BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.13 Pendekatan Neraca
Pada pendekatan neraca, taksiran piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir periode, misalnya dengan menganalisis umur piutang. Persentase taksiran tak tertagih dari piutang yang sudah menunggak relatif lebih lama tentu saja lebih besar. Metode neraca menekankan jumlah piutang bersih (tertagih) yang akan dilaporkan di neraca, sehingga biaya piutang tak tertagih memperhatikan saldo rekening cadangan sebelum penyesuaian (Sugiri dan Sumiyana, 2005).
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang penulis gunakan adalah objek yang berhubungan dengan hal yang akan dibahas dalam tugas akhir penulis, yaitu perlakuan piutang pada PT XYZ.
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi yang akan dilakukan oleh penulis adalah dalam bentuk pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode penelitian dengan cara melakukan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Supomo, 1999).
Dengan menggunakan metode ini maka penulis dapat melakukan wawancara dengan bagian-bagian terkait yang dapat memberikan informasi yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian.
c. Studi Pustaka
Untuk mendapatkan informasi, diperlukan referensi dari beberapa buku panduan untuk mendapatkan teori-teori akuntansi sebagai sumber informasi dalam menganalisis piutang.
3.1.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif.
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang menggambarkan sifat tertentu yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dengan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu (Umar, 2003).
3.2 Gambaran Umum
3.2.1 Latar Belakang Berdirinya PT XYZ
PT XYZ dibangun dengan kesungguhan tekad untuk menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya di sektor pembiayaan konsumen bidang otomotif. PT XYZ yang didirikan sejak tahun 1990 telah menjadi salah satu perusahaan pembiyaan terbesar untuk berbagai merek otomotif di Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan jumlah aktiva yang dikelola. Pada bulan Maret 2004, PT XYZ melakukan penawaran saham perdana yang diikuti dengan pengalihan 75,0% kepemilikan pemegang saham lama melalui penempatan terbatas ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank
21
Danamon), salah satu bank swasta nasional terbesar yang dimiliki oleh Grup Temasek dari Singapura. Dengan dukungan dari Bank Danamon, perusahaan terus mengembangkan usahanya dengan menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menghasilkan nilai yang tinggi, baik bagi konsumen maupun pemegang saham.
Sejalan dengan kemampuan utama perusahaan dalam mengelola resiko pembiayaan secara retail, PT XYZ lebih berkonsentrasi kepada pembiayaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan dukungan dana yang besar dari Bank Danamon serta profesionalisme dan dedikasi yang tinggi, perusahaan mampu membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 8,5 triliun pada tahun 2006. Dari jumlah pembiayaan baru tersebut, 74,5% berasal dari sektor pembiayaan sepeda motor dan 25,0% berasal dari sektor pembiayaan mobil. Perusahaan membiayai sedikitnya 12,2% dari seluruh penjualan sepeda motor baru dan 3,9% dari seluruh penjualan mobil baru di Indonesia selama tahun 2006.
Tahun 2006 merupakan tahun yang penuh tantangan sebagai akibat dari kondisi ekomoni makro yang kurang menguntungkan. Namun PT XYZ mampu melewati tahun sulit tersebut dengan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat terwujud berkat kerjasama yang baik antar karyawan dan perhatian penuh perusahaan terhadap pengembangan sumber daya manusia. Untuk menghasilkan individu terbaik perusahaan telah menerapkan budaya perusahaannya melalui program pelatihan yang berkesinambungan yang menyentuh hati karyawan, mitra usaha dan komunitas secara umum. Keseluruhan upaya ini menghasilkan kebanggaan dan kecintaan terhadap perusahaan. Sementara itu, belajar dari pengalaman perusahaan dalam melewati tahun-tahun yang sulit, PT XYZ mulai melebarkan sayapnya dan mengembangkan
strategi yang tepat, yaitu mulai bergerak melayani konsumen yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan sepeda motor atau mobil dan memperkokoh posisinya sebagai perusahaan pembiayaan yang membiayai berbagai merek otomotif. Strategi ini terbukti efektif seiring dengan terus berkembangnya industry otomotif terutama untuk sepeda motor, sehingga menjadikan PT XYZ sebagai salah satu pemain terbesar disektor pembiayaan konsumen otomotif tanpa harus terikat pada salah satu merek otomotif tertentu. Didukung dengan lebih dari 12,500 karyawan dan 245 jaringan usaha yang terbesar di Indonesia, PT XYZ telah memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan pembiayaan konsumen otomotif terkemuka di Indonesia.
3.2.2 Visi, Misi dan Nilai
Adapun visi, misi dan nilai pada PT XYZ yaitu sebagai berikut : 1. Visi
Menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia.
PT XYZ bertekad untuk menjadi “Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia” yang keberadaannya sangat diperhitungkan baik oleh pesaing maupun pasar. Aspirasi kami adalah menjadi pilihan utama untuk berkarya dan dihormati oleh konsumen, karyawan dan pihak yang terkait.
23
2. Misi
Mewujudkan impian esok pada hari ini.
PT XYZ menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat untuk mewujudkan impiannya pada hari ini, tanpa harus menunggu hari esok.
3. Nilai
Guna memberikan kualitas pelayanan terbaik, maka PT XYZ memiliki nilai-nilai pelayanan (Service Values) yang tercakup pada:
C : cekatan A : antusias R : ramah E : empati
CARE merupakan pedoman pelayanan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh fungsi dan jajaran PT XYZ dalam menjalankan aktivitas dan berinteraksi.
3.2.3 Produk Pembiayaan Perusahaan
PT XYZ memberikan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor.
Adapun jenis kendaraan yang dibiayai yaitu:
a. Sepeda motor baru dan mobil baru.
b. Sepeda motor bekas dan mobil bekas.
3.2.4 Perkembangan Volume Penjualan 3 Tahun Terakhir
PT XYZ Cabang Batam yang baru berdiri 4 tahun terakhir mendapat kepercayaan yang cukup besar dari konsumen dalam menentukan pilihan untuk melakukan kredit dengan cara yang efektif dan efisien. Pada tahun 2007 perkembangan volume pembiayaan PT XTZ mencapai 3.689 unit untuk semua jenis produk. Tetapi pada tahun berikutnya PT XYZ mengalami kenaikan yang sedikit demi sedikit.
Berikut ini grafik perkembangan volume pembiayaan 3 tahun terakhir (tahun 2007-2009) sebagai berikut:
Grafik 3.1 Perkembangan Volume 3 Tahun Terakhir
3300 3500 3700 3900 4100 4300 4500
2007 2008 2009
Grafik Perkembangan Volume Pembiayaan Tahun 2007-2009
Penjualan
25
3.2.5 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.2.6 Job Description a. Branch Manager
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Credit Marketing Head (CMH)
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas penjualan untuk mencapai target dan anggaran yang ditetapkan.
c. Credit Marketing Officer (CMO)
Melaksanakan kegiatan marketing dan survey kelayakan konsumen guna mencapai target produktivitas dan kualitas yang ditetapkan.
d. Marketing Admin
Membantu pelaksanaan kegiatan marketing yang berhubungan dengan administrasi.
e. Credit Analyst (CA)
Bagian yang menentukan layak atau tidaknya konsumen untuk melakukan kredit setelah dilakukan survey.
f. Credit Support Analyst (CSA)
Meregister semua Map PK yang masuk setelah disurvey dan memeriksa kelengkapan dokumen Map PK dan memberikan informasi ketidaklengkapan dokumen kepada bagian survey.
27
g. A/R Head
Bertanggung jawab atas performance Account Receivable untuk bucket 1&2 ovd (over day) 1-60 hari. Sedangkan bucket 3&4 ovd 61-210 hari dan pengaliran ke Write Off (WO).
h. Account Receivable Officer (ARO)
Menangani nasabah ovd (over day) 4-30 hari dengan melakukan penagihan langsung ke alamat rumah dan tempat usaha nasabah.
i. Remedial Officer (Rem Off)
Menangani nasabah ovd (over day) 31-60 hari dengan melakukan eksekusi unit dan menerima pembayaran angsuran pembayaran.
j. Account Receivable Admin (A/R Admin)
Membantu Account Receivable untuk hal yang bersifat administrasi.
k. Remedial Admin
Membantu Account Receivable bucket 3&4 untuk hal yang bersifat administrasi.
l. Desk Collection
Menghubungi nasabah ovd (over day) 1-3 hari via tetephone.
m. Operation Head
Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
n. Credit Processor
Memeriksa kelengkapan data-data dari dealer dan data-data nasabah. Jika disetujui tagihan dari dealer akan segera dibayar.
o. Credit Admin
Menginput data-data nasabah kedalam sistem dan mencetak purchase order (PO).
p. Collateral Staff
Bertanggung jawab atas keberadaan atau status BPKB yang berada diperusahaan sampai nasabah selesai masa tenornya.
q. Insurance Staff
Menyediakan fasilitas asuransi yang telah disetujui pada awal nasabah melakukan perkreditan.
r. Customer Service
Memberikan pelayanan dan informasi-informasi yang diperlukan oleh nasabah.
s. HRDGA Head
Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan.
t. GA Staff
Membantu HRDGA Head untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
u. Messenger
Bertugas menyampaikan hal-hal yang dibutuhkan karyawan dalam kegiatan perusahaan.
v. OB (Outsource)
Membantu menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan.
w. Seceurity (Outsource)
Menjaga keamanan perusahaan.
29
x. Finance & Accounting Head
Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
y. Finance Staff
Memeriksa kembali kelengkapan data nasabah dan melakukan pengajuan dana ke pusat.
z. Kasir
Bagian yang menerima pembayaran angsuran setiap bulannya dari para nasabah.
30
PEMBAHASAN
4.1 Pengakuan Piutang Jasa
4.1.1 Proses Awal Terjadinya Piutang Jasa
Pada umumnya praktik aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan elemen piutang terutama piutang jasa adalah penjualan kredit. PT XYZ merupakan perusahaan yang melakukan pembiayaan sebagai sumber pendapatan. Penjualan yang terjadi di PT XYZ adalah penjualan secara kredit.
Piutang jasa timbul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit kepada konsumen. Dalam melakukan kegiatan ini perusahaan juga bekerja sama dengan beberapa dealer yang termuka di Batam. Proses awal terjadinya piutang jasa pada PT XYZ dapat digambarkan sebagai berikut:
1 3
2 4
Gambar 4.1 Proses Terjadinya Piutang Jasa Perusahaan
Konsumen Pihak Dealer
31
Keterangan:
1. Proses awal yang dilakukan calon konsumen dimulai dari calon konsumen datang untuk mengajukan pengambilan kendaraan seperti mengisi form dan melampirkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ada seperti foto copy kartu tanda penduduk atau identitas lainnya dari calon konsumen.
2. Setelah semua persyaratan terpenuhi maka pihak perusahaan akan melakukan survei ke lokasi sesuai dengan informasi yang telah diperoleh perusahaan untuk menentukan layak atau tidaknya konsumen melakukan kredit di PT XYZ.
3. Setelah konsumen dinyatakan layak maka pihak perusahaan akan mencetak purchase order (PO) dan mengirim purchase order (PO) ke dealer. Dealer yang telah menerima purchase order (PO) akan memberi invoice kepada perusahaan, maka pihak perusahaan akan langsung membayar tagihan dari dealer tersebut.
4. Setelah pihak perusahaan melakukan pembayaran pada pihak dealer, selanjutnya pihak dealer akan mengirim barang tersebut kepada konsumen beserta surat pemberitahuan pembayaran dan tagihan.
4.1.2 Ilustrasi Kasus
Pada tanggal 10 Februari 2009, konsumen atas nama Supriyanto yang telah disurvei dan dinyatakan layak melakukan kredit akan membeli motor dengan harga kendaraan Rp 13.359.600, kemudian konsumen memberikan uang muka kepada pihak dealer sebesar Rp 3.150.000. Masa kredit yang diambil konsumen selama 24 bulan dengan angsuran per bulan Rp 682.000 sesuai dengan price list. Konsumen
akan dikenakan biaya administrasi Rp 200.000 dan biaya asuransi Rp 661.300 yang telah ditetapkan oleh PT XYZ.
4.1.2 Perhitungan Piutang Jasa
Harga Kendaraan Rp 13.359.600
DP Gross (DP konsumen) Rp 3.150.000
Biaya Administrasi (Rp 200.000)
Biaya Asuransi (Rp 661.300)
DP Nett (Rp 2.288.700)
Pembiayaan Pokok Rp 11.070.900
Dari perhitungan diatas PT XYZ hanya membiayai sebesar Rp 11.070.900 , nilai ini lebih kecil dari harga kendaraan yang akan diambil oleh konsumen.
sedangkan nilai yang akan ditransfer pusat ke dealer yaitu dari harga kendaraan dikurangi DP Gross (uang muka yang diberikan oleh nasabah), nilai ini juga lebih kecil dari pembiayaan pokok yang harus dikeluarkan perusahaan.
4.1.3 Pencatatan Piutang Jasa
Setelah bagian credit marketing officer (CMO) melakukan perhitungan piutang yang harus ditanggung konsumen setiap bulannya dan barang vang diinginkan konsumen sudah dikirim, maka pada saat itu pihak perusahaan akan mengakui piutang tetrsebut setelah barang dikirim. Pihak perusahaan akan mencatat perhitungan piutang diatas yaitu dengan mendebit rekening piutang jasa dan mengkredit penjualan. Dari perhitungan piutang di atas maka, pihak perusahaan akan
33
melakukan pencatatan sesuia dengan tanggal sikonsumen membeli. Pencatatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Table 4.1 Jurnal Penjualan Secara Kredit
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
Tabel 4.2 Jurnal Penerimaan Kas
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
Selain melakukan pencatatan penjualan secara kredit pihak perusahaan juga melakukan pencatatan penerimaan angsuran yaitu dengan mendebit Kas/Bank dan mengkredit Piutang jasa. Dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa pada tanggal 10 Maret 2009 konsumen melakukan pembayaran angsuran sebesar Rp 682.000.
4.1.4 Proses Terjadinya Piutang Tak Tertagih
Prosedur piutang tak tertagih pada PT XYZ yaitu dimulai dari perusahaan akan selalu mengingatkan konsumen atau diinformasikan ke konsumen bahwa piutang konsumen tersebut telah jatuh tempo. Jika sampai 10 hari dari tanggal jatuh temponya konsumen juga belum membayar, pihak perusahaan akan memberitahu kepada konsumen bahwa telah jatuh tempo melalui telephon. Jika perusahaan tidak menanggapi, maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) I kepada konsumen yang piutangnya telah menunggak 24 hari. Surat pemberitahuan (SP) II diberikan kepada konsumen apabila konsumen yang tidak menanggapi SP I.
jangka waktu pengiriman SP II 30 hari. Jika surat pemberitahuan I dan II juga tidak ditanggapi maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) III dengan waktu 36 hari. Jika sudah diberi peringatan dan konsumen tidak menanggapi maka pihak perusahaan akan mendatangi alamat konsumen. Setiap keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda untuk yang telat dari 24 hari dikenakan denda 5%, telat dari 30 hari 10% dan yang telat dari 36 hari 15%.
Apabila piutang konsumen tidak bisa ditagih lagi dikarenakan debiturnya sendiri meninggal, bangkrut atau sebab-sebab lain maka pihak perusahaan akan mengambil barang tersebut.
4.1.5 Penghapusan Piutang Jasa
Penghapusan piutang jasa pada PT XYZ menggunakan metode penghapusan langsun. Sebagai contoh, pada bulan Maret konsumen membayar piutang tersebut
35
dengan lancar sampai bulan Agustus atau lima (5) bulan kedepan. Pada bulan September sampai November konsumen juga tidak membayar piutang tersebut, dan bulan Desember perusahaan akan mengakui piutang tersebut sebagai piutang tak tertagih. Perusahaan akan melakukan penghapusan piutang tersebut pada tanggal 30 Desember 2009, pencatatan penghapusan piutang dapat dilihat pada table 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Penghapusan Piutang
Sumber: PT XYZ
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, piutang jasa sebesar Rp 11.070.900 dikurangi dengan besarnya angsuran konsumen yang telah dibayar selama 6 bulan yaitu sebesar Rp 4.092.000. Maka piutang yang akan dihapus sebesar Rp 6.978.900.
4.1.6 Penerimaan Pelunasan dari Piutang yang Telah Dihapuskan
Meskipun dalam prakteknya PT XYZ jarang melakukan pencatatan penerimaan kembali piutang yang dihapuskan. Penerimaan pelunasan dari konsumen yang telah dihapuskan akan dijurnal sebagai berikut:
a. Jurnal balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan.
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
30 des‟09 Kerugian Piutang Piutang jasa
(mencatat penghapusan piutang)
Rp 6.978.900
Rp 6.978.900
Misalnya, pada tanggal 8 Febuari 2010 perusahaan menerima pembayaran atas piutang yang telah dihapuskan yaitu sebesar Rp 6.978.900. Maka perusahaan akan mencatat sebagai berikut:
Tabel 4.4 Mencatat timbulnya Kembali Piutang yang Telah dihapuskan
Sumber: PT XYZ
b. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus
Tabel 4.5 Mencatat Penerimaan Kas dari Piutang Jasa
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
8 Feb‟10 Kas/Bank Piutang Jasa
Rp 6.978.900
Rp 6.978.900
Sumber: PT XYZ
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang juga hanya akan berpengaruh terhadap rekening-rekening akun rill (Jusup, 2001).
Demikian juga PT XYZ hanya rekening Kas/Bank dan kerugian piutang saja yang berpengaruh pada saat penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
8 Feb‟10 Piutang Jasa
Kerugian Piutang
Rp 6.978.900
Rp 6.978.900
37
4.1.7 Penyajian Piutang di Neraca
Piutang jasa disajikan oleh perusahaan sebagai aktiva lancar di neraca.
Penyajian piutang perusahaan dicatat dengan memberikan pengelompokan pada masing-masing kegiatan penjualan kredit yaitu piutang pihak ketiga dan piutang yang mempunyai hubungan istimewa. Piutang pihak ketiga yaitu pelanggan umum, sedangkan piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah karyawan perusahaan tersebut. Besarnya piutang yang disajikan adalah sebesar nilai piutang yang telah diterima pada periode tersebut. Perusahaan tidak mencatat terhadap penyisihan piutang tak tertagih. Semua piutang yang timbul selama 1 periode akuntansi dianggap seluruhnya dapat tertagih. Dari penjelasan di atas dapat dillihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Neraca pada PT XYZ (periode 2009)
AKUN JUMLAH
AKTIVA LANCAR
Kas Rp xxx
Bank Rp xxx
Piutang – Pihak ketiga Rp xxx
Piutang – Pihak istimewa Rp xxx
Persediaan Rp xxx
Biaya dibayar dimuka Rp xxx
Sumber: PT XYZ
4.2 Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Jasa PT XYZ dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
4.2.1 Analisis Pengakuan Piutang
PT XYZ mengakui piutang jasa pada saat barang diserahkan kepada pihak pembeli. Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang usaha diakui pada saat penyerahan barang dan jasa oleh perusahaan penjual kepada perusahaan pembeli.
Sedangkan menurut Standar akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa pengakuan dilakukan pada saat salah satu pihak melaksanakan sebagian atau seluruh komitmen yang tercangkup dalam kesepakatan.
4.2.2 Analisis Pencatatan Piutang a) Pencatatan penjualan
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menyatakan bahwa piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit diakui dengan mendebit piutang usaha dan mengkredit penjualan.
Tabel 4.7 Kesesuaian pencatatan penjualan secara kredit
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit Piutang Jasa Rp XXX Piutang Usaha Rp XXX
Penjualan Rp XXX
Penjualan Rp XXX
Sumber: Dari berbagai sumber
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa jurnal pencatatan penjualan secara kredit pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU.
39
b) Pencatatan pembayaran
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menyatakan bahwa piutang usaha berkurang setelah terjadi transaksi pembayaran oleh debitor dan diukur sebesar nilai yang dibayar yaitu dengan mendebit Kas dan mengkredit Piutang usaha.
Tabel 4.8 Kesesuaian Pencatatan Pembayaran
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank Rp XXX Kas Rp XXX
Piutang Jasa Rp XXX Piutang Usaha Rp XXX
Sumber: Dari berbagai sumber
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa jurnal pencatatan penjualan secara kredit pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU.
c) Pencatatan penghapusan piutang
Dalam melakukan penghapusan piutang PT XYZ menggunakan metode penghapusan langsung. Menurut Jusup (2001) menyatakan apabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak mendatangkan hasil, dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak mungkin diterima pelunasannya, maka piutang demikian harus dihapus dari pembukuan. Pencatatannya yaitu dengan mendebit Cadangan kerugian piutang dan mengkredit Piutang dagang.
Tabel 4.9 Kesesuaian Pencatatan Pencatatan Penghapusan Piutang
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit Kerugian Piutang Rp XXX
Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa jurnal penghapusan piutang tak tertagih pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU. Perbedaannya hanya terdapat pada rekening-rekening yang digunakan. Rekening yang biasa digunakan pada umumnya adalah mendebit rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang pelanggan.
d) Penerimaan pelunasan dari piutang yang telah dihapuskan
Adapun kesesuaian jurnal penerimaan pelunasan dari piutang yang telah dihapuskan, yaitu seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Kesesuaian Jurnal Penerimaan Pelunasan dari Piutang yang Telah Dihapuskan
PT XYZ PABU
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
Piutang Jasa Rp XXX
41
Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa jurnal penerimaan pelunasan dari piutang yang telah dihapuskan pada PT XYZ telah sesuai dengan PABU.
Perbedaannya hanya terdapat pada nama rekening-rekening yang digunakan.
Rekening-rekening yang biasa digunakan untuk mencatat kembali piutang yang telah dihapuskan ke dalam pembukuan pada umumnya adalah mendebit rekening piutang usaha dan mengkredit cadangan kerugian piutang. Sedangkan jurnal yang digunakan untuk penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus pada umumnya adalah mendebit rekening kas dan mengkredit rekening piutang usaha.
42
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebagai bagian dari penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan mengenai perlakuan piutang jasa pada PT XYZ adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan piutang jasa yang dilakukan, DP Gross (DP konsumen) akan mengurangi biaya administrasi dan biaya asuransi yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga pembiayaan pokok atau piutang jasa menjadi lebih kecil dari harga kendaraan.
2. Dalam melakukan pencatatan piutang jasa, PT XYZ mengakui adanya piutang jasa setelah terjadinya penyerahan barang kepada konsumen.
3. Pencatatan penghapusan piutang tak tertagih PT XYZ yaitu dengan menggunakan metode penghapusan langsung.
4. Perlakuan Piutang jasa pada PT XYZ telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
5.2 Saran
Sebagai penutup dari penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis ingin menyampaikan saran yang dapat sebagai masukan untuk PT XYZ, yaitu:
43
1. PT XYZ harus lebih selektif lagi dalam memilih calon konsumen baru yang akan mengajukan pembiayaan.
2. Sebaiknya perusahaan dalam pencatatan kerugian piutang menggunakan metode cadangan agar lebih detail dalam menentukan kerugian piutang.
3. Untuk penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang diharapkan dapat lebih terperinci dalam meyajikan piutang di neraca
44
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Harnanto. (2002). Akuntansi keuangan Menengah, buku satu. Yogyakarta: BPFE.
Jusup. (2001). Dasar-dasar Akuntansi. Edisi Keenam, Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Sugiri & Sumiyana. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi Revisian, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Umar. (2003). Riset Akuntansi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Yendrawati. (2005). Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII,Yogyakarta
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana proses terjadinya piutang jasa di PT XYZ?
2. Bagaimana pengakuan piutang jasa pada PT XYZ?
2. Bagaimana pengakuan piutang jasa pada PT XYZ?