -
- -
50.000 -
- - - - - -
200.000 -
- - -
120.000 -
-
- - - - - - - - - -
250.000 -
- -
- - - - -
180.000 -
- - - - - - -
jumlah 7.500.000 6.000.000 350.000 250.000 150.000 320.000 250.000 180.000
Menentukan besarnya persentase kerugian piutanguntuk masing-masing kelompok umur. Penentuan persentase sebaiknya dilakukan manajer kredit yang mempunyai data bonafiditas langganan
PT risa fadila
Taksiran kerugian piutang 31 desember 1991
Kelompok umur jumlah Persentase kerugian
piutang
Taksiran kerugian piutang
Belum menunggak Menunggak 1 – 30 hari Menunggak 31-60 hari Menunggak 61-90 hari Menunggak 91-180 hari Menunggak 181-365 hari
Menunggak lebih dari satu tahun
Rp 6.000.000 350.000 250.000 150.000 320.000 250.000 180.000
0,50 1,00 2,00 5,00 10,00 30,00 50,00
Rp 30.000 3.500 5.000 7.500 32.000 75.000 90.000
Rp 7.500.000 Rp 243.000
Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah kerugian piutang sebesar Rp 243.000 tetapi jumlah tersebut bukannya jumlah kerugian piutang yang dibebankan dalam tahun 1991. apabila tanggal 31 desember 1991 rekening cadangan kerugian piutang menunjukkan saldo kredit Rp 10.000, maka kerugian piutang 243.000 – 10.000 = Rp 233.000. jurnalnya
Kerugian piutang 233.000
cadangan kerugian piutang 233.000 CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
31-12-1991 Rp 10.000 kerugian piutang 233.000 --- 243.000
PENGHAPUSAN PIUTANG
Piutang yang jelas jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya lari, meninggal, bangkrut atau sebab-sebab lain harus dihapuskan dari rekening piutang. Misalnya terjadi penghapusan piutang seorang debitur Rp 100.000
Cadangan kerugian piutang 100.000
piutang 100.000
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali : Kas xxxx
cadangan kerugian piutang xxxx
Bila pelunasan piutang yang sudah dihapus tidak langsung diterima, maka pada saat diketahui bahwa piutang akan dilunasi dibuat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus :
Piutang xxx
cadangan kerugian piutang xxx
Penerimaan uangnya dijurnal sebagai berikut : Kas xxx
piutang xxx
METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG
Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang bruto
Misalnya pada tanggal 31 desember 1991 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp 100.000. pada tanggal 15 april 1992 langganan A yang piutangnya sebesar Rp 150.000 bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya. Tetapi pada tanggal 1 juli 1992 langganan A datang dan menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1 Agustus 1992
transaksi Metode cadangan Metode penghapusan langsung 31-12-1991 taksiran kerugian
piutang rp 100.000 Kerugian piutang 100.000
cad kerugian piutang 100.000
Tidak ada jurnal
14-4-1992 menghapus piutang
A Rp 150.000 Cad kerugian piutang 150.000 piutang
150.000
Kerugian piutang 150.000 piutang 150.000
1-7-1992 pernyataan dari A akan melunasi
Piutang 150.000
cad kerugian piutang 150.000
Piutang 150.000
kerugian piutang 150.000
1-8-1992 penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
Kas 150.000
piutang 150.000
Kas 150.000
piutang 150.000
Bila pernyataan dari A dan pelunasan kembali terjadi pada tahun 1993, maka jurnal yang dibuat
transaksi Metode cadangan Metode penghapusan langsung
1993
Pernyataan dari A akan melunasi
Piutang 150.000 cad kerugian piutang 150.000
Piutang 150.000 penerimaan piutang
yg sudah dihapus 150.000 1993
Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
Kas 150.000 piutang 150.000
Kas 150.000
piutang 150.000
Latihan
1. Pada Tgl 31 Desember 2005, PT Lintas Buana memiliki data-data sebagai berikut : Piutang Dagang Rp 400.000.000 . Penjualan bersih Rp 2.000.000.000 Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.250.000
Diminta :
a) Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutangyang tidak tertagih sebesar 2% dari penjualan bersih
b) Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 4% dari saldo akhir piutang dagang
2. Tanggal 31 Desember 2003 rekening piutang menunjukan saldo Rp 15.000.000,-- dan rekening cadangan kerugian piutang menunjukkan saldo kredit Rp 100.000.--.Persentase kerugian 1% dari saldo piutang. Buatlah jurnal dengan metode cadangan dengan cara : jumlah cadangan dinaikkan dan cadangan ditambah sampai persentase tertentu.
3. Tanggal 31 Desember 2000 kerugian piutang PT ABC ditaksir Rp 200.000,-- tanggal 16 Mei 2001 Pak Amir menyatakan bangkrut dan tidak dapat melunasi utangnya keperusahaan ABC sebesar Rp 300.000,-- tanggal 1 Agustus 2001 Pak Amir menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1 September 2001. Buat jurnal dengan metode cadangan dan metode penghapusan langsung.
3. Tanggal 31 Desember 2000 kerugian piutang PT ABC ditaksir Rp 200.000,-- tanggal 16 Mei 2001 Pak Amir menyatakan bangkrut dan tidak dapat melunasi utangnya keperusahaan ABC sebesar Rp 300.000,-- tanggal 1 Agustus 2001 Pak Amir menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1 September 2001. Buat jurnal dengan metode cadangan dan metode penghapusan langsung.
4. Pada akhir periode PT Dara Perkasa memiliki saldo piutang sebesar Rp 300.000.000 yang dikelompokkan berdasarkan umurnya, yaitu sbb : Umur Piutang Jumlah Piutang % tidak tertagih Jatuh tempo hari ini Rp 168.000.000 1% Jatuh tempo 1- 30 hari Rp 45.000.000 2% Jatuh tempo 31-60 hari Rp 33.000.000 3% Jatuh tempo 61-90 hari Rp 39.000.000 5%
Jatuh tempo > 90 hari Rp 15.000.000 10% Sebelum penyesuaian rekening Cad angan Kerugian Piutang mempunyai saldo kredit sebesar Rp 1.300.000 Diminta :1) Hitunglah jumlah piutang dagang yang kemungkinan tidak tertagih 2) jurnal yang diperlukan untuk mencatat kerugian piutang
Pengertian Wesel
• Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari
penarik (pembuat surat) kepada wajib bayar utk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tsb atau orang lain yang ditunjuk
• Promes adalah surat janji utk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu
Wesel Tagih
Wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang setelah jangka waktu tertentu.
Karakteristik Wesel
1. Tanggal jatuh tempo (due date / maturity date)
Yaitu tanggal suatu wesel harus dibayar. Periode
waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh
tempo dapat dinyatakan dalam hari atau bulan.
Akuntansi Notes Receivable
1. Akuntansi saat timbul/menerima promes
a. Karena menjual barang / jasa
b. Karena ada piutang usaha yang jatuh tempo
a. Debitur membayar
b. Debitur tidak membayar
a. Saat menjual wesel
b. Saat jatuh tempo debitur tidak membayar 2. Akuntansi saat jatuh temp
3. Akuntansi menjual wesel
Perbedaan Wesel dengan Promes
WESEL
• Wesel adalah surat perintah utk membayar
• Penarik & yang berkepentingan terdiri atas 2 pihak
• Yang membuat adalah pihak yang punya piutang
• Memerlukan akseptasi PROMES
• Promes adalah surat janji utk membayar
• Penarik & yang berkepentingan terdiri atas 1 pihak
• Yang membuat adalah pihak yang punya utang
• Tidak memerlukan akseptasi
Wesel ada 2 macam :
– Dapat dipindahtangankan
– Tidak dapat dipindahtangankan
Piutang wesel ada 2 macam :
– Piutang wesel berbunga
– Piutang wesel tidak berbunga
Piutang wesel berbunga
Rumus :
Bunga = Nilai Nom. Wesel X Tgk.bunga/thn X jgk waktu dlm pecahan setahun
Contoh :
• Nom = Rp. 730, bunga = 18%, umur = 120 hari
Maka : bunga = Rp. 730 X 18% X 120/365 = Rp. 43,2
• Nom = Rp. 1.000, bunga = 15%, umur = 6 bln Maka : bunga = Rp. 1.000 X 15% X 6/12 = Rp. 75
• Nom = Rp. 2.000, bunga = 12%, umur = 1 thn Maka : bunga = Rp. 2.000 X 12% X 1/1 = Rp. 240
Contoh : Jangka waktu wesel 90 hari, diterbitkan tgl 16 Maret. Tgl jatuh tempo wesel adalah :
Maret 31 – 16 = 15 hari
April 30 hari
Mei 31 hari
Jumlah 76 hari
Juni 14 hari
Jumlah 90 hari
Tanggal jatuh tempo adalah 14 Juni
Perusahaan menjual jasa/barang secara kredit dan menerima promes
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
1.
Apa pengaruhnya 2.
Perusahaan menjual barang secara kredit dengan menerima promes senilai Rp. 1.000.000,00
Notes Receivable 1.000.000
Penjualan 1.000.000
Notes Receivable bertambah
Pendapatan penjualan bertambah
promes
Perusahaan menerima promes atas pelunasan piutang
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
1.
Apa pengaruhnya 2.
Notes Receivable 1.000.000
Piutang 1.000.000
Notes Receivable bertambah Piutang usaha berkurang
Pada tanggal 2 Januari 2000 menjual jasa secara kredit dan jatuh tempo 2 Februari 2000. Pada tanggal 2 Februari 2000 perusahaan menerima promes
senilai Rp. 1.000.000,00 bunga 12 % jatuh tempo 2 Mei 2000 sebagai pelunasan tagihan tersebut
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
Apa pengaruhnya
Kas 1.030.000
Piutang wesel 1.000.000
Kas bertambah Rp.1.030.000
Piutang wesel berkurang Rp.1.000.000 Pada tanggal 2 Mei 2000 perusahaan menerima hasil penagihan promes Rp.
1.000.000,00 ditambah bunga 12 % setahun
Pendapatan bunga bertambah Rp.30.000
Pendapatan bunga 30.000
2/2 2/5
3 bulan
Bunga = 3/12 x 12% x Rp.1.000.000
= Rp.30.000
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
Apa pengaruhnya
Piutang 1.030.000
Piutang wesel 1.000.000
Piutang biasa bertambah Rp.1.030.000 Piutang wesel berkurang Rp.1.000.000 Pendapatan bunga bertambah Rp.30.000
Pendapatan bunga 30.000
Pada tanggal 2 Mei 2000 perusahaan gagal menagih promes Rp.
1.000.000,00 ditambah bunga 12 %
Contoh :
Nilai nominal wesel $ 2.000, bunga 12 % dan jangka waktu wesel 3 bulan.
Jumlah bunga yang harus dibayar pada saat jatuh tempo adalah :
90
2.000 x 12 % x = 62,50
360
3. Nilai Jatuh Tempo
Adalah jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo (maturity value), yang terdiri dari nilai nominal ditambah bunga.
Contoh :
Wesel berjangka waktu 30 hari dan bunga 12 % tertenggal 21 November 2006 diterima sebagai pelunasan hutang WA. Bunn Co., yang telah jatuh tempo dan memiliki saldo $ 6.000. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :
Wesel Tagih 6.000
Piutang Dagang – WA. Bunn Co. 6.000
Pada saat wesel jatuh tempo, ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sebesar $ 6.060 adalah :
Kas 6.060
Wesel Tagih 6.000
Pendapatan Bunga 60
Jika pembuat wesel tidak membayar hutang pada saat jatuh tempo, maka wesel tsb dinamakan wesel tagih yang ditolak (dishonored note receivable). Berdasarkan contoh di atas, seandainya pada saat jatuh tempo WA. Bunn Co. tidak melunasi hutangnya , maka ayat jurnal untuk mentransfer nilai jatuh tempo adalah sbb :
Piutang Dagang – WA. Bunn Co. 6.060
Wesel Tagih 6.000
Pendapatan Bunga 60
1. Pendiskontoan Wesel Tidak Berbunga.
Contoh :
Misalkan pada tanggal 13 Desember 2006 wesel tidak berbunga berjangka waktu 60 hari sebesar $ 5.000 yang dikeluarkan pada tanggal 7 November 2006 oleh Taylor Co. didiskontokan ke bank dengan tingkat diskonto sebesar 27 %. Jumlah uang yang diterima dari pendiskontoan dihitung sbb :
Nilai pada saat jatuh tempo ( 6 Januari 2007 ) $ 5.000 Jangka waktu diskonto adalah
13 desember 2006 s/d 6 januari 2007 = 24 hari Diskonto yang dibebankan oleh bank
24
5.000 x 27 % x = 90 360
Jumlah yang diterima $ 4.910
Ayat jurnal yang dibuat untuk pendiskontoan wesel adalah :
Kas 4.910
Beban Bunga 90
Wesel tagih 5.000
Mendiskontokan Wesel
Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi pula dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain dengan jaminan
(mendiskontokan) wesel tagih (janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar
sejumlah uang dimasa mendatang). Jika pada saat wesel jatuh tempo dan pihak penerbit wesel tidak melunasi kewajibannya, maka pihak yang mendiskontokan wesel
bertanggungjawab terhadap pelunasan kewajibannya kepada pihak kreditor.
Mendiskontokan Wesel
• Piutang wesel dapat dijual sebelum tanggal jatuh tempo yang disebut pendiskontoan wesel
• Pemegang wesel yang mendiskontokan weselnya akan menerima pembayaran yang jumlahnya relatif kecil daripada nilai wesel tsb pada saat jatuh tempo, hal ini karena bagian pendapatan bunga yang tidak jadi diterima merupakan harga yang harus dibayar utk penerimaan kas yang lebih cepat
Dalam perhitungan bunga dan diskonto, satu tahun diperhitungkan selama 360 hari dan hari bunga/diskonto dihitung berdasarkan jumlah hari sesungguhnya sejak wesel diterima/didiskontokan sampai tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan hari diskonto ini tanggal terjadinya transaksi tidak diperhitungkan, tetapi tanggal jatuh temponya dihirung
Misalnya wesel dengan nominal Rp 300.000 jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 maret 1991 didiskontokan pada tanggal 26 maret dengan diskonto 10 %. Periode diskonto dihitung :
26-31 maret = 5 hari April = 30 hari
1 mei (tanggal jatuh tempo) = 1 hari ---
Periode diskonto = 36 hari
Apabila wesel di atas jangka waktunya 60 hari maka wesel tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 30 April 1991. perhitungannya :
Bulan maret : 30 hari (tgl 1 maret tidak dihitung) Bulan april : 30 hari
Apabila wesel jangka waktu 2 bulan tertanggal 17 februari 1991 maka wesel tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 17 april 1991 Wesel 3 bulan tertanggal 30 november 1991 akan jatuh tempo pada
tanggal 29 februari 1992
1. Pendiskontoan Wesel Tidak Berbunga.
Contoh :
Misalkan pada tanggal 13 Desember 2006 wesel tidak berbunga berjangka waktu 60 hari sebesar $ 5.000 yang dikeluarkan pada tanggal 7 November 2006 oleh Taylor Co. didiskontokan ke bank dengan tingkat diskonto sebesar 27 %. Jumlah uang yang diterima dari pendiskontoan dihitung sbb :
Nilai pada saat jatuh tempo ( 6 Januari 2007 ) $ 5.000 Jangka waktu diskonto adalah
13 desember 2006 s/d 6 januari 2007 = 24 hari Diskonto yang dibebankan oleh bank
24
5.000 x 27 % x = 90 360
Jumlah yang diterima $ 4.910
Ayat jurnal yang dibuat untuk pendiskontoan wesel adalah :
Kas 4.910
Beban Bunga 90
Wesel tagih 5.000
Jumlah uang yang diterima pada tanggal 26 maret 1991 : Nilai jatuh tempo wesel Rp 300.000
Diskonto Rp 300.000 x 10 % x 36/360 3.000 --- Uang yang diterima 297.000 Jurnalnya :
Kas 297.000 Biaya bunga 3.000
piutang wesel 300.000
2. Pendiskont-an Wesel Berbunga
Contoh :
Misalkan wesel berjangka waktu 90 hari (jatuh tempo 5 Februari 2007) berbunga 24 % sebesar
$ 10.000 yang dikeluarkan pada tanggal 7 November 2006, pada tanggal 16 Januari 2007 didiskontokan ke bank. Tingkat diskonto 27 %.
Jumlah uang yang diterima dari pendiskontoan
dihitung sbb :
Nilai nominal wesel $10.000 90
Bunga : 10.000 x 24 % x = 600 360
Nilai jatuh tempo $10.600
Jangka waktu diskont
16 januari 2007 s/d 5 Februari 2007 = 20 hari Diskont yang dibebankan oleh bank
20
10.000 x 27 % x = 150 360
Jumlah yang diterima $ 10.450
Ayat jurnal yang dibuat untuk pendiskontoan wesel adalah :
Kas 10.450
Wesel Tagih 10.000
Pendapatan Bunga 450
Misalnya wesel diatas berbunga sebesar 12 % setahun dan didiskontokan dengan diskonto 10 % jumlah yang diterima pada tanggal 26 maret 1991
Nilai nominal wesel 300.000 Bunga : 12 % x 2/12 x 300.000 6.000 ---
Nilai jatuh tempo wesel 306.000 Diskonto :
306.000 x 10% x 36/360 3.060 --- Uang yang diterima 302.940
Jurnalnya :
Kas 302.940
piutang wesel 300.000 pendapatan bunga 2.940
Hubungan dalam pendiskontoan wesel A B C
Pembeli penjual bank 1 2 3 Keterangan :
1. Pembeli menyerahkan wesel pada penjual
2. Penjual mendiskontokan wesel ke bank dan menerima uang 3. Bank menagih pada pembuat wesel pada tanggal jatuh tempo
Hubungan dalam pendiskontoan wesel A B C
Pembeli penjual bank 1 2 3 4
Keterangan :
1. Pembeli (A) menyerahkan wesel pada penjual (B)
2. Penjual (B) mendiskontokan wesel ke bank (C) dan menerima uang
3. Karena A tidak membayar, maka bank (C) menagih pada B 4. B menagih A sebesar uang yang dibayar ke bank (mungkin
ditambah bunga)
Perusahaan menjual wesel berikut ini pada tanggal 15 Mei 2001 dengan discount 10 % setahun
$2,500.00 Jakarta, 16 Maret 2001
Sembilan puluh hari setelah hari ini kami berjanji tanpa syarat untuk membayar ke PT ABC dua ribu lima ratus dolar Amerika Serikat dengan bunga 12 % setahun
No. 14 jatuh tempo 14 Juni 2001
PT. Tiga Bersaudara
Aminuddin
Direktur Keuangan
Langkah-langkah
Nilai nominal ditambah dengan bunga Nilai jatuh
tempo
1 2 3
1. Tentukan nilai saat jatuh tempo 2. Tentukan discount
3. Tentukan uang kas yang diterima 4. Buat Jurnal
Nominal piutang wesel $ 2,500
Bunga 16 Maret s.d. 14 Juni 2001= 2,500 x 12 %x 90/360 $ 75.00 + Nilai pada jatuh tempo $ 2,575.00
Discount : 15 Mei s.d. 14 Juni 2001= 2,575 x 10 % x 30/360 21.46 - Jumlah yang diterima $ 2,553,54
Jurnal
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
1.
2.
3.
Apa
pengaruhnya
Piutang wesel berkurang $2,50 0
Kas bertambah $2,553,54
Piutang wesel berkurang $2,500
Nominal piutang wesel $ 2,500
Bunga 16 Maret s.d. 14 Juni 2001= 2,500 x 12 %x 90/360 $ 75.00 + Nilai pada jatuh tempo $ 2,575.00
Discount : 15 Mei s.d. 14 Juni 2001= 2,575 x 10 % x 30/3 $ 21.46 - Jumlah yang diterima $ 2,553,54
Pendapatan bunga bertambah $53.54
Kas 2,553.54
Mei
15 Piutang wesel 2,500
Pendapatan Bunga 53.54
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
Apa
pengaruhnya
1 Timbul piutang usaha ke penerbit promes $2,575 2. Kas berkurang $2,575
Piutang 2,575
Juni
14 Kas 2,575
Pada tanggal 14 Juni 2000 Bank gagal menagih promes $2,500 dan Bank menagih pada perusahaan sebesar $2,575.
Debit
Kredit
Terima Kasih
Soal soal
1. Wesel nominal Rp 500.000,-- jangka waktu 2 bulan tertanggal 1 April 2001 didiskontokan tanggal 20 April 2001 dengan diskonto 12% hitung periode diskonto, jumlah uang yang diterima dan jurnalnya…
2. Dari soal No. 1 jika wesel tersebut berbunga 6%, hitung jumlah uang yang diterima dan jurnalnya…
3. PT Nada bahagia pada tanggal 31 juli 1992 menerima wesel dari tuan D untuk menggantikan utangnya sebesar Rp 750.000.
wesel ini berjangka waktu 6 bulan (akan jatuh tempo 31 januari 1993) bunga 12 % per tahun . Pada tanggal 31 oktober 1992 PT nada bahagia mendiskontokan wesel ke bank E dan dikenai diskonto 10% pertahun. Hitung uang yang diterima PT nada bahagia dan buat jurnalnya
Soal soal
• Pada tanggal 1 Mei 2007 nyonya Camelia memberikan wesel sebesar Rp 600.000,- kepada PT Perjuangan & Do’a. Jangka waktu wesel 2 bulan tidak berbunga. Wesel ini oleh nyonya Camelia dimksudkan untuk memperpanjang utangnya pada PT Perjuangan
& Do’a. Pada tanggal 26 Mei 2007 PT Perjuangan & Do’a mendiskontokan wesel tersebut ke Bank Sedingin Salju dan dipotong diskonto 10 % setahun. Pada tanggal 1 Juli 2007 (tanggal jatuh tempo) wesel dilunasi oleh Nyonya Camelia.
• Buat jurnal yang diperlukan oleh ketiga pihak diatas?
LATIHAN SOAL TUTUP BUKU
Latihan Pertemuan III
1. PT Andalan Mama menetapkan taksiran kerugian piutang atas dasar analisa umur piutang , setelah dihitung cadangan kerugian piutang sebesar Rp 12.000.000. Saldo perkiraan CKP adalah Rp 5.000.000 ( kredit ) besarnya kerugian piutang yang
dibebankan adalah :
a. Rp 17.000.000 c. Rp 7.000.000 b. Rp 12.000.000 d. Rp 5.000.000
2. PT Merapi menetapkan taksiran kerugian piutang atas dasar prosentase penjualan.
Saldo CKP Rp 2.000.000 (kredit ) jumlah penjualan kredit sebesar Rp 500.000.000.
Prosentase kerugian piutang adalah 1% dari penjualan. Maka besarnya kerugian piutang yang dibebankan pada tahun yang bersangkutan adalah :
a. Rp 3.000.000 c. Rp 5.000.000 b. Rp 2.000.000 d. Rp 7.000.000
2. PT Merapi menetapkan taksiran kerugian piutang atas dasar prosentase
penjualan. Saldo CKP Rp 2.000.000 (kredit ) jumlah penjualan kredit sebesar Rp 500.000.000. Prosentase kerugian piutang adalah 1% dari penjualan.
Maka besarnya kerugian piutang yang dibebankan pada tahun yang bersangkutan adalah :
a. Rp 3.000.000 c. Rp 5.000.000 b. Rp 2.000.000 d. Rp 7.000.000
3. Piutang yang disertai janji tertulis atau surat pernyataan piutang (jk. pendek) disebut:
a. Piutang usaha c. Piutang dagang b. Piutang wesel d. Piutang penghasilan
3. Piutang yang disertai janji tertulis atau surat pernyataan piutang (jk. pendek) disebut:
a. Piutang usaha b. Piutang wesel
c. Piutang dagang
d. Piutang penghasilan
4. Tanggal jatuh tempo suatu wesel berjangka waktu 90 hari yang ditarik pada tanggal 20 juli 2002, adalah:
a. 17 Oktober 2002 c. 19 Oktober 2002 b. 18 Oktober 2002 d. 20 Oktober 2002
4. Tanggal jatuh tempo suatu wesel berjangka waktu 90 hari yang ditarik pada tanggal 20 juli 2002, adalah:
a. 17 Oktober 2002 c. 19 Oktober 2002 b. 18 Oktober 2002 d. 20 Oktober 2002
5. Pada tgl 5 Oktober 2006 PT Mana Tahan menerima sebuah wesel dari langganan, nominal Rp 25.000.000, umur 4 bulan tanpa
bunga. Wesel tersebut oleh PT Mana Tahan pada tgl 13 Desember 2006 didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto 10%.
Hitunglah kas yang diterima oleh PT Mana Tahan dari pendiskontoan wesel :
a. Rp 24.625.000 b. Rp 24,265.000 c. Rp 24.655.000 c. Rp 24.526.000
5. Pada tgl 5 Oktober 2006 PT Mana Tahan menerima sebuah wesel dari langganan, nominal Rp 25.000.000, umur 4 bulan tanpa bunga. Wesel tersebut oleh PT Mana Tahan pada tgl 13 Desember 2006 didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto 10%. Hitunglah kas yang diterima oleh PT Mana Tahan dari pendiskontoan wesel :
a. Rp 24.625.000 b. Rp 24,265.000 c. Rp 24.655.000 c. Rp 24.526.000
1. PT Andalan Mama menetapkan taksiran kerugian piutang atas dasar analisa umur piutang , setelah dihitung cadangan kerugian piutang sebesar Rp 12.000.000. Saldo perkiraan CKP adalah Rp 5.000.000 ( kredit ) besarnya kerugian piutang yang dibebankan adalah :
a. Rp 17.000.000 b. Rp 12.000.000 c. Rp 7.000.000 d. Rp 5.000.000
Bab8-Receivable 77
Latihan
• 1 Feb. Dijual barang secara kredit ke UD Ami Rp 8 juta (cost Rp4,5 juta)
• 15 Maret. Diterima promes 60 hari, 12% dari UD Ami untuk menutup utangnya
• 9 April, dihapus piutang kpd Doni Rp2,5 juta
• 21 April, diberikan pinjaman uang kpd Jinem Rp7,5 juta, diterima promes 90-hari
• 14%14 Mei, diterima bunga yang jatuh tempo dari UD Ami dan promes baru 90-hari, 14% sebagai pengganti pinjamannya
• 13 Juni, Doni yang piutang dihapus tanggal 9 April membayar penuh hutangnya
• 20 Juni, Jinem tidak membayar promesnya (dishonored)
• 1 Augustus, UD Ami membayar promesnya tertanggal 14 Mei
• 19 Augustus, Diterima dari Jinem atas promesnya yang kadaluwarsa, ditambah bunga untuk 30 hari 15% dari nilai jatuh temponya.
• 16 Desember, diterima promes 0-hari, Rp12 juta, dari PT Gombal untuk menutup hutangnya
• 31 Desember, ditaksir 3% dari penjualan kredit sebear Rp1.375 juta untuk tahun ini tidak akan dapat ditagih
Tgl Account/Rekening Ref Debit Kredit
Apa
pengaruhnya
1 Timbul piutang wesel Rp.50.000.000,00 2. Piutang uasaha berkurang Rp.50.000.000
Piutang wesel 50.000.000
Maret
3 Piutang 50.000.000
Pada tanggal 3 Maret 2003, Perusahaan menerima sebuah promes nominal Rp.50.000.000,00 dari seorang debitur, bunga 12 % setahun.
Debit
Kredit
Nominal piutang Rp.50.000.000,00 Bunga : 3/3 s.d. 1 Juni = 50.000.000 x 12 % x 90/360= Rp. 1.500.000,00 +
Jumlah Rp.51.500.000,00
Discount : 2/5 s.d. 1 Juni = 51.500.000 x 10 % x 30/360 =Rp. 429.166,70 Uang Kas yang diterima Rp.51.070.833,30
Kas bertambah Rp.51.070.833,30 Piutang wesel berkurang Rp. 50.000.000,00 -
Pendapatan bunga bertambah Rp.1.070.833,30
Kas Rp. 51.070.833,30
Piutang Wesel Rp.50.000.000,00 Pendapatan bunga Rp. 1.070.833,30
Debit Kreditt Kredit
Perhitungan Penjualan wesel
PENGGUNAAN PIUTANG UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KAS
Seringkali perusahaan membutuhkan uang yang
melebihi jumlah kas yang tersedia. Pemenuhan
kebutuhan kas ini dapat dipenuhi dengan piutang.
PENGGUNAAN PIUTANG UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KAS
1. Piutang Dipakai Sebagai Jaminan.
2. Menjual Piutang (Anjak Piutang / Factoring)
3. Mendiskontokan Wesel
Piutang Dipakai Sebagai Jaminan.
Perusahaan yang memerlukan kas dengan segera dapat meminjam ke bank atau lembaga keuangan lainnya dengan
jaminan berbentuk piutang usaha. Hasil tagihan dari langganan biasanya dipakai untuk melunasi hutang. Jika terdapat langganan yang tidak dapat ditagih, maka adalah
menjadi tanggung jawab peminjam (perusahaan yang
menjaminkan piutang) untuk mengganti jaminannya dengan piutang lain.
Menjual Piutang
(Anjak Piutang / Factoring)
Kebutuhan uang segera dapat dipenuhi dengan menjual piutang usaha ke bank atau lembaga kredit
atau ke perusahaan anjak piutang. Semua kemungkinan dan resiko yang timbul berkaitan dengan piutang tersebut menjadi tanggung jawab
pihak perusahaan yang membelinya.
C. Mencari dana dengan Piutang
Apabila perusahaan ingin mengkonversi piutang menjadi kas sebelum
piutang tersebut jatuh tempo/belum dibayar oleh debitur, maka ada 3 cara yang dapat dilakukan:
1. Menjaminkan piutang (assignment) 2. Menjual piutang (factoring)
3. Menggadaikan piutang (pledging) Ad. 1. Menjaminkan piutang
Dalam keadaan ini perusahaan akan memperoleh jumlah kas tertentu dari penjamin (assignor), misalnya bank. Perusahaan harus segera membayar secara berangsur kepada penjamin apabila piutang sudah tertagih, meliputi pokok penjamin, biaya pinjaman dan biaya bunga. Piutang yang dijaminkan mengurangi jumlah aktiva lancar (modal kerja) di dalam Neraca. Piutang yang dijaminkan harus dicantumkan secara jelas untuk menunjukkan terbatasnya penguasaan perusahaan atas piutang tersebut.
Contoh:
Pada tanggal 1 Des 2004 perusahaan ‘Gadis Kembar’ menjaminkan piutang sebesar Rp. 1.000.000 dengan memperoleh pinjaman bank ‘CBA’ sebesar Rp.
800.000 bunga 12 % per tahun dari saldo akhir tahun utang berjalan, beban biaya Rp. 5.000
Jurnal:
1 Des 2004 Kas Rp. 795.000 - Biaya Pinjaman 5.000 -
Utang atas jaminan Piutang - Rp. 800.000 Piutang dijaminkan Rp. 1.000.000 -
Piutang - Rp. 1.000.000
Pada tanggal 30 Des 2004 puitang dibayar ke perusahaan sebesar Rp. 400.000.
Perusahaan membayarkannya ke bank di tambah bunga
30 Des 2004 Kas Rp. 400.000 -
Piutang dijaminkan - Rp. 400.000 Utang atas jaminan Piutang Rp. 400.000 - Biaya bunga 80.000*) -
Kas - Rp. 480.000
*) Biaya bunga: 800.000 x 12 % x 1 bulan = 80.000
Penyajian piutang di jaminan dalam neraca 31 Des 2004 sbb:
Aktiva lancar:
Piutang Rp. xxx.xxx
Piutang dijaminkan Rp. 600.000 Piutang atas jaminan 400.000
200.000 +
Rp. xxx.xxx
Apabila utang atas jaminan dilunasi sebelum debitur melunasi piutangnya maka akun piutang yang dijaminkan dibatalkan:
Piutang Rp. xxx -
Piutang dijaminkan - Rp. xxx
Ad. 2. Penjualan Piutang
Jika dana diperoleh dengan menjual piutang, maka hak menagih berpindah dari perusahaan kreditur kepada pihak yang membeli piutang.
Dalam penjualan piutang pada umumnya ditentukan cadangan dari retur penjualan dan penurunan harga karena kerusakan dan sudah diperhitungkan pula kemungkinan tidak tertagihnya sebagian piutang. Dengan demikian
pembeli piutang hanya membayar sebagian saja dari piutang yang dijual.
Rekening piutang yang dijual harus dihapus dari laporan keuangan.
Contoh:
Pada tgl 1 Des 1997 PT. ‘SIUS’ menjual piutang sebesar Rp. 1.000.000 kepada bank ‘Game’. Bank ‘Game’ membayar Rp. 800.000 dengan discount 5 %,
sedangkan Rp. 200.000 ditentukan sebagai cadangan kemungkinan retur penjualan dan penghapusan piutang.
Jurnal 1 Des 1997:
Kas Rp. 760.000*) -
Biaya Penjualan Piutang 40.000*) - Piutang pada bank ‘game’ 200.000 - Piutang - Rp. 1.000.000
*) 5 % x Rp. 800.000 = Rp. 40.000,
Rp. 800.000 – Rp. 40.000 = Rp. 760.000
Apabila timbul pengembalian barang oleh debitur Rp. 50.000 dan penghapusan piutang krn tdk tertagih Rp. 60.000, maka jurnalnya:
Retur penjualan Rp. 50.000 - Cadangan kerugian piutang 60.000 -
Piutang pada bank ‘game’ - Rp. 110.000
Apabila seluruh piutang yang ditagih oleh bank ‘Game’ sudah lunas maka sisanya menjadi hak perusahaan, dicatat sbb:
Piutang/Kas Rp. 90.000 -
Piutang pada bank ‘Game’ - Rp. 90.000*)
*) Rp. 1.000.000 – (Rp. 50.000 + Rp. 60.000 + Rp. 800.000) = Rp. 90.000
Ad. 3. Menggadaikan piutang
Kalau dilakukan hal ini piutang tetap dicantumkan sebagai aktiva lancar seluruhnya hanya diberi catatan masalah penggadaiannya. Dalam pledging ini utang gadai hanya menandai piutang tersebut, tetapi pada prinsipnya seperti utang biasa (utang usaha, utang bank, dsb)