TUGAS AKHIR
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT.PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT
Oleh :
ALIF PILARNOV 112102058
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : ALIF PILARNOV
NIM : 112102058
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA
PADA PT.PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT
Tanggal : Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
(Drs. H. Arifin Hamzah, MM, AK) NIP. 19530828 1981 03 1 002
Tanggal : Agustus 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi
(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : Agustus 2014 Dekan Fakultas Ekonomi USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : ALIF PILARNOV
NIM : 112102058
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA
PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT
Medan, Juli 2014 Menyetujui
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima
bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Jurusan Diploma Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini..
4. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Ir.Sapto Sri Suhartomo dan Ibunda Sri Nugraheni,SE yang telah memberikan segalanya kepada ananda dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Kepada Kekasih Kartika Sari yang membantu dan memberi dorongan
semangat penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir .
7. Semua mahasiswa dan mahasiswi Diploma Akuntansi Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 2011.
Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal
dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa
yang akan datang.
Medan, Agustus 2014 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI . ... iii
DAFTAR TABEL . ... v
DAFTAR GAMBAR ……… .. vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana penulisan ... 4
1. Jadwal Observasi ………. ... 4
2.Rencana Isi ... 5
BAB II : PROFIL PT.PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT... 7
A. Sejarah Ringkas .. ... 7
B. Struktur Organisasi . ... 9
C. Job Description ……… ... 10
D. Jaringan Usaha ……… ... 14
E. Kinerja Terkini ... 15
BAB III : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA
PT.PELABUHAN INDONESIA(PERSERO) I BICT 17
A. Pengertian Sistem Akuntansi ... 17
B. Tujuan dan Manfaat Sistem Akuntansi ... 19
C. Pengertian dan Klasifikasi Piutang ... 22
D. Penilaian Piutang dan Prosedur Piutang ... 24
BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 36
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Halaman 1. 2.1 Struktur Organisasi……….. 9
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Nota Pelayanan Jasa Pelabuhan... 38
2 Nota Jasa Alat-alat………... 39
3. Nota Jasa Air………... 40
4. Nota Jasa Peti Kemas……….. 41
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi sangat berperan penting bagi setiap perusahaan di seluruh
dunia, karena akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan tentang kegiatan atau aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan di pihak internal dan eksternal.
Tujuan setiap perusahaan adalah sama, yaitu mencari keuntungan (laba) yang sebesar-besarnya, sehingga diperlukan adanya sistem informasi yang akurat
untuk memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dalam pengambilan keputusan.
Piutang merupakan modal kerja yang diharapkan dapat memberikan
tambahan penghasilan dan laba, oleh sebab itu adanya piutang memerlukan analisis yang cukup mendalam karena tidak jarang perkiraan piutang membutuhkan investasi yang cukup besar dan mengandung resiko yang
cukup besar pula yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen piutang memiliki peranan yang sangat vital di dalam kaitannya
terhadap penilaian piutang, pencatatan piutang dan prosedur piutang sehingga dapat memberikan gambaran tentang untung ruginya dilaksanakan penjualan usaha secara piutang.
Efektifitas pengelolaan piutang diperlukan pada perusahaan, tercermin dari jumlah piutang dan tingkat perputaran piutang yang dapat
mungkin terjadi dari piutang.
Karena itu, pada piutang sangat dibutuhkan adanya prosedur yang memuat pelaksanaan dan teknik pencatatan yang baik untuk menghindari kesalahan dan kecurangan. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar
yang mudah disembunyikan oleh manusia, untuk itulah diperlukan adanya sistem akuntansi piutang sebagai pencegah penyelewengan terhadap piutang
dan sekaligus merupakan alat untuk melindungi harta perusahaan.
PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa pelayanan bongkar muat petikemas
sehingga perusahaan ini menerapkan sistem piutang dalam pelaksanaannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa suatu
perusahaan bertanggung jawab membentuk dan melaksanakan sistem akuntansi yang baik sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia untuk dapat mengamankan harta perusahaan ,guna menghindari terjadinya penggelapan
dan penyelewengan terhadap penerimaan piutang yang dapat merugikan perusahaan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas sistem
akuntansi piutang usaha. Untuk itu penulis mengambil judul: “Sistem Akuntansi Piutang pada PT.PELABUHAN INDONESIA(PERSERO )I BICT.”
B. Rumusan Masalah
Melihat bahwa piutang usaha adalah suatu aset yang perlu dikelola
dengan baik oleh perusahaan, maka dalam hal ini penulis merumuskan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, yaitu:
usahanya?
b. Apakah pengelolaan terhadap piutang telah dilaksanakan dengan baik?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sistem
akuntansi piutang yang diterapkan secara nyata dalam PT.Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, yaitu menerapkan ilmu yang telah di dapat selama di
bangku kuliah serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang peranan sistem akuntansi piutang .
b. Bagi perusahaan, yaitu dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan
atau organisasi lain tentang peranan sistem akuntansi piutang.
c. Bagi pembaca dan lingkungan akademis, yaitu sebagai bahan resensi
untuk peneliti selanjutnya yang ingin membahas tentang piutang usaha .
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Penelitian ini dilakukan di PT.Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT JL.Raya Pelabuhan Gabion Belawan Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan
ini dapat dilihat pada tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir 1 Pengesahan penulisan
Tugas Akhir 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir
1. Rencana Isi
Laporan penelitian berisi empat bab yang terdiri dari : Bab I Pendahuluan, Bab II Profil PT.Pelabuhan Indonesia I BICT (Persero), Bab III Topik Penelitian, dan Bab IV Kesimpulan dan Saran.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.
BAB II : PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT
instansi meliputi; sejarah ringkas, struktur organisasi, job
description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan
rencana kegiatan.
BAB III : SISTEM AKUNTANSI PIUTANG PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT
Bab ini akan membahas dan menganalisa antara uraian teoritis
dengan kenyataan yang ada di perusahaan. Yaitu penjabaran tentang pengertian sistem akuntansi, unsur-unsur sistem akuntansi, tujuan umum sistem akuntansi. Pengertian dan
klasifikasi piutang serta tentang penilaian piutang dan prosedur piutang.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta
BAB II
PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS
Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan
salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) yang berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )
menyediakan jasa pelayanan bongkar muat peti kemas kepada pengguna jasa dan PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) siap melakukan kinerja terbaik guna memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m2.
BICT mulai dibangun tahun 1980 pada areal hasil reklamasi seluas ± 30 hektar, dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-2 pada tanggal
17 maret 1987. Pelayanan peti kemas di Gabion Belawan dilaksanakan secara bertahap baik organisasinya maupun tingkat pelayanannya dimulai dengan dibentuknya organisasi Divisi UTPK di bawah Cabang Belawan pada tanggal
1 September 1984 dan mulai beroperasi secara penuh sebagai terminal peti kemas setelah dilengkapi 2 unit Container Crane pada bulan maret 1984.
Seiring dengan perkembangan permintaan pelayanan peti kemas yang terus meningkat dan dalam rangka terus berbenah menyongsong pasar bebas serta tuntutan perkembangan lingkungan internal dan eksternal perusahaan
yang mengharuskan manajemen lebih luwes dalam mengambil keputusan, meningkatkan efektifitas, efisiensi dan peningkatan mutu pelayanan yang
Sejalan dengan meningkatnya arus bongkar muat peti kemas dan untuk
meningkatkan kinerja serta kualitas pelayanan terminal peti kemas dijadikan cabang atau unit tersendiri berdasarkan Keputusan Direksi PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I nomor : OT.09/I/I/PI-98 tanggal 16 Januari 1998
ditetapkan struktur organisasi dan tata kerja Unit Usaha Terminal Peti Kemas Belawan. Dengan demikian resmilah Divisi Usaha Terminal Peti Kemas pada
Pelabuhan Cabang Belawan berubah status menjadi pelabuhan Cabang atau Unit Usaha Mandiri dari PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I dengan nama Unit Usaha Terminal Peti Kemas. Selanjutnya dengan keputusan Direksi PT
( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Nomor : PR 02/3/4/PI/-09 tanggal 13 Juli 2000 nama Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan diubah menjadi
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT
C. JOB DESCRIPTION
Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada PT. Pelabuhan Indonesia I BICT :
1. Divisi Operasi
Divisi operasi mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasi, serta melaporkan penyusunan program kerja pelayanan
operasi kapal, lapangan dan gate pada terminal peti kemas internasional dan domestic serta pengoperasian alat bongkar muat.
Tugas dan fungsi Divisi Operasi :
a. Perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi pada terminal internasional dan terminal domestic
b. Pelaksanaan pelayanan operasi kapal dan lapangan serta gate c. Pengoperasian peralatan bongkar muat
2. Divisi Komersil
Divisi komersil mempunyai tugas pokok merencanakan,
mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja pemasaran, penotaan, dan verifikasi, administrasi trafik, produksi dan pendapatan, pengembangan dan kerja
sama usaha, promosi, penanganan keluhan pelanggan, penerapan Service Level Guarrantee (SLG), serta penanganan Customer Relationship
Management (CRM).
Tugas dan fungsi Divisi Komersil :
pelaksanaan administrasi trafik, produksi dan pendapatan serta
penerapan SLG dan penanganan CRM.
b. Perencanaan pelaksanaan pengembangan usaha, promosi, penanganan keluhan pelanggan dan kerjasama usaha.
3. Divisi Teknik
Divisi teknik mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja investasi dan perawatan fasilitas, peralatan
serta instalasi listrik/air, pemantauan rencana induk pelabuhan serta pengelolaan lingkungan.
Tugas dan fungsi Divisi Teknik :
a. Perencanaan, pelaksanan, dan pengendalian penyiapan fasilitas.
b. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penyiapan peralatan dan
instalasi listrik dan air
4. Divisi Keuangan
Divisi keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, merekomendasikan, serta
melaporkan penyusunan program kerja kegiatan pengendalian anggaran, akuntansi dan perbendaharaan.
Tugas dan fungsi Divisi Keuangan :
b. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian perbendaharaan.
5. Divisi Umum
Divisi umum mempunyai tugas pokok merencanakan,
mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan, serta melaporkan penyusunan program kerja kegiatan perencanaan dan pengembangan
SDM, administrasi personalia, hubungan ketenagakerjaan, tata usaha dan rumah tangga, serta hukum dan hubungan masyarakat ( humas ).
Tugas dan fungsi Divisi Umum :
a. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, kegiatan pengelolaan dan administrasi sumber daya manusia, ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan hukum dan humas
6. Divisi Teknologi Informasi
Divisi Teknologi dan Informasi mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan sistem dan teknologi informasi, penyajian data dan informasi, serta pengoperasian dan pemeliharaan Closed Circuit Television
( CCTV ).
Tugas dan fungsi Divisi Teknologi Informasi :
Closed Circuit Television ( CCTV )
b. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi.
7. Asisten General Manager Bidang Sistem Manajemen
Asisten General Manager Bidang Sistem Manajemen mempunyai
tugas pokok merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, merekomendasikan serta melaporkan penyusunan program kerja sistem manajemen mutu, ISPS code, manajemen resiko, sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), sistem manajemen lingkungan (SML), keamanan pelabuhan, key performance indicator (KPI) secara
keseluruhan serta memastikan kesesuaian dan keefektifan dalam implementasinya
Tugas dan fungsi Asisten General Manager Bidang Sistem Manajemen :
a. Perencanaan dan pengendalian penerapan sistem manajemen yang meliputi sistem manajemen mutu, ISPS code, manajemen resiko,
SMK3, dan SML serta program peningkatan sistem serta analisa dan evaluasi terhadap hasil penerapan sistem.
b. Pengendalian dan pelaporan KPI unit
c. Perencanaan dan pengendalian kegiatan pengamanan asset pelabuhan.
8. Sistem General Manager Bidang Logistik
serta melaporkan penyusunan program kegiatan kerja logistic perusahaan
yang meliputi pengadaan, perbekalan, pendistribusian, dan pengendalian pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan administrasi pengadaan barang, jasa , dan persediaan.
Tugas dan fungsi Sistem General Manager Bidang Logistik :
a. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja sistem logistic perusahaan
b. Pelaksanaan program kerja bidang pengadaan barang dan jasa serta gudang persediaan
c. Pelaksanaan program kerja administrasi dan ketatausahaan pengadaan
barang dan jasa serta penyimpanan den pendistribusian barang.
D. JARINGAN USAHA
PT. Pelabuhan Indonesia I BICT merupakan sebuah perusahaan yang
menghasilkan jasa pelayanan pelabuhan yang tentunya berorientasi pada perolehan laba, seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
PT. Pelabuhan Indonesia I BICT menghasilkan jasa pelabuhan seperti sebagai pusat pelayanan kapal, pelayanan barang, pelayanan pengusahaan alat,
pelayanan terminal, pelayanan terminal peti kemas, pengusahaan TBAL, dan sebagainya.
Dengan demikian diharapkan atas pelayanan – pelayanan yang
ditawarkan oleh perusahaan ini dapat memperlancar pendistribusian baranag – barang eksport maupun import, dan secara tidak langsung dapat membantu
E. KINERJA TERKINI
Saat ini kinerja bongkar muat peti kemas telah mencapai 30 sampai
dengan 32 Box/Ship/Hour (BSH) dan dengan waktu standar kapal ( TRT ) kurang dari dua hari. BICT memiliki SDM yang professional dan siap
melayani anda dengan sistem yang terkomputerisasi seperti CTOS, SIMKEU, HHT serta sistem keamanan dilengkapi 42 unit CCTV di 42 titik pengawasan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pengguna jasa. BICT
juga telah memperoleh Standart Interniational Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan sejak tanggal 1 November 2007 telah memenuhi ketentuan International Ship and Port Facility Security Code ( ISPS Code) yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan.
F. RENCANA USAHA
Saat ini BICT merupakan cabang yang memberikan pendapatan terbesar bagi Pelabuhan Indonesia I. Pelayanan bongkar muat yang dilayani
adalah Container Antar Pulau dan Container Ekspor Import ( International ). BICT telah melaksanakan pengembangan pelabuhan dengan melakukan perpanjangan 50 meter dermaga antar pulau, sehingga panjang dermaga
BAB III
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (PERSERO) I BICT
A. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan lainnya, yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara
rutin terjadi.. Sistem merupakan sumber daya yang diperlukan untuk mengubah
input menjadi output. Sedangkan akuntansi merupakan sistem pengolahan
informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi.
Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess (2005; 10)Akuntansi adalah suatu
sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada para pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi keuangan.
Menurut Mardiasmo (2000:1) Akuntansi adalah seni pencatatan,penggolongan
peringkasan dan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara
tertentu yang sistemtis,serta penafsiran terhadap hasilnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah suatu seni mencatat,
mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dengan cara yang berarti untuk
mendapatkan informasi yang bersifat keuangan yang dibutuhkan suatu organisasi
agar dapat beroperasi secara efisien, mengetahui hasil kerja selama ini dan
merencanakan kegiatan ke depan agar lebih baik.
Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati dalam
bukunya Warren, Reeve, Fees Accounting (2005:234)
dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.
Sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi
(2001:3) :Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
memudahkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
untuk memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen sebuah
perusahaan guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan istilah sistem dan prosedur.
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan
yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu
urut-urutan pekerjaan klerikal (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya yang seragam terhadap
transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan
prosedur, sedangkan prosedur merupakan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal
(clerical operation) terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat
informasi, antara lain:
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
f. Memilih (mensortasi)
g. Memindah
h. Membandingkan
B.Tujuan dan Manfaat Sistem Akuntansi
Untuk mewujudkan sistem akuntansi yang baik, pada dasarnya diperlukan
pengetahuan mengenai pembangun sistem akuntansi itu sendiri. Sistem akuntansi
erat hubungannya dengan kerjasama manusia dengan sumber daya lainnya didalam
suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Tujuan sistem akuntansi
dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Sistem akuntansi sendiri dibuat oleh manajemen dalam mengelola
perusahaannya. Setiap sistem akuntansi terdiri dari berbagai sistem dan
mempunyai tujuan yang sama. Tujuan sistem akuntansi yang dikemukakan oleh
Mulyadidalam bukunya Sistem Akuntansi (2001:20) adalah :
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi mempunyai tujuan utama
sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru,
2. Untuk meningkatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya,
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi, dan
untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan
perlindungan kekayaan perusahaan,
akuntansi.”
Penjelasan mengenai tujuan sistem akuntansi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Dalam perusahaan yang baru berjalan sangat dibutuhkan pengembangan sistem akuntansi. Pada perusahaan dibidang dagang, jasa, dan manufaktur sangat memerlukan pengembangan sistem
akuntansi lengkap, hal ini berguna agar kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada.Seringkali sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, mutu, ketepatan penyajian, dan struktur informasi
yang terdapat dalam laporan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan usaha
perusahaan, sehingga dengan sendirinya menuntut sistem akuntansi untuk
bisa menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih baik dan tepat
dalam penyajiannya dengan struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan perusahaan.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern.
Akuntansi merupakan pertanggungjawaban kekayaan suatu perusahaan atau
organisasi. Dalam hal pengembangan, sistem akuntansi selalu digunakan
untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan perusahaan, sehingga
pertanggung jawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat
dilaksanakan dengan baik.
Dalam hal ini informasi dapat dijadikan sebagai barang ekonomi yang
mempunyai banyak manfaat, karena untuk memperolehnya diperlukan
pengorbanan sumber ekonomi lainnya. Jika pengorbanan lebih besar dari
manfaatnya, maka sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali guna
untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyedia informasi
tersebut.
Sedangkan untuk manfaat yaitu untuk menyediakan informasi yang
akurat dan tepat waktu secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas dan
mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan, meningkatkan efisiensi,
meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan, meningkatkan
sharing knowledge, menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan
faktor pendorong utama agar manajemen perusahaan dapat menghasilkan
informasi akuntansi yang terstruktur dan mengandung arti.
C.Pengertian dan Klasifikasi Piutang 1. Pengertian Piutang
Piutang dagang atau disebut juga piutang usaha merupakan piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara
kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual kepada pembeli barang dagang atau jasa atas dasar kepercayaan, tanpa disertai dengan janji tertulis
Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai akibat dari dilaksanakannya penjualan secara kredit. Cara penjualan secara kredit ini merupakan cara yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis untuk merangsang para pelanggan membeli suatu barang atau
jasa.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai piutang :
Menurut Henry Simamora (2000 : 228), menyatakan bahwa : Piutang usaha merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagang, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transakasi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berhutang kepada pihak lainnya.
Menurut Mulyadi (2002 : 87), menyatakan bahwa : Piutang merupakan klaim pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun atau siklus kegiatan usaha.
Menurut Keiso,Weygandt (2009:347) menyatakan bahwa : Piutang adalah klaim uang,barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Menurut Lalu Hendry Yujana (1994:264) menyatakan bahwa: Piutang usaha adalah hak perusahan untuk menuntut sejumlah uang kepada seseorang,perusahaan atau debitur lainnya,yang berasal dari transaksi
operasi utama perusahaan.
Pada Pedoman Pengelolaan Piutang Usaha di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT yang dimaksud dengan piutang
menagih sesuatu jumlah piutang kepada pemakai jasa pelabuhan/debitur
atas pemakaian jasa dan fasilitas serta peralatan pelabuhan.
Dari beberapa jenis pengertian piutang yang dikemukakan di atas menunjukkan suatu pengertian bahwa piutang merupakan tagihan kepada
pihak lain sebagai suatu perkiraan penyelesaian yang dilakukan dengan adanya penerimaan sejumlah uang. Penagihan piutang tersebut dilakukan
bila hutang tersebut telah jatuh tempo.
2. Klasifikasi Piutang
Menurut Jenisnya piutang oleh para ahli dapat dibedakan atas :
a. Smith, Stice, Skousen (2001 : 287)
1. Piutang dagang
Piutang dagang merupakan piutang yang timbul dari hasil aktivitas normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa kepada konsumen yang mungkin dibuktikan oleh janji tertulis formal untuk membayar.
2. Piutang Non Dagang
Piutang non dagang merupakan piutang yang meliputi semua tipe piutang lain yang timbul dari ragam transaksi seperti penjualan saham, pemberian pinjaman kepada karyawan,pinjaman kepada anak perusahaan,deposit yang dibayarkan untuk menanggung kemungkinan kerusakan dan kerugian,deposit yang dibayarkan sebagai jaminan kinerja atau pembayaran dan piutang deviden. b. Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK No. 9 Pasal 7)
Piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Perusahaan yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain.
Secara umum pengelompokan piutang atas piutang usaha dan
karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka
kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar.Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar,disajikan setelah aset tetap.Rincian piutang yang dimiliki perusahaan
berbeda,tergantung kegiatan operasi perusahaan,jenis piutang yang dimliki.Biasanya perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dagang dan piutang lain.lain
D. Sistem Akuntansi Piutang 1. Penilaian Piutang
Piutang usaha yang timbul dari penjualan barang dan jasa secara kredit pada dasarnya harus dicatat dalam neraca menurut nilai bersih yang dapat direalisasikan. Penanganan piutang sebenarnya telah dimulai sejak
diputuskannya pelaksanaan penjualan kredit sampai pengumpulan piutang tersebut. Kesalahan penanganan piutang dan penagihan piutang yang
macet dapat berakibat fatal bagi perusahaan, dimana semakin banyak dana yang tertanam pada piutang yang selanjutnya maka akan menghambat kelancaran kegiatan perusahaan.
Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara
piutang-piutang yang tidak akan tertagih. Piutang- piutang-piutang yang diperkirakan tidak
akan tertagih dibebankan sebagai biaya. Dengan dasar penilaian ini, piutang dilaporkan sesuai dengan jumlah yang diharapkan akan diterima dari piutang yang bersangkutan. Konsep penilaian yang demikian
menunjukkan bahwa aktiva harus dinilai sebesar manfaat yang akan diterima di masa yang akan datang. .
Setiap periode piutang perusahaan akan disusun maka jumlah kerugian piutang perlu dihitung setiap akhir tahun. Kerugian ini timbul karena adanya beberapa piutang yang tidak dapat ditagih. Apabila piutang tidak
dapat ditagih pada saat jatuh tempo maka tingkat keraguan atas tidak tertagihnya piutang tersebut semakin besar. Tidak tertagihnya piutang
merupakan kerugian yang biasanya dicatat sebagai biaya kerugian piutang. Pada dasarnya terdapat 2 cara untuk menaksir jumlah penyisihan piutang tak tertagih atau beban kerugian piutang.
a. Pendekatan Rugi Laba (Income Statement Approach)
Menurut pendekatan ini jumlah kerugian piutang ditentukan sekian
persen dari jumlah penjualan, baik dari penjualan kotor maupun penjualan bersih. Dengan demikian pula halnya menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal itu mengaitkan beban pada periode dimana
penjualan dicatat.Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit berkaitan pada akun penyisihan, tidak dipengaruhi oleh setiap saldo yang ada saat ini
akun penyisihan diabaikan .Jadi dalam hal ini yang ditekankan adalah
jumlah kerugian piutangnya, bukan cadangannya.
b. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach)
Menurut pendekatan ini jumlah cadangan kerugian piutang ditentukan
sekian persen dari saldo piutang dagang. Bisa dari saldo awal, saldo akhir atau saldo piutang dagang rata-rata. Dalam hal ini yang ditekankan adalah
cadangannya bukan kerugiannya.
Besarnya persentase kerugian piutang dari saldo piutang dapat dihitung berdasarkan pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa lalu dengan
cara membandingkan jumlah yang tidak tertagih dalam tahun yang bersangkutan dengan saldo piutang dagang pada akhir periode yang
bersangkutan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih atau tidaknya piutang,secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan
informasi umur piutang yang sering dikenal dengan Analisis Umur Piutang. Analisis umur piutang merupakan suatu proses pencatatan setiap
pembeli pada daftar piutang.Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah faktur penjualan, bukti kas
masuk,memo kredit dan bukti memorial (journal voucher). Berdasarkan tanggal pembayarannya. Jika pembeli melampaui batas tanggal
dibayar atau pembeli tersebut tidak mampu membayarnya.Semakin jauh
seorang pembeli melampaui batas tanggal pembayarannya,semakin besar kemungkinan yang bersangkutan tidak akan melunasi hutangnya. Dari masing-masing kelompok ditentukan persentase kemungkinan tidak
membayar. Logikanya persentase kerugian untuk debitur yang menunggak akan lebih besar dibandingkan dengan yang belum menunggak Piutang
yang bertambah umur ini sangat berguna bagi manajemen untuk mengevaluasi kebijakan kredit dan penagihan perusahaan,serta memberikan petunjuk bahwa cara penagihan perusahaan mungkin
mengalami permasalahan.
Penggolongan umur piutang dan besarnya persentase kerugian
masing-masing golongan umur piutang tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
PT.Pelabuhan Indonesia(Persero) I BICT
Umur Piutang Persentase Kerugian (%)
Kurang dari atau s.d. 1 tahun 0%
Lebih dari 1 tahun s.d. 2 tahun 50%
Lebih dari 2 tahun s.d. 3 tahun 75%
Lebih dari 3 tahun 100%
Secara teoritis ada dua metode dalam mengakui dan mencatat kerugian
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method)
Merupakan suatu cara dimana pencatatan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang dilakukan pada saat piutang yang bersangkutan, diputuskan untuk dihapus. Menurut metode ini tidak
dibuat transaksi piutang yang tidak tertagih, tetapi pada saat piutang benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih oleh perusahaan, pada saat
itu langsung dihapuskan dengan ayat jurnal sebagai berikut: Kerugian piutang xxx
Piutang dagang xxx
Apabila suatu saat piutang yang telah dihapuskan dapat tertagih maka akan kembali dibuat jurnal sebagai berikut:
Piutang dagang xxx
Biaya piutang tak tertagih xxx
Dan jurnal untuk mencatat penerimaan uang dari piutang dagang yang
telah dihapus adalah sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang dagang xxx
Metode ini dilakukan oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak menaksir piutang tak tertagih. Metode ini bertentangan dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Karena piutang yang dinyatakan sebesar jumlah bruto adalah tagihan dikurangi dengan
a. Tidak mencoba untuk membebankan adanya kerugian piutang yang
timbul dari penjualan kredit sebagai biaya dalam periode dimana penjualan itu terjadi.
b. Piutang dagang disajikan dalam neraca tidak menggambarkan nilai
realisasinya, karena pada periode ini tidak dibentuk cadangan penghapusan piutang sebagai rekening penilaian terhadap piutang.
Kelebihan dari metode ini yaitu mudah dan tidak banyak masalah terutama yang berhubungan dengan penentuan besarnya kerugian piutang.
2. Metode Cadangan (Allowance Method)
Dalam metode ini, pencatatan kerugian dilakukan pada akhir periode
akuntansi, meskipun piutang tersebut belum pasti tidak tertagih. Perusahaan besar umumnya menentukan jumlah tertentu dari piutang dagang yang diperkirakan tidak akan tertagih. Pada metode ini
diperkirakan berapa rupiah dari jumlah piutang perusahaan sekarang ini yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya.Karena jumlah
ini bersifat perkiraan,maka setiap akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian agar selalu menggambarkan keadaan yang up to date dengan membuat jurnal
Biaya penghapusan piutang xxx
Cadangan penghapusan piutang xxx
a.Persentase dari total penjualan tahun berjalan b.Persentase dari saldo piutang pada akhir periode
Pada cara yang pertama ,kita tentukan dulu berapa jumlah penjualan
yang dilakukan pada periode berjalan.Kemudian kita perkirakan berapa dari jumlah penjualan tersebut yang kemungkinan tidak dapat diterima
pembayarannya.Besarnya persentase perkiraan ini ditentukan oleh pengalaman yang telah lalu.Jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih tersebut diperlakukan sebagai biaya tahun sekarang dan
disajikan dalam laporan laba rugi.
Dalam hal penilaian piutang metode yang digunakan oleh
PT.Pelabuhan Indonesia(Persero) I BICT sudah cukup baik, yaitu dengan metode cadangan. Dimana maksud dan tujuan dari pembukuan penyisihan untuk piutang :
a. Untuk membebankan kerugian atas penyisihan barang dan jasa pada para pelanggan yang kemungkinan tidak dapat ditagih dengan alasan apapun.
b. Untuk menunjukkan nilai taksiran atas piutang dagang yang dapt direalisir, sehingga lebih dapat mencerminkan posisi yang
sebenarnya.
sebesar nilai realisasinya, yang diambil atas dasar jumlah piutang yang
diakui oleh perusahaan saat memperoleh piutang, setelah disesuaikan dengan transaksi yang terjadi. Dan hal ini juga telah sesuai dengan teori yang ada, yang mengatakan bahwa piutang dagang yang timbul dari
penjualan barang dan jasa secara kredit pada dasarnya harus dicatat menurut bersih yang direalisasikan.
2. Prosedur Piutang
Prosedur piutang dimulai dengan diterimanya tembusan faktur penjualan dan diakhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang dan
daftar analisa umur spiutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang sehingga hanya melibatkan
bagian piutang. Pada umumnya fungsi bagian piutang dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah
piutang kepada tiap-tiap debitur. Catatan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat diketahui sejarah kredit tiap-tiap debitur, jumlah
maksimal kredit dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Karena bagian kredit bertugas untuk menyetujui setiap penjualan kredit maka catatan yang dibuat oleh bagian piutang ini akan menjadi dasar
bagian kredit untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, catatan piutang harus dapat menunjukkan informasi-informasi yang dibutuhkan
oleh bagian kredit.
pernyataan piutang ini dapat dibuat dalam beberapa bentuk, seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Karena bentuknya bermacam-macam dan tiap-tiap bentuk mempunyai hubungan yang erat dengan prosedur penyusunannya, maka perlu dipertimbangkan bentuk mana yang akan
dipilih dan disesuaikan dengan metode jurnal dan posting, serta dengan kebutuhan akan informasinya.
c. Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode. Daftar ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan kebijaksanaan kredit yang dijalankan, dan juga sebagai dasar untuk membuat bukti memo untuk
mencatat kerugian piutang.Informasi pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada debitur. Mutasi
piutang terjadi disebabkan oleh adanya transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang. Dalam akuntansi piutang secara periodik dihasilkan pernyataan piutang
yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian dengan menggunakan tanggapan yang
diterima dari debitur, dari pengiriman surat pernyataan tersebut.
Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang. Dalam sistem akuntansi piutang, pernyataan piutang
merupakan salah satu keharusan yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi piutang perusahaan kepada debitur.
Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa prosedur yang
ada pada PT.Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT sudah cukup memadai. Prosedur piutang diawali dengan pengelolaan piutang usaha yang meliputi penetapan target mutasi dan target pencairan piutang
usaha beserta penetapan jaminan piutang usaha untuk mendorong likuiditas perusahaan. Selanjutnya piutang usaha diakui setelah
diterbitkannya nota tagihan yang dibuat atas dasar bukti pemakaian jasa dan memperhatikan bukti penerimaannya sebagaimana terdapat pada lampiran I s.d. IV. Kemudian setelah penentuan batas tenggang waktu
pembayaran nota tagihan dan sanksi denda keterlamabatan pembayaran, tahapan selanjutnya adalah konfirmasi piutang usaha. Konfirmasi ini
bertujuan untuk mendapatkan kepastian atas jumlah piutang usaha. Contoh blanko konfirmasi terdapat pada lampiran V. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa prosedur piutang dimulai dari
diterimanya tembusan faktur penjualan secara kredit dan di akhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang pada daftar analisa umur
piutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang sehingga hanya melibatkan bagian piutang. Pada umumnya fungsi bagian piutang dapat digolongkan menjadi 3
bagian yaitu, membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap debitur, memyiapkan dan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah dikemukakan pada bab-bab
terdahulu, maka dengan ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Sistem akuntansi piutang dirancang untuk mancatat transaksi terjadinya piutang
dan berkurangnya piutang.
b. Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan kredit dan berkurangnya
piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan penerimaan kas dari piutang.
c. Sistem akuntansi piutang pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT
dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap penilaian dan tahap prosedur
piutang.
d. Pembentukan penyisihan piutang usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I BICT
didasarkan pada metode analisis umur piutang dan kondisi objektif piutang.
e. Di bidang organisasi dan manajemennya sudah melaksanakan rencana kerja
organisasi dengan cukup baik.
B.Saran
1. Untuk tujuan peningkatan dan pengembangan dalam PT Pelabuhan Indonesia
(Persero) I BICT disarankan untuk tetap konsisten perpedoman pada sistem yang
telah ditetapkan sebelumnya, yang sudah cukup sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Indonesia serta tidak keluar jalur dari Rencana Kerja dan Anggaran Dasar yang
2. Kepada Komisaris dan Direksi agar dapat melaksanakan fungsi, tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara profesional sehingga
seluruh kegiatan di dalam perusahaan khusus nya piutang dapat diawasi dan
dikelola dengan baik.
3. Bagi manajemen agar selalu memperhatikan adanya kemungkinan
pembaharuan tentang prinsip akuntansi yang berlaku tentang akuntansi piutang
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sukrisno, (2004) Auditing , Edisi ke 4, Cetakan pertama, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
BaridwanZaki, Prof, Dr, M.Sc, Akt, (2013). ntermediate Accounting, Edisi 8, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Martani, Dwi, NPS, Veronica Sylvia, WardhaniRatna, Farahmita, Aria, Tanujaya, Edward, (2012). AkuntansiKeuanganMenengahBerbasis PSAK, Jakarta: SalembaEmpat.
Mulyadi, (2002). Auditing, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta.
Satriawan, Adri, Raja, (2012). AkuntansiKeuanganVersiifrs+, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu.
Smith, Stice, Skousen, (2001). Akuntansi Intermediate, Buku Satu, Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta.