Menurut Fana Pratiwa (2019) yang berjudul Perlakuan Akuntansi Terhadap Klaim Kewajaran Laporan Keuangan Pada PT. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana akuntansi piutang yang dilakukan oleh PTPN III (Persero) Medan dengan melakukan penelitian dan membahasnya dalam skripsi yang berjudul; ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PTPN III KOTA MEDAN. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; Bagaimana perlakuan akuntansi yang diterapkan pada piutang usaha di PTPN III (Persero) Kota Medan jika dikaitkan dengan PSAK nomor 1 tahun 2018-2020.
Untuk mengetahui dan menganalisis kesesuaian penerapan perlakuan akuntansi piutang usaha pada PTPN III (Persero) Kota Medan, dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 tahun 2018-2020. Penggolongan tuntutan menurut Abdul Halim didasarkan pada sumber terjadinya; “Debitur digolongkan menjadi dua golongan, yaitu debitur usaha dan piutang lain-lain.”7. Piutang dagang (trade) adalah piutang yang timbul dari penjualan produk atau pemberian jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
Sedangkan menurut Hery dikutip dari Fani (2019), piutang digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu: “piutang usaha, piutang transfer uang, dan piutang lain-lain.”8. Piutang Usaha (Accounts Receivable), yaitu jumlah yang ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Sedangkan instrumen bagi pihak yang berjanji menerima pembayaran disebut wesel tagih, yang akan dicatat dalam catatan akuntansi sebagai “notes receivable”.
Piutang wesel, seperti piutang dagang, memiliki saldo normal di sebelah debit sejalan dengan saldo normal aset.
Berdasarkan Tujuan Pelaporan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang
Dengan meningkatnya penjualan secara kredit setiap tahunnya, perusahaan harus memastikan investasi yang lebih besar pada piutang. Semakin besar jumlah piutang maka semakin besar risikonya, namun juga semakin besar pula profitabilitas (kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal tertentu dalam periode tertentu). Jika suatu perusahaan menerapkan sistem pembayaran yang ketat, berarti lebih mengutamakan keamanan kredit dibandingkan profitabilitas.
Ketentuan ketat yang mungkin dikenakan antara lain: jangka waktu pembayaran yang pendek, beban bunga yang tinggi atas keterlambatan pembayaran. Kelancaran penerimaan piutang dan mengukur baik tidaknya investasi pada piutang terlihat dari tingkat perputarannya.
Resiko Kerugian Piutang
Hal ini dapat terjadi dari sudut pandang kreditur karena kurangnya upaya penagihan, kurangnya kontrol dari kreditur atau kurangnya analisis seleksi pada saat pemberian kredit. Hal ini dapat terjadi karena perputaran piutang yang rendah mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang menjadi semakin besar sehingga mengakibatkan modal kerja menjadi tidak produktif.
Taksiran Piutang Ragu-Ragu
Dengan metode saldo piutang akhir, ditentukan persentase tertentu dari saldo akhir piutang usaha yang diperkirakan tidak tertagih. Saldo awal pada akun cadangan piutang kemudian akan disesuaikan jumlahnya (melalui entri jurnal penyesuaian) sehingga menghasilkan saldo akhir yang nilainya sama dengan hasil persentase tersebut. Sedangkan dengan metode ageing of receivables, piutang usaha akan dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan karakteristik umurnya masing-masing, artinya ada pengelompokan piutang usaha ke dalam kategori-kategori berdasarkan tanggal jatuh tempo piutangnya.
Berdasarkan umur piutang, kecil kemungkinan piutang yang sudah berumur panjang dapat tertagih. Dengan metode umur piutang, estimasi terpisah mengenai persentase piutang usaha yang tidak tertagih diterapkan untuk setiap kelompok umur. Setelah menerapkan persentase yang berbeda untuk setiap kelompok umur, skor yang sesuai akan dijumlahkan untuk menentukan skor total.
Dengan metode penuaan piutang, seperti halnya metode saldo akhir piutang, saldo awal penyisihan piutang ragu-ragu harus disesuaikan (melalui entri jurnal penyesuaian).
Pendekatan Laba Rugi
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Dan Penghapusan Piutang
Salah satu harapan yang diambil perusahaan adalah dengan menyiapkan cadangan kerugian piutang atau penyisihan piutang tak tertagih atau cadangan piutang tak tertagih. Fani mengutip Baridwan dalam bukunya Akuntansi Intermediate yang menjelaskan bahwa tagihan yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya melarikan diri, meninggal dunia, bangkrut atau karena sebab lain harus ditagih. Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian, yang pencatatannya tidak dibebankan pada akun kerugian piutang, melainkan pada akun penyisihan kerugian piutang, karena kerugian atas piutang diakui pada akhir periode sebelumnya.” 9 .
Metode penghapusan langsung ini biasanya digunakan pada usaha skala kecil atau dapat juga diterapkan pada usaha yang tidak dapat memperkirakan kerugian piutang usaha dengan tepat. Pada akhir periode akuntansi, estimasi kerugian piutang tidak dihitung, namun kerugian piutang hanya diakui jika piutang tersebut secara definitif tidak dapat tertagih. Oleh karena itu, piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada taksiran kerugian piutang tersebut dan dikreditkan ke dalam piutang usaha.
Apabila pelanggan melunasi piutang yang telah dihapuskan oleh perusahaan sebelum dibukukan, maka piutang yang telah dikreditkan sebelumnya akan didebit kembali dan beban kerugian piutang dikreditkan oleh perusahaan. Cara ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar dimana perusahaan tersebut telah membuat taksiran atau perkiraan mengenai kerugian atas piutang yang akan diterima akibat tidak dapat terpulihkan seluruhnya. Dilakukan perkiraan mengenai taksiran kerugian debitur dari seluruh penjualan kredit atau dari jumlah piutang yang belum dilunasi.
Dan apabila sudah dipastikan piutang tersebut tidak dapat ditagih lagi, maka perusahaan akan membebankan penyisihan piutang tak tertagih atas piutang usaha tersebut. Untuk memperoleh perbandingan yang tepat antara beban dan pendapatan serta memperoleh nilai piutang yang benar, beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama dengan penjualan. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan persentase tertentu dari kredit macet. Karena piutang tak tertagih dianggap sebagai kontinjensi kerugian, maka metode pengurangan hanya tepat jika terdapat kemungkinan nilai aset mengalami penurunan dan jumlah penurunan atau kerugian tersebut dapat diperkirakan secara wajar.
Apabila piutang yang telah dihapusbukukan diterima kembali untuk dibayar, maka piutang yang telah dihapusbukukan tersebut disajikan kembali sebagai debit dan kredit untuk penyesuaian nilai piutang tersebut. Pada akhir periode, taksiran kerugian piutang tidak dihitung, melainkan kerugian piutang hanya diakui jika diketahui benar-benar terdapat piutang yang tidak tertagih, sehingga dibuat jurnal. Metode Penyisihan Metode ini merupakan perkiraan taksiran piutang tak tertagih dari seluruh penjualan kredit atau dari jumlah piutang yang beredar.
Penyajian Piutang Dalam Laporan Neraca
Pengakuan Piutang Usaha
Proses penjualan barang dagangan kepada pelanggan berkaitan dengan peralihan hak kepemilikan yang dinyatakan dalam syarat penyerahan. FOB-Shipping Point adalah suatu transaksi penjualan barang dagangan dimana peralihan hak milik atas barang tersebut terjadi di gudang penjual, sehingga beban pengiriman barang tersebut menjadi tanggung jawab pembeli. Ongkos kirim tidak dijurnal oleh penjual, melainkan ditambahkan pada harga beli barang beserta ongkos kirimnya.
FOB-Destination merupakan transaksi penjualan barang yang perpindahan hak kepemilikan atas barang tersebut terjadi di gudang pembeli sehingga beban pengangkutan barang tersebut ditanggung oleh penjual. Penjual mencatat dan menjurnal biaya pengangkutan dan menjadi bagian dari biaya operasional yang harus dikeluarkan sehingga mengakibatkan penurunan laba operasional penjual pada periode yang bersangkutan. Kutipan Astri dari Kieso, dkk; “Ada 2 cara untuk mengakui jumlah piutang, yaitu; metode kotor dan metode bersih"11.
Apabila ternyata diskon penjualan tidak digunakan oleh debitur, maka kelebihan pembayaran jumlah klaim diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Pengukuran Piutang Usaha
Pencatatan Piutang Usaha
Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha
Hasil PenelitianTerdahulu
Dalam topik bahasannya, penelitian terdahulu juga membahas tentang pengendalian internal atas penjualan kredit karena permasalahannya terletak pada pelunasan piutang yang telah dihapusbukukan, sedangkan penelitian kali ini lebih menekankan pada penyisihan piutang tak tertagih yang telah dihapuskan. Melakukan investigasi bersama terhadap piutang suatu perusahaan untuk meminimalisir kerugian akibat piutang tak tertagih. Penelitian terdahulu menyoroti perbandingan perlakuan piutang usaha menurut perusahaan dengan perlakuan piutang usaha menurut SAK No.
Sementara itu, penelitian saat ini lebih menekankan pada perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha suatu perusahaan dan kewajaran laporan keuangan. Pada penelitian sebelumnya, perusahaan yang diteliti bergerak pada bidang jasa, sedangkan penelitian kali ini fokus pada bidang manajemen dan penjualan.
METODE PENELITIAN
- Objek Penelitian
 - Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data
 - Metode Pengumpulan Data
 - Metode Analisis Data
 
Data kualitatif yaitu data yang berupa pernyataan atau informasi tertulis seperti kebijakan perusahaan mengenai piutang yang dapat mendukung penelitian. Informasi tersebut peneliti peroleh dari peneliti terdahulu mengenai perlakuan akuntansi piutang usaha, serta informasi dari Bagian Keuangan dan Akuntansi Operasional (BOKA) pada PTPN III (Persero) Medan. Data merupakan fakta atau informasi tentang apa saja yang dapat dijadikan bahan untuk menciptakan suatu informasi.
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung atau data yang masih asli apa adanya. Data primer adalah data asli yang diperoleh dari sumber asli dan data primer ini memerlukan keterlibatan langsung peneliti. Data primer meliputi hasil wawancara online (melalui WhatsApp) dengan otoritas di Bagian Operasional Keuangan dan Akuntansi (BOKA) di PTPN III (Persero) Medan dengan meminta informasi dan data perusahaan untuk mendukung penelitian.
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan telah melalui proses perhitungan. Berdasarkan pengertian tersebut maka jenis data sekunder yang digunakan adalah data penjualan kredit, neraca dan laporan laba/rugi perusahaan, serta data dari buku, jurnal atau artikel. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah cara mengumpulkan data yang relevan dengan penelitian.
Menurut Azuar Juliandi, dkk. “Wawancara merupakan dialog langsung antara peneliti dan responden penelitian.” 13 Wawancara dapat dilakukan apabila jumlah respondennya sedikit. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara online dengan otoritas di Bagian Operasional Keuangan dan Akuntansi (BOKA) di PTPN III (Persero) Medan. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan dokumen tertulis seperti: cerpen, buku harian, majalah dan laporan yang termasuk dalam PTPN III.