• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Piutang Usaha Pada PT. Pelabuhan Indonesia (PERSERO) I BICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Piutang Usaha Pada PT. Pelabuhan Indonesia (PERSERO) I BICT"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT.PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT

Oleh :

ALIF PILARNOV 112102058

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : ALIF PILARNOV

NIM : 112102058

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA

PADA PT.PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT

Tanggal : Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. H. Arifin Hamzah, MM, AK) NIP. 19530828 1981 03 1 002

Tanggal : Agustus 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : Agustus 2014 Dekan Fakultas Ekonomi USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ALIF PILARNOV

NIM : 112102058

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA

PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT

Medan, Juli 2014 Menyetujui

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima

bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Jurusan Diploma Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing

penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini..

4. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Ir.Sapto Sri Suhartomo dan Ibunda Sri Nugraheni,SE yang telah memberikan segalanya kepada ananda dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Kepada Kekasih Kartika Sari yang membantu dan memberi dorongan

semangat penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir .

7. Semua mahasiswa dan mahasiswi Diploma Akuntansi Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 2011.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal

dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa

yang akan datang.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI . ... iii

DAFTAR TABEL . ... v

DAFTAR GAMBAR ……… .. vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana penulisan ... 4

1. Jadwal Observasi ………. ... 4

2.Rencana Isi ... 5

BAB II : PROFIL PT.PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT... 7

A. Sejarah Ringkas .. ... 7

B. Struktur Organisasi . ... 9

C. Job Description ……… ... 10

D. Jaringan Usaha ……… ... 14

E. Kinerja Terkini ... 15

(7)

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA

PT.PELABUHAN INDONESIA(PERSERO) I BICT 17

A. Pengertian Sistem Akuntansi ... 17

B. Tujuan dan Manfaat Sistem Akuntansi ... 19

C. Pengertian dan Klasifikasi Piutang ... 22

D. Penilaian Piutang dan Prosedur Piutang ... 24

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman 1. 2.1 Struktur Organisasi……….. 9

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Nota Pelayanan Jasa Pelabuhan... 38

2 Nota Jasa Alat-alat………... 39

3. Nota Jasa Air………... 40

4. Nota Jasa Peti Kemas……….. 41

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi sangat berperan penting bagi setiap perusahaan di seluruh

dunia, karena akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan tentang kegiatan atau aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan di pihak internal dan eksternal.

Tujuan setiap perusahaan adalah sama, yaitu mencari keuntungan (laba) yang sebesar-besarnya, sehingga diperlukan adanya sistem informasi yang akurat

untuk memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dalam pengambilan keputusan.

Piutang merupakan modal kerja yang diharapkan dapat memberikan

tambahan penghasilan dan laba, oleh sebab itu adanya piutang memerlukan analisis yang cukup mendalam karena tidak jarang perkiraan piutang membutuhkan investasi yang cukup besar dan mengandung resiko yang

cukup besar pula yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen piutang memiliki peranan yang sangat vital di dalam kaitannya

terhadap penilaian piutang, pencatatan piutang dan prosedur piutang sehingga dapat memberikan gambaran tentang untung ruginya dilaksanakan penjualan usaha secara piutang.

Efektifitas pengelolaan piutang diperlukan pada perusahaan, tercermin dari jumlah piutang dan tingkat perputaran piutang yang dapat

(12)

mungkin terjadi dari piutang.

Karena itu, pada piutang sangat dibutuhkan adanya prosedur yang memuat pelaksanaan dan teknik pencatatan yang baik untuk menghindari kesalahan dan kecurangan. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar

yang mudah disembunyikan oleh manusia, untuk itulah diperlukan adanya sistem akuntansi piutang sebagai pencegah penyelewengan terhadap piutang

dan sekaligus merupakan alat untuk melindungi harta perusahaan.

PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa pelayanan bongkar muat petikemas

sehingga perusahaan ini menerapkan sistem piutang dalam pelaksanaannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa suatu

perusahaan bertanggung jawab membentuk dan melaksanakan sistem akuntansi yang baik sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia untuk dapat mengamankan harta perusahaan ,guna menghindari terjadinya penggelapan

dan penyelewengan terhadap penerimaan piutang yang dapat merugikan perusahaan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas sistem

akuntansi piutang usaha. Untuk itu penulis mengambil judul: “Sistem Akuntansi Piutang pada PT.PELABUHAN INDONESIA(PERSERO )I BICT.”

B. Rumusan Masalah

Melihat bahwa piutang usaha adalah suatu aset yang perlu dikelola

dengan baik oleh perusahaan, maka dalam hal ini penulis merumuskan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, yaitu:

(13)

usahanya?

b. Apakah pengelolaan terhadap piutang telah dilaksanakan dengan baik?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sistem

akuntansi piutang yang diterapkan secara nyata dalam PT.Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis, yaitu menerapkan ilmu yang telah di dapat selama di

bangku kuliah serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang peranan sistem akuntansi piutang .

b. Bagi perusahaan, yaitu dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan

atau organisasi lain tentang peranan sistem akuntansi piutang.

c. Bagi pembaca dan lingkungan akademis, yaitu sebagai bahan resensi

untuk peneliti selanjutnya yang ingin membahas tentang piutang usaha .

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/Observasi

Penelitian ini dilakukan di PT.Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT JL.Raya Pelabuhan Gabion Belawan Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan

ini dapat dilihat pada tabel 1.1

(14)

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir 1 Pengesahan penulisan

Tugas Akhir 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

1. Rencana Isi

Laporan penelitian berisi empat bab yang terdiri dari : Bab I Pendahuluan, Bab II Profil PT.Pelabuhan Indonesia I BICT (Persero), Bab III Topik Penelitian, dan Bab IV Kesimpulan dan Saran.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.

BAB II : PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT

(15)

instansi meliputi; sejarah ringkas, struktur organisasi, job

description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan

rencana kegiatan.

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT

Bab ini akan membahas dan menganalisa antara uraian teoritis

dengan kenyataan yang ada di perusahaan. Yaitu penjabaran tentang pengertian sistem akuntansi, unsur-unsur sistem akuntansi, tujuan umum sistem akuntansi. Pengertian dan

klasifikasi piutang serta tentang penilaian piutang dan prosedur piutang.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta

(16)

BAB II

PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS

Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan

salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) yang berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

menyediakan jasa pelayanan bongkar muat peti kemas kepada pengguna jasa dan PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) siap melakukan kinerja terbaik guna memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m2.

BICT mulai dibangun tahun 1980 pada areal hasil reklamasi seluas ± 30 hektar, dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-2 pada tanggal

17 maret 1987. Pelayanan peti kemas di Gabion Belawan dilaksanakan secara bertahap baik organisasinya maupun tingkat pelayanannya dimulai dengan dibentuknya organisasi Divisi UTPK di bawah Cabang Belawan pada tanggal

1 September 1984 dan mulai beroperasi secara penuh sebagai terminal peti kemas setelah dilengkapi 2 unit Container Crane pada bulan maret 1984.

Seiring dengan perkembangan permintaan pelayanan peti kemas yang terus meningkat dan dalam rangka terus berbenah menyongsong pasar bebas serta tuntutan perkembangan lingkungan internal dan eksternal perusahaan

yang mengharuskan manajemen lebih luwes dalam mengambil keputusan, meningkatkan efektifitas, efisiensi dan peningkatan mutu pelayanan yang

(17)

Sejalan dengan meningkatnya arus bongkar muat peti kemas dan untuk

meningkatkan kinerja serta kualitas pelayanan terminal peti kemas dijadikan cabang atau unit tersendiri berdasarkan Keputusan Direksi PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I nomor : OT.09/I/I/PI-98 tanggal 16 Januari 1998

ditetapkan struktur organisasi dan tata kerja Unit Usaha Terminal Peti Kemas Belawan. Dengan demikian resmilah Divisi Usaha Terminal Peti Kemas pada

Pelabuhan Cabang Belawan berubah status menjadi pelabuhan Cabang atau Unit Usaha Mandiri dari PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I dengan nama Unit Usaha Terminal Peti Kemas. Selanjutnya dengan keputusan Direksi PT

( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Nomor : PR 02/3/4/PI/-09 tanggal 13 Juli 2000 nama Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan diubah menjadi

(18)

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT

(19)

C. JOB DESCRIPTION

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada PT. Pelabuhan Indonesia I BICT :

1. Divisi Operasi

Divisi operasi mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasi, serta melaporkan penyusunan program kerja pelayanan

operasi kapal, lapangan dan gate pada terminal peti kemas internasional dan domestic serta pengoperasian alat bongkar muat.

Tugas dan fungsi Divisi Operasi :

a. Perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi pada terminal internasional dan terminal domestic

b. Pelaksanaan pelayanan operasi kapal dan lapangan serta gate c. Pengoperasian peralatan bongkar muat

2. Divisi Komersil

Divisi komersil mempunyai tugas pokok merencanakan,

mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja pemasaran, penotaan, dan verifikasi, administrasi trafik, produksi dan pendapatan, pengembangan dan kerja

sama usaha, promosi, penanganan keluhan pelanggan, penerapan Service Level Guarrantee (SLG), serta penanganan Customer Relationship

Management (CRM).

Tugas dan fungsi Divisi Komersil :

(20)

pelaksanaan administrasi trafik, produksi dan pendapatan serta

penerapan SLG dan penanganan CRM.

b. Perencanaan pelaksanaan pengembangan usaha, promosi, penanganan keluhan pelanggan dan kerjasama usaha.

3. Divisi Teknik

Divisi teknik mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja investasi dan perawatan fasilitas, peralatan

serta instalasi listrik/air, pemantauan rencana induk pelabuhan serta pengelolaan lingkungan.

Tugas dan fungsi Divisi Teknik :

a. Perencanaan, pelaksanan, dan pengendalian penyiapan fasilitas.

b. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penyiapan peralatan dan

instalasi listrik dan air

4. Divisi Keuangan

Divisi keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, merekomendasikan, serta

melaporkan penyusunan program kerja kegiatan pengendalian anggaran, akuntansi dan perbendaharaan.

Tugas dan fungsi Divisi Keuangan :

(21)

b. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian perbendaharaan.

5. Divisi Umum

Divisi umum mempunyai tugas pokok merencanakan,

mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan, serta melaporkan penyusunan program kerja kegiatan perencanaan dan pengembangan

SDM, administrasi personalia, hubungan ketenagakerjaan, tata usaha dan rumah tangga, serta hukum dan hubungan masyarakat ( humas ).

Tugas dan fungsi Divisi Umum :

a. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, kegiatan pengelolaan dan administrasi sumber daya manusia, ketatausahaan dan

kerumahtanggaan.

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan hukum dan humas

6. Divisi Teknologi Informasi

Divisi Teknologi dan Informasi mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja kegiatan pengoperasian dan

pemeliharaan sistem dan teknologi informasi, penyajian data dan informasi, serta pengoperasian dan pemeliharaan Closed Circuit Television

( CCTV ).

Tugas dan fungsi Divisi Teknologi Informasi :

(22)

Closed Circuit Television ( CCTV )

b. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi.

7. Asisten General Manager Bidang Sistem Manajemen

Asisten General Manager Bidang Sistem Manajemen mempunyai

tugas pokok merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja sistem manajemen mutu, ISPS code, manajemen resiko, sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), sistem manajemen lingkungan (SML), keamanan pelabuhan, key performance indicator (KPI) secara

keseluruhan serta memastikan kesesuaian dan keefektifan dalam implementasinya

Tugas dan fungsi Asisten General Manager Bidang Sistem Manajemen :

a. Perencanaan dan pengendalian penerapan sistem manajemen yang meliputi sistem manajemen mutu, ISPS code, manajemen resiko,

SMK3, dan SML serta program peningkatan sistem serta analisa dan evaluasi terhadap hasil penerapan sistem.

b. Pengendalian dan pelaporan KPI unit

c. Perencanaan dan pengendalian kegiatan pengamanan asset pelabuhan.

8. Sistem General Manager Bidang Logistik

(23)

serta melaporkan penyusunan program kegiatan kerja logistic perusahaan

yang meliputi pengadaan, perbekalan, pendistribusian, dan pengendalian pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan administrasi pengadaan barang, jasa , dan persediaan.

Tugas dan fungsi Sistem General Manager Bidang Logistik :

a. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja sistem logistic perusahaan

b. Pelaksanaan program kerja bidang pengadaan barang dan jasa serta gudang persediaan

c. Pelaksanaan program kerja administrasi dan ketatausahaan pengadaan

barang dan jasa serta penyimpanan den pendistribusian barang.

D. JARINGAN USAHA

PT. Pelabuhan Indonesia I BICT merupakan sebuah perusahaan yang

menghasilkan jasa pelayanan pelabuhan yang tentunya berorientasi pada perolehan laba, seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

PT. Pelabuhan Indonesia I BICT menghasilkan jasa pelabuhan seperti sebagai pusat pelayanan kapal, pelayanan barang, pelayanan pengusahaan alat,

pelayanan terminal, pelayanan terminal peti kemas, pengusahaan TBAL, dan sebagainya.

Dengan demikian diharapkan atas pelayanan – pelayanan yang

ditawarkan oleh perusahaan ini dapat memperlancar pendistribusian baranag – barang eksport maupun import, dan secara tidak langsung dapat membantu

(24)

E. KINERJA TERKINI

Saat ini kinerja bongkar muat peti kemas telah mencapai 30 sampai

dengan 32 Box/Ship/Hour (BSH) dan dengan waktu standar kapal ( TRT ) kurang dari dua hari. BICT memiliki SDM yang professional dan siap

melayani anda dengan sistem yang terkomputerisasi seperti CTOS, SIMKEU, HHT serta sistem keamanan dilengkapi 42 unit CCTV di 42 titik pengawasan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pengguna jasa. BICT

juga telah memperoleh Standart Interniational Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan sejak tanggal 1 November 2007 telah memenuhi ketentuan International Ship and Port Facility Security Code ( ISPS Code) yang

diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan.

F. RENCANA USAHA

Saat ini BICT merupakan cabang yang memberikan pendapatan terbesar bagi Pelabuhan Indonesia I. Pelayanan bongkar muat yang dilayani

adalah Container Antar Pulau dan Container Ekspor Import ( International ). BICT telah melaksanakan pengembangan pelabuhan dengan melakukan perpanjangan 50 meter dermaga antar pulau, sehingga panjang dermaga

(25)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT

A. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan lainnya, yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara

rutin terjadi.. Sistem merupakan sumber daya yang diperlukan untuk mengubah

input menjadi output. Sedangkan akuntansi merupakan sistem pengolahan

informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi.

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess (2005; 10)Akuntansi adalah suatu

sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada para pihak-pihak yang

berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi keuangan.

Menurut Mardiasmo (2000:1) Akuntansi adalah seni pencatatan,penggolongan

peringkasan dan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara

tertentu yang sistemtis,serta penafsiran terhadap hasilnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah suatu seni mencatat,

mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dengan cara yang berarti untuk

mendapatkan informasi yang bersifat keuangan yang dibutuhkan suatu organisasi

agar dapat beroperasi secara efisien, mengetahui hasil kerja selama ini dan

merencanakan kegiatan ke depan agar lebih baik.

Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati dalam

bukunya Warren, Reeve, Fees Accounting (2005:234)

(26)

dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.

Sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi

(2001:3) :Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

memudahkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

untuk memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen sebuah

perusahaan guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan istilah sistem dan prosedur.

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan

yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu

urut-urutan pekerjaan klerikal (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam

satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan

prosedur, sedangkan prosedur merupakan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal

(clerical operation) terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat

informasi, antara lain:

a. Menulis

b. Menggandakan

c. Menghitung

d. Memberi kode

(27)

f. Memilih (mensortasi)

g. Memindah

h. Membandingkan

B.Tujuan dan Manfaat Sistem Akuntansi

Untuk mewujudkan sistem akuntansi yang baik, pada dasarnya diperlukan

pengetahuan mengenai pembangun sistem akuntansi itu sendiri. Sistem akuntansi

erat hubungannya dengan kerjasama manusia dengan sumber daya lainnya didalam

suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Tujuan sistem akuntansi

dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Sistem akuntansi sendiri dibuat oleh manajemen dalam mengelola

perusahaannya. Setiap sistem akuntansi terdiri dari berbagai sistem dan

mempunyai tujuan yang sama. Tujuan sistem akuntansi yang dikemukakan oleh

Mulyadidalam bukunya Sistem Akuntansi (2001:20) adalah :

Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi mempunyai tujuan utama

sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru,

2. Untuk meningkatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,

baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya,

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan intern, yaitu

untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi, dan

untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan,

(28)

akuntansi.”

Penjelasan mengenai tujuan sistem akuntansi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

Dalam perusahaan yang baru berjalan sangat dibutuhkan pengembangan sistem akuntansi. Pada perusahaan dibidang dagang, jasa, dan manufaktur sangat memerlukan pengembangan sistem

akuntansi lengkap, hal ini berguna agar kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada.Seringkali sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi

kebutuhan manajemen, mutu, ketepatan penyajian, dan struktur informasi

yang terdapat dalam laporan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan usaha

perusahaan, sehingga dengan sendirinya menuntut sistem akuntansi untuk

bisa menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih baik dan tepat

dalam penyajiannya dengan struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan

kebutuhan perusahaan.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern.

Akuntansi merupakan pertanggungjawaban kekayaan suatu perusahaan atau

organisasi. Dalam hal pengembangan, sistem akuntansi selalu digunakan

untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan perusahaan, sehingga

pertanggung jawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat

dilaksanakan dengan baik.

(29)

Dalam hal ini informasi dapat dijadikan sebagai barang ekonomi yang

mempunyai banyak manfaat, karena untuk memperolehnya diperlukan

pengorbanan sumber ekonomi lainnya. Jika pengorbanan lebih besar dari

manfaatnya, maka sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali guna

untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyedia informasi

tersebut.

Sedangkan untuk manfaat yaitu untuk menyediakan informasi yang

akurat dan tepat waktu secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas dan

mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan, meningkatkan efisiensi,

meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan, meningkatkan

sharing knowledge, menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan

faktor pendorong utama agar manajemen perusahaan dapat menghasilkan

informasi akuntansi yang terstruktur dan mengandung arti.

C.Pengertian dan Klasifikasi Piutang 1. Pengertian Piutang

Piutang dagang atau disebut juga piutang usaha merupakan piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara

kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual kepada pembeli barang dagang atau jasa atas dasar kepercayaan, tanpa disertai dengan janji tertulis

(30)

Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul

sebagai akibat dari dilaksanakannya penjualan secara kredit. Cara penjualan secara kredit ini merupakan cara yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis untuk merangsang para pelanggan membeli suatu barang atau

jasa.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai piutang :

Menurut Henry Simamora (2000 : 228), menyatakan bahwa : Piutang usaha merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagang, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transakasi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berhutang kepada pihak lainnya.

Menurut Mulyadi (2002 : 87), menyatakan bahwa : Piutang merupakan klaim pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun atau siklus kegiatan usaha.

Menurut Keiso,Weygandt (2009:347) menyatakan bahwa : Piutang adalah klaim uang,barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

Menurut Lalu Hendry Yujana (1994:264) menyatakan bahwa: Piutang usaha adalah hak perusahan untuk menuntut sejumlah uang kepada seseorang,perusahaan atau debitur lainnya,yang berasal dari transaksi

operasi utama perusahaan.

Pada Pedoman Pengelolaan Piutang Usaha di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT yang dimaksud dengan piutang

(31)

menagih sesuatu jumlah piutang kepada pemakai jasa pelabuhan/debitur

atas pemakaian jasa dan fasilitas serta peralatan pelabuhan.

Dari beberapa jenis pengertian piutang yang dikemukakan di atas menunjukkan suatu pengertian bahwa piutang merupakan tagihan kepada

pihak lain sebagai suatu perkiraan penyelesaian yang dilakukan dengan adanya penerimaan sejumlah uang. Penagihan piutang tersebut dilakukan

bila hutang tersebut telah jatuh tempo.

2. Klasifikasi Piutang

Menurut Jenisnya piutang oleh para ahli dapat dibedakan atas :

a. Smith, Stice, Skousen (2001 : 287)

1. Piutang dagang

Piutang dagang merupakan piutang yang timbul dari hasil aktivitas normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa kepada konsumen yang mungkin dibuktikan oleh janji tertulis formal untuk membayar.

2. Piutang Non Dagang

Piutang non dagang merupakan piutang yang meliputi semua tipe piutang lain yang timbul dari ragam transaksi seperti penjualan saham, pemberian pinjaman kepada karyawan,pinjaman kepada anak perusahaan,deposit yang dibayarkan untuk menanggung kemungkinan kerusakan dan kerugian,deposit yang dibayarkan sebagai jaminan kinerja atau pembayaran dan piutang deviden. b. Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK No. 9 Pasal 7)

Piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Perusahaan yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain.

Secara umum pengelompokan piutang atas piutang usaha dan

(32)

karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka

kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar.Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu

tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar,disajikan setelah aset tetap.Rincian piutang yang dimiliki perusahaan

berbeda,tergantung kegiatan operasi perusahaan,jenis piutang yang dimliki.Biasanya perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dagang dan piutang lain.lain

D. Sistem Akuntansi Piutang 1. Penilaian Piutang

Piutang usaha yang timbul dari penjualan barang dan jasa secara kredit pada dasarnya harus dicatat dalam neraca menurut nilai bersih yang dapat direalisasikan. Penanganan piutang sebenarnya telah dimulai sejak

diputuskannya pelaksanaan penjualan kredit sampai pengumpulan piutang tersebut. Kesalahan penanganan piutang dan penagihan piutang yang

macet dapat berakibat fatal bagi perusahaan, dimana semakin banyak dana yang tertanam pada piutang yang selanjutnya maka akan menghambat kelancaran kegiatan perusahaan.

Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara

(33)

piutang-piutang yang tidak akan tertagih. Piutang- piutang-piutang yang diperkirakan tidak

akan tertagih dibebankan sebagai biaya. Dengan dasar penilaian ini, piutang dilaporkan sesuai dengan jumlah yang diharapkan akan diterima dari piutang yang bersangkutan. Konsep penilaian yang demikian

menunjukkan bahwa aktiva harus dinilai sebesar manfaat yang akan diterima di masa yang akan datang. .

Setiap periode piutang perusahaan akan disusun maka jumlah kerugian piutang perlu dihitung setiap akhir tahun. Kerugian ini timbul karena adanya beberapa piutang yang tidak dapat ditagih. Apabila piutang tidak

dapat ditagih pada saat jatuh tempo maka tingkat keraguan atas tidak tertagihnya piutang tersebut semakin besar. Tidak tertagihnya piutang

merupakan kerugian yang biasanya dicatat sebagai biaya kerugian piutang. Pada dasarnya terdapat 2 cara untuk menaksir jumlah penyisihan piutang tak tertagih atau beban kerugian piutang.

a. Pendekatan Rugi Laba (Income Statement Approach)

Menurut pendekatan ini jumlah kerugian piutang ditentukan sekian

persen dari jumlah penjualan, baik dari penjualan kotor maupun penjualan bersih. Dengan demikian pula halnya menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal itu mengaitkan beban pada periode dimana

penjualan dicatat.Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit berkaitan pada akun penyisihan, tidak dipengaruhi oleh setiap saldo yang ada saat ini

(34)

akun penyisihan diabaikan .Jadi dalam hal ini yang ditekankan adalah

jumlah kerugian piutangnya, bukan cadangannya.

b. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach)

Menurut pendekatan ini jumlah cadangan kerugian piutang ditentukan

sekian persen dari saldo piutang dagang. Bisa dari saldo awal, saldo akhir atau saldo piutang dagang rata-rata. Dalam hal ini yang ditekankan adalah

cadangannya bukan kerugiannya.

Besarnya persentase kerugian piutang dari saldo piutang dapat dihitung berdasarkan pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa lalu dengan

cara membandingkan jumlah yang tidak tertagih dalam tahun yang bersangkutan dengan saldo piutang dagang pada akhir periode yang

bersangkutan.

Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih atau tidaknya piutang,secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan

informasi umur piutang yang sering dikenal dengan Analisis Umur Piutang. Analisis umur piutang merupakan suatu proses pencatatan setiap

pembeli pada daftar piutang.Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah faktur penjualan, bukti kas

masuk,memo kredit dan bukti memorial (journal voucher). Berdasarkan tanggal pembayarannya. Jika pembeli melampaui batas tanggal

(35)

dibayar atau pembeli tersebut tidak mampu membayarnya.Semakin jauh

seorang pembeli melampaui batas tanggal pembayarannya,semakin besar kemungkinan yang bersangkutan tidak akan melunasi hutangnya. Dari masing-masing kelompok ditentukan persentase kemungkinan tidak

membayar. Logikanya persentase kerugian untuk debitur yang menunggak akan lebih besar dibandingkan dengan yang belum menunggak Piutang

yang bertambah umur ini sangat berguna bagi manajemen untuk mengevaluasi kebijakan kredit dan penagihan perusahaan,serta memberikan petunjuk bahwa cara penagihan perusahaan mungkin

mengalami permasalahan.

Penggolongan umur piutang dan besarnya persentase kerugian

masing-masing golongan umur piutang tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

PT.Pelabuhan Indonesia(Persero) I BICT

Umur Piutang Persentase Kerugian (%)

Kurang dari atau s.d. 1 tahun 0%

Lebih dari 1 tahun s.d. 2 tahun 50%

Lebih dari 2 tahun s.d. 3 tahun 75%

Lebih dari 3 tahun 100%

Secara teoritis ada dua metode dalam mengakui dan mencatat kerugian

(36)

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method)

Merupakan suatu cara dimana pencatatan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang dilakukan pada saat piutang yang bersangkutan, diputuskan untuk dihapus. Menurut metode ini tidak

dibuat transaksi piutang yang tidak tertagih, tetapi pada saat piutang benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih oleh perusahaan, pada saat

itu langsung dihapuskan dengan ayat jurnal sebagai berikut: Kerugian piutang xxx

Piutang dagang xxx

Apabila suatu saat piutang yang telah dihapuskan dapat tertagih maka akan kembali dibuat jurnal sebagai berikut:

Piutang dagang xxx

Biaya piutang tak tertagih xxx

Dan jurnal untuk mencatat penerimaan uang dari piutang dagang yang

telah dihapus adalah sebagai berikut:

Kas xxx

Piutang dagang xxx

Metode ini dilakukan oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak menaksir piutang tak tertagih. Metode ini bertentangan dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Karena piutang yang dinyatakan sebesar jumlah bruto adalah tagihan dikurangi dengan

(37)

a. Tidak mencoba untuk membebankan adanya kerugian piutang yang

timbul dari penjualan kredit sebagai biaya dalam periode dimana penjualan itu terjadi.

b. Piutang dagang disajikan dalam neraca tidak menggambarkan nilai

realisasinya, karena pada periode ini tidak dibentuk cadangan penghapusan piutang sebagai rekening penilaian terhadap piutang.

Kelebihan dari metode ini yaitu mudah dan tidak banyak masalah terutama yang berhubungan dengan penentuan besarnya kerugian piutang.

2. Metode Cadangan (Allowance Method)

Dalam metode ini, pencatatan kerugian dilakukan pada akhir periode

akuntansi, meskipun piutang tersebut belum pasti tidak tertagih. Perusahaan besar umumnya menentukan jumlah tertentu dari piutang dagang yang diperkirakan tidak akan tertagih. Pada metode ini

diperkirakan berapa rupiah dari jumlah piutang perusahaan sekarang ini yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya.Karena jumlah

ini bersifat perkiraan,maka setiap akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian agar selalu menggambarkan keadaan yang up to date dengan membuat jurnal

Biaya penghapusan piutang xxx

Cadangan penghapusan piutang xxx

(38)

a.Persentase dari total penjualan tahun berjalan b.Persentase dari saldo piutang pada akhir periode

Pada cara yang pertama ,kita tentukan dulu berapa jumlah penjualan

yang dilakukan pada periode berjalan.Kemudian kita perkirakan berapa dari jumlah penjualan tersebut yang kemungkinan tidak dapat diterima

pembayarannya.Besarnya persentase perkiraan ini ditentukan oleh pengalaman yang telah lalu.Jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih tersebut diperlakukan sebagai biaya tahun sekarang dan

disajikan dalam laporan laba rugi.

Dalam hal penilaian piutang metode yang digunakan oleh

PT.Pelabuhan Indonesia(Persero) I BICT sudah cukup baik, yaitu dengan metode cadangan. Dimana maksud dan tujuan dari pembukuan penyisihan untuk piutang :

a. Untuk membebankan kerugian atas penyisihan barang dan jasa pada para pelanggan yang kemungkinan tidak dapat ditagih dengan alasan apapun.

b. Untuk menunjukkan nilai taksiran atas piutang dagang yang dapt direalisir, sehingga lebih dapat mencerminkan posisi yang

sebenarnya.

(39)

sebesar nilai realisasinya, yang diambil atas dasar jumlah piutang yang

diakui oleh perusahaan saat memperoleh piutang, setelah disesuaikan dengan transaksi yang terjadi. Dan hal ini juga telah sesuai dengan teori yang ada, yang mengatakan bahwa piutang dagang yang timbul dari

penjualan barang dan jasa secara kredit pada dasarnya harus dicatat menurut bersih yang direalisasikan.

2. Prosedur Piutang

Prosedur piutang dimulai dengan diterimanya tembusan faktur penjualan dan diakhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang dan

daftar analisa umur spiutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang sehingga hanya melibatkan

bagian piutang. Pada umumnya fungsi bagian piutang dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah

piutang kepada tiap-tiap debitur. Catatan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat diketahui sejarah kredit tiap-tiap debitur, jumlah

maksimal kredit dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Karena bagian kredit bertugas untuk menyetujui setiap penjualan kredit maka catatan yang dibuat oleh bagian piutang ini akan menjadi dasar

bagian kredit untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, catatan piutang harus dapat menunjukkan informasi-informasi yang dibutuhkan

oleh bagian kredit.

(40)

pernyataan piutang ini dapat dibuat dalam beberapa bentuk, seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya. Karena bentuknya bermacam-macam dan tiap-tiap bentuk mempunyai hubungan yang erat dengan prosedur penyusunannya, maka perlu dipertimbangkan bentuk mana yang akan

dipilih dan disesuaikan dengan metode jurnal dan posting, serta dengan kebutuhan akan informasinya.

c. Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode. Daftar ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan kebijaksanaan kredit yang dijalankan, dan juga sebagai dasar untuk membuat bukti memo untuk

mencatat kerugian piutang.Informasi pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada debitur. Mutasi

piutang terjadi disebabkan oleh adanya transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang. Dalam akuntansi piutang secara periodik dihasilkan pernyataan piutang

yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian dengan menggunakan tanggapan yang

diterima dari debitur, dari pengiriman surat pernyataan tersebut.

Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang. Dalam sistem akuntansi piutang, pernyataan piutang

merupakan salah satu keharusan yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi piutang perusahaan kepada debitur.

(41)

Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa prosedur yang

ada pada PT.Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT sudah cukup memadai. Prosedur piutang diawali dengan pengelolaan piutang usaha yang meliputi penetapan target mutasi dan target pencairan piutang

usaha beserta penetapan jaminan piutang usaha untuk mendorong likuiditas perusahaan. Selanjutnya piutang usaha diakui setelah

diterbitkannya nota tagihan yang dibuat atas dasar bukti pemakaian jasa dan memperhatikan bukti penerimaannya sebagaimana terdapat pada lampiran I s.d. IV. Kemudian setelah penentuan batas tenggang waktu

pembayaran nota tagihan dan sanksi denda keterlamabatan pembayaran, tahapan selanjutnya adalah konfirmasi piutang usaha. Konfirmasi ini

bertujuan untuk mendapatkan kepastian atas jumlah piutang usaha. Contoh blanko konfirmasi terdapat pada lampiran V. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa prosedur piutang dimulai dari

diterimanya tembusan faktur penjualan secara kredit dan di akhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang pada daftar analisa umur

piutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang sehingga hanya melibatkan bagian piutang. Pada umumnya fungsi bagian piutang dapat digolongkan menjadi 3

bagian yaitu, membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap debitur, memyiapkan dan

(42)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah dikemukakan pada bab-bab

terdahulu, maka dengan ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Sistem akuntansi piutang dirancang untuk mancatat transaksi terjadinya piutang

dan berkurangnya piutang.

b. Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan kredit dan berkurangnya

piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan penerimaan kas dari piutang.

c. Sistem akuntansi piutang pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT

dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap penilaian dan tahap prosedur

piutang.

d. Pembentukan penyisihan piutang usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT

didasarkan pada metode analisis umur piutang dan kondisi objektif piutang.

e. Di bidang organisasi dan manajemennya sudah melaksanakan rencana kerja

organisasi dengan cukup baik.

B.Saran

1. Untuk tujuan peningkatan dan pengembangan dalam PT Pelabuhan Indonesia

(Persero) I BICT disarankan untuk tetap konsisten perpedoman pada sistem yang

telah ditetapkan sebelumnya, yang sudah cukup sesuai dengan Prinsip Akuntansi

Indonesia serta tidak keluar jalur dari Rencana Kerja dan Anggaran Dasar yang

(43)

2. Kepada Komisaris dan Direksi agar dapat melaksanakan fungsi, tugas,

wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara profesional sehingga

seluruh kegiatan di dalam perusahaan khusus nya piutang dapat diawasi dan

dikelola dengan baik.

3. Bagi manajemen agar selalu memperhatikan adanya kemungkinan

pembaharuan tentang prinsip akuntansi yang berlaku tentang akuntansi piutang

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sukrisno, (2004) Auditing , Edisi ke 4, Cetakan pertama, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

BaridwanZaki, Prof, Dr, M.Sc, Akt, (2013). ntermediate Accounting, Edisi 8, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Martani, Dwi, NPS, Veronica Sylvia, WardhaniRatna, Farahmita, Aria, Tanujaya, Edward, (2012). AkuntansiKeuanganMenengahBerbasis PSAK, Jakarta: SalembaEmpat.

Mulyadi, (2002). Auditing, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta.

Satriawan, Adri, Raja, (2012). AkuntansiKeuanganVersiifrs+, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu.

Smith, Stice, Skousen, (2001). Akuntansi Intermediate, Buku Satu, Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta.

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait

Pencatatan piutang yang dilakukan perusahaan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari fungsi masing-masing bagian dalam melaksanakan kewajibannya tetapi dalam pelaksanaannya

Gokma Amudi Hutapea: Sistem akuntansi piutang usaha pada PT... Gokma Amudi Hutapea: Sistem akuntansi piutang usaha

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Jayapura bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat kerusakan, kekurangan dan kehilangan barang muatan pada saat

Perlakuan akuntansi yang dibahas pada penelitian ini terdiri atas pengakuan piutang, pencatatan piutang, penilaian piutang pemanfaatan piutang, dan penyajian pada

Columbus Lubuklinggaumengurangkan nilai piutang bruto dengan nilai cadangan kerugian piutang sehingga diperoleh nilai piutang bersih (netto) yang dapat direalisasi

Jumlah Penjualan (persentase tertentu dari penjualan), berarti cadangan kerugian piutang didasarkan dari persentasi tertentu dari saldo akun penjualan pada saat

Dari skedul umur piutang tersebut dapat diketahui jumlah piutang lancar dan jumlah piutang yang telah disisihkan sesuai dengan penggolongan umur piutang usaha.Setelah itu

Perlakuan akuntansi yang dibahas pada penelitian ini terdiri atas pengakuan piutang, pencatatan piutang, penilaian piutang pemanfaatan piutang, dan penyajian pada