• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 1 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT.

COLUMBUS LUBUKLINGGAU

Lina Mariana dan Dewi Anggraini

ABSTRAK

Analisis Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus Lubuklinggau. Tujuan penelitian adalah untuk: Mengetahui Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus Lubuklinggau.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan wawancara. Dan metode analisa data dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dokumen yang digunakan olehPT. Columbus Lubukinggau kegiatan penagihan piutang dilakukan oleh bagian penagihan. Bagian pembukuan menginformasikan kepada pelanggan mengenai piutang dagang yang akan jatuh tempo. Kemudian bagian pembukuan memberikan faktur penjualan yang asli kepada bagian penagihan sebagai dasar melakukan penagihan. Pada waktu pelanggan membayar lunas seluruh hutangnya, maka pada faktur asli diberi cap lunas. Sistem pemberian piutang masih belum memuaskan. Hal ini terlihat bahwa dalam pemberian piutang PT. Columbus Lubuklinggau tidak menyeleksi terlebih dahulu para calon konsumennya yang layak diberikan penjualan secara kredit dan hanya berdasarkan kepercayaan semata yang dapat menyebabkan bertambahnya jumlah piutang tak tertagih setiap tahunnya.

Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus Lubuklinggau. Perusahaan sudah menerapkan analisis piutang tidak tertagih. oleh karena itu, perusahaan harus dapat membuat prediksi mengenai cadangan kerugian piutang tersebut. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika ada para debitur yang tidak dapat melunasi piutangnya tepat pada tanggal jatuh tempo perusahaan harus dapat mengurangi jumlah piutang yang tak tertagih.

Sebaiknya Perusahaan PT. Columbus Lubuklinggaumengurangkan nilai piutang bruto dengan nilai cadangan kerugian piutang sehingga diperoleh nilai piutang bersih (netto) yang dapat direalisasi karena jumlah piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca harus dalam nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasi dan sebelum memberi suatu piutang seharusnya melakukan suatu perencanaan terlebih dahulu melakukan pembinaan kepada pembeli, apakah layak atau tidak diberikan piutang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti piutang tak tertagih.

Kata Kunci: Perlakuan, Akuntansi, Piutang usaha.

PENDAHULUAN Latar BelakangMasalah

Pada dasarnya PT. Columbus Lubuklinggau merupakan perusahaan dagang yang sebagian besar melakukan penjualan secara kredit. Setiap perusahaan juga memerlukan laporan keuangan yang dibuat secara berkala dan merupakan bagian dari siklus akuntansi agar laporan keuangan produk akhir atau

(2)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 2 keluarnya dari proses akuntansi tidak menyajikan informasi yang tidak menyesatkan.PT. Columbus Lubuklinggau dengan alamat Jl. Yos Sudarso No. 07 Rt. 07, Kelurahan Jawa Kanan perusahaan dagang menengah yang bergerak dibidang perdagangan eceran khusus barang elektronik khususnya Televisi, Parabola, DVD, VCD, Kulkas, AC, Tape Recorder, Video, Amplifier, Dispenser, dll.

PT. Columbus didirikan pada tanggal 07 Juli 2001 berdasarkan badan hukum berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah dengan Nomor: 51/06-12/SIUP/III/2010 yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang pedagang pengecer. PT. Columbus Lubuklinggau menyediakan aktivitas penjualan kredit maupun tunai, maka dengan itu perusahaan selalu melakukan tindakan yang bersifat positif guna mengembangkan perusahaan, salah satu tindakan nyata yang diambil perusahaan guna mempertahankan keinginan dan permintaan konsumen. Dalam kegiatan usahanya, kegiatan ini sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan. Sistem pencatatan (perlakuan akuntansi) penjualan kredit atau piutang usaha ini, pada PT. Columbus Lubuklinggau pencatatan terhadap piutang sistem manual dan sistem, data piutang dicatat dalam kartu piutang dan kedalam jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas. Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan yaitu formulir penjualan yang hanya dibuat rangkap dua yang diserahkan pada fungsi akuntansi dan pembeli, sehingga ada bagian-bagian yang tidak memperoleh bukti transaksi yang terjadi.

PT. Columbus Lubuklinggau mencatat penjualan kredit secara manual sehingga pencatatan akuntansinya belum sesuai dengan proses pencatatan akuntansi.Nilai piutang yang dicantumkan dalam neraca adalah nilai piutang yang diharapkan tertagih (yang benar-benar akan terealisasi). Kesalahan penilaian piutang, akan menyebabkan nilai aktiva yang dicantumkan dalam neraca akan menjadi nilai yang bukan sebenarnya.Piutang usaha yang dimiliki oleh PT. Columbus Lubuklinggau sangat berpengaruh dalam menentukan laba rugi perusahaan. Piutang usaha termasuk dalam komponen aktiva lancar dan dalam hubungannya dengan penyajian piutang di dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi /Penyelesaian (realizable /settlementvalue). Dasar pengukuran perlakuan akuntansi ini mengatur bahwa piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT.

COLUMBUS LUBUKLINGGAU ”.

(3)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha pada PT.

Columbus Lubuklinggau?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha pada PT. Columbus Lubuklinggau.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengalaman peneliti mengenai perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha.Lingkungan akademis, sebagai bahan referensi bagi yang berminat melakukan penelitian menyangkut masalah perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha serta Manfaat penelitian bagi PT. Columbus Lubuklinggau, sebagai bahan pertimbangan atau masukan atas praktek yang telah dilaksanakan perusahaan selama ini dengan teori-teori dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada, khususnya mengenai perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi

Menurut Harahap (2010, h.57) untuk bisa melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling mudah dimasuki adalah melalui penguasaan akuntansi. Laporan keuangan disusun dari proses dan prosedur akuntansi, sedangkan analisis laporan keuangan adalah memecahkan ke unit-unit informasi yang lebih kecil dari penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam proses analisis laporan keuangan ini kita mempelajari proses penyusunan laporan keuangan itu.Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.

Definisi piutang

Menurut Giri (2012, h.129) sebagai berikut:Piutang adalah tuntutan kepada pelanggan dan pihak lain untuk memperolehuang, barang, dan jasa (aset) tertentu pada masa yang akan datang, sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.

(4)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 4 Penggolongan Piutang

Menurut Cahyono (2012, h. 8) secara umum penggolongan piutang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan jangka waktunya, berdasarkan penyebabnya, dan berdasarkan ada atau tidaknya kesanggupan tertulis.

Pengakuan Piutang Usaha

Menurut Giri (2012, h.130) Pengakuan piutang berkaitan dengan pencatatan transaksi yang menimbulkan piutang. Jumlah piutang yang dicatat adalah sebesar harga pertukaran (price exchange) antara dua pihak terkait. Harga pertukaran adalah jumlah tuntutan kepada debitur (pelanggan dan peminjam). Faktur penjualan merupakan sumber informasi harga pertukaran. Ada dua faktor yang menimbulkan masalah dalam pengukuran harga pertukaran:

1. Ketersediaan potongan penjualan (potongan kuantitas trade discount) atau potongan tunai (cash discount).

2. Jangka waktu antara tanggal penjualan dan tanggal pembayaran (elemen bunga).

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator

Piutang usaha

PSAK

Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.

 Penjualan Produk

 Penyerahan Jasa

 PSAK 50 dan 55

Piutang lain-lain PSAK

Piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan.

 Penjualansecara kredit

 Kerugian Piutang

 PSAK 50 dan 55

Perlakuan akuntansi Piutang menurut Perusahaan

Perlakuan akuntansi menurut PSAK 50 dan 55

Perlakuan Akuntansi Piutang

Perusahaan sesuai PSAK 50 dan 55

(5)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010, h.12) metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.Dari kedua teknik analisis data tersebut, peneliti menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis kualitatif yaitu menganalisis data yang bukan berupa angka-angka atau datayang berbentuk penjelasan yang tidak dinyatakan dalam angka atau anlisis data dengan pola uraian kalimat penjelasan guna menyampaikan informasi yang diinginkan oleh peneliti yang berbentuk penjelasan.

2. Analisis kuantitatif yang berlandaskan pada realitas, gejala, fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit teramati, terukur hubungan gejala bersifat sebab akibat digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkanMenganalisi Akuntansi Atas Piutang Berdasarkan PSAK 50 dan 55:PSAK 50 yaitu menghasilkan pengungkapan instrument keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan risiko keuangan dan tujuan perusahaan. Tujuan PSAK 50 yaitu untuk menentukan prinsip penyajian dan pengungkapan instrument keuangan, sebagai liabilitas atau ekuitas saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan.

PSAK 55 yaitu memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrument keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Tujuan PSAK 55 yaitu untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran asset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih Berdasarkan PresentasePenjualan

Sebagai ilustrasi, peneliti akan menguraikan analisa untuk mengestimasi piutang yang tidak tertagih berdasarkan saldo penjualan usaha sebagai presentase untuk menentukan besarnya presentase yang ditetapkan adalah 1% dari penjualan periode yang bersangkutan. Berikut ini estimasi kerugian piutang tak tertagih berdasarkan presentase dari penjualan, yaitu:

(6)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 6 Untuk tahun 2011 Tabel 4.2

Saldo penjualan Rp19.886.388.000 Presentase penyisihan piutang tak tertagih 1%

Cadangan penyisihan piutang tak tertagih : 1% x Rp 19.886.388.000 = Rp 198.863.880

Ayat jurnal untuk mencatat cadangan kerugian penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:

(D) Kerugian piutang Rp 198.863.880

(K) Cadangan kerugian piutang Rp 198.863.880

Untuk tahun 2012 Tabel 4.4

Saldo penjualan Rp 18.695.859.000 Presentase penyisihan piutang tak tertagih 1%

Cadangan penyisihan piutang tak tertagih : 1% x Rp 18.695.859.000 =

Rp 186.958.590

Ayat jurnal untuk mencatat cadangan kerugian penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:

(D) Kerugian piutang Rp 186.958.590

(K) Cadangan kerugian piutang Rp 186.958.590

Ayat jurnal cadangan kerugian piutang tak tertagih dibuat bertujuan untuk mengurangkan nilai piutang usaha yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas oleh perusahaan untuk mengalokasikan taksiran biaya kerugian karena pengurangan nilai piutang usaha pada periode berjalan. Metode presentase penjualan dapat digunakan perusahaan untuk mengestimasikan piutang yang tidak tertagih, karena metode ini sangat sederhana, dengan transaksi penjualan sebagai dasar untuk membebankan kerugian piutang tak tertagih.

Pengaruh Cadangan Kerugian Piutang Terhadap Laporan Keuangan Perusahaan

Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, bahwa piutang yang ditampilkan dalam neraca adalah piutang bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang. Nilai piutang ini merupakan nilai bersih yang dapat direalisasikan penerimaannya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat membuat prediksi mengenai cadangan kerugian piutang tersebut. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika ada para debitur yang tidak dapat melunasi piutangnya tepat pada tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu,

(7)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 7 perusahaan harus dapat mengurangi jumlah piutang yang tak tertagih. Piutang yang cepat tertagihnya akan meningkatkan likuiditas perusahaan, sedangkan piutang macet akan menunggak pelunasannya akan merugikan perusahaan. Jika tingkat perputaran atau pelunasan lambat maka perusahaan akan sulit untuk melunasi kewajibannya kepada pihak ketiga yang segera jatuh tempo. Disamping modal kerja yang dibutuhkan lebih besar yang berakibat kegiatan operasional perusahaan akan terhambat karena modal yang ada belum menjadi kas. Pengelolaan piutang usaha sangat penting bagi suatu perusahaan, karena keberhasilan atau suatu kegagalan dalam merealisasikan piutang usaha menjadi kas tergantung dari kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang tersebut.

Penyajian dengan Metode Presentase Penjualan

Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan presentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Presentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan. Kerugian piutang itu timbul karena adanya penjualan kredit, oleh karena itu sebaiknya kerugian piutang juga dihitung dari penjualan kredit. Tetapi karena pemisahan jumlah penjualan menjadi penjualan tunai dan kredit menimbulkan tambahan pekerjaan, maka untuk praktisnya presentase kerugian piutang bisa didasarkan pada jumlah penjualan periode yang bersangkutan.

Taksiran kerugian piutang ini dibebankan ke rekening kerugian piutang dan kreditnya adalah rekening cadangan kerugian piutang.

Penyajian Piutang dengan Presentase Piutang

Perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan cara yaitu:

a. Jumlah Cadangan Dinaikkan sampai Presentase Tertentu dari Saldo Piutang

Dalam cara ini saldo piutang dikalikan dengan presentase tertentu, hasilnya merupakan saldo rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah kerugian piutang, hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah dengan saldo rekening cadangan kerugian piutang.

Misalnya pada tanggal 31 Desember 2011 rekening piutang menunjukkan saldo sebesar 19.886.388.000,00 x 1% = 198.863.880. presentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 1% dari saldo piutang. Dari laporan keuangan perusahaan tahun 2011 dan 2012 yang disajikanoleh perusahaan yang tidak mencantumkan nilai cadangan kerugian piutang dengan analisis penulis setelah dimasukkan nilai cadangan kerugian piutang berdasarkan saldo piutang usaha, dapat dilihat adanya perbedaan. Pada

(8)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 8 tahun 2011, dalam laporan laba rugi sebelum dimasukkannya biaya kerugian piutang, laba bersih tahun 2011 adalah Rp. 373.576.817,65, sedangkan setelah dimasukkan biaya kerugian piutang sebesar Rp. 198.863.380,00, laba bersih tahun 2011 menjadi Rp. 174.712.937,65.Perubahan laba bersih ini akan mempengaruhi Neraca, baik pada nilai total aktiva lancar maupun nilai pada total modal. Setelah dicantumkan nilai cadangan kerugian piutang yang mengurangi nilai piutang bruto, total aktiva lancar menjadi Rp. 21.265.099.536,82 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar Rp.

17.384.994.724,82. Pada total modal, perubahan nilai laba bersih setelah dimasukkan cadangan kerugian piutang berdasarkan analisis peneliti, mempengaruhi total modal yang semula disajikan perusahaan sebesar Rp.11.723.528.954,44 menjadi Rp. 11.524.665.074,44. Perubahan pada total aktiva lancar dan modal ini membuat nilai pada total aktiva dan total pasiva berubah menjadi lebih kecil yaitu Rp. 17.281.665.078,70.

Sama halnya seperti laporan keuangan tahun 2011, Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun 2012 juga mengalami perubahan. Nilai laba bersih tahun 2012 setelah dimasukkan dengan biaya kerugian piutang berubah menjadi lebih kecil yaitu Rp. 11.329.240,22 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar Rp. 12.126.767,22. Perubahan nilai laba bersih tahun berjalan akan merubah jumlah total aktiva lancar dan total modal pada Neraca. Total aktiva lancar menjadi Rp. 22.239.399.967,00 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar Rp. 17.130.687.219,39. Sedangkan total modal berubah menjadi Rp. 11.059.159.708,76 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar Rp.

11.059.957.235,76. Perubahan total aktiva lancar dan total modal ini membuat total aktiva dan total pasiva menjadi lebih kecil yaitu sebesar Rp. 17.484.028.359,02.

(9)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 9 Tabel1

PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU

PERBANDINGAN LABA-RUGI PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2011

Metode Saldo Penjualan

Perusahaan Analisis Peneliti

PENGHASILAN Penjualan Sewa Beli Brng Baru

Penjualan Sewa Beli Brng Trkan

Total Penghasilan Retur

Retur Penj. Sewa Beli Brng Trkn

Total Retur Penjualan Bersih Harga Pokok

Hpp Tunai Barang Baru

Hpp Sewa Beli Brng Tarikan

Total Harga Pokok Laba Kotor Sewa Beli Brng Baru

Laba Kotor Sewa Beli Brng Trkn

Total Laba Kotor Beban Usaha B. Kerugian Piutang Pendapatan Lainlain Laba Bersih

Rp. 2.258.458.000,00 Rp. 4.840.000,00

Rp. 2.263.298.000,00

Rp. 7.840.000,00 Rp. ( 7.840.000,00) Rp. 2.255.458.000,00

Rp. 1.159.837.289,33 Rp. 1.810.577,17

Rp.(1.161.647.866,50) Rp. 1.090.780.710,67 Rp.3.029.422,83

Rp. 1.093.810.133,50

Rp. (697.573.382,01) Rp. (22.659.933,84)

Rp. 373.576.817,65

PENGHASILAN Penjualan Sewa Beli Brng Baru

Penjualan Sewa Beli Brng Trkan

Total Penghasilan Retur

Retur Penj. Sewa Beli Brng Trkn

Total Retur Penjualan Bersih Harga pokok

Hpp Tunai Barang Baru Hpp Sewa Beli Brng Tarikan

Total Harga Pokok Laba Kotor Sewa Beli Brng Baru

Laba Kotor Sewa Beli Brng Trkn

Total Laba Kotor Beban Usaha B. Kerugian Piutang Pendapatan Lainlain Laba Bersih

Rp. 2.258.458.000,00 Rp. 4.840.000,00

Rp. 2.263.298.000,00

Rp. 7.840.000,00 Rp. ( 7.840.000,00) Rp. 2.255.458.000,00

Rp. 1.159.837.289,33 Rp. 1.810.577,17

Rp.(1.161.647.866,50) Rp. 1.090.780.710,67

Rp. 3.029.422,83

Rp. 1.093.810.133,50

Rp. (697.573.382,01) Rp. (198.863.880,00) Rp. (22.659.933,84)

Rp. 174.712.937,65 Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2011

(10)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 10 Tabel2

PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU

PERBANDINGAN NERACA PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2011

Metode Saldo Penjualan

PERUSAHAAN ANALIS PENELITI

AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK

Piutang Dgng Sewa Beli Cadangan Piutang Ragu- ragu

Persediaan Brng Baru Persediaan Brng Tarikan Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan

Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan

Akm.peny. Peralatan Kantor

Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lain-lain Jumlah Seluruh Aktiva Pasiva

Hutang Dagang

Biaya yang msih hrus

Rp. 20.000.000,00 Rp. 276.593.166,17 Rp.

19.886.388.000,00 Rp.

(4.078.991.200,00) Rp. 822.862.595,67 Rp. 422.558.831,97 Rp. 35.583.331,01

Rp.

17.384.994.724,82

Rp.

747.092.590,00 Rp.

(686.283.890,00) Rp.

113.151.000,00 Rp.

(78.425.466,12) Rp.

95.534.223,88

AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK

Piutang Dgng Sewa Beli Cadangan Piutang Ragu- ragu

Persediaan Brng Baru Persediaan Brng Tarikan Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan

Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan

Akm.peny. Peralatan Kantor

Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lain-lain Jumlah Seluruh Aktiva Pasiva

Hutang Dagang

Biaya yang msih hrus

Rp.

20.000.000,00 Rp.

276.593.166,17 Rp.

19.886.388.000,00 Rp. (198.886.388,00) Rp. 822.862.595,67 Rp. 422.558.831,97 Rp. 35.583.331,01

Rp.

21.265.099.536,82

Rp. 747.092.590,00 Rp. (686.283.890,00) Rp.

113.151.000,00 Rp. (78.425.466,12) Rp. 95.534.223,88

Rp.

21.360.656.268,70

(11)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 11 dibayar

Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo Jumlah Hutang Dagang Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Panjang Jumlah Hutang jk. Panjang Modal Usaha

Modal

Laba ditahan tahun-tahun lalu

Laba ditahan 1 tahun sebelumnya Laba tahun berjalan s/d bulan lalu

Laba bulan brjln pada thn berjln

Jumlah modal usaha Jumlah seluruh pasiva +

modal

Rp.

17.480.528.958,70

Rp.

1.706.975.174,26 Rp.

250.024.830,00

Rp.

1.957.000.004,26

Rp.

3.800.000.000,00 Rp.

3.800.000.000,00

Rp.

300.000.000,00 Rp

2.889.949.878,23 Rp.

4.108.320.589,44 Rp.

4.051.681.669,12 Rp.

373.576.817,65 Rp.

11.723.528.954,44 Rp.

17.480.528.958,70

dibayar

Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo Jumlah Hutang Dagang Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Panjang Jumlah Hutang jk. Panjang Modal Usaha

Modal

Laba ditahan tahun-tahun lalu

Laba ditahan 1 tahun sebelumnya Laba tahun berjalan s/d bulan lalu

Laba bulan brjln pada thn berjln

Jumlah modal usaha Jumlah seluruh pasiva +

modal

Rp.

1.706.975.174,26 Rp.

250.024.830,00

Rp.

1.957.000.004,26

Rp.

3.800.000.000,00 Rp.

3.800.000.000,00

Rp.

300.000.000,00 Rp.

2.889.949.878,23 Rp. 4.108.320.589,44 Rp. 4.051.681.669,12 Rp. 174.712.937,65 Rp. 11.524.665.074,44 Rp. 17.281.665.078,70

(12)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 12 Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2011

Tabel3

PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU

PERBANDINGAN LABA-RUGI PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2012

Metode Saldo Penjualan

Perusahaan Analisis Peneliti

(13)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 13 PENGHASILAN

Penjualan Tunai Brng Baru

Penjualan Sewa Beli Brng Baru

Penjualan Sewa Beli Brng Trkan

Total Penghasilan

Retur

Retur Penj. Sewa Beli Brng Trkn

Total Retur Penjualan Bersih

Harga Pokok

Hpp Tunai Barang Baru

Hpp Sewa Beli Brng Baru

Hpp Sewa Beli Brng Tarikan

Total Harga Pokok Laba Kotor Tunai Brng Baru

Laba Kotor Sewa Beli Brng Baru

Laba Kotor Sewa Beli Brng Trkn

Total Laba Kotor

Beban Usaha

Rp.

5.504.000,00 Rp.

1.362.326.000,00

Rp.

15.650.000,00

Rp.

1.383.480.000,00

Rp.

10.800.000,00

Rp. (

10.800.000,00)

Rp.

1.372.680.000,00

Rp.

5.376.000,00 Rp

686.315.199,65 Rp.

11.596.546,70 Rp.

703.287.746,35) Rp.

PENGHASILAN Penjualan Tunai Brng Baru

Penjualan Sewa Beli Brng Baru

Penjualan Sewa Beli Brng Trkan

Total Penghasilan

Retur

Retur Penj. Sewa Beli Brng Trkn

Total Retur Penjualan Bersih

Harga Pokok

Hpp Tunai Barang Baru

Hpp Sewa Beli Brng Baru

Hpp Sewa Beli Brng Tarikan

Total Harga Pokok Laba Kotor Tunai Brng Baru

Laba Kotor Sewa Beli Brng Baru

Laba Kotor Sewa Beli Brng Trkn

Total Laba Kotor

Beban Usaha

Rp.

5.504.000,00 Rp.

1.362.326.000,00

Rp.

15.650.000,00

Rp.

1.383.480.000,00

Rp.

10.800.000,00

Rp. (

10.800.000,00)

Rp.

1.372.680.000,00

Rp.

5.376.000,00 Rp

686.315.199,65 Rp.

11.596.546,70 Rp.

703.287.746,35) Rp.

(14)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 14 B. Kerugian Piutang

Pendapatan Lainlain Laba Bersih

128.000,00 Rp.

665.210.800,00 Rp.

4.053.453,30

Rp.

669.392.253,65

Rp. (

670.256.040,60) -

Rp. (

12.990.554,17)

Rp.

12.126.767,22

B. Kerugian Piutang Pendapatan Lainlain Laba Bersih

128.000,00 Rp.

665.210.800,00 Rp.

4.053.453,30

Rp.

669.392.253,65

Rp. (

670.256.040,60) Rp

(11.905290,00) Rp.

(12.990.554,17)

Rp.

11.329.240,22

Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2012

Tabel 4

(15)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 15 PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU

PERBANDINGAN NERACA PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2012

Metode Saldo Penjualan

PERUSAHAAN ANALIS PENELITI

AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK

Piutang Dgng Sewa Beli

Cadangan Piutang Ragu-ragu

Persediaan Brng Baru Persediaan Brng Tarikan

Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan

Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan

Akm.peny. Peralatan Kantor

Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lain- lain

Jumlah Seluruh Aktiva

Rp.

168.105.000,00 Rp.

20.000.000,00 Rp.

335.284.778,03 Rp.

18.695.859.000,00 Rp.

(5.122.439.550,00) Rp.

1.588.024.985,64 Rp.

1.174.630.783,29 Rp.

271.222.222,43

Rp.

17.130.687.219,39

Rp.

1.072.397.890,00 Rp. ( 755.081.011,64) Rp.

124.851.000,00 Rp.

AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK

Piutang Dgng Sewa Beli

Cadangan Piutang Ragu-ragu

Persediaan Brng Baru Persediaan Brng Tarikan

Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan

Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan

Akm.peny. Peralatan Kantor

Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lain- lain

Jumlah Seluruh Aktiva

Rp.

168.105.000,00 Rp.

20.000.000,00 Rp.

335.284.778,03 Rp.

18.695.859.000,00 Rp. ( 13.726.800,00) Rp.

1.588.024.985,64 Rp.

1.174.630.783,29 Rp.

271.222.222,43

Rp

22.239.399.967,00

Rp.

1.072.397.890,00 Rp. ( 755.081.011,64) Rp.

124.851.000,00 Rp. ( 96.525.211,73)

(16)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 16 Pasiva

Hutang Dagang Biaya yang msih hrus dibayar

Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo

Jumlah Hutang Dagang

Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Panjang

Jumlah Hutang jk.

Panjang Modal Usaha Modal

Laba ditahan tahun- tahun lalu

Laba ditahan 1 tahun sebelumnya

Laba tahun berjalan s/d bulan lalu

Laba bulan brjln pada thn berjln

Jumlah modal usaha

Jumlah seluruh pasiva + modal

(96.525.211,73)

Rp.

345.642.666,63

Rp.

8.496.000,00 Rp.

8.496.000,00

Rp.

17.484.825.886,02

Rp.

1.062.115.174,26 Rp.

94.953.876,00 167.799.600,00

Rp.

1.324.868.650,26

Rp.

5.100.000.000,00 Rp.

5.100.000.000,00

Rp.

300.000.000,00 Rp

4.998.270.467,67

Pasiva

Hutang Dagang Biaya yang msih hrus dibayar

Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo

Jumlah Hutang Dagang

Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Panjang

Jumlah Hutang jk.

Panjang Modal Usaha Modal

Laba ditahan tahun- tahun lalu

Laba ditahan 1 tahun sebelumnya

Laba tahun berjalan s/d bulan lalu

Laba bulan brjln pada thn berjln

Jumlah modal usaha

Jumlah seluruh pasiva + modal

Rp.

345.642.666,63

Rp.

8.496.000,00 Rp.

8.496.000,00

Rp.

17.484.825.886,02

Rp.

1.062.115.174,26 Rp.

94.953.876,00 167.799.600,00

Rp.

1.324.868.650,26

Rp.

5.100.000.000,00 Rp.

5.100.000.000,00

Rp.

300.000.000,00 Rp

4.998.270.467,67 Rp.

(17)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 17 Rp.

4.425.258.486,77 Rp.

1.324.301.514,10 Rp.

12.126.767,22

Rp.

11.059.957.235,76

Rp.

17.484.825.886,02

4.425.258.486,77 Rp.

1.324.301.514,10 Rp.

11.329.240,22

Rp.

11.059.159.708.76

Rp.

17.484.028.359,02 Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2012

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil pembahasan, peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

PT. Columbus Lubukinggau kegiatan penagihan piutang dilakukan oleh bagian penagihan. Bagian pembukuan menginformasikan kepada pelanggan mengenai piutang dagang yang akan jatuh tempo.

Kemudian bagian pembukuan memberikan faktur penjualan yang asli kepada bagian penagihan sebagai dasar melakukan penagihan. Pada waktu pelanggan membayar lunas seluruh hutangnya, maka pada faktur asli diberi cap lunas serta dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, bahwa sistem pemberian piutang masih belum memuaskan. Hal ini terlihat bahwa dalam pemberian piutang PT.

Columbus Lubuklinggau tidak menyeleksi terlebih dahulu para calon konsumennya yang layak diberikan penjualan secara kredit dan hanya berdasarkan kepercayaan semata yang dapat menyebabkan bertambahnya jumlah piutang tak tertagih setiap tahunnya.

Saran

(18)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 18 PT. Columbus Lubuklinggau dalam memajukan usahanya.PT. Columbus Lubuklinggau sebaiknya mengurangkan nilai piutang bruto dengan nilai cadangan kerugian piutang sehingga diperoleh nilai piutang bersih (netto) yang dapat direalisasi karena jumlah piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca harus dalam nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasi serta PT. Columbus Lubuklinggau sebaiknya sebelum memberi suatu piutang seharusnya melakukan suatu perencanaan terlebih dahulu melakukan pembinaan kepada pembeli, apakah layak atau tidak diberikan piutang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti piutang tak tertagih.

Daftar Pustaka

(19)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 19 Baridwan Zaki, 2004. Intermedit Accounting. Edisi Delapan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Cahyo, Mardanung P., 2011,Mengelola Kartu Piutang, Yogyakarta : PT Intan Sejati Klaten.

Giri, Efraim Ferdinan, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Yogyakarta : UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Harahap, Sofyan Syafri, 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011,Teori Akuntansi, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

http://fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/jurnal/29082012-0811031058.pdf.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat : Graha Akuntan.

Mahdi Hendrich. 2013.Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Piutang Dagang pada Toko Sahabat Palembang.Ilmiah, 2013 (11), 1-10.

Martani dwi, dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sodikin,Slamet Sugiri, dan Riyono, Bogat Agus, 2012,Pengantar Akuntansi 1, Yogyakarta : UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Sugiyono, 2010,Metodelogi Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2012,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta CV

Referensi

Dokumen terkait

4.2.3.2 Pengukuran Paragraf 63 menjelaskan jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi

Dapat digunakan sebagai masukan serta bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan serta sebagai sarana informasi dan evaluasi tentang perlakuan akuntansi atas piutang

penjualan pada saat cadangan kerugian piutang tersebut ditetapkan, atau.. didasarkan pada presentase tertentu dari taksiran jumlah penjualan

Penyajian Piutang Usaha pada Catatan Atas Laporan Keuangan PT.

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui bahwa piutang usaha yang terjadi di PT Para Bathara Surya terjadi karena adanya voucher pasca bayar pelanggan,

Piutang usaha juga dapat menimbulkan resiko bagi perusahaan, semakin banyak piutang yang dapat tertagih, maka semakin banyak pula laba yang dapat diperoleh,

Pada Bank Sulselbar Syariah jika nasabah mengalami tunggakan pembayaran angsuran, Bank wajib membentuk Cadangan kerugian penurunan nilai untuk pembiayaan murabahah, sedangkan dalam PSAK

Dalam kasus ini, perusahaan akan membuat jurnal pembalik terlebih dahulu atas jurnal penghapusan piutang yang telah dibuat, yaitu: Piutang Usaha xxx Penyisihan Piutang Ragu – Ragu xxx