ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG JASA PADA PT XYZ
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III
Oleh:
DWI SARTIKA 3110701018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK BATAM
2010
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Dwi Sartika
NIM : 3110701018
Tanda Tangan :
Tanggal : 16 Juli 2010
LEMBAR PENGESAHAAN
TUGAS AKHIR
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG JASA PADA PT XYZ
Oleh:
DWI SARTIKA 3110701018
BATAM, 16 Juli 2010 Dosen Pembimbing
Ely Kartikaningdyah, S.E., M.Si.
NIK. 109058
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
Arniati, S.E., M.Si., Akt. Marihot Nasution,S.E
NIK. 100003 NIK. 109060
iv Bissmillaahirrahmaanirrahhim
Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah AWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Jasa pada PT XYZ”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pekerjaan Tugas Akhir ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat ku sayangi yang telah banyak memberikan dukungan, semangat dan do‟a kepada penulis hingga penulis dengan semangat dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Priyono Eko Sanyoto selaku Direktur Politeknik Batam.
3. Bapak M. Zaenuddin, Msc.,S.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi.
4. Bapak Hendra Gunawan, SE. selaku Dosen Wali.
5. Ibu Ely Kartikaningdyah. Selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Semua Dosen Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
7. Bapak Krisdianto selaku Branch Manager PT XYZ yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan magang industri.
8. Ibu Riannie Harsanty selaku Operation Head yang telah memberikan pelajaran berharga kepada penulis selama melakukan kegiatan magang industry.
9. Kak Poni, Kak Nia, Kak indri, Kak Reni, Bang Febry. Bang Ervin, Bang Yudi serta seluruh staff dan karyawan PT XYZ yang telah berbaik hati membagi pengetahuan kepada penulis selama penulis melakukan magang industri.
v
10. Thank‟s buat kakak n adik ku yang selalu memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
11. Thank‟s buat keponakan ku yang selalu menghibur penulis.
12. Sahabat-sahabat terbaik ku yaitu: Ame, Nila, Taty (semua hal-hal bersama yang telah kita lalui tidak akan bisa terlupakan), Opie dan indah yang sudah memberi masukan dan semangat kepada penulis.
13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2007.
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, atas segala bantuan dan perhatian semua pihak penulis ucapkan terima kasih. Dengan segala kerendahan hati, penulis menghargai kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat bermanfaat bagi penulis di masa mendatang.
Batam, 16 Juli 2010 Penulis
DWI SARTIKA 3110701018
vi
Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DWI SARTIKA
NIM : 3110701018
Program Studi : AKUNTANSI Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Noneksklusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Jasa Pada PT XYZ ”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Batam berhak menyimpan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilih Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Politeknik Batam Pada Tanggal : 16 Juli 2010
Yang menyatakan,
Dwi Sartika 3110701018
vii DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pernyataan Orisinalitas ... ii
Lembar Pengesahaan... iii
Kata Pengantar ... iv
Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... vi
Daftar Isi... ... vii
Daftar Gambar... ix
Daftar Grafik ... x
Daftar Tabel ... xi
Daftar Lampiran ... xii
Abstrak…. ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Penjualan Kredit ... 7
2.2 Pengertian Piutang ... 8
2.3 Jenis-Jenis Piutang ... 8
2.4 Catatan Akuntansi ... 9
2.5 Metode Pencatatan Piutang... 10
2.6 Buki Transaksi ... 12
2.7 Pengakuan Piutang... 13
2.8 Penilaian Piutang ... 13
2.9 Pencatatan Transaksi Piutang ... 14
2.10 Analisa Umur Piutang... 15
2.11 Penghapusan Piutang ... 15
2.11.1 Cadangan Kerugian Piutang... 16
2.11.2 Metode Penghapusan langsung ... 16
2.12 Pendekatan Laporan Laba... 18
2.13 Pendekatan Neraca... 18
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 19
3.1 Metodologi Penelitian ... 19
viii
3.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 20
3.2.1 Latar Belakang Berdirinya PT XYZ ... 20
3.2.2 Visi, Misi dan Nilai ... 22
3.2.3 Produk Pembiayaan Perusahaan ... 23
3.2.4 Perkembangan Volume Pembiayaan 3 Tahun Terakhir ... 24
3.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 25
3.2.6 Job Description ... 26
BAB 4 PEMBAHASAN ... 30
4.1 Pengakuan Piutang Jasa Pada PT XYZ ... 30
4.1.1 Proses awal Terjadinya Piutang Jasa ... 30
4.1.2 Ilustrasi Kasus ... 31
4.1.3 Perhitungan Piutang Jasa ... 32
4.1.4 Pencatatan Kerugian Piutang ... 32
4.1.5 Proses Terjadinya Piutang Tak Tertagih ... 34
4.1.6 Penghapusan Piutang Jasa ... 34
4.1.7 Penerimaan Pelunasan dari Piutang yang Telah dihapuskan ... 35
4.1.8 Penyajian Piutang di neraca ... 37
4.2 Kesesuaian Perlakuan akuntansi terhadap Piutang Jasa PT XYZ dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) ... 38
4.2.1 Analisis Pengakuan Piutang ... 38
4.2.2 Analisis Pencatatan Piutang ... 38
BAB 5 PENUTUP ... 42
5.1 Kesimpulan ... 42
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi... 25 Gambar 4.1 Proses Terjadinya Piutang Jasa ... 30
x
Grafik 3.1 Perkembangan Volume 3 Tahun Terakhir... 24
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pencatatan Transaksi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas ... 14
Tabel 2.2 Jurnal Pencatatan dengan Metode Cadangan dan Metode Langsung ... 17
Tabel 4.1 Jurnal Penjualan Secara Kredit ... 33
Tabel 4.2 Jurnal Penerimaan Kas ... 33
Tabel 4.3 Penghapusan Piutang ... 35
Tabel 4.4 Mencatat Timbulnya Piutang yang Telah dihapuskan ... 36
Tabel 4.5 Mencatat Penerimaan Kas dari Piutang Jasa ... 36
Tabel 4.6 Neraca PT XYZ ... 37
Tabel 4.7 Kesesuaian Pencatatan Penjualan secara kredit ... 38
Tabel 4.8 Kesesuaian Pencatatan Pembayaran ... 39
Tabel 4.8 Kesesuaian Pencatatan Penghapusan Piutang ... 40
Tabel 4.8 Kesesuaian Jurnal Penerimaan Pelunasan dari Piutang yang Telah Dihapuskan ... 40
xii Lampiran I : Daftar Pertanyaan
Lampiran II : Laporan Magang
Lampiran III : Bukti Permohonan Pencairan Dana
xiii
ABSTRAK
Nama : Dwi Sartika
Program Studi : Akuntansi
Judul : Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Jasa Pada PT XYZ
PT XYZ merupakan perusahaan pembiayaan konsumen dengan fokus bisnis memberikan pembiayaan untuk pembeli kendaraan bermotor yang menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat. Dalam pembiayaan tersebut terdapat masalah diantaranya perhitungan piutang jasa, perlakuan piutang jasa dan membandingkan perlakuan piutang jasa tersebut dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Penulis menggunakan metode analisis deskriptif dalam penelitian ini. Dalam melakukan pencatatan piutang jasa, PT XYZ mengakui adanya piutang jasa setelah terjadinya penyerahan barang kepada konsumen. Kesimpulan penelitian ini, PT XYZ melakukan pencatatan kerugian piutang dengan menggunakan metode penghapusan langsung dan perlakuan piutang jasa telah sesuai dengan PABU.
Kata kunci: Perlakuan akuntansi, piutang jasa
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pembiayaan yang telah ada pada awalnya memiliki berbagai bidang usaha. Salah satu yang berkembang saat ini adalah perusahaan pembiayaan yang bergerak di sektor pembiayaan konsumen. Dalam usaha ini, perusahaan pembiayaan konsumen (customer finance) melakukan pembiayaan terhadap barang-barang yang bersifat konsumtif, yaitu kendaraan bermotor (mobil atau motor) dan barang-barang elektronik lainnya.
PT XYZ merupakan perusahaan pembiayaan konsumen dengan fokus bisnis memberikan pembiayaan untuk pembeli kendaraan bermotor yang menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat. Dalam memberikan fasilitas kredit, perusahaan memberikan batas waktu pembayaran kepada konsumen sesuai dengan kemampuan konsumen untuk melunasi. Batas waktu yang diberikan mulai dari 12, 18, 24, 30 dan 36 bulan.
Di pihak lain para konsumen umumnya lebih menyukai apabila perusahaan dapat memberikan kredit karena pembayarannya dapat ditunda. Dengan adanya penjualan secara kredit, maka akan timbul suatu piutang. Mengingat begitu pentingnya nilai dari piutang tersebut dalam aktivitas perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk dapat menetapkan suatu perlakuan piutang, baik dari awal proses terjadinya piutang sampai proses penerimaan kas yang diberikan konsumen. Apabila
proses perlakuan tidak diperhatikan, maka akan mempengaruhi kelangsungan pelaporan piutang. Pentingnya pengakuan piutang jasa bagi perusahaan diantaranya adalah untuk mengetahui kapan terjadinya piutang jasa bagi perusahaan yang harus ditanggung oleh pelanggan yang bersangkutan.
Perlakuan akuntansi terhadap piutang jasa pada PT XYZ meliputi piutang penjualan yang merupakan salah satu pendapatan perusahaan. Selain perlakuan, hal yang penting adalah pencatatan piutang itu sendiri. Transaksi kredit minimal melibatkan dua pihak yaitu kreditur, pihak yang memberi jasa pengkreditan atau yang memperoleh piutang dan debitur sebagai pihak yang melakukan pembelian sehingga timbul utang.
Penjualan secara kredit mengandung resiko yang berupa kerugian yang harus diderita apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Kerugian ini dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama, seperti kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. Istilah yang biasanya digunakan adalah kerugian piutang. Metode yang digunakan untuk mencatat kerugian piutang adalah dengan menggunakan metode penghapusan langsung. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik ingin mengambil judul “Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Jasa Pada PT XYZ.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perhitungan piutang jasa pada PT XYZ.
b. Bagaimana perlakuan akuntansi piutang jasa pada PT XYZ.
c. Apakah perlakuan akuntansi piutang jasa telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini agar dapat mengarah pada tujuan yang telah ditentukan:
a. Batasan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data-data dari bagian keuangan, Credit Marketing Officer (CMO), Account Receivable Officer (ARO) pada PT XYZ dan bagian terkait lainnya pada periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009. Pada kegiatan ini penulis hanya menggunakan data-data yang berhubungan dengan piutang jasa serta dokumen Permohonan Pencairan Dana (PPD) untuk mengetahui perhitungan piutang.
b. Batasan Lapangan
Adapun batasan lapangan dari penelitian ini diperoleh dari bagian keuangan (finance), Credit Marketing Officer (CMO), Account Receivable Officer (ARO) pada PT XYZ.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan piutang jasa pada PT XYZ.
b. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi piutang jasa pada PT XYZ.
c. Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi piutang jasa telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang bermanfaat, adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan demi meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan di masa yang akan datang.
b. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang piutang jasa dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama di bangku kuliah.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai tambahan referensi serta informasi tambahan bagi peneliti lain untuk penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.
5
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 (lima) bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan landasan teori atau konsep yang mendasari penyusunan penelitian ini seperti pengertian piutang, pencatatan piutang dan perhitungan piutang,
BAB III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Berisi metodologi penelitian yang membahas objek penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data. Sedangkan gambaran umum perusahaan membahas tentang latar belakang berdirinya perusahaan, sejarah singkat mengenai perusahaan yang diteliti, dan struktur perusahaan.
BAB IV Pembahasan
Bab ini menguraikan jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah yang terdiri dari bagaimana perhitungan piutang jasa pada PT XYZ, bagaimana perlakuan akuntansi piutang jasa pada PT XYZ dan apakah perlakuan akuntansi piutang jasa
telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan dari hasil yang akan dilakukan dan saran yang diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penjualan Kredit
Menurut akuntansi, penjualan dikelompokkan menjadi dua, yaitu penjualan reguler (penjualan biasa) dan penjualan angsuran. Penjualan reguler terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2001) penjualan secara tunai adalah barang atau jasa harus diserahkan oleh penjual kepada pembeli jika penjual telah menerima uang dari pembeli, sedangkan penjualan secara kredit adalah penjual akan memiliki piutang kepada pelanggannya jika order dari pembeli telah dipenuhi dengan penyerahan atau pengiriman barang atau jasa.
Menurut Yendrawati (2005) banyak orang yang menyamakan istilah antara penjualan kredit dan penjualan angsuran. Sebenarnya semua penjualan angsuran bisa dikatakan sebagai penjualan kredit. Dalam penjualan kredit membutuhkan waktu yang relatif lama untuk pelunasannya, maka ada kemungkinan pembeli tidak melunasi pembayarannya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya untuk melindungi penjual supaya tidak mengalami kerugian, maka saat membeli ada beberapa perjanjian antara lain :
a. Pada saat si pembeli membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual.
b. Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayaran sudah lunas
2.2 Pengertian Piutang
Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada konsumen secara kredit. Menurut Jusup (2005) piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kapada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.
Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun, oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar.
Menurut Baridwan (2004), piutang dagang (piutang usaha) menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Yang termasuk dalam piutang ini hanya tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang.
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang adalah tagihan kepada fihak lain yang pelunasannya akan diterima dalam bentuk kas.
2.3 Jenis-Jenis Piutang
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) piutang dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Piutang Usaha yaitu piutang yang timbul karena penjualan sediaan barang dagangan atau penyerahan jasa dari kegiatan usaha normal.
b. Piutang Nonusaha atau piutang lain-lain yaitu piutang yang harus dilaporkan terpisah dari segala jenis tagihan tunai yang timbul dari transaksi di luar usaha normal. Misalnya piutang sewa, piutang deviden dan piutang bunga.
9
Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, dapat di klasifikasikan menjadi (Sugiri dan Sumiyana, 2005):
a. Piutang lancar, piutang yang diharapkan pelunasannya dalam satu tahun atau satu siklus operasi normal.
b. Piutang tak lancar (jangka panjang) adalah piutang yang mempunyai saat jatuh tempo lebih dari satu tahun.
2.4 Catatan Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001) catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah :
a. Jurnal penjualan
Catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
b. Jurnal retur penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
c. Jurnal umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih.
d. Jurnal penerimaan kas
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
e. Kartu piutang
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur.
2.5 Metode Pencatatan Piutang
Menurut Mulyadi (2001) pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode konvensional.
2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau pernyataan piutang.
Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a) Metode posting harian:
Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan.
Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang.
Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.
Dalam metode ini, media di posting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.
11
b) Metode posting periodik:
Posting ditunda.
Faktur penjualan yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang disimpan sementara menunggu beberapa hari untuk nantinya secara sekaligus di posting ke dalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
Penagihan bersiklus.
Dalam metode ini, selama sebulan media disortasi dan diarsipkan menurut nama pelanggan. Pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi: (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam pernyataan piutang dan kartu piutang, (2) menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang.
3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu.
Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar. Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang.
4. Metode pencatatan dengan menggunakan komputer.
Metode pencatatan piutang dengan komputer menggunakan batch system. Dalam batch system ini, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekalian di posting setiap hari untuk memutkhirkan catatan piutang. Dalam sistem
komputer dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file).
2.6 Bukti Transaksi
Menurut Mulyadi (2001) dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah :
a. Faktur penjualan.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
b. Bukti kas masuk.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
c. Memo kredit.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan dan jika dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh bagian penerimaaan, merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan.
d. Bukti memorial (journal voucher).
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang, dokkumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
13
2.7 Pengakuan Piutang
Salah satu hal yang terpenting dalam piutang adalah kapan suatu piutang diakui telah timbul dan dilaporkan. Piutang terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Para Akuntan mengakui terjadinya penjualan secara kredit adalah ketika barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan dengan disertai adanya bukti- bukti yang pasti bahwa pelanggan telah benar-benar menerima atas barang atau jasa yang diinginkan sesuai dengan harga atau rumus penetapan harga yang telah disepakati bersama. Piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa biasanya harus juga diakui pada saat hak atas barang berpindah kepada pembeli.
Mengakui piutang yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit pada saat barang diserahkan kepada pembeli merupakan praktik yang lazim. Pada saat itulah transaksi penjualan secara kredit dianggap terjadi.
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang dagang atau jasa diakui pada saat perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit kepada konsumen sebesar harga tunai barang atau jasa ketika penjualan terjadi. Sedangkan menurut Baridwan (2004), mengatakan bahwa piutang dagang atau piutang jasa menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.8 Penilaian Piutang
Menurut prinsip akuntansi, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang
tidak dapat diterima. Oleh karena itu penentuan nilai kas bersih yang diterima memerlukan penaksiran jumlah piutang yang tidak akan diterima ( Jusup, 2005).
2.9 Pencatatan Transaksi Piutang
Menurut Harnanto (2002) perusahaan yang menjual barang-barangnya secara kredit harus menanggung risiko bahwa tidak seluruh piutang dapat ditagih atau diterima pembayarannya. Jika piutang tak dapat ditagih, perusahaan mengalami suatu kerugian yang disebut kerugian piutang. Kerugian dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama seperti, kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih dan biaya piutang ragu-ragu. Pencatatan transaksi penjualan secara kredit dan penerimaan pembayaran dapat dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Pencatatan transaksi penjualan secara kredit dan penerimaan kas
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Piutang Jasa/Usaha xxx
Penjualan xxx
(mencatat penjualan secara kredit)
Kas/Bank xxx
Piutang Jasa/Usaha xxx
(mencatat penerimaan kas dari
debitur)
Sumber: Sugiri dan Sumiyana (2005)
15
2.10 Analisa Umur Piutang
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menaksir risiko kerugian piutang dapat dilakukan dengan menganalisis umur piutang. Analisis umur piutang membutuhkan penelusuran dengan seksama rekening-rekening pembantu piutang secara individual.
Saldo setiap rekening pembantu ditentukan umurnya, misalnya menunggak satu bulan atau kurang, menunggak antara satu dan dua bulan, dan seterusnya. Setelah itu kita menaksir berapa persen dari setiap golongan umur piutang yang tidak dapat ditagih.
2.11 Penghapusan Piutang
Piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya lari, meninggal, bangkrut atau sebab-sebab lain harus dihapuskan dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian, pencatatannya tidak dibebankan ke rekening kerugian piutang tetapi dibebankan ke rekening cadangan kerugian piutang, karena kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya (Baridwan, 2004).
Jurnal penghapusan piutang adalah sebagai berikut:
Cadangan kerugian piutang xxx
Piutang xxx
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah dihapuskan akan dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut:
Kas xxx
Cadangan kerugian piutang xxx
2.11.1 Cadangan Kerugian Piutang
Dalam metode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu (Baridwan, 2004):
a. Jumlah penjualan
Kerugian piutang dihitung dengan cara mengkalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Persentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan. Kerugian piutang itu timbul karena adanya penjualan kredit.
b. Saldo piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang.
2. Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang.
3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang.
2.11.2 Metode Penghapusan Langsung
Baridwan (2004) metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan- perusahaan kecil atau perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang
17
dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening kerugian piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapus itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening penerimaan piutang yang sudah ditutup.
Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang bruto. Perbandingan antara metode cadangan dan metode penghapusan langsung dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jurnal pencatatan dengan metode cadangan dan metode penghapusan langsung Taksiran Metode cadangan Metode penghapusan langsung Kerugian piutang
Kerugian piutang xxx
Tidak ada jurnal
Cadangan kerugian
piutang xxx
Menghapus piutang A
Cadangan kerugian
piutang xxx Kerugian piutang xxx Piutang xxx Piutang xxx Pernyataan dari A
akan melunasi
Piutang xxx
Piutang xxx Cadangan kerugian
piutang xxx Kerugian piutang xxx Penerimaan uang dari kas xxx Kas xxx piutang yang sudah
dihapus Piutang xxx Piutang xxx
Sumber: Baridwan (2004)
2.12 Pendekatan Laporan Laba
Taksiran piutang tak tertagih menurut metode laporan laba mendasar pada penjualan selama satu periode pelaporan. Jumlah biaya piutang tak tertagih yanng dilaporkan di laporan laba adalah sebesar persentase tertentu dari penjualan selama satu periode. Adapun taksiran biayanya dapat didasarkan pada persentase rata-rata realisasi rugi periode-periode sebelumnya (Sugiri dan Sumiyana, 2005).
2.13 Pendekatan Neraca
Pada pendekatan neraca, taksiran piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir periode, misalnya dengan menganalisis umur piutang. Persentase taksiran tak tertagih dari piutang yang sudah menunggak relatif lebih lama tentu saja lebih besar. Metode neraca menekankan jumlah piutang bersih (tertagih) yang akan dilaporkan di neraca, sehingga biaya piutang tak tertagih memperhatikan saldo rekening cadangan sebelum penyesuaian (Sugiri dan Sumiyana, 2005).
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang penulis gunakan adalah objek yang berhubungan dengan hal yang akan dibahas dalam tugas akhir penulis, yaitu perlakuan piutang pada PT XYZ.
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi yang akan dilakukan oleh penulis adalah dalam bentuk pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode penelitian dengan cara melakukan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Supomo, 1999).
Dengan menggunakan metode ini maka penulis dapat melakukan wawancara dengan bagian-bagian terkait yang dapat memberikan informasi yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian.
c. Studi Pustaka
Untuk mendapatkan informasi, diperlukan referensi dari beberapa buku panduan untuk mendapatkan teori-teori akuntansi sebagai sumber informasi dalam menganalisis piutang.
3.1.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif.
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang menggambarkan sifat tertentu yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dengan memeriksa sebab- sebab dari gejala tertentu (Umar, 2003).
3.2 Gambaran Umum
3.2.1 Latar Belakang Berdirinya PT XYZ
PT XYZ dibangun dengan kesungguhan tekad untuk menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya di sektor pembiayaan konsumen bidang otomotif. PT XYZ yang didirikan sejak tahun 1990 telah menjadi salah satu perusahaan pembiyaan terbesar untuk berbagai merek otomotif di Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan jumlah aktiva yang dikelola. Pada bulan Maret 2004, PT XYZ melakukan penawaran saham perdana yang diikuti dengan pengalihan 75,0% kepemilikan pemegang saham lama melalui penempatan terbatas ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank
21
Danamon), salah satu bank swasta nasional terbesar yang dimiliki oleh Grup Temasek dari Singapura. Dengan dukungan dari Bank Danamon, perusahaan terus mengembangkan usahanya dengan menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menghasilkan nilai yang tinggi, baik bagi konsumen maupun pemegang saham.
Sejalan dengan kemampuan utama perusahaan dalam mengelola resiko pembiayaan secara retail, PT XYZ lebih berkonsentrasi kepada pembiayaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan dukungan dana yang besar dari Bank Danamon serta profesionalisme dan dedikasi yang tinggi, perusahaan mampu membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 8,5 triliun pada tahun 2006. Dari jumlah pembiayaan baru tersebut, 74,5% berasal dari sektor pembiayaan sepeda motor dan 25,0% berasal dari sektor pembiayaan mobil. Perusahaan membiayai sedikitnya 12,2% dari seluruh penjualan sepeda motor baru dan 3,9% dari seluruh penjualan mobil baru di Indonesia selama tahun 2006.
Tahun 2006 merupakan tahun yang penuh tantangan sebagai akibat dari kondisi ekomoni makro yang kurang menguntungkan. Namun PT XYZ mampu melewati tahun sulit tersebut dengan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat terwujud berkat kerjasama yang baik antar karyawan dan perhatian penuh perusahaan terhadap pengembangan sumber daya manusia. Untuk menghasilkan individu terbaik perusahaan telah menerapkan budaya perusahaannya melalui program pelatihan yang berkesinambungan yang menyentuh hati karyawan, mitra usaha dan komunitas secara umum. Keseluruhan upaya ini menghasilkan kebanggaan dan kecintaan terhadap perusahaan. Sementara itu, belajar dari pengalaman perusahaan dalam melewati tahun-tahun yang sulit, PT XYZ mulai melebarkan sayapnya dan mengembangkan
strategi yang tepat, yaitu mulai bergerak melayani konsumen yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan sepeda motor atau mobil dan memperkokoh posisinya sebagai perusahaan pembiayaan yang membiayai berbagai merek otomotif. Strategi ini terbukti efektif seiring dengan terus berkembangnya industry otomotif terutama untuk sepeda motor, sehingga menjadikan PT XYZ sebagai salah satu pemain terbesar disektor pembiayaan konsumen otomotif tanpa harus terikat pada salah satu merek otomotif tertentu. Didukung dengan lebih dari 12,500 karyawan dan 245 jaringan usaha yang terbesar di Indonesia, PT XYZ telah memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan pembiayaan konsumen otomotif terkemuka di Indonesia.
3.2.2 Visi, Misi dan Nilai
Adapun visi, misi dan nilai pada PT XYZ yaitu sebagai berikut : 1. Visi
Menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia.
PT XYZ bertekad untuk menjadi “Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia” yang keberadaannya sangat diperhitungkan baik oleh pesaing maupun pasar. Aspirasi kami adalah menjadi pilihan utama untuk berkarya dan dihormati oleh konsumen, karyawan dan pihak yang terkait.
23
2. Misi
Mewujudkan impian esok pada hari ini.
PT XYZ menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat untuk mewujudkan impiannya pada hari ini, tanpa harus menunggu hari esok.
3. Nilai
Guna memberikan kualitas pelayanan terbaik, maka PT XYZ memiliki nilai- nilai pelayanan (Service Values) yang tercakup pada:
C : cekatan A : antusias R : ramah E : empati
CARE merupakan pedoman pelayanan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh fungsi dan jajaran PT XYZ dalam menjalankan aktivitas dan berinteraksi.
3.2.3 Produk Pembiayaan Perusahaan
PT XYZ memberikan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor.
Adapun jenis kendaraan yang dibiayai yaitu:
a. Sepeda motor baru dan mobil baru.
b. Sepeda motor bekas dan mobil bekas.
3.2.4 Perkembangan Volume Penjualan 3 Tahun Terakhir
PT XYZ Cabang Batam yang baru berdiri 4 tahun terakhir mendapat kepercayaan yang cukup besar dari konsumen dalam menentukan pilihan untuk melakukan kredit dengan cara yang efektif dan efisien. Pada tahun 2007 perkembangan volume pembiayaan PT XTZ mencapai 3.689 unit untuk semua jenis produk. Tetapi pada tahun berikutnya PT XYZ mengalami kenaikan yang sedikit demi sedikit.
Berikut ini grafik perkembangan volume pembiayaan 3 tahun terakhir (tahun 2007-2009) sebagai berikut:
Grafik 3.1 Perkembangan Volume 3 Tahun Terakhir
3300 3500 3700 3900 4100 4300 4500
2007 2008 2009
Grafik Perkembangan Volume Pembiayaan Tahun 2007-2009
Penjualan
25
3.2.5 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.2.6 Job Description a. Branch Manager
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Credit Marketing Head (CMH)
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas penjualan untuk mencapai target dan anggaran yang ditetapkan.
c. Credit Marketing Officer (CMO)
Melaksanakan kegiatan marketing dan survey kelayakan konsumen guna mencapai target produktivitas dan kualitas yang ditetapkan.
d. Marketing Admin
Membantu pelaksanaan kegiatan marketing yang berhubungan dengan administrasi.
e. Credit Analyst (CA)
Bagian yang menentukan layak atau tidaknya konsumen untuk melakukan kredit setelah dilakukan survey.
f. Credit Support Analyst (CSA)
Meregister semua Map PK yang masuk setelah disurvey dan memeriksa kelengkapan dokumen Map PK dan memberikan informasi ketidaklengkapan dokumen kepada bagian survey.
27
g. A/R Head
Bertanggung jawab atas performance Account Receivable untuk bucket 1&2 ovd (over day) 1-60 hari. Sedangkan bucket 3&4 ovd 61-210 hari dan pengaliran ke Write Off (WO).
h. Account Receivable Officer (ARO)
Menangani nasabah ovd (over day) 4-30 hari dengan melakukan penagihan langsung ke alamat rumah dan tempat usaha nasabah.
i. Remedial Officer (Rem Off)
Menangani nasabah ovd (over day) 31-60 hari dengan melakukan eksekusi unit dan menerima pembayaran angsuran pembayaran.
j. Account Receivable Admin (A/R Admin)
Membantu Account Receivable untuk hal yang bersifat administrasi.
k. Remedial Admin
Membantu Account Receivable bucket 3&4 untuk hal yang bersifat administrasi.
l. Desk Collection
Menghubungi nasabah ovd (over day) 1-3 hari via tetephone.
m. Operation Head
Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
n. Credit Processor
Memeriksa kelengkapan data-data dari dealer dan data-data nasabah. Jika disetujui tagihan dari dealer akan segera dibayar.
o. Credit Admin
Menginput data-data nasabah kedalam sistem dan mencetak purchase order (PO).
p. Collateral Staff
Bertanggung jawab atas keberadaan atau status BPKB yang berada diperusahaan sampai nasabah selesai masa tenornya.
q. Insurance Staff
Menyediakan fasilitas asuransi yang telah disetujui pada awal nasabah melakukan perkreditan.
r. Customer Service
Memberikan pelayanan dan informasi-informasi yang diperlukan oleh nasabah.
s. HRDGA Head
Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan.
t. GA Staff
Membantu HRDGA Head untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
u. Messenger
Bertugas menyampaikan hal-hal yang dibutuhkan karyawan dalam kegiatan perusahaan.
v. OB (Outsource)
Membantu menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan.
w. Seceurity (Outsource)
Menjaga keamanan perusahaan.
29
x. Finance & Accounting Head
Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
y. Finance Staff
Memeriksa kembali kelengkapan data nasabah dan melakukan pengajuan dana ke pusat.
z. Kasir
Bagian yang menerima pembayaran angsuran setiap bulannya dari para nasabah.
30
PEMBAHASAN
4.1 Pengakuan Piutang Jasa
4.1.1 Proses Awal Terjadinya Piutang Jasa
Pada umumnya praktik aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan elemen piutang terutama piutang jasa adalah penjualan kredit. PT XYZ merupakan perusahaan yang melakukan pembiayaan sebagai sumber pendapatan. Penjualan yang terjadi di PT XYZ adalah penjualan secara kredit.
Piutang jasa timbul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit kepada konsumen. Dalam melakukan kegiatan ini perusahaan juga bekerja sama dengan beberapa dealer yang termuka di Batam. Proses awal terjadinya piutang jasa pada PT XYZ dapat digambarkan sebagai berikut:
1 3
2 4
Gambar 4.1 Proses Terjadinya Piutang Jasa Perusahaan
Konsumen Pihak Dealer
31
Keterangan:
1. Proses awal yang dilakukan calon konsumen dimulai dari calon konsumen datang untuk mengajukan pengambilan kendaraan seperti mengisi form dan melampirkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ada seperti foto copy kartu tanda penduduk atau identitas lainnya dari calon konsumen.
2. Setelah semua persyaratan terpenuhi maka pihak perusahaan akan melakukan survei ke lokasi sesuai dengan informasi yang telah diperoleh perusahaan untuk menentukan layak atau tidaknya konsumen melakukan kredit di PT XYZ.
3. Setelah konsumen dinyatakan layak maka pihak perusahaan akan mencetak purchase order (PO) dan mengirim purchase order (PO) ke dealer. Dealer yang telah menerima purchase order (PO) akan memberi invoice kepada perusahaan, maka pihak perusahaan akan langsung membayar tagihan dari dealer tersebut.
4. Setelah pihak perusahaan melakukan pembayaran pada pihak dealer, selanjutnya pihak dealer akan mengirim barang tersebut kepada konsumen beserta surat pemberitahuan pembayaran dan tagihan.
4.1.2 Ilustrasi Kasus
Pada tanggal 10 Februari 2009, konsumen atas nama Supriyanto yang telah disurvei dan dinyatakan layak melakukan kredit akan membeli motor dengan harga kendaraan Rp 13.359.600, kemudian konsumen memberikan uang muka kepada pihak dealer sebesar Rp 3.150.000. Masa kredit yang diambil konsumen selama 24 bulan dengan angsuran per bulan Rp 682.000 sesuai dengan price list. Konsumen
akan dikenakan biaya administrasi Rp 200.000 dan biaya asuransi Rp 661.300 yang telah ditetapkan oleh PT XYZ.
4.1.2 Perhitungan Piutang Jasa
Harga Kendaraan Rp 13.359.600
DP Gross (DP konsumen) Rp 3.150.000
Biaya Administrasi (Rp 200.000)
Biaya Asuransi (Rp 661.300)
DP Nett (Rp 2.288.700)
Pembiayaan Pokok Rp 11.070.900
Dari perhitungan diatas PT XYZ hanya membiayai sebesar Rp 11.070.900 , nilai ini lebih kecil dari harga kendaraan yang akan diambil oleh konsumen.
sedangkan nilai yang akan ditransfer pusat ke dealer yaitu dari harga kendaraan dikurangi DP Gross (uang muka yang diberikan oleh nasabah), nilai ini juga lebih kecil dari pembiayaan pokok yang harus dikeluarkan perusahaan.
4.1.3 Pencatatan Piutang Jasa
Setelah bagian credit marketing officer (CMO) melakukan perhitungan piutang yang harus ditanggung konsumen setiap bulannya dan barang vang diinginkan konsumen sudah dikirim, maka pada saat itu pihak perusahaan akan mengakui piutang tetrsebut setelah barang dikirim. Pihak perusahaan akan mencatat perhitungan piutang diatas yaitu dengan mendebit rekening piutang jasa dan mengkredit penjualan. Dari perhitungan piutang di atas maka, pihak perusahaan akan
33
melakukan pencatatan sesuia dengan tanggal sikonsumen membeli. Pencatatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Table 4.1 Jurnal Penjualan Secara Kredit
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
10 Feb „09 Piutang jasa Penjualan jasa (mencatat penjualan)
Rp 11.070.900
Rp 11.070.900
Sumber: PT XYZ
Tabel 4.2 Jurnal Penerimaan Kas
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
10 Mar„09 Kas/Bank Piutang Jasa
(mencatat penerimaan angsuran)
Rp 682.000
Rp 682.000
Sumber: PT XYZ
Selain melakukan pencatatan penjualan secara kredit pihak perusahaan juga melakukan pencatatan penerimaan angsuran yaitu dengan mendebit Kas/Bank dan mengkredit Piutang jasa. Dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa pada tanggal 10 Maret 2009 konsumen melakukan pembayaran angsuran sebesar Rp 682.000.
4.1.4 Proses Terjadinya Piutang Tak Tertagih
Prosedur piutang tak tertagih pada PT XYZ yaitu dimulai dari perusahaan akan selalu mengingatkan konsumen atau diinformasikan ke konsumen bahwa piutang konsumen tersebut telah jatuh tempo. Jika sampai 10 hari dari tanggal jatuh temponya konsumen juga belum membayar, pihak perusahaan akan memberitahu kepada konsumen bahwa telah jatuh tempo melalui telephon. Jika perusahaan tidak menanggapi, maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) I kepada konsumen yang piutangnya telah menunggak 24 hari. Surat pemberitahuan (SP) II diberikan kepada konsumen apabila konsumen yang tidak menanggapi SP I.
jangka waktu pengiriman SP II 30 hari. Jika surat pemberitahuan I dan II juga tidak ditanggapi maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) III dengan waktu 36 hari. Jika sudah diberi peringatan dan konsumen tidak menanggapi maka pihak perusahaan akan mendatangi alamat konsumen. Setiap keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda untuk yang telat dari 24 hari dikenakan denda 5%, telat dari 30 hari 10% dan yang telat dari 36 hari 15%.
Apabila piutang konsumen tidak bisa ditagih lagi dikarenakan debiturnya sendiri meninggal, bangkrut atau sebab-sebab lain maka pihak perusahaan akan mengambil barang tersebut.
4.1.5 Penghapusan Piutang Jasa
Penghapusan piutang jasa pada PT XYZ menggunakan metode penghapusan langsun. Sebagai contoh, pada bulan Maret konsumen membayar piutang tersebut
35
dengan lancar sampai bulan Agustus atau lima (5) bulan kedepan. Pada bulan September sampai November konsumen juga tidak membayar piutang tersebut, dan bulan Desember perusahaan akan mengakui piutang tersebut sebagai piutang tak tertagih. Perusahaan akan melakukan penghapusan piutang tersebut pada tanggal 30 Desember 2009, pencatatan penghapusan piutang dapat dilihat pada table 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Penghapusan Piutang
Sumber: PT XYZ
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, piutang jasa sebesar Rp 11.070.900 dikurangi dengan besarnya angsuran konsumen yang telah dibayar selama 6 bulan yaitu sebesar Rp 4.092.000. Maka piutang yang akan dihapus sebesar Rp 6.978.900.
4.1.6 Penerimaan Pelunasan dari Piutang yang Telah Dihapuskan
Meskipun dalam prakteknya PT XYZ jarang melakukan pencatatan penerimaan kembali piutang yang dihapuskan. Penerimaan pelunasan dari konsumen yang telah dihapuskan akan dijurnal sebagai berikut:
a. Jurnal balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan.
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
30 des‟09 Kerugian Piutang Piutang jasa
(mencatat penghapusan piutang)
Rp 6.978.900
Rp 6.978.900
Misalnya, pada tanggal 8 Febuari 2010 perusahaan menerima pembayaran atas piutang yang telah dihapuskan yaitu sebesar Rp 6.978.900. Maka perusahaan akan mencatat sebagai berikut:
Tabel 4.4 Mencatat timbulnya Kembali Piutang yang Telah dihapuskan
Sumber: PT XYZ
b. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus
Tabel 4.5 Mencatat Penerimaan Kas dari Piutang Jasa
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
8 Feb‟10 Kas/Bank Piutang Jasa
Rp 6.978.900
Rp 6.978.900
Sumber: PT XYZ
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang juga hanya akan berpengaruh terhadap rekening-rekening akun rill (Jusup, 2001).
Demikian juga PT XYZ hanya rekening Kas/Bank dan kerugian piutang saja yang berpengaruh pada saat penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
8 Feb‟10 Piutang Jasa
Kerugian Piutang
Rp 6.978.900
Rp 6.978.900
37
4.1.7 Penyajian Piutang di Neraca
Piutang jasa disajikan oleh perusahaan sebagai aktiva lancar di neraca.
Penyajian piutang perusahaan dicatat dengan memberikan pengelompokan pada masing-masing kegiatan penjualan kredit yaitu piutang pihak ketiga dan piutang yang mempunyai hubungan istimewa. Piutang pihak ketiga yaitu pelanggan umum, sedangkan piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah karyawan perusahaan tersebut. Besarnya piutang yang disajikan adalah sebesar nilai piutang yang telah diterima pada periode tersebut. Perusahaan tidak mencatat terhadap penyisihan piutang tak tertagih. Semua piutang yang timbul selama 1 periode akuntansi dianggap seluruhnya dapat tertagih. Dari penjelasan di atas dapat dillihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Neraca pada PT XYZ (periode 2009)
AKUN JUMLAH
AKTIVA LANCAR
Kas Rp xxx
Bank Rp xxx
Piutang – Pihak ketiga Rp xxx
Piutang – Pihak istimewa Rp xxx
Persediaan Rp xxx
Biaya dibayar dimuka Rp xxx
Sumber: PT XYZ
4.2 Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Jasa PT XYZ dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
4.2.1 Analisis Pengakuan Piutang
PT XYZ mengakui piutang jasa pada saat barang diserahkan kepada pihak pembeli. Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang usaha diakui pada saat penyerahan barang dan jasa oleh perusahaan penjual kepada perusahaan pembeli.
Sedangkan menurut Standar akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa pengakuan dilakukan pada saat salah satu pihak melaksanakan sebagian atau seluruh komitmen yang tercangkup dalam kesepakatan.
4.2.2 Analisis Pencatatan Piutang a) Pencatatan penjualan
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menyatakan bahwa piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit diakui dengan mendebit piutang usaha dan mengkredit penjualan.
Tabel 4.7 Kesesuaian pencatatan penjualan secara kredit
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit Piutang Jasa Rp XXX Piutang Usaha Rp XXX
Penjualan Rp XXX
Penjualan Rp XXX
Sumber: Dari berbagai sumber
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa jurnal pencatatan penjualan secara kredit pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU.
39
b) Pencatatan pembayaran
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menyatakan bahwa piutang usaha berkurang setelah terjadi transaksi pembayaran oleh debitor dan diukur sebesar nilai yang dibayar yaitu dengan mendebit Kas dan mengkredit Piutang usaha.
Tabel 4.8 Kesesuaian Pencatatan Pembayaran
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank Rp XXX Kas Rp XXX
Piutang Jasa Rp XXX Piutang Usaha Rp XXX
Sumber: Dari berbagai sumber
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa jurnal pencatatan penjualan secara kredit pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU.
c) Pencatatan penghapusan piutang
Dalam melakukan penghapusan piutang PT XYZ menggunakan metode penghapusan langsung. Menurut Jusup (2001) menyatakan apabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak mendatangkan hasil, dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak mungkin diterima pelunasannya, maka piutang demikian harus dihapus dari pembukuan. Pencatatannya yaitu dengan mendebit Cadangan kerugian piutang dan mengkredit Piutang dagang.
Tabel 4.9 Kesesuaian Pencatatan Pencatatan Penghapusan Piutang
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit Kerugian Piutang Rp XXX
Cadangan Kerugian
Piutang Rp XXX
Piutang Jasa Rp XXX
Piutang
Dagang Rp XXX
Sumber: Dari berbagai sumber
Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa jurnal penghapusan piutang tak tertagih pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU. Perbedaannya hanya terdapat pada rekening-rekening yang digunakan. Rekening yang biasa digunakan pada umumnya adalah mendebit rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang pelanggan.
d) Penerimaan pelunasan dari piutang yang telah dihapuskan
Adapun kesesuaian jurnal penerimaan pelunasan dari piutang yang telah dihapuskan, yaitu seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Kesesuaian Jurnal Penerimaan Pelunasan dari Piutang yang Telah Dihapuskan
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
Piutang Jasa Rp XXX
Piutang Usaha Rp XXX
Kerugian Piutang
Rp XXX Cadangan Kerugian
Piutang Rp XXX
Kas/Bank Rp XXX Kas Rp XXX
Piutang Jasa Rp XXX Piutang Usaha Rp XXX
Sumber: Dari berbagai sumber
41
Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa jurnal penerimaan pelunasan dari piutang yang telah dihapuskan pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU.
Perbedaannya hanya terdapat pada nama rekening-rekening yang digunakan.
Rekening-rekening yang biasa digunakan untuk mencatat kembali piutang yang telah dihapuskan ke dalam pembukuan pada umumnya adalah mendebit rekening piutang usaha dan mengkredit cadangan kerugian piutang. Sedangkan jurnal yang digunakan untuk penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus pada umumnya adalah mendebit rekening kas dan mengkredit rekening piutang usaha.
42
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebagai bagian dari penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan mengenai perlakuan piutang jasa pada PT XYZ adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan piutang jasa yang dilakukan, DP Gross (DP konsumen) akan mengurangi biaya administrasi dan biaya asuransi yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga pembiayaan pokok atau piutang jasa menjadi lebih kecil dari harga kendaraan.
2. Dalam melakukan pencatatan piutang jasa, PT XYZ mengakui adanya piutang jasa setelah terjadinya penyerahan barang kepada konsumen.
3. Pencatatan penghapusan piutang tak tertagih PT XYZ yaitu dengan menggunakan metode penghapusan langsung.
4. Perlakuan Piutang jasa pada PT XYZ telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
5.2 Saran
Sebagai penutup dari penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis ingin menyampaikan saran yang dapat sebagai masukan untuk PT XYZ, yaitu:
43
1. PT XYZ harus lebih selektif lagi dalam memilih calon konsumen baru yang akan mengajukan pembiayaan.
2. Sebaiknya perusahaan dalam pencatatan kerugian piutang menggunakan metode cadangan agar lebih detail dalam menentukan kerugian piutang.
3. Untuk penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang diharapkan dapat lebih terperinci dalam meyajikan piutang di neraca
44
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Harnanto. (2002). Akuntansi keuangan Menengah, buku satu. Yogyakarta: BPFE.
Jusup. (2001). Dasar-dasar Akuntansi. Edisi Keenam, Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Sugiri & Sumiyana. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi Revisian, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Umar. (2003). Riset Akuntansi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Yendrawati. (2005). Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII,Yogyakarta
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana proses terjadinya piutang jasa di PT XYZ?
2. Bagaimana pengakuan piutang jasa pada PT XYZ?
3. Bagaimana pencatatan piutang jasa pada PT XYZ?
4. Bagaimana perhitungan piutang jasa pada PT XYZ?
5. Bagaimana pencatatan piutang jasa yang tak tertagih?
6. Bagaimana penyajian piutang jasa di dalam neraca?
7. Apakah perlakuan piutang jasa pada PT XYZ telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) ?
LAPORAN MAGANG
1. Uraian Kegiatan Magang Selama Tiga Bulan
Selama melakukan kegiatan magang di PT XYZ penulis hanya berada di bagian Administrasi saja. Adapun kegiatan yang dilakukan penulis selama magang berlangsung yaitu:
a. Filling System: Kegiatan filling system di PT XYZ mengguanakan sistem penomoran yang dilakukan untuk mempermudah pengecekan dan agar tidak terjadi temuan pada saat pengauditan.
b. Mencetak PPD (Permohonan Pencairan Dana) untuk diajukan kepusat.
c. Mencetak lembar Fiducia: yaitu merupakan asuransi yang diberikan pihak perusahaan kepada nasabah sesuai dengan perjanjian.
d. Mencetak lembar Surat Kuasa: yaitu merupakan surat kuasa yang diberikan pihak perusahaan kepada nasabah sesuai dengan perjanjian.
e. Mencetak lembar Pemberitahuan: yaitu merupakan surat pemberitahuan pembayaran angsuran per bulan.
f. Menginput data-data nasabah baru yang akan melakukan kredit kedalam system Ad1sys.
g. Mencetak kebenaran BPKB nasabah dengan menggunakan system Ad1sys.
h. Membantu membuat monitoring janji bayar.
2. Sistem dan Prosedur dalam Pekerjaan
Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan menggunakan sistem internal perusahaan yang diberi nama “Ad1sys”. Sistem ini merupakan sistem yang digunakan sehari-hari untuk semua bagian di perusahaan yang akan berhubungan langsung dengan kantor pusat yang berada di Jakarta sehingga kantor pusat akan dapat langsung memantau keadaan di setiap cabang yang ada di seluruh daerah.
Dengan menggunakan sistem ini maka perusahaan akan terus melakukan sistem Online dengan kantor pusat dalam berbagai kegiatan operasional perusahaan, salah satunya permohonan pencairan dana yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh bagian finance untuk para nasabah baru. Kantor pusat akan segera melakuakn transfer atas dana yang dibutuhkan tersebut tanpa harus menunggu waktu yang lama.
Prosedur pekerjaan di PT XYZ adalah sebagi berikut:
a. Credit Marketing Officer (CMO) pada awalnya akan berkonsultasi kepada credit marketing head (CMH) untuk menentukan besarnya persentase DP yang akan ditetapkan. Setelah melakukan konsultasi, credit marketing officer (CMO) melakukan survei kelayakan konsumen sesuai dengan standard kualitas yang ditetapkan.
b. Setelah credit marketing officer (CMO) melakukan survei, data-data yang diperoleh akan diperoses bagian credit analyst (CA) untuk menentukan layak atau tidaknya konsumen melakukan kredit di PT XYZ. Jika disetujui maka bagian credit support analyst (CSA) akan meregister map PK (pokok
konsumen) kedalam sistem dan memeriksa data-data kelengkapan dokumen, jika terdapat ketidaklengkapan dokumen akan disampaikan kepada bagian credit marketing officer (CMO) yang melakukan survei.
c. Bagian credit admin mencetak purchase order (PO) dan messenger segera mengirim purchase order (PO) ke dealer setelah konsumen dinyatakan layak melakukan kredit dan melakukan full data entry data-data konsumen kedalam sistem. Dealer yang telah menerima PO akan memberi invoice ke bagian credit processor (CP). Bagian tersebut akan memeriksa data-data dari dealer dan data-data nasabah, jika telah lengkap tagihan dari dealer akan siap dibayar.
d. Dari bagian credit processor (CP), bagian finance akan memeriksa kembali kelengkapan data-data yang ada, jika sudah lengkap maka finance akan meminta permohonan pencairan dana ke pusat di Jakarta dengan menggunakan system Ad1sys.
3. Flow chart Sistem/Prosedur
Konsultasi dengan CMH
Survei
Diproses oleh CMH
No
Yes
Entry ke sistem
Memeriksa Dokumen
Konfirmasi
Entry ke Sistem Persiapan
PO
PO
Menerima Invoice dari
Dealer
Memeriksa kelengkapan
Dokumen
Invoice
CMO CREDIT ADMINISTRASI FINANCE
Pencairan dana Mulai
Gambar 1 Prosedur Penjualan PT XYZ
4. Media, Peralatan dan Data-Data yang digunakan dalam Magang
Media dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan magang adalah sebagai berikut:
Table 1 Media/Peralatan yang digunakan selama magang
NO NAMA ALAMAT SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN
1 Komputer Standard Pentium 4 1 Buah
2 Printer Standard Epson 1 Buah
3 Staples Standar Max 1 Buah
4 Kertas print 1 Play 1 Buah
5 Kertas print 2 Play 1 Buah
6 Kertas print Multiply 1 Buah
7 Kertas print 1/2 Play 1 Buah
8 Pena Tinta warna hitam 1 Buah
9 Pembuka staples Standard 1 Buah
10 Stempel Perusahaan
Standard 1 Buah
11 Pembolong kertas Standard Joyko 1 Buah
12 Penggaris Joyko 1 Buah
13 Penghapus Joyko 1 Buah
Sumber: Perusahaan
Data-data atau dokumen yang digunakan dalam kegiatan magang adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Dokumen yang digunakan selama magang
NO Jenis Data/Dokumen Satuan
1 Surat konfirmasi persetujuan perlindungan jaminan perjanjian
Lembar
2 Perjanjian pembayaran bersama dengan penyerahan Hak Milik serta Fiducia
Lembar
3 Surat kuasa Lembar
4 Surat kuasa (Fiducia) Lembar
5 Surat pernyataan Lembar
6 Penjelasan penting bagi konsumen Lembar
7 Surat keterangan dan referensi Lembar
8 Form aplikasi Lembar
9 Surat aplikasi permohonan (SAP) Lembar
10 Permohonan Pencairan Dana Lembar
11 Surat pemberitahuan perlindungan asuransi kendaraan
Lembar
12 Daftar amortisasi Lembar
Sumber: Perusahaan